Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

The Ruling on Making Up Obligatory Prayers, Exercises of Chemistry

The islamic ruling on making up (qadha) obligatory prayers that were missed or neglected. It explains that it is permissible to make up obligatory prayers that were missed due to forgetfulness or sleep, based on hadith evidence. However, it is not permissible to intentionally neglect obligatory prayers and then try to make them up later. The document also discusses the proper way to perform qadha prayers, including the intention and wording to be used. Overall, this document provides a comprehensive overview of the islamic guidelines and rulings related to making up missed obligatory prayers.

Typology: Exercises

2020/2021

Uploaded on 05/21/2024

renatawz
renatawz 🇮🇩

1 / 8

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
HUKUM
MENGQADHA
SHOLAT FARDHU
KELOMPOK 4 :
RENATA WAHYU ZAHRAN
ISMATUNISA
EVA SYIFA’ULLOH
pf3
pf4
pf5
pf8

Partial preview of the text

Download The Ruling on Making Up Obligatory Prayers and more Exercises Chemistry in PDF only on Docsity!

HUKUM

MENGQADHA

SHOLAT FARDHU

KELOMPOK 4 :

RENATA WAHYU ZAHRAN

ISMATUNISA

EVA SYIFA’ULLOH

Salat wajib atau fardu adalah sholat yang harus

dikerjakan apapun kondisinya selama

kesadaran orang tersebut masih ada.

Allah berfirman,

“Sesungguhnya shalat merupakan kewajiban bagi orang beriman

yang telah ditetapkan waktunya.” (QS. An-Nisa: 103).

Dalam Islam, kewajiban melaksanakan salat telah ditentukan

waktunya. Karena itulah, setiap umat Muslim diwajibkan salat tepat

waktu, terutama salat lima waktu (Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, Isya).

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

“barangsiapa yang lupa shalat, atau terlewat karena

tertidur, maka kafarahnya adalah ia kerjakan ketika ia

ingat” (HR. Muslim no. 684).

“barangsiapa yang terlewat shalat karena tidur atau

karena lupa, maka ia wajib shalat ketika ingat” (HR. Al

Bazzar 13/21, shahih).

Penyebab Dibolehkannya Seseorang

Mengqadha Sholat Wajib

 Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan menjelaskan: “orang

yang hilang akalnya karena tidur, atau pingsan atau

semisalnya, ia wajib mengqadha shalatnya ketika sadar”

(Al Mulakhash Al Fiqhi, 1/95, Asy Syamilah).

 Jika seorang muslim memiliki udzur, seperti ketiduran

atau kelupaan, sehingga tidak memungkinkan untuk

melakukan shalat pada waktunya, maka wajib baginya

untuk mengqadha shalat ketika sudah sadar, meskipun

di waktu yang terlarang. Ini merupakan pendapat

mayoritas ulama. Simak Al-Mughni (2/515). (Fatawa

Islam, no. 20013)

 Allah Ta’ala telah menjadikan batas awal dan akhir waktu bagi setiap shalat.

Yang menjadikannya sah pada batas waktu tertentu dan tidak sah pada batas

waktu tertentu. Maka tidak ada bedanya antara shalat sebelum waktunya

dengan shalat sesudah habis waktunya. Karena keduanya sama-sama shalat

di luar waktunya. Dan ini bukanlah mengqiyaskan satu sama lain, melainkan

merupakan hal yang sama, yaitu sama-sama melewati batas yang ditentukan

Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman: ‘barangsiapa yang melewati batasan

Allah sungguh ia telah menzalimi dirinya sendiri‘ (QS. Ath Thalaq: 1).

 Selain itu juga, qadha shalat adalah pewajiban dalam syariat. Dan setiap

yang diwajibkan dalam syariat tidak boleh disandarkan kepada selain Allah

melalui perantara lisan Rasulnya” (Al Muhalla, 2/10, Asy Syamilah).

Waktu Sholat Qadha

 Sholat qadha boleh dikerjakan kapan saja pada waktu

selain sholat fardhu.

Niat shalat qadha subuh dan bacaan untuk niat salat lain

sama hanya saja yang membedakan kita mau menqadha

salat apa:

َكْعَتَيْن ِمُسْتَقْبِل َاْلقِبْلَة ِقَضَا ء ًلِلَّه ِتَعَالَىي ْفَرْض َالصُّبْح ِر

ِّ اُصَل

Artinya:“Aku sengaja melakukan shalat fardu subuh 2

rakaat, sambil menghadap qiblat, Qadha, karena Yang

Mahakuasa ta’ala.”