Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Urinary Tract Infections (UTIs): Definitions, Terminology, and Management, Slides of Medicine

This document provides a comprehensive overview of urinary tract infections (UTIs), covering definitions, etiological factors, clinical manifestations, diagnostic approaches, and treatment recommendations. It classifies UTIs based on anatomical location and clinical significance, and discusses risk factors, diagnostic workup, acute management, and prevention of recurrent infections. The treatment section covers appropriate antibiotic use and the role of prophylaxis. This comprehensive understanding of UTIs is essential for healthcare professionals managing these common and potentially serious infections.

Typology: Slides

2023/2024

Uploaded on 07/19/2024

winyarti-winyarti
winyarti-winyarti ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ

1 document

1 / 24

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Infeksi
Saluran Kemih
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14
pf15
pf16
pf17
pf18

Partial preview of the text

Download Urinary Tract Infections (UTIs): Definitions, Terminology, and Management and more Slides Medicine in PDF only on Docsity!

Infeksi

Saluran Kemih

DEFINISI DAN

TERMINOLOGI

Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Bertumbuh dan berkembang biaknya kuman atau mikroba dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna

Bakteriuria

Terdapatnya bakteri di dalam urin Bakteriuria Asimptomatik Terdapatnya bakteri dalam saluran kemih tanpa menimbulkan manifestasi klinis.

ISK Simptomatik

ISK yang disertai gejala dan tanda klinis

ISK Non Spesifik

ISK yang gejala klinisnya tidak jelas

DEFINISI DAN TERMINOLOGI

ISK Kambuh

(Relaps)

Bakteriuria yang timbul kembali setelah pengobatan dengan jenis kuman yang sama dengan kuman saat biakan urin pertama kalinya.

Reinfeksi

Bakteriuria yang timbul setelah selesai pengobatan dengan jenis kuman yang berbeda dari kuman saat biakan pertama.

Infeksi Persisten

ISK yang timbul dalam periode pengobatan maupun setelah selesai terapi

ISK Atipikal

ISK dengan keadaan pasien yang serius, diuresis sedikit, massa abdomen atau kandung kemih, peningkatan kreatinin darah, septikemia, tidak memberikan respon terhadap antibiotik dalam 48 jam

ISK Febris

ISK dengan biakan urin dengan jumlah kuman bermakna yang disertai demam dengan suhu > 38โฐC

ISK Berulang

Dua kali atau lebih episode pielonefritis akut atau ISK atas, atau satu episode pielonefritis akut atau ISK atas disertai satu atau lebih episode sistitis atau ISK bawah, atau tiga atau lebih episode sistitis atau ISK bawah.

Etiologi

โ— Penyebab tersering adalah Escherichia

coli.

โ— Patogen lain yang dapat ditemukan

antara lain Klebsiella , Staphylococcus

saprophyticus , Proteus , dan

Enterococcus fecalis.

โ— Patogen pada saluran kemih yang

terdapat kelainan struktural yang sering

ditemukan antara lain Pseudomonas ,

Staphylococcus aureus , atau

epidermidis.

Klasifikasi

Klasifikasi secara anatomis :

โ— ISK atas : pielonefritis, ureteritis

โ— ISK bawah : sistitis, uretritis

Klasifikasi secara kepentingan klinis :

โ— ISK simpleks

โ— ISK kompleks

Manifestasi Klinis

โ— Gejala bervariasi, tergantung intensitas reaksi peradangan, letak

infeksi dan usia penderita.

โ— ISK pada anak sebagian asimtomatik.

โ— Gejala ISK pada neonatus dan bayi tidak spesifik berupa demam,

muntah, hematuria, hipotermia, tidak mau minum, oligouria, iritabel

dan distensi abdomen.

โ— Pada usia lebih besar sampai usia 4 tahun, bisa muncul demam yang

tinggi hingga kejang, muntah, nyeri pnggang.

โ— Pada anak lebih besar, gejala lebih ringan, gejala klinis lokal saluran

kemih berupa polakisuria, disuria, urgency , frequency dan

mengompol.

Dasar Diagnosis

Pemeriksaan

Penunjang

Laboratorium:

  1. Urinalysis
  2. Darah
  3. Biakan urin (baku emas)

Anamnesis

โ— (^) Gangguan mengontrol kandung kemih, pola berkemih & aliran urin, โ— Demam โ— Nyeri pinggang

Pemeriksaan Fisik

โ— (^) Tanda vital โ— (^) Antropometri โ— (^) Abdomen : massa +/- โ— (^) Kandung kemih โ— (^) Muara uretra โ— Pemeriksaan neurologi ekstremitas bawah โ— Genitalia eksterna : fimosis +/-, hipospadia +/-, epispadia +/- , sinekie +/-

Terapi

1. Eradikasi Infeksi

Akut

2. Deteksi dan

Mencegah Infeksi

Berulang

3. Deteksi dan

Tatalaksana Kelainan

Anatomi & Fungsional

Ginjal & Saluran Kemih

Tujuan: Mengatasi keadaan akut, mencegah urosepsis dan kerusakan parenkim ginjal Anak curiga ISK โ†’ beri antibiotik sambil menunggu biakan urin Terapi selanjutnya tergantung biakan urin

Deteksi dan Tata laksana Kelainan Anatomi dan Fungsional Ginjal dan Saluran Kemih Alternatif Pilihan Pemeriksaan Pencitraan, berdasarkan untung rugi pemeriksaan(Stark,1997)

  1. Anak yang diduga menderita pielonefritis akut dan semua bayi yang menderita ISK perlu pemeriksaan USG dan MSU โ†’ Bila ditemukan RVU โ†’ Pemeriksaan PIV atau sintigrafi DMSA dapat dilakukan. Bila pada pemeriksaan USG dicurigai adanya kelainan anatomik โ†’ PIV
  2. Anak perempuan dengan ISK bawah (sistitis) berulang sampai dua atau tiga kali, atau ISK pertama dengan adanya riwayat RVU dalam keluarga, diperlakukan seperti pilihan no. 1.
  3. Sebagian besar anak perempuan dengan ISK serangan pertama atau ISK bawah saja tidak memerlukan pemeriksaan pencitraan. Kelompok ini cukup dipantau tiap 6-12 bulan dan biakan urin bila ada demam.

Deteksi & Tatalaskana Kelainan Anatomi & Fungsional Ginjal & Saluran Kemih

Deteksi & Mencegah Infeksi Berulang Faktor Risiko ISK Berulang โ— Infeksi parasit โ— Pemakaian bubble bath โ— Pakaian dalam terlalu sempit โ— Pemakaian deodorant bersifat iritatif terhadap mukosa perineum dan vulva โ— Pemakaian toilet paper yang salah โ— Konstipasi โ— Ketidakmampuan pengosongan kandung kemih secara sempurna, โ— RVU โ— Belum sirkumsisi 40 โ€“ 50% kasus ISK simptomatik akan mengalami infeksi berulang/relaps. Deteksi ISK berulang dilakukan dengan biakan urin berkala, misalnya: Deteksi setiap bulan โ†’ lanjut dengan setiap 3 bulan Jika terdapat ISK berulang Berikan antibiotik yang sesuai dengan hasil biakan urin Pencegahan ISK Berulang โ— Perbaikan status gizi, โ— Edukasi tentang pola hidup sehat, โ— Menghilangkan atau mengatasi faktor risiko โ— Asupan cairan yang tinggi dan miksi yang teratur โ— Miksi berganda โ— (^) Koreksi bedah terhadap terhadap kelainan struktural โ— Pemberian antibiotik profilaksis

Pilihan Antibiotik Oral Jenis Antibiotik Dosis per hari Amoksisilin (^) 20-40mg/kgBB ddibagi dalam 3 dosis Sulfonamid โ— .Trimetroprim (TMP)- sulfametoksazol (SMX) 6-12mg TMP dan 30-60mg SMX/kgBB dibagi 2 dosis โ— Sulfisoksazol (^) 120-150mg/kgBB dibagi dalam 4 dosis Sefalosporin โ— Sefiksim (^) 8mg/kgBB dibagi dalam 2 dosis โ— Sefpodiksim (^) 10mg/kgBB dibagi dalam 2 dosis โ— Sefprozil (^) 30mg/kgBB dibagi dalam 2 dosis โ— Sefaleksin (^) 50-100mg/kgBB dalam 4 dosis โ— Lorakarbef (^) 15-30mg/kgBB dalam 2 dosis Pilihan Antibiotik Parenteral Jenis Antibiotik Dosis per hari (mg/KgBB) Seftriakson (^75) Sefotaksim 150 dibagi setiap 6 jam Seftazidim 150 dibagi setiap 6 jam Sefazolin 50 dibagi setiap 8 jam Gentamisin 7.5 dibagi setiap 6 jam Tobramisin (^) 15 dibagi setiap 12 jam Tikarsilin (^) 300 dibagi setiap 6 jam Ampisilin (^) 100 dibagi setiap 6 jam

โ— (^) Bakteriuria asimtomatik tidak memerlukan terapi antibiotik, โ— (^) Pemberian antibiotik dapat meningkatkan rekurensi pada 80% kasus. Bakteriuria Asimptomatik โ— (^) Utamanya ditujukan untuk mengatasi infeksi bakteri Gram negatif. โ— (^) Antibiotik harus segera diberikan secara intravena. โ— (^) Biasanya diberi kombinasi aminoglikosida dan ampisilin โ— (^) Lama pemberian antibiotik pada neonatus dengan ISK adalah 10- 14 har i Pengobatan ISK Neonatus

Pemberian Profilaksis

Tujuan โ†’ mencegah infeksi berulang dan parut ginjal Antibiotik profilaksis dimaksudkan untuk mencapai konsentrasi antibiotik yang tinggi dalam urin tetapi efek minimal terhadap flora normal NICE (2007) โ†’ antibiotik profilaksis tidak rutin pada bayi dan anak dengan ISK pertama kali.