






Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Dalam pasar modal, terdapat beberapa jenis surat berharga yang diperjualbelikan yaitu Saham, Obligasi (Surat Utang), Reksadana, EFT (Exchange Traded Fund), Derivatif dan SBN (Surat Berharga Negara).
Typology: Assignments
1 / 11
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Bab 2
2.1. Pengertian Surat Berharga
Surat Berharga adalah istilah umum di dalam dunia keuangan yang menunjukkan bukti (dapat berupa selembar kertas) hak investor (yaitu pihak yang memiliki surat berharga tersebut) untuk mendapatkan hak tertentu atas kepemilikan surat berharga. Hak atas kepemilikan tersebut dapat berbentuk macam-macam, misalnya hak untuk mendapatkan bagian tertentu atas kekayaan pihak yang menerbitkan surat berharga tersebut (umumnya surat berharga diterbitkan oleh perusahaan). Dikatakan berharga, karena surat tersebut memiliki nilai ekonomis dan dapat diperjualbelikan pada tingkat harga tertentu sehingga seorang pemegang surat berharga dapat memperoleh keuntungan atas jual beli surat berharga tersebut.
Di pasar modal, istilah khusus untuk menyebut surat berharga adalah Efek. Jadi, untuk menyatakan surat berharga di pasar modal seperti saham atau obligasi, kita dapat menyebut Efek. Oleh sebab itu, kata Efek banyak kita temukan di pasar modal, seperti Bursa Efek, Perusahaan Efek, dan lain-lain. Dalam buku ini, penulis selain menggunakan istilah Efek, juga menggunakan istilah surat berharga secara bergantian.
Ada banyak jenis Efek di pasar modal. Namun, terdapat 3 jenis Efek yang paling populer yaitu saham, obligasi, dan Reksa Dana.
2.2. Mengenal Saham
Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atau penyertaan modal investor di dalam suatu perusahaan. Artinya, jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, itu berarti dia telah menyertakan modal ke dalam perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. Saham merupakan surat berharga yang dikeluarkan sebuah perusahaan dalam rangka menambah modal perusahaan tersebut. Jika sebuah perusahaan menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat luas atau kepada publik maka perusahaan tersebut dikatakan go public (baca: go pablik) atau telah menjadi perusahaan publik, dalam arti kepemilikan atas perusahaan tersebut tidak hanya dimiliki sekelompok orang (atau orang- orang yang mendirikan perusahaan tersebut), namun kepemilikannya telah menyebar ke banyak pihak.
Saham merupakan bentuk penyetoran modal kedalam suatu perusahaan. Artinya jika 5 orang sepakat untuk mendirikan sebuah perusahaan, maka bentuk setoran modal yang disetorkan masing-masing pihak adalah berupa sejumlah saham yang disetorkan ke perusahaan baru tersebut. Misalnya, perusahaan tersebut disepakati untuk didirikan dengan modal sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dimana nilai nominal setiap saham sebesar Rp 500,- (lima ratus rupiah). Apa artinya? Artinya perusahaan terdiri atas modal saham sebanyak 200.000 lembar saham. (100.000.000 dibagi 500 = 200.000).
Dengan perbedaan jumlah dana yang dimiliki masing-masing pihak, misalnya masing- masing pihak menyetor modal sebagai berikut:
Pemegang Saham
Jumlah saham disetor (lembar saham)
Nilai Nominal Saham (Rp)
Nilai Penyertaan (Rp)
Prosentase Kepemilikan Saham Johan 80.000 500 40.000.000 40% Joko 60.000 500 30.000.000 30% Jono 40.000 500 20.000.000 20% Jenny 10.000 500 5.000.000 5% Jarot 10.000 500 5.000.000 5% Total 200.000 100.000.000 100%
Dari tabel di atas terlihat bahwa Johan merupakan penyetor modal terbesar dimana ia menyetor sebanyak 80.000 lembar saham (nominal Rp 500) senilai Rp 40 juta. Joko menyetor uang sebesar 30 juta atau setara dengan kepemilikan saham sebanyak 60 ribu lembar saham. Jenny dan Jarot menyetor modal dengan jumlah yang sama yaitu sebanyak 10 ribu lembar saham atau setara dengan 5% kepemilikan saham di perusahaan tersebut. Komposisi yang menggambarkan porsi kepemilikan saham dalam suatu perusahaan dikenal dengan istilah struktur permodalan perusahaan. Dari contoh di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa nilai nominal saham merupakan batas minimal penyetoran modal ke dalam sebuah perusahan. Dari contoh diatas, kita melihat bahwa batas minimal penyetoran ke perusahaan tersebut adalah sebesar Rp 500 atau setara dengan satu lembar saham.
Dalam perjalanan selanjutnya atau misalnya beberapa tahun kemudian perusahaan tersebut tumbuh menjadi besar, sehingga membutuhkan tambahan modal baru. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan tersebut adalah dengan melakukan penawaran umum yaitu dengan cara menjual saham baru kepada masyarakat. Kegiatan tersebut umumnya dikenal dengan sebutan go public. Misalnya perusahaan tersebut mengeluarkan saham baru sebanyak 50 juta lembar saham. Saham baru tersebut dijual dengan harga Rp 800,- per lembar saham. Penjualan saham pertama kali kepada publik disebut dengan istilah Pasar Perdana. Dengan go public tersebut maka yang semula pemegang saham PT Maju Terus hanya 5 pemegang saham, maka pemegang saham PT Maju Terus setelah go public bertambah. Tambahan pemodal baru tersebut dapat berjumlah ribuan orang, dimana porsi pembelian masing-masing pihak tergantung berapa banyak saham yang dibelinya di Pasar Perdana.
2.2.1. Karakteristik Saham Seperti diuraikan di atas, bahwa saham merupakan wujud penyertaan modal ke dalam sebuah perusahaan. Adapun karakteristik saham sebagai bentuk penyertaan modal ke dalam perusahaan adalah antara lain:
1. Hak atas keuntungan perusahaan Pemegang saham memiliki hak atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan tersebut. Pembagian keuntungan tersebut dikenal dengan istilah dividen atau pembagian dividen. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. Dengan demikian, jika perusahaan mengalami kerugian maka dividen tidak akan dibagikan kepada para pemegang saham. Pembagian dividen harus mendapat persetujuan para pemegang saham dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham atau biasa disingkat RUPS. Sebagai contoh PT ABC memutuskan untuk membagi dividen sebesar Rp 200 untuk pemegang saham. Joni memiliki 10.000 lembar saham, sehingga Joni mendapat dividen sebesar Rp 2 juta. Umumnya, semakin
Disamping 2 risiko utama diatas, pemegang saham juga masih dihadapkan dengan kemungkinan risiko lainnya yaitu:
2.2.3. Jenis-jenis Saham Saham dapat diklasifikasikan menjadi:
Antara saham biasa dan saham preferen terdapat beberapa perbedaan, antara lain:
Yang perlu diingat adalah bahwa jika pelaku dipasar modal berbincang-bincang tentang saham, tentu yang dimaksud adalah saham biasa. Dengan demikian, pembahasan dalam buku ini mengacu kepada saham biasa yang selanjutnya akan disebut saham.
2.3. Mengenal Obligasi
Obligasi adalah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara berkala, dan kewajiban melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
2.3.1. Karakteristik Obligasi
Obligasi sering pula disebut sebagai surat utang yang berarti perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut berutang kepada masyarakat untuk tujuan tertentu misalnya menambah modal perusahaan, membangun pabrik baru dan sebagainya.
Sebagai surat utang, obligasi memiliki beberapa karakteristik, yaitu sebagai berikut:
pokok obligasi (dijual at par ), (3) obligasi dijual lebih rendah dari nilai pokok obligasi (dijual dengan discount ). Sebagai contoh PT ABC menawarkan obligasi yang dijual dengan diskon 2,5% yang berarti obligasi tersebut dijual sebesar 97,5% dari nilai pokok obligasi. Dari sisi perusahaan, perusahaan tersebut hanya memperoleh 97,5% dari pokok obligasi yang diterbitkan, misalnya jika perusahaan tersebut menerbitkan obligasi sebesar Rp 100 milyar maka jumlah uang yang diperleh perusahaan hanya sebesar Rp 97,5 milyar. Dari sisi investor, karena obligasi tersebut dijual dengan diskon maka investor membayar lebih murah. Misalnya investor A membeli sebanyak 4 obligasi, maka dia cukup membayar ( 4 x 50 juta x 97,5%) yaitu sebesar Rp 195 juta. 1 bulan kemudian nilai pasar obligasi tersebut meningkat, dan investor tersebut menjual obligasi tersebut dengan harga premium yaitu 12% diatas nilai pokok obligasi. Jadi obligasi tersebut dijual menjadi ( 4 x 50 juta x 112%) Rp 224 juta. Dengan demikian dalam waktu satu bulan investor obligasi tersebut mendapat keuntungan sebesar Rp 29 juta (224 juta – 195 juta). Tentu saja karena obligasi tersebut sudah berpindah tangan, maka hak atas kupon obligasi tersebut telah beralih kepada pemegang obligasi yang baru.
Meskipun termasuk surat berharga dengan tingkat risiko yang relatif rendah, namun obligasi tetap mengandung beberapa risiko, antara lain:
2.3.3. Jenis-jenis Obligasi
Obligasi dapat dikategorikan menjadi:
Sebagai catatan, umumnya obligasi yang dibicarakan dan diperdagangakan adalah obligasi yang diterbitkan perusahaan. Oleh sebab itu, pembahasan dalam buku ini mengacu kepada obligasi perusahaan yang selanjutnya akan disebut obligasi.
2.4. Mengenal Reksa Dana
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat investor, khususnya investor kecil dan investor yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.
Dilihat dari asal kata-nya, Reksa Dana berasal dari kosa kata ‘reksa’ yang berarti ‘jaga’ atau ‘pelihara’ dan kata ‘dana’ yang berarti (kumpulan) uang, sehingga reksa dana dapat diartikan sebagai ‘kumpulan uang yang dipelihara (bersama untuk suatu kepentingan)’.
Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat investor untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari masyarakat investor. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.
Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa Dana merupakan dana bersama para investor, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
Jika seseorang melakukan pembelian saham, maka ia dapat menentukan pilihan atas saham mana saja yang akan dibeli, demikian pula ketika akan menjual ia dapat menentukan menjual yang mana saja sepanjang ia mau. Investasi seperti demikian dapat dikategorikan sebagai bentuk investasi langsung.
Reksa Dana dikatakan sebagai bentuk investasi tidak langsung, karena investor tidak dapat menentukan saham mana saja yang dipilih untuk dibeli atau sebaliknya untuk dijual. Dalam Reksa Dana, para investor menyerahkan hak tersebut kepada Manajer Investasi sebagai pihak yang mengelola Reksa Dana tersebut.
2.4.1. Manfaat Reksa Dana
Manfaat yang diperoleh investor jika melakukan investasi dalam Reksa Dana, antara lain: Pertama , investor walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai contoh, seorang investor dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Dengan Reksa Dana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi. Kedua , Reksa Dana mempermudah investor untuk melakukan investasi di pasar modal. Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua investor memiliki pengetahuan tersebut. Ketiga , Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka investor tidak perlu repot-
2.4.4. Pengelola Reksa Dana
Pengelolaan Reksa Dana dilakukan oleh perusahaan yang telah mendapatkan izin dari Bapepam sebagai Manajer Investasi. Perusahaan pengelola Reksa Dana dapat berupa (1) Perusahaan Efek, dimana umumnya membentuk divisi atau PT tersendiri yang khusus menangani Reksa Dana, misalnya Danareksa Investment Management atau Trimegah Investment Management (2) Perusahaan yang secara khusus bergerak sebagai perusahaan investasi atau investment management company.
Selain perusahaan investment management yang bergerak sebagai pengelola dana, maka pihak lain yang terlibat dalam pengelolaan suatu Reksa Dana adalah Bank Kustodian. Bank Kustodian mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam hal menyimpan, menjaga, dan mengadministrasikan kekayaan, baik dalam pencatatan serta pembayaran/penjualan kembali suatu Reksa Dana berdasarkan kontrak yang dibuat dengan Manajer Investasi. Dalam UU PM disebutkan bahwa kekayaan Reksa Dana wajib disimpan pada Bank Kustodian sehingga pihak Manajer Investasi tidak memegang langsung kekayaan tersebut. Hal lain yang juga penting diketahui, bahwa Bank Kustodian dilarang terafiliasi dengan Manajer Investasi dengan tujuan untuk menghindari adanya benturan kepentingan dalam pengelolaan kekayaan Reksa Dana.
2.4.5. Pengertian NAB dan Cara Perhitungan Nilai aktiva bersih (NAB) atau net asset value (NAV) merupakan alat ukur kinerja Reksa Dana. Nilai aktiva bersih berasal dari nilai portofolio reksadana yang bersangkutan. Seperti kita ketahui bahwa aktiva atau kekayaan Reksa Dana dapat berupa kas, deposito, SBPU, SBI, surat berharga komersial, saham, obligasi, right dan Efek lainnya. Sementara pada kewajiban Reksa Dana dapat berupa fee manajer investasi yang belum dibayar, fee bank kustodian yang belum dibayar, pajak-pajak yang belum dibayar, fee broker yang belum dibayar serta pembelian Efek yang belum dilunasi. Nilai aktiva bersih (NAB) merupakan jumlah aktiva setelah dikurangi kewajiban- kewajiban yang ada. Sedangkan NAB per Unit Penyertaan merupakan jumlah NAB dibagi dengan jumlah nilai Unit Penyertaan yang beredar ( outstanding ).
Dari penjelasan diatas, dapat dimengerti jika nilai NAB akan mengalami kenaikan atau penurunan, karena nilai NAB tersebut sangat tergantung akan kinerja aset yang merupakan portfolio Reksa Dana tersebut. Kalau harga pasar aset-aset suatu Reksa Dana mengalami kenaikan maka NAB-nya tentu akan mengalami kenaikan, demikian juga sebaliknya.
Setiap sore, manajer investasi akan menilai harga pasar wajar seluruh aset reksadana. Dalam nilai pasar wajar tersebut termasuk semua keuntungan atau kerugian, baik yang telah direalisasikan maupun yang belum. (Kalau harga saham dalam portofolio naik, nilai portofolio akan naik pula, walaupun sahamnya sendiri tidak dijual).
NAB per saham/unit dihitung setiap hari oleh Bank Kustodian setelah mendapat data dari Manajer Investasi dan nilai tersebutlah yang kemudian setiap hari dapat dilihat keesokan harianya di media massa.
2.5. Perbandingan Saham, Obligasi, dan Reksa Dana
Dari berbagai penjelasan dan paparan seputar 3 jenis surat berharga diatas, maka dapat disimpulkan melalui tabel berikut:
Karakteristik/Instrumen Saham Obligasi Reksa Dana
Sifat Penyertaan Modal Utang (^) Pengelolaan Modal Bersama
Penerbit Perusahaan Perusahaan, Pemerintah Perusahaan Efek
Keuntungan Dividen, Capital Gain Kupon, Capital Gain Modal kecil, dikelola manajer investasi
Risiko Tidak Mendapat Dividen, Capital Loss, Likuidasi
Gagal bayar atas kupon atau pokok, capital loss
Penurunan NAB, risiko likuiditas
Jenis Saham Biasa, Saham Preferen
Obligasi Korporasi, Obligasi Pemerintah
Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham, Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Campuran
Mekanisme Perdagangan di Pasar Sekunder
Diperdagangkan di Bursa Efek
Diperdagangkan di Luar Bursa (over the counter)
Pemegang Reksa dana menjual kembali ke Penerbit Reksa Dana (redemption)