

Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
a theeory for educational purposes
Typology: Study Guides, Projects, Research
1 / 3
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Pembangunan infrastruktur merupakan bagian terpenting dari pembangunan dan pembangunan daerah, terutama di pedesaan. Infrastruktur yang memadai dapat mendorong perkembangan kegiatan sosial dan ekonomi (Jayadinata, 1999: 31), yang selanjutnya akan mendorong kesejahteraan masyarakat. Selain itu, dalam kondisi sosial ekonomi yang baik, masyarakat akan lebih mampu berpartisipasi dalam penyediaan infrastruktur di lingkungannya. Infrastruktur merupakan aset yang berwujud, dan juga sangat penting dalam memberikan pelayanan publik. Kurangnya infrastruktur atau bahkan ketidakmampuan untuk beroperasi akan berdampak besar bagi masyarakat (Kodoatie, 2005: 9), yaitu terganggunya kegiatan sosial ekonomi masyarakat, yang pada akhirnya akan memperlambat pertumbuhan kawasan dan berkontribusi. untuk terciptanya kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana kawasan pesisir pada umumnya, pembangunan di kawasan Pesisir Utara Jawa Tengah masih menghadapi beberapa masalah di antaranya: sebagian besar merupakan daerah terisolir; sarana pelayanan dasar termasuk prasarana fisik masih terbatas; kondisi lingkungan kurang terpelihara sehingga kurang memenuhi persyaratan kesehatan; air bersih dan sanitasi jauh dari mencukupi, keadaan perumahan umumnya masih jauh dari layak huni; dan pendapatan penduduk masih sangat rendah (Dahuri,2004:299). Dalam banyak kasus, pemerintah harus terus mendorong, memobilisasi, dan terkadang bahkan mengesahkan peraturan perundang-undangan untuk mensyaratkan kebijakan yang mewajibkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Rencana, gagasan, atau inovasi pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah tidak selalu mendapat dukungan atau pengaruh dari keterlibatan masyarakat. Hal tersebut tidak terlepas dari kondisi, karakteristik dan latar belakang masyarakat. Oleh karena itu, kebutuhan akan pengembangan format komunikasi yang benar menjadi sangat penting. Jika kondisi, karakteristik dan latar belakang masyarakat memang berbeda, maka perlu mengadopsi model komunikasi pembangunan yang berbeda.
Kemiskinan sendiri merupakan masalah bagi masyarakat pesisir untuk ikut serta dalam pembangunan infrastruktur perdesaan, seperti infrastruktur jalan, drainase, infrastruktur persampahan, infrastruktur sanitasi / MCK, infrastruktur air bersih, dan lain sebagainya. Secara keseluruhan, penyediaan infrastruktur tersebut masih sangat bergantung pada rencana pemerintah. Namun dibalik keterbatasan penyediaan infrastruktur tersebut dan kerapuhan ekonomi masyarakat, muncul fenomena yang sangat unik di kawasan Pantai Utara Jawa Tengah yaitu kesadaran masyarakat yang relatif tinggi dalam membangun infrastruktur keagamaan. Infrastruktur keagamaan yang masif yang dibangun dengan partisipasi penuh dan swadaya masyarakat menunjukkan hal tersebut. Sebagai sebuah model pembangunan yang mendasarkan pada paradigma manajemen sumberdaya lokal, maka penggalian inisiatif, prakarsa dan kreativitas masyarakat lokal, serta proses pembelajaran sosial (social learning) melalui jaringan koalisi dan komunikasi antarpelaku dan organisasi lokal merupakan karakteristik yang sangat penting bagi pembangunan secara partisipatif (Tjokrowinoto, 1999:218). Dengan demikian, komunikasi pembangunan adalah bagian integral dari aktivitas Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, terutama yang berhubungan dengan proses penyediaan barang-barang publik (public goods), di antaranya prasarana perdesaan. Rendahnya perhatian masyarakat terhadap penyediaan prasarana perdesaan non keagamaan di kawasan Pesisir Utara Jawa Tengah menunjukkan belum efektifnya kegiatan komunikasi pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah setempat dalam mendorong partisipasi masyarakat. Dalam proses komunikasi pembangunan, pemerintah atau pihak-pihak yang memiliki ide-ide tentang pembangunan dapat berperan sebagai sumber pesan. Pesan tersebut disebarkan kepada komunikan (penerima pesan) oleh komunikator melalui suatu saluran atau media dengan efek tertentu. Dalam proses komunikasi dapat terjadi umpan balik (feedback) dari komunikan kepada komunikator sebagai reaksi atas pesan-pesan pembangunan yang disampaikan. Banyak program pembangunan masuk desa tidak melibatkan masyarakat tetapi dikelola langsung oleh dinas melalui pihak ketiga, sehingga pola komunikasi yang dijalankan oleh Pemerintah Daerah tidak memberikan akses pembelajaran bagi masyarakat desa untuk menggali inisiatif, kreativitas dan prakarsa lokal dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya.