Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

social emotional learning, Summaries of Learning processes

reflection on social emotional learning

Typology: Summaries

2022/2023

Available from 01/27/2024

alifiah-zahroh
alifiah-zahroh 🇮🇩

1 document

1 / 5

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
lOMoARcPSD|19989034
Nama : Ulmiyatul Alifiah Zahroh
NIM : 23021105684
Jurnal Refleksi MK. Pembelajaran Sosial Emosional
Nama
Matakuliah
Jurnal Refleksi MK. Pembelajaran Sosial Emosional
Review
pengalaman
belajar.
Dalam matakuliah Pembelajaran Sosial Emosional ini saya belajar mengenai
beberapa hal terkait pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran diantara
lain;
Topik 1 : Kompetensi Sosial Emosional berdasar Kerangka Collaborative
for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL).
Pada topik ini saya mempelajari tentang kompetensi sosial berdasarkan
kerangka CASEL. Pembelajaran sosial emosional merupakan Pembelajaran
berbasis keterampilan dalam mendidik yang dibutuhkan anak untuk dapat
bertahan dalam masalah dan memiliki kemampuan memecahkan masalah,
Guru mendidik hati dan jiwa si anak untuk menjadi lebih baik dan nyaman
dalam menerima pembelajaran serta merasa terlindungi oleh guru dalam
lingkungan pembelajaran maupun lingkungan sekolah. Dalam CASEL ini
terdapat komponen-komponen yang harus guru pahami diantara lain adalah
Self-awareness (kesadaran diri)
Kemampuan untuk memahami emosi, pemikiran, dan nilai-nilai
yang mempengaruhi perilaku dalam berbagai situasi.
Self-management (manajemen diri)
Kemampuan untuk mengatur emosi, pemikiran dan perilaku secara
efektif pada situasi yang berbeda.
Responsible decision making (pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab)
Membuat pilihan yang tepat dan konstruktif pada situasi tertentu.
Social awareness (kesadaran sosial)
Kemampuan memahami perspektif yang berbeda termasuk
berempati terhadap kondisi individu dengan latar belakang yang
berbeda.
Relationship skill (keterampilan sosial)
Kemampuan menjalin dan mempertahankan hubungan/relasi yang
sehat dan efektif dengan individu dari latar belakang yang berbeda.
Tujuan dari pembelajaran sosial emosional adalah supaya dapat mengenali
dan mengelola emosi, menyelesaikan masalah, mengembangkan relasi
sosial yang baik, dapat berempati, membuat keputusan yang tepat dan
dapat bertanggung jawab. Pada topik ini saya juga mempelajari
bagaimana menyusun sebuah modul ajar atau RPP berdasarkan dengan
CASEL.
Adapula Teknik yang telah saya pelajari untuk dapat mengatur sosial
pf3
pf4
pf5

Partial preview of the text

Download social emotional learning and more Summaries Learning processes in PDF only on Docsity!

Nama : Ulmiyatul Alifiah Zahroh

NIM : 23021105684

Jurnal Refleksi MK. Pembelajaran Sosial Emosional

Nama Matakuliah

Jurnal Refleksi MK. Pembelajaran Sosial Emosional

Review pengalaman belajar.

Dalam matakuliah Pembelajaran Sosial Emosional ini saya belajar mengenai beberapa hal terkait pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran diantara lain; Topik 1 : Kompetensi Sosial Emosional berdasar Kerangka Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL). Pada topik ini saya mempelajari tentang kompetensi sosial berdasarkan kerangka CASEL. Pembelajaran sosial emosional merupakan Pembelajaran berbasis keterampilan dalam mendidik yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah dan memiliki kemampuan memecahkan masalah, Guru mendidik hati dan jiwa si anak untuk menjadi lebih baik dan nyaman dalam menerima pembelajaran serta merasa terlindungi oleh guru dalam lingkungan pembelajaran maupun lingkungan sekolah. Dalam CASEL ini terdapat komponen-komponen yang harus guru pahami diantara lain adalah

  • Self-awareness (kesadaran diri) Kemampuan untuk memahami emosi, pemikiran, dan nilai-nilai yang mempengaruhi perilaku dalam berbagai situasi.
  • Self-management (manajemen diri) Kemampuan untuk mengatur emosi, pemikiran dan perilaku secara efektif pada situasi yang berbeda.
  • Responsible decision making (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab) Membuat pilihan yang tepat dan konstruktif pada situasi tertentu.
  • Social awareness (kesadaran sosial) Kemampuan memahami perspektif yang berbeda termasuk berempati terhadap kondisi individu dengan latar belakang yang berbeda.
  • Relationship skill (keterampilan sosial) Kemampuan menjalin dan mempertahankan hubungan/relasi yang sehat dan efektif dengan individu dari latar belakang yang berbeda. Tujuan dari pembelajaran sosial emosional adalah supaya dapat mengenali dan mengelola emosi, menyelesaikan masalah, mengembangkan relasi sosial yang baik, dapat berempati, membuat keputusan yang tepat dan dapat bertanggung jawab. Pada topik ini saya juga mempelajari bagaimana menyusun sebuah modul ajar atau RPP berdasarkan dengan CASEL. Adapula Teknik yang telah saya pelajari untuk dapat mengatur sosial

emosial saat proses belajar mengajar adalah dengan STOP. STOP sendiri merupakan singkatan dari;

  • S = Stop (Berhenti sejenak)
  • T = Take a breath (Ambil nafas sejenak)
  • O = Observasi
  • P = Proceed (Lanjutan).

Topik 2 : Peran Guru sebagai Teladan Pembelajaran Keterampilan Sosial Emosional (CASEL) Dalam mempelajari topik 2 ini, saya menyadari bahwa peran guru dalam pembelajaran sosial emosional sangatlah penting untuk peserta didik. Novick, Kress, & Elias (2002), menjelaskan bahwa ada tiga hal yang harus guru lakukan sebagai pendidik dan agen perubahan:

  1. Kepedulian (caring relationship) sebagai dasar pembelajaran Selama pembelajaran, hubungan antara peserta didik dengan guru, mentor, instruktur adalah hal yang penting. Hubungan ini akan membuat peserta didik bisa mengeksplorasi, berani bertanya, mengemukakan pendapat bahkan mengekpresikan diri.
  2. Emosi mempengaruhi suasana belajar dan bagaimana pembelajaran dapat diterima peserta didik. Peserta didik yang belajar dengan situasi yang menyenangkan, merasakan lingkungan kelas yang menyenangkan dan kondusif akan cenderung bisa menikmati kelasnya,
  3. Tujuan yang mau dicapai dan pemecahan masalah mengarahkan individu (guru atau peserta didik) dan juga memberikan motivasi/energi untuk melakukan pembelajaran. Adanya tujuan dan pemecahan masalah yang terjadi di kelas dan lingkungan sekolah akan membantu guru dan peserta didik untuk mengarahkan dirinya mencapai tujuan dengan tepat. Misalnya guru mengetahui tujuan pembelajaran dan mengetahui fungsi aktivitas yang dilakukan, maka guru dapat menikmati proses mengajar. Begitu juga peserta didik yang mengetahui tujuan pembelajaran dan aktivitas yang ada akan lebih termotivasi karena mengetahui tujuan aktivitas tersebut.

Pada topik ini saya juga mempelajari tantangan atau hambatan dalam menerapkan sosial emosional diantara lain;

  • Kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya keterampilan sosial dan emosional ketika di sekolah, Hal ini dikarenakan masih belum disebarluaskannya pembelajaran sosial emosional. Sehingga langkah nyata yang dapat sekolah lakukan adalah menyediakan pelatihan khusus bagi pendidik dan peserta didik tentang PSE.
  • Kurikulum yang padat dan keterbatasan waktu menyebabkan pendidik lebih fokus terhadap ketuntasan penyampaian materi pembelajaran.. sehingga sedikit pendidik yang menerapkan pembelajaran sosial emosional di kelas.

Refleksi pengalaman belajar yang dipilih

Berdasarkan pengalaman saya dalam mengikuti MK Pembelajaran sosial emosional terdapat topik yang menurut saya menarik yaitu topik 3 mengenai Experiental learning. Pada topik ini saya mempelajari bagaimana seorang guru dapat menjadi fasilitator peserta didik untuk dapat mengembangkan ide-ide kreatifnya berdasarkan pengalaman yang telah mereka ketahui baik pengalaman yang sesudah dilakukan atau sebelum dilakukan. Pada topik ini juga menyangkut dengan pengalaman belajar saya selama mengikuti proses PPL 1 di sekolah mitra. Pada proses PPL 1, saya melaksanakan proses siklus Plan, do, and see dimana itu merupakan Experiential learning cycles. Dimana pada tahap concrete experience, saya sudah memiliki kemampuan untuk melibatkan diri secara penuh saat menjadi guru model disekolah mitra PPL tersebut. Kedua yakni pada tahap reflection observation, saya telah mampu dan telah melaksanakan proses observasi disekolah secara menyeluruh dan merefleksikan apa yang telah saya lalui dari berbagai segi. Selanjutnya adalah tahap abstract conceptualization, dimana saya telah menciptakan sejumlah konsep yang mengintegrasi hasil observasi menjadi sebuah teori atau pemahaman. Keempat active experimentation, pada tahap ini saya telah Membuat keputusan atau action (do) dari hasil yang telah saya dapatkan dari tahap-tahap sebelumnya seperti saya telah melaksanakan proses siklus do yaitu saya menjadi guru model untuk mengajar dikelas. Mempelajari mengenai konsep experiential learning adalah salah satu topik yang penting untuk dipelajari sebagai seorang guru.

(tuliskan refleksi terhadap pengalaman belajar terpilih: 1) Mengapa topik- topik tersebut penting dipelajari? 2) Bagaimana saya mempelajari topik- topik yang ada pada mata kuliah tersebut? 3)Apakah strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut penting bagi saya? Mengapa?) Analisis artefak pembelajara n

Berikut saya lampirkan link tautan visual artefak pembelajaran yang mendukung hasil refleksi pengalaman belajar yang telah saya buat mengenai matakuliah Pembelajaran sosial emosional.

https://drive.google.com/file/d/1z2Ee1VIx_EjY3KqiRl6VEw1YyQ6z9kSd/vi ew?usp=sharing

Pada artefak tersebut menjelaskan tentang koneksi antar materi di topik 2.

Pembelajara n bermakna ( good practices )

Pembelajaran bermakna yang saya dapatkan setelah mempelajari pembelajaran sosial emosional adalah bahwa guru dan peserta didik memahami pentingnya pembelajaran sosial emosional dalam pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan akademik. Mereka juga memahami bagaimana pembelajaran sosial emosional dapat membantu mereka mengembangkan empati, hubungan interpersonal yang positif, dan keterampilan pengambilan keputusan yang baik. Guru dan peserta didik juga memahami bahwa PSE tidak hanya berfokus pada mengatasi perilaku negatif, tetapi juga membantu mereka untuk memperkuat kualitas hubungan interpersonal, membangun rasa percaya diri dan kemandirian, serta meningkatkan keterampilan komunikasi yang efektif. Pembelajaran bermakna lainnya adalah bahwa pembelajaran sosial emosional harus dimulai dari tahap awal pendidikan yaitu dikeluarga dan terus ditingkatkan pada setiap tingkat pendidikan, agar peserta didik dapat mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan untuk berhasil dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka. Selain itu, pembelajaran sosial emosional juga membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk guru, orang tua, dan masyarakat, untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung dan positif bagi semua peserta didik. (tuliskan garis besar makna yang diperoleh dari aktivitas refleksi diri terhadap pengalaman belajar mata kuliah ini: Bagaimana saya akan menggunakan apa yang sudah dipelajari untuk memperbaiki diri saya sebagai individu dan sebagai guru, serta membawa perubahan terhadap siswa?