Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

resume TEORI Akuntansi uas.docx.pdf, Study notes of Accounting

resume TEORI Akuntansi uas.docx.pdf

Typology: Study notes

2016/2017
On special offer
30 Points
Discount

Limited-time offer


Uploaded on 12/07/2017

pkn-stan-skk-migas
pkn-stan-skk-migas 🇮🇩

5

(2)

1 document

1 / 19

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Teori Akuntansi Positif dan CMR
a. Philosophy of positive accounting theory
1st stage. Teori positif berusaha untuk memahami fenomena akuntansi dengan mengamati
peristiwa empiris dan mengetahui mengapa peristiwa terjadi dan menggunakan hasil pengujian
empiris untuk membuat prediksi tentang yang lebih luas dalam memprediksi masa depan. Kejadian
ini berbeda dari teori deskriptif, yang berfokus hanya pada peristiwa mendeskripsikan, dan dari
teori normatif , yang mengatur apa yang harus terjadi. Milton Friedman menyatakan:
Tujuan utama ilmu positif adalah mengembangkan teori atau hipotesis yang menghasilkan prediksi
yang valid dan bermakna tentang fenomena yang belum pernah diamati.
Watts & Zimmerman menyatakan:
Tujuan teori filosofis akuntansi positif adalah untuk menjelaskan (provide reasons obsereved)
dan memprediksi (unobserved not only the future) praktik akuntansi saat ini. Misalnya, teori
akuntansi positif berusaha untuk menjelaskan mengapa perusahaan terus menggunakan akuntansi
biaya historis dan mengapa perusahaan tertentu beralih dari satu kebijakan akuntansi ke kebijakan
akuntasi lain. Hal ini salahsatunya berguna ketika menyusun standa r berusaha mengamati sblm
standar diterapkan kira2 apa efeknya—soalnya kdg2 sampe lobby2 segala.
Positif Theory punya beberapa asumsi:
Semua pihak rasional, evaluative utility maximizer
Manajer bebas menentukan kebijakan akuntansi yang langsung dan tdk langsung
menguntungkan dirinya (self interest)
Manajer beraksi maksimal meningkatkan value perusahaan
b. Strength of positive theory over normative theory
Basic-nya ketidakpuasan terhadap teori akuntansi normatif yang gagal menjelaskan banyak hal
dalam akuntansi seperti kenapa soal HC yang jadi GAAP tanpa disertai dengan bukti-bukti ataupun
rasionalisasi. Teori Akuntansi positif menjanjikan suatu metode ya ng lebih ilmiah melalui
pengujian secara empiris.
Theory should generate hipotesis capabale of falsification through empirical testing.
Theory aim to explain and predict (how the worlds work rather than should begini begitu)
Asses existing principles
Mencoba Modeling hubungan firms, manajemen, lender dll melalui suatu analisa dalam
framework ekonomi.
c. Scope of positive accounting theory
Tahap pertama dalam teori akuntansi positif yaitu melibatkan penelitian dalam akuntansi dan
perilaku pasar modal. Penelitian menunjukkan bahwa lapo ran keuangan yang disusun sesuai
dengan metode HC memberikan informasi yang digunakan oleh pa sar modal dalam penilaian
saham tetapi pada saat yang sama akuntansi tidak memonopoli informasi yang digunakan untuk
perusahaan. Efek pengumuman pada harga saham—did not explain Cuma liat korelasi.
(EMH&CAPM drawn from this era)
Tahap kedua mencoba Explain and Predict praktek dalam perusahaan—pertama apakah karena
perspektif oportunis seringkali dinamakan pasca kejadian (ex post), karena berasumsi bahwa
manajer memilih kebijakan akuntansi setelah kejadian untuk memaksimalkan kepentingan pribadi
mereka. Perspektif lainnya yaitu perusahaan memilih praktek akuntansi untuk alasan efisiensi,
kebijakan akuntansi ditempatkan sebelum kejadian/transaksi (e x ante) untuk mengurangi biaya
kontrak antara pemilik dan pemegang saham.
d. Capital market research and the efficient market hypothesis
Terdapat dua jenis penelitian pasar modal yang penting di dalam teori akuntansi positif, yaitu:
Penelitian yang berusaha menentukan pengaruh dikeluarkannya informasi akuntansi terhadap
imbal hasil saham, dan
Penelitian yang mempertimbangkan dampak dari perubahan kebijakan akuntansi terhadap
harga saham.
EMH-Hipotesis pasar modal efisien mengacu pada teori harga mikroekonomi, ya ng karateristiknya
adalah menekankan pada penawaran dan permintaan analisis keseimbangan dan pasar
kompetititf. Pasar modal efisien adalah pasar yang dengan cepat menyesuaikan dengan informasi
baru, ef isien market artinya harga merefleksikan secara penuh informasi yang tersedia. Fama dk
mengasumsikan pasar modal efisien:
Tidak ada biaya transaksi informasi. Semua informasi yang tersed ia bebas biaya untuk semua
pelaku pasar
Informasi dapat diperoleh oleh seluruh pelaku pasar tanpa batasan.
Terdapat kesepakatan mengenai dampak informasi terkini pada harga saat ini dan distribusi
pada harga di masa yang akan datang.
Implikasi dari asumsi-asumsi tersebut adalah bahwa dalam pasar modal yang efisien, informasi
sepenuhnya menempel da lam harga saham ketika dilepaskan, shg mustahil untuk mendapatkan
keuntungan ekonomi dari bertransaksi informasi.
Untuk mengakomodir berbagai jenis/bentuk informasi, dan memungkinkan dilakukannya
pengujian empiris, Eugene F. Fama membagi informasi ke dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Bentuk Lemah. Bentuk ini menyiratkan bahwa harga saham pada waktu tertentu sepenuhnya
mencerminkan informasi yang terkandung dalam harga masa lalu , yaitu ada strat egi
perdagangan tidak didasarkan pa da siklus harga (dow teori), pola harga ( kepala dan bahu) atau
peraturan lain seperti aneh-banyak perilaku, moving averages dan kekuatan relatif yang akan
memberikan keuntungan berlebih
2. Bentuk Semi Kuat. Bentuk ini menegaskan bahwa harga saham sepenuhnya mencerminkan
semua informasi yang tersedia bagi publik, tidak hanya harga masa lalu. Ini berarti bahwa tidak
tersedia keuntungan lebih yang bisa didapat dari menganalisa informasi publik terkait ekonomi,
politik, data hukum, dan data keuangan.
3. Kuat. Bentuk ini menunjukkan bahwa harga saham sepenuhnya mencerminkan semua informasi,
termasuk informasi yang tida k tersed ia untuk umum, misalnya bentuk informasi personal dari
manajemen.
Dari ketiga bentuk hipotesa tersebut, bentuk semi kuat adalah yang paling langsung berkaitan
dengan profesi akuntansi, karena ketika dirilis, informasi akuntansi merupakan bagian dari
keseluruhan informasi yang tersedia untuk umum.
CMR pake metode statistik untuk menguji hipotesis. Seringya menggunakan market model ya ng
merupakan turunan CAPM to testing abnormal returns saat pengumuman laba.
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
Discount

On special offer

Partial preview of the text

Download resume TEORI Akuntansi uas.docx.pdf and more Study notes Accounting in PDF only on Docsity!

Teori Akuntansi Positif dan CMR

a. Philosophy of positive accounting theory 1 st^ stage. Teori positif berusaha untuk memahami fenomena akuntansi dengan mengamati peristiwa empiris dan mengetahui mengapa peristiwa terjadi dan menggunakan hasil pengujian empiris untuk membuat prediksi tentang yang lebih luas dalam memprediksi masa depan. Kejadian ini berbeda dari teori deskriptif , yang berfokus hanya pada peristiwa mendeskripsikan, dan dari teori normatif , yang mengatur apa yang harus terjadi. Milton Friedman menyatakan: Tujuan utama ilmu positif adalah mengembangkan teori atau hipotesis yang menghasilkan prediksi yang valid dan bermakna tentang fenomena yang belum pernah diamati. Watts & Zimmerman menyatakan: Tujuan teori filosofis akuntansi positif adalah untuk menjelaskan (provide reasons obsereved) dan memprediksi (unobserved not only the future) praktik akuntansi saat ini. Misalnya, teori akuntansi positif berusaha untuk menjelaskan mengapa perusahaan terus menggunakan akuntansi biaya historis dan mengapa perusahaan tertentu beralih dari satu kebijakan akuntansi ke kebijakan akuntasi lain. Hal ini salahsatunya berguna ketika menyusun standar berusaha mengamati sblm standar diterapkan kira2 apa efeknya—soalnya kdg2 sampe lobby2 segala. Positif Theory punya beberapa asumsi:  Semua pihak rasional, evaluative utility maximizer  Manajer bebas menentukan kebijakan akuntansi yang langsung dan tdk langsung menguntungkan dirinya (self interest)  Manajer beraksi maksimal meningkatkan value perusahaan

b. Strength of positive theory over normative theory Basic-nya ketidakpuasan terhadap teori akuntansi normatif yang gagal menjelaskan banyak hal dalam akuntansi seperti kenapa soal HC yang jadi GAAP tanpa disertai dengan bukti-bukti ataupun rasionalisasi. Teori Akuntansi positif menjanjikan suatu metode yang lebih ilmiah melalui pengujian secara empiris.  Theory should generate hipotesis capabale of falsification through empirical testing.  Theory aim to explain and predict (how the worlds work rather than should begini begitu)  Asses existing principles  Mencoba Modeling hubungan firms, manajemen, lender dll melalui suatu analisa dalam framework ekonomi. c. Scope of positive accounting theory Tahap pertama dalam teori akuntansi positif yaitu melibatkan penelitian dalam akuntansi dan perilaku pasar modal. Penelitian menunjukkan bahwa laporan keuangan yang disusun sesuai dengan metode HC memberikan informasi yang digunakan oleh pasar modal dalam penilaian saham tetapi pada saat yang sama akuntansi tidak memonopoli informasi yang digunakan untuk perusahaan. Efek pengumuman pada harga saham—did not explain Cuma liat korelasi. (EMH&CAPM drawn from this era) Tahap kedua mencoba Explain and Predict praktek dalam perusahaan—pertama apakah karena perspektif oportunis seringkali dinamakan pasca kejadian (ex post), karena berasumsi bahwa

manajer memilih kebijakan akuntansi setelah kejadian untuk memaksimalkan kepentingan pribadi mereka. Perspektif lainnya yaitu perusahaan memilih praktek akuntansi untuk alasan efisiensi , kebijakan akuntansi ditempatkan sebelum kejadian/transaksi (ex ante) untuk mengurangi biaya kontrak antara pemilik dan pemegang saham.

d. Capital market research and the efficient market hypothesis Terdapat dua jenis penelitian pasar modal yang penting di dalam teori akuntansi positif, yaitu:  Penelitian yang berusaha menentukan pengaruh dikeluarkannya informasi akuntansi terhadap imbal hasil saham, dan  Penelitian yang mempertimbangkan dampak dari perubahan kebijakan akuntansi terhadap harga saham. EMH-Hipotesis pasar modal efisien mengacu pada teori harga mikroekonomi, yang karateristiknya adalah menekankan pada penawaran dan permintaan analisis keseimbangan dan pasar kompetititf. Pasar modal efisien adalah pasar yang dengan cepat menyesuaikan dengan informasi baru, efisien market artinya harga merefleksikan secara penuh informasi yang tersedia. Fama dk mengasumsikan pasar modal efisien:  Tidak ada biaya transaksi informasi. Semua informasi yang tersedia bebas biaya untuk semua pelaku pasar  Informasi dapat diperoleh oleh seluruh pelaku pasar tanpa batasan.  Terdapat kesepakatan mengenai dampak informasi terkini pada harga saat ini dan distribusi pada harga di masa yang akan datang. Implikasi dari asumsi-asumsi tersebut adalah bahwa dalam pasar modal yang efisien, informasi sepenuhnya menempel dalam harga saham ketika dilepaskan, shg mustahil untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dari bertransaksi informasi. Untuk mengakomodir berbagai jenis/bentuk informasi, dan memungkinkan dilakukannya pengujian empiris, Eugene F. Fama membagi informasi ke dalam tiga bentuk, yaitu:

  1. Bentuk Lemah. Bentuk ini menyiratkan bahwa harga saham pada waktu tertentu sepenuhnya mencerminkan informasi yang terkandung dalam harga masa lalu , yaitu ada strategi perdagangan tidak didasarkan pada siklus harga (dow teori), pola harga ( kepala dan bahu) atau peraturan lain seperti aneh-banyak perilaku, moving averages dan kekuatan relatif yang akan memberikan keuntungan berlebih
  2. Bentuk Semi Kuat. Bentuk ini menegaskan bahwa harga saham sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia bagi publik, tidak hanya harga masa lalu. Ini berarti bahwa tidak tersedia keuntungan lebih yang bisa didapat dari menganalisa informasi publik terkait ekonomi, politik, data hukum, dan data keuangan.
  3. Kuat. Bentuk ini menunjukkan bahwa harga saham sepenuhnya mencerminkan semua informasi, termasuk informasi yang tidak tersedia untuk umum, misalnya bentuk informasi personal dari manajemen. Dari ketiga bentuk hipotesa tersebut, bentuk semi kuat adalah yang paling langsung berkaitan dengan profesi akuntansi, karena ketika dirilis, informasi akuntansi merupakan bagian dari keseluruhan informasi yang tersedia untuk umum. CMR pake metode statistik untuk menguji hipotesis. Seringya menggunakan market model yang merupakan turunan CAPM to testing abnormal returns saat pengumuman laba.

Menurut CAPM, share return dipengaruhi oleh luasnya pasar dan kejadian serta informasi khusus perusahaan. Oleh karena itu, jika kita berusaha untuk meneliti dan mengidentifikasi akibat dari informasi unik perusahaan seperti sebuah pelepasan laba, bagian pengembalian yang berhubungan dengan pasar harus dikontrol. Model pasar mempunyai beberapa asumsi yaitu: a. Investor enggan terhadap risiko. b. Return didistribusikan secara normal dan investor memilih portofolio mereka pada dasar ini. c. Investor mempunyai ekspektasi yang seragam. d. Pasar adalah lengkap (seluruh partisipan adalah pengambil harga, tidak ada biaya transaksi, tidak ada pajak, dan beberapa ekspektasi hubungan oleh investor). Rumusnya ribet..silakan dipelajari hal 265..klo mau

e. Impact of profit announcement on share prices Direction Ball dan Brown menggunakan data 261 perusahaan periode tahun 1946 s.d. 1966 untuk menguji dampak harga dari pengumuman laba yang tak terduga. Pengujian ini membuktikan bahwa pasar mampu memprediksi laba perusahaan dan menyesuaikan harga saham. Ball dan Brown menyimpulkan bahwa sebagian besar penyesuaian harga saham terhadap laba terjadi sebelum bulan pengumuman laba. Hasil dari penelitian Ball dan Brown memiliki beberapa implikasi terhadap teori akuntansi yaitu: o Laba akuntansi historis mengandung informasi yang cukup berarti. o Diketahui adanya informasi yang berkelanjutan di pasar, jadi akuntansi bukan satu-satunya informasi mengenai perusahaan. o Pasar secara konsisten mengantisipasi informasi laporan akuntansi dan pasar tidak mungkin untuk memperdagangkan informasi akuntansi setelah adanya publikasi, untuk mendapatkan keuntungan ekonomi setelah biaya transaksi turut diperhitungkan. Foster: laba akuntansi triwulanan tepat waktu merupakan sumber informasi bagi pasar modal. Magnitude,Firm Size,Asymetry Kandungan informasi dari pengumuman laba yang tak terduga mungkin berbanding terbalik dengan ukuran perusahaan, yaitu semakin kecil perusahaan, semakin banyak informasi yang terkandung dalam laporan akuntansi Microstructure extension Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aitken, Frino dan Wong di Australia yang memakai data dari Australian Stock Exchange (SEATS) dalam periode November 1989 ke September 1990 untuk 78 perusahaan besar dan 78 perusahaan kecil. Hasilnya menunjukkan bahwa harga perusahaan besar dan kecil memiliki reaksi yang sama pada saat pengumuman keuntungan, tapi perusahaan kecil mempunyai waktu yang lebih lama untuk penyesuaian harga, dengan revisi harga yang akan terjadi di hari berikutnya. Penelitian oleh Hodgon dan McCall meneliti pengujian pada perusahaan tentang harga dan pola reversal setelah adanya pengumuman keuntungan oleh perusahaan. Hasilnya pada perusahaan kecil terdapat perubahan harga yang signifikan ketika terjadi pengumuman keuntungan, berbeda dengan perusahaan besar yang relatif tidak signifikan perubahan harganya pada saat pengumuman keuntungan.

Magnitude of profit release Foster meneliti 10 perusahaan di USA dan menghasilkan terdapat variasi keuntungan secara abnormal kepada perusahaan ketika perusahaan lain di industri yang sama sedang mengumumkan terjadinya keuntungan. Clinch dan Sinclair melaporkan hasil yang sama menggunakan data di Australia mengenai penelitian manajemen forcasting daripada meneliti tentang pengumuman keuntungan. Hasilnya mereka memprediksi perusahaan terakhir dalam industri yang sama akan memiliki reaksi harga saham yang paling kecil di antara perusahaan lainnya. Melanjutkan penelitian mereka, Freeman dan Tse menganalisa potensial investor mendapatkan prediksi kenaikan harga dari pengumuman keuntungan perusahaan lainnya yang sejenis. Hasilnya sesuai dengan hipotesis mereka bahwa perusahaan yang mengumumkan keuntungan paling awal akan mempunyai reaksi harga saham paling besar. Volatility Beaver meneliti hal volatilitas harga saham dan menghasilkan gejolak harga saham yang besar pada saat terjadinya pengumuman laba, semakin besar ketika mendekati hari dimana pengumuman tersebut dilaksanakan f. Association studies and earnings response coefficient Association studies adalah sebuah studi yang berusaha mengukur pengaruh dari perhitungan akuntansi terhadap harga saham pada jangka waktu yang relatif lebih lama (biasanya jangka waktunya satu tahun atau lebih). pada dasarnya, tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel akuntansi dan informasi lainnya yang terefleksikan dalam tingkat pengembalian saham dalam jangka waktu yang lebih lama. Salah satu contoh dari association studies adalah earning response coefficient (ERC). Dalam penelitian-penelitian pasar modal, istilah ERC digunakan untuk mengukur seberapa besar reaksi pasar terhadap informasi mengenai perusahaan yang tercermin dengan dikeluarkannya laporan keuangan, terutama informasi laba. ERC adalah ukuran besaran abnormal return suatu sekuritas sebagai respon terhadap komponen laba kejutan ( unexpected profit ) yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan sekuritas tersebut (Scott, 2001:152). Faktor yang mempengrauhi ERC Ada hubungan negatif yang signifikan antara resiko dn ketidakpastian dan ERC, dengan menggunakan regresi kebalikan dari keuntungan yang tak terduga. Knapp memberikan bukti bahwa anggota komite audit merasa bahwa ukuran auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas jasa audit yang disediakan. Kualitas audit itu susah diukurnya makanya melihatnya menggunakan poxy ukuran perusahaan..namanya juga statistik. Kaitanya dengan industry Hipotesisnya bahwa industri dengan hasil ketidakpastian terbesar (baik karena ketidakpastian pasar atau kurangnya informasi yang tersedia) akan memiliki ERC terbesar. Colin dan Kothari memprediksi hubungan sementara yang bersifat negatif mengenai ERC dan tingkat bunga yang bebas resiko. Logikanya adalah jika tingkat diskon merupakan jumlah dari tingkat pengembalian yang bebas resiko pada waktu tertentu dan ketika tingkat bungan naik maka discounted present value dari perkiraan akan keuntungan inovasi di masa yang akan datang mengalami penurunan, memberikan hubungna negatif antara tingkat bunga dan ERC. Ketika leverage keuangan ditingkatkan maka nilai dari perusahaan akan menjadi menurun sebagai gantinya dan keuntungan perusahaan akan mempunyai nilai yang rendah korelasi positif yang signifikan antara ERC dan

e. Agency theory Jensen dan Meckling menjelaskan Agency Relationship terjadi manakala terdapat kontrak antara principal (pemilik) dan agent untuk memberikan layanan atas nama principal. Dalam kontrak yang dibuat, pricipal mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agent. Principal maupun agen memaksimalkan utilitasnya..mikro ekonomik terms.. Dalam situasi demikian, tidak ada alasan untuk percaya sepenuhnya bahwa agent akan senantiasa bertindak untuk kepentingan principal. Agency problems yang timbul adalah masalah yang menyebabkan agent bertindak seolah-olah untuk meningkatkan kesejahteraan principal. Karena agen bebas memutuskan mereka akan transfer kekayaan ke principalnya sesuai kehendaknya kalo principalnya tdk intervensi. Agency problems ini akhirnya menimbulkan agency costs. Agency costs adalah setara dolar dari penurunan kesejahteraan yang dialami oleh principal karena terjadinya perbedaan kepentingan antara principal dan agent. Jensen dan Meckling membagi agency costs menjadi 3 sebagai berikut:  Monitoring costs Biaya untuk memonitor perilaku agent. Monitoring costs merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh principal untuk menilai, memantau, mengontrol perilaku agent. Misal, mandatory audit costs, costs to establish management compesation plan, budget restrictions dan operating rules  Bonding costs Daripada diawasin mulu agen baik2in principal melalui suatu caraBiaya untuk mengikat kepentingan agent sesuai kepentingan principal. Misal, manajer (agent) dapat secara sukarela menyampaikan laporan keuangan triwulanan kepada shareholder (principal) untuk menunjukkan bahwa manajer memiliki keunggulan komparatif dalam mempersiapkan laporan keuangan, atau manajer mungkin melakukan kontrak untuk tidak mengungkapkan informasi tertentu kepada pesaing. Tapi ingat Agent bersedia mengeluarkan bonding costs hanya sebatas jika biaya ini mengurangi monitoring costs yang mereka tanggung..meliputi 3 aktiftas:

  • Waktu dan usaha bikin laporan
  • Constraint karena laporan quartalan dapat mencerminkan oportunisnya manajer
  • Income karena ga jual info ke luar  Residual loss Terlepas dari monitoring dan bonding, ada kemungkinan bahwa kepentingan agent tetap tidak akan sama persis dengan principal Residual lossa dalah efek kesejahteraan dari fakta bahwa, bahkan dengan monitoring dan bonding expenditures, tindakan yang dilakuakn oleh agent kadang-kadang akan berbeda dari perilaku yang akan memaksimalkan kepentingan atau kesejahteraan principal. Hubungan Agency Manajer-Share Holders Hubungan Agency Shareholders-Debt Holders Akuntansi menjadi spesifikasi kontraktual dalam mengurangu agency cost. Akuntansi measurable dan obseravble jadi bisa jadi alat untuk mensingkronkan kepentingan para pihak..

f. Ex post opportunism versus ex ante efficient contracting

Ex post versus ex ante oportunisme kontrak yang efisien yaitu kontrak keagenan memberikan insentif bagi agen untuk bertindak dengan cara yang bertentangan dengan kepentingan prinsipal. Bagaimanapun, fakta bahwa ada perlindungan harga berarti dalam kepentingan agen untuk kontrak mengurangi biaya keagenan. Satu pendekatan adalah untuk menyatakan bahwa agen oportunistik dan berusaha untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal karena agen menganggap bahwa perlindungan harga tidak lengkap dan bahwa setiap ex post menetap, dan perilaku disfungsional juga tidak lengkap Ex ante, pendekatan teori keagenan berpendapat bahwa agen mengakui bahwa jika mereka mencoba untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal, mereka akan dihukum karena bahwa aktivitas di masa depan. Pendekatan ini juga disebut agen ex ante karena bertindak seakan kontrak telah dinegosiasikan di depan untuk membatasi perilaku mereka.

g. Information perspective and SINYALEMEN. Selain perspektif kontraktor, Holthausen menggambarkan perspektif lebih lanjut tentang pilihan kebijakan akuntansi – perspektif informasi. Di bawah perspektif tersebut manajer secara sukarela memberikan informasi kepada investor untuk membantu pengambilan keputusan mereka. Menurut teori signaling, perusahaan mengharapkan manajer untuk meningkatkan pertumbuhan yang tinggi di masa depan, maka mereka akan mencoba untuk memberi sinyal kepada investor melalui akuntansi. Konsekuensi logis dari teori signaling adalah bahwa ada insentif bagi semua manajer untuk menerima sinyal harapan keuntungan masa depan, karena jika investor percaya akan sinyal tersebut, harga saham akan meningkat dan para pemegang saham (dan manajer bertindak untuk kepentingan mereka) akan mendapatkan keuntungan. Jika manajer dibayar sesuai dengan dasar angka akuntansi (profit msalnya), mereka setelah kontrak bisa dengan bebas mengolah “angka akuntansi” tersebut misalnya melalui penyusutan. Memaksimalkan laba maksimalkan bonus mengurangi jatah shareholders.

h. Political process Politik adalah pihak yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat. Teori akuntansi positif juga merupakan model proses politik yang termasuk hubungan antara perusahaan dengan pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan, contohnya pemerintah, persatuan perdagangan, dan grup komunitas Perbedaan utama antara market politikal dan pasar modal adalah bahwa secara umum tidak adanya permintaan yang kuat, oleh karena itu kurangnya insentif, dalam pembuatan informasi dalam market politikal.

i. Empirical test Pengujian hipotesis biaya oportunistik dan politik Hipotesis secara umum dikembangkan untuk memberikan penjelasan pilihan akuntansi yang melibatkan transfer kekayaan dari shareholders. (cek modified jones model). Apabila keuntungan dibawah batas, managemen tidak mendapatkan bonus, dan apabila mendapatkan keuntungan diatas batas atas tersebut managemen hanya akan mendapatkan bonus secara konstan tidak mengikuti kenaikan laba. Selanjutnya, Healy membahas insentif manajer sehubungan dengan akrual diskresioner. Akrual diskresioner adalah penyesuaian yang dilakukan oleh para manajer untuk arus kas ketika mereka menghitung laba yang dilaporkan. Manajer memilih cara ini dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (dimana mencakup metode depresiasi aset jangka

panjang) dan dari kegiatan seperti percepatan atau penundaan pengiriman persediaan pada akhir tahun keuangan. (income smoothing) Pengujian Hipotesis Kontrak Efisien Selama literatur penelitian investigasi akuntansi dipilih, telah ada beberapa studi signifikan yang menginvestigasi perspektif efisiensi kontrak. Literatur ini utamanya memfokuskan pada efisiensi pemilihan dalam prosedur akuntansi, yaitu keputusan akuntansi yang dibuat oleh manajemen dan claimholder dalam suatu perusahaan untuk mengurangi kos agensi dalam kontrak.

j. Evaluation of the theory Dengan berkonsentrasi pada pernyataan positif daripada pernyataan normatif, Howieson berpendapat bahwa akademisi sekarang mengabaikan resiko yang merupakan peran yang sangat penting dalam masyarakat. Dulu akademisi kasih tahu mana yang seharusnya (normative) sekarang (positif) Cuma nyari2 aja kenapa bisa begini begitu..harapanya agar akademisi positif sebagai input nyusun standar (normatif). Kritik dari teori akuntansi positif dibagi menjadi 2 sbb:  Kritik Statistik dan Metodologi Secara khusus, kritik statistik dan metodologi menjelaskan bahwa : o Variabel penjelas dalam beberapa penelitian tidak signifikan dan tidak dapat diprediksi; (samplenya kurang menjelaskan populasinya) o Kekuatan prediksi dari model hipotesis rendah; kaitan dgan metode statistik R 2 o Ada kolinearitas antara variabel kontrak; bisa diperhalus dgn statistik. o model cross-sectional kurang spesifik; dan kaitan dengan data time series dll yang rendah R2nya..karakteristik perusahaan yang berbeda di pasar saham..manufactur, finnance dll..hati dengan generalisasi.. o Ukuran seperti ukuran perusahaan untuk mengoperasionalkan biaya politik tidak didefinisikan dengan baik dalam arti teori maupun dalam arti pengukuran (kesalahan dalam variabel).- kaitan dengan kebijakan pemerintah yang menginginkan equality..semakin besar perusahaan semakin besar kaitannya dengan pangsa pasar atau market size yang dikuasai..biaya loby, public hearing dll..too much power for maintance power.  Kritik Filosofi Tinker, Merino, dan Neimark berpendapat bahwa teori akuntansi positif, akan berlainan dengan klaim tersebut dan nilai yang disyaratkan, selama penelitian memilih topik untuk diselidiki dengan metode dan asumsi yang akan diterapkan.. Watts dan Zimmerman menanggapi bahwa, selama teori akuntansi positif memberikan permintaan informasi, orang yang memerlukan teori akuntansi untuk sejumlah alasan akan memilih dari teori yang tersedia. Christenson berpendapat bahwa ciri teori akuntansi positif bukan sebagai teori akuntansi, tetapi sebagai sosiologi akuntansi karena berkonsentrasi pada perilaku manusia dan bukan pada perilaku atau pengukuran entitas akuntansi. Sebagai tanggapan, Watts dan Zimmerman berpendapat bahwa entitas akuntansi dapat diakui hanya dari segi perilaku dari individu yang terkait dengan perusahaan - pemegang saham, manajer, akuntan, dan auditor. Watts dan Zimmerman menguji sejarah pengauditan di Britania Raya dan Amerika Serikat untuk menguji apakah pengauditan diminta untuk mengurangi biaya agensi dan meningkatkan nilai perusahaan, atau hanya untuk memenuhi persyaratan legal. Watts dan Zimmerman menemukan bukti bahwa audit sudah ada pada awal sejarah munculnya korporasi

(sekitar awal tahun 1200). Datar, Feltham, dan Hughes mengusulkan bahwa pengguna laporan keuangan untuk percaya bahwa auditor yang besar mempunyai kualitas yang lebih tinggi karena mereka paham akan argumen ‘more to lose’.

“akuntansi positif mendewakan penelitian ilmiah, tapi memang siapa yang nyuruh harus ilmiah,..?”

Behaviourial Accounting Research

a. Behaviourial accounting research : definition and scope 3 rd^ stage. Behavioral Accounting Research didefinisikan sebagai: “studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku non-akuntan sebagaimana mereka dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan pelaporan.” Behavioral Accounting Research (BAR), Capital Market Research, dan Agency Theory Research dapat disebut “positive” research mengingat hal tersebut menekankan pada penemuan fakta berupa:  Capital Market Research mempertanyakan bagaimana Securities Market bereaksi terhadap informasi akuntansi;  Agency Theory mempertanyakan insentif ekonomi macam mana yang menentukan pilihan metode akuntansi;  Behavioral Research mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan dan mengolah informasi akuntansi. Ketiga hal tersebut berbeda dalam sejumlah hal. Capital Market Research memperhatikan “Aggregate Securities Market” dalam level makro, dimana Agency Theory dan Behavioral Accounting berfokus pada perusahaan dan managerial dalam level mikro. Capital Market Research dan Agency Theory merupakan turunan dari ilmu ekonomi dan terlepas dari motivasi manusia yang aktual (diasumsikan motivasi setiap orang adalah memaksimalkan kesejahteraannya). Behavioral Accounting di sisi lain merupakan turunan dari disiplin ilmu lainnya seperti psikologi, sosiologi, serta teori organisasi dan secara umum tidak membuat asumsi terhadap bagaimana manusia berperilaku. Namun tujuannya adalah menemukan mengapa manusia berperilaku demikian. BAR help analyse audit risk and improve it. BAR use ini Mgt Acc..Budget..this chapter about Eksternal Fin Report. Dalam scope ini ada teori pengambilan keputusan HJT/HIP, mengarahkan penilaian dalam pengambilan keputusan dan improve it. BAR penting buat dengan beberapa alasan:  Examines how decision is made  Examines different type processing, reacting and communicating methods  Provide usefull information kepada penyusun standar  Memperbaiki pengambilan keputusan pada akhirnya efisiensi kerja pra praktisi Ilmu yang paling mempengaruhi psikologi..dem.

b. An overview of approaches to understanding information processing Tujuan mendasar dari Human Judgement Theory (HJT) adalah untuk mendeskripsikan cara bagaimana orang menggunakan dan memproses bagian informasi akuntansi (info lain) dalam

1979 ketika Moriarty melaporkan bahwa subjek yang menggunakan informasi yang disajikan dengan grafik tersebut melebihi model yang biasanya digunakan untuk menunjukkan kesulitan keuangan. Stock dan Watson menemukan kelemahan dari hasil penelitian Moriarty hanyalah dalam memprediksi tingkat obligasi. Namun, mereka menemukan bahwa akurasi kinerja menggunakan model grafik tersebut lebih baik daripada menggunakan tabel. Davis menggunakan murid-murid MBA nya, menyelidiki dampak tiga bentuk grafik yang berbeda dalam bentuk laporan keuangan (grafik baris, diagram barang, dan diagram pie) dan tabel konvensional. Kajan tersebut menemukan bahwa pertanyaan yang harus dijawab oleh pembuat keputusan dari laporan yang disajikan dan bentuk dari penyajian laporan memengaruhi kinerja pengambil keputusan. Tidak ada bentuk yang terbaik dalam seluruh situasi. Penelitian yang baru-baru ini dilakukan mengkonfirmasi bahwa dampak dari penyajian dan gaya yang berbeda merupaka area yang rumit dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Mereka menemukan bahwa dalam situasi dimana kerumitan informasi tinggi, penggunaaan tabel saja memberikan akurasi yang paling tinggi, memberitahukan bahwa penggunaan grafik dan gambar menurunkan efektivitas pembuatan keputusan pengguna. Salah satu hal yang mungkin menyebabkan hal tersebut adalah kecenderungan pengguna untuk memilih pilihan yang lebih mudah dalam situasi yang sulit dan pilihan gambar menyajikan informasi yang tidak rinci dibandingkan dengan yang ditampilkan pada tabel.

f. Probabiklisticjudgement studies – the evidence Sebagaimana didiskusikan sebelumnya, penelitian penilaian probabilitas didasarkan pada analisis mengenai apakah perubahan keyakinan manusia sejalan dengan teorema Bayes ketika suatu bukti baru muncul. Penelitian HJT dalam model ini secara konsisten telah menunjukkan bahwa manusia memiliki tingkat keahlian yang berbeda-beda dan, mengamati berbagai macam masalah, mengubah “kemungkinan” mereka sebelumnya lebih kecil daripada yang teori Bayes jelaskan. Konservatisme ini telah dikaitkan dengan pengunaan “rule of thumb” dan bias yang mana telah diadopsi untuk menyederhanakan proses penilaian yang rumit. Tiga “rule of thumb” yang dijelaskan dalam literatur adalah sebagai berikut:  Representativeness. Aturan ini menyatakan ketika melakukan penilaian probabilitas pada suatu item tertentu dari populasi tertentu, penilaian orang-orang akan ditentukan dengan sejauh mana item tersebut mewakili populasi. Semakin mewakili suatu populasi, maka kemungkinan terjadi akan semakin besar.  Availability. Aturan “ketersediaan” mengacu pada penilaian probabilitas dari suatu kejadian berdasarkan kecenderungan dari suatu pembuat keputusan/hal yang ada di dalam pikiran pembuat keputusan.  Anchoring and Judgment. Aturan ini mengacu pada proses penilaian umum yang mana respon umum sebagai acuan dan informasi lain digunakan untuk menyesuaikan respon tersebut. Konsekuensi dari penggunaan atauuran ini adalah kemunkinan penyesuaian yang tidak tepat pada situasi yang berbeda.. Benang merahnya??

g. Accounting and behavior

Akuntansi adalah sebuah fungsi dari aktivitas dan perilaku manusia. karenanya, akuntansi akan mempengaruhi perilaku, yaitu metode yang diadopsi untuk mengukur dan pelaporan informasi dan tanggapan atas informasi yang diungkap. Menurut Zimmerman, sistem akuntansi adalah komponen dasar dalam suatu arsitektur organisasi, dengan manager senior yang terus mencari untuk mengadopsi arsitektur dengan maksud untuk memastikan penerapan struktur yang terbaik bagi perusahaan. Zimmerman menjelaskan, dua penelitian penting mengenai faktor yang mempengaruhi sistem akuntansi:  Perubahan sistem akuntansi yang jarang terjadi dalam keadaan vakum. Perubahan sistem akuntansi umumnya terjadi pada saat ada perubahan dalam strategi bisnis perusahaan dan perubahan organisasional yang lain.  Perubahan dalam arsitektur organisasional perusahaan, termasuk perubahan dalam sistem akuntansi, kemungkinan besar terjadi dalam merespon perubahan stategi bisnis perusahaan yang disebabkan oleh goncangan eksternal dari teknologi dan perubahan kondisi pasar. Karena itu informasi akuntansi secara signifikan berpengaruh pada perilaku individu antara suatu entitas dan eksternal terhadapnya. Pengaruhnya adalah dua arah, individu (atau sekelompok individu) secara langsung dan tidak langsung juga mempengaruhi struktur sistem akuntansi dan pengungkapan informasi.

h. Keterbatasan (constraints) atas behavioral research Maines berpendapat, tiga hal yang menjadi kritik terhadap research ini:  Studi terhadap topik yang sama menghasilkan hasil yang kontradiktif, mencegah penciptaan panduan yang bersifat konklusif bagi pengambilan keputusan (dalam perumusan kebijakan)  Subjek dan setting eksperimen yang digunakan seringkali berbeda dengan kenyataannya  Peneliti akuntansi telah mempertanyakan, kebijakan macam mana yang sebaiknya dipengaruhi peneliti terhadap pengambil keputusan Intinya, keterbatasan utama BAR adalah kurangnya teori dasar yang membantu proses unifikasi research yang tersebar. Tidak seperti penelitian Capital Market dan Agency Theory yang mendasari aktivitas penelitian dan pengembangan teoritis pada lingkup ilmu ekonomi, periset BAR menggunakan sejumlah konteks dan disiplin ilmu serta tidak memiliki kerangka umum untuk mengembangkan kesimpulan yang bermanfaat bagi pembuat kebijakan. Saat ini, kepentingan lain menyeruak dalam pengembangan ukuran non-financial dari kinerja perusahaan seperti indikator kinerja lingkungan dan sosial sebagaimana diajukan dalam “triple bottom-line reporting”.

Measurement Of Assets And Liabilities

a. Why does it matter how we measure assets and liabilities? Nilai atas measurement of Asset and Liabilities dapat mempengaruhi pengambilan keputusan user LK melalui berbagai pengukuran rasio, seperti leverage and return on assets, investor terkait dengan investasinya terhadap perusahaan, lender terhadap keputusan pemberian pinjaman kepada perusahaan, dan berbagai pihak lain yang terkait dengan posisi keuangan dari perusahaan tersebut. Measurement of Asset and Liabilities juga dapat mempengaruhi keputusan pada karena misalnya pengukuran bonus profit yang akan diberikan pada manajer. Selain itu juga

mempengaruhi pembagian keuntungan kepada lenders , pemilik perusahaan, dan manajer itu sendiri sebagai bagian dari sebuah perusahaan. Contohnya, manajer mungkin mengurangi biaya R&D, biaya pemeliharaan, atau biaya iklan untuk meningkatkan current-period reported profit. Atau manajer dapat juga menunda akuisisi aset untuk menahan sumber daya keuangan yang lancar (kas atau setara kas) untuk mendapatkan pinjaman. Dengan demikian, pengukuran atas aset dan hutang sangat signifikan karena berbagai pihak yang berkepentingan (manajer, investor, stakeholder, lender, dan sebagainya) sangat bergantung pada penilaian tersebut dalam membuat berbagai keputusan-keputusan finansial. Case lost investment-legal action-efficiency.

b. What do we measure? Untuk tujuan Akuntansi, kita perlu mengukur “Nilai “ karakteristik dari setiap Aset dan Kewajiban. Terdapat beberapa monetary value, seperti Acquitition cost, Replacement Cost, Exit Price dan Net Realizeable Value. Sistem akuntansi melingkupi pengukuran nilai yang mencakup Historical Cost, Current Cost, and Exit Price.

SUBJECTIVE VALUE

Edwards dan Bell mengungkapkan tiga masalah sebagai berikut: perusahaan bisa meningkatkan nilai total aset dengan asumsi ada tambahan kewajiban dan ekuitas (masalah ekspansi), tetapi manajemen juga harus memutuskan komposisi total aset (masalah komposisi) dan total kewajiban dan ekuitas (masalah pendanaan). Setiap set jawaban atas masalah ini merupakan rencana tertentu operasi manajemen dan setiap rencana melibatkan pola penerimaan dan pembayaran yang diharapkan. Dari pola ini, manajemen merumuskan nilai subyektif untuk setiap rencana operasi. But how it done is still debatable.Susah menentukan mana aset/pendanaan yang lebih baik dari yang lain. TRUE ECONOMIC VALUE Nilai yang paling berguna bagi pengguna laporan keuangan adalah nilai ekonomi 'sesungguhnya' atas aset dan kewajiban.. Nilai ekonomi adalah konsep subyektif dan futuristik yang berhubungan dengan preferensi atau desirability orang untuk satu item dibandingkan dengan orang lain. Mattessich menyatakan:

“titik gravitasi penilaian telah bergeser dari langsung, aspek psikologis atas utilitas pengukuran ke pengurangan nilai dari pertimbangan nilai yang diasumsikan untuk diberikan. Jadi 'valuasi kalkulus' telah menjadi bagian dominan dari penilaian. “ Apa biaya? Apakah itu berbeda dari nilai? Jika demikian, bagaimana perbedaannya? Biaya adalah apa yang oleh ekonom sebut sebagai "biaya kesempatan", yang merupakan alternatif terbaik lainnya, atau kesempatan yang hilang atau dikorbankan. Dalam definisi biaya, FASB setuju dengan gagasan ini. FASB menyatakan: “Biaya adalah pengorbanan yang dikeluarkan dalam kegiatan ekonomi yang diberikan atau yang hilang untuk mengkonsumsi, menyimpan, untuk bertukar, untuk memproduksi. lASB dan AASB memberikan panduan berikut. AASB 116, paragraf 6, mendefinisikan biaya sebagai: “Jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar atas pertimbangan lain yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat akuisisi atau konstruksi, di mana dapat diaplikasikan, jumlah yang timbul dari aset tersebut ketika awalnya diakui sesuai dengan kebutuhan spesifik Australian Accounting Standards lainnya, misalnya AASB 2 Share-based payment.” Fair Value didefinisikan sebagai jumlah dimana suatu aset dapat di pertukarkan diantara para pihak yang berkehendak dan berpengetahuan dalam suatu arm’s-length transaction. Kita lihat, bahwa ada perbedaan antara biaya dan nilai yang diharapkan, dan nilai penggunaan. Biaya mencerminkan pengorbanan, sedangkan nilai berkaitan dengan manfaat masa depan. Mereka berhubungan satu sama lain karena biaya dikeluarkan dengan harapan akan menerima sesuatu yang lebih bernilai. Semua biaya adalah nilai-nilai dalam arti bahwa apa yang dikorbankan harus memiliki suatu keinginan - jika tidak, tidak ada pengorbanan yang dibuat. Dengan demikian, biaya adalah nilai: nilai atas kesempatan yang hilang. Biaya menarik karena merupakan bukti dari nilai yang diterima. Hal ini telah digariskan oleh Paton: “Biaya adalah signifikan terutama karena mendekati nilai wajar pada tanggal akuisisi. Biaya bukan dasar penting karena merupakan jumlah yang dibayar, dia penting karena sebagai ukuran nilai apa yang diperoleh.” Selama periode waktu, jika ada bukti bahwa nilai kurang dari biaya, atau secara material lebih besar dari biaya, penyesuaian harus dilakukan jika account harus mencerminkan nilai. In the case of biological asset cost is poor indicated value.

VALUE Nilai ekonomi harus dikaitkan dengan preferensi orang untuk beberapa item dari pada item lainnya karena manfaat yang dirasakan untuk diri mereka sendiri. Pada akhirnya, hal ini berkaitan dengan kepuasan yang diterima orang ketika mereka mengkonsumsi barang atau jasa. Nilai mengacu pada hubungan antara seseorang atau badan dan obyek ekonomi. Nilai tidak intrinsik pada komoditas, tetapi berkaitan dengan kesediaan konsumen untuk memberikan sesuatu untuk mendapatkannya. Ini tidak tergantung pada berapa banyak usaha yang dikeluarkan dalam memproduksi barang. Seseorang mungkin rela berkorban lebih untuk semangka daripada untuk makanan yang memerlukan waktu berjam-jam untuk mempersiapkannya jika orang lebih suka buah daripada masakan yang perlu penyiapan.

c. Approximation of “true value”

Bagi perusahaan bisnis, profit adalah kelebihan harga atas biaya yang dikenakan atas output perusahaan yang dibayar oleh seseorang dan entitas lain. Kelebihan tersebut mengacu pada kenaikan nilai bersih perusahaan pada periode tertentu. Bedford menjelaskan: “ It is the reward paid by individuals to business entities for their productivity which represents business income and therefore it is the reward.....which acts as the motivating force in a free market economy ” Keinginan untuk memperoleh profit merupakan motivasi bagi aktivitas bisnis. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa nilai awal dari aset tidak berkurang dan return yang wajar atas aset periode operasi dapat tercapai. Hal ini berkaitan dengan konsep capital maintenance dan menjadi dasar referensi untuk mengukur penggunaan aset oleh manajemen.

Terminal Case profit harus berbentuk kas(net cash flow). Saat perusahaan tidak lagi memiliki masa depan, sangat mungkin untuk untuk menyamakan kas yang diterima dengan revenue, dan kas yang dibayar dengan expense karena semua pada akhirnya akan mengurangi kas (pada akhirnya semua revenue maupun asset akan dikonversi menjadi kas). Cara lain menentukan profit adalah dengan membandingkan saldo akhir modal, yang disesuaikan dengan penarikan oleh pemilik, dengan saldo awal. (CASH) Certainty of Future Case Simpulan saat masa depan diasumsikan pasi antara lain:  Seluruh aset dan liabilities mengurangi ekspetasi arus kas masa depan  Kenaikan nilai total aset yang juga meningkatkan modal selama periode tertentu merupakan pendapatan untuk periode tersebutt (dengan asumsi pemilik tidak menginvestasikan aset tambahan ke perusahaan)  Kenaikan nilai total liabilities yang juga mengurangi modal selama periode tertentu merupakan beban pada periode tersebut. Dengan asumsi semua hutang akan dibayar dan tidak ada distribusi kepada pemilik.  Profit periode berjalan sama dengan kenaikan nilai modal, yang diukur pada periode awal dan akhir.  Semua nilai meningkat pada Rate yang telah ditentukan.  Basis akuntansi akrual yang strict terjadi. Tidak ada revenue recognition atau matching problem.

Walaupun revenue dikaitkan dengan cash flow akan tetapi ga ekuivalen walaupun expense juga related to cash outflow tidak juga benar2 equivalen. Bagi perusahaan is not all about cash. (AKRUAL)

c. Profit under uncertainty Dalam ketidakpastian, penentuan laba berada di antara basis akuntansi akrual penuh dan basis kas seperti diatas itu. Para pendukung konsep historical cost lebih menyukai konsep di mana jumlah kas yang diterima dan dibayarkan dapat diketahui dengan pasti, sedangkan pendukung current cost lebih mendukung konsep di mana laba merupakan perubahan nilai yang dimiliki oleh suatu aset. Akrual menjadi bermakna jika masa hidup perusahaan panjang atau diketahui kapan berakhirnya. Hal ini memunculkan konsep going concern. Secara umum di aussie, profit dianggap

sebagai selisih dari pendapatan dan beban. Penentuan laba juga sering kali dikaitkan dengan konsep pemeliharaan modal (capital maintenance), di mana laba merupakan selisih lebih dari arus masuk aset dan jumlah aset yang dibutuhkan untuk mempertahankan modal. menurut godfrey, dkk definisi profit adalah sebagai berikut: “Laba merupakan perubahan modal suatu entitas pada periode tertentu, tanpa mengikutsertakan perubahan akibat investasi oleh pemilik dan distribusi modal kepada pemilik, di mana modal dinyatakan dalam suatu nilai dan berdasarkan skala yang telah ditentukan.” Terjawab apa itu value, capital, scale bagaimana “change” diukur..berikut liputannya: VALUE Nilai merupakan pilihan seseorang terhadap suatu benda karena adanya harapan terhadap manfaat di masa depan. Nilai bersifat subjektif di mana seseorang mungkin menganggap suatu benda bernilai, tetapi tidak bagi orang lain. Walaupun begitu, kita tidak dapat mengabaikan nilai pasar Dalam terminologi akuntansi, nilai di masa lalu merupakan historical cost yang dimiliki suatu item. Nilai pada saat ini terdiri dari replacement atau current cost , exit price , dan perhitungan present value. Nilai di masa depan adalah future replacement dan future exit price. Para akuntan setuju bahwa nilai di masa depan tidak boleh dipergunakan dalam pelaporan keuangan karena tidak objektif. Nilai yang paling ideal adalah present value yang secara umum digunakan untuk item-item keuangan. Untuk item non-keuangan, terdapat tiga alternatif yang dapat digunakan, yaitu historical cost , current cost , dan exit price , atau kombinasi dari ketiganya. akuntansi konvensional memilih historical cost sebagai alternatif yang paling sering digunakan. CAPITAL Capital itu=Aset-Liabilities. Profit muncul jika kebutuhan akan menjaga Kapital telah terpenuhi (capital is maintaned), atau dengan kata lain, biaya telah tertutupi. Seperti dijelaskan dalam pada pertemuan terdahulu, pandangan mengenai pengukuran profit terbagi atas 2 sudut pandang, yaitu Financial Capital Maintenance View dan Physical Capital Maintenance View. FCMV Fokus pada monetary value asset ketimbang liabilities. Bagi yang percaya pandangan ini modal atau kekayaan berhubungan dengan kemampuan untuk inves sejumlah uang yang sama pada saat akhir dengan di awal periode. Profit must be the amount of cash yang diterima perusahaan melebihi cash/cash equivalent invesment by the owner to firms. PCMV Fokus pada ability to generate barang dan jasa. Profit or kekayaan adalah kemampuan memproduksi jumlah yang sama diawal dan diakhir periode. Para pendukung PCM setuju bahwa biaya yang harus di pulihkan adalah biaya sekarang (current cost) dari aset yang memiliki kapasitas produksi (productive capacity) yang sama dari aset yang dimiliki sekarang. Nilai yang relevan untuk digunakan adalah current atau replacement cost karena idenya adalah dengan memantain or replace produktifitas yang sama as rendered by PRESENT asset.  Productive capacity :me-maintain aset fisik non-keuangan yang sama antara akhir dengan awal periode. Dalam pandangan ini, Capital Maintenance berarti menjaga kemampuan perusahaan untuk memperoleh kembali aset seperti di awal periode. Akan tetapi, dalam pemahaman ini, perkembangan teknologi tidak terakomodir dan dapat mengakibatkan pengertian untuk menjaga aset yang mungkin sudak tidak diinginkan

 productive capacity adalah volume produksi. Dalam konsep ini, fokusnya adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi output dengan volume yang sama seperti kemampuannya pada awal periode, menggunakan cara apapun yang memungkinkan, dalam hal ini mungkin peningkatan teknologi. Akan tetapi, justru karena diperbolehkannya perubahan teknologi, konsep ini cukup sulit untuk dipraktekkan.  productive capacity adalah menjaga volume penjualan. Interpretasi dalam pandangan ini adalah perusahaan menjaga kemampuaannya menghasilkan penjualan seperti pada awal periode. Perubahan teknologi yang mempengaruhi biaya untuk menjaga kemampuan menghasilkan penjualan diperbolehkan. Jika volume penjualan diartikan dalam nilai penjualan dibandingkan volume unit terjual, maka perubahan harga jual diperbolehkan utnuk mempengaruhi capital maintenance dan perhitungan profit.

Perbedaan utama antara Financial dan Physical Capital Maintenance View dalam kaitannya terhadap profit adalah dimana profit yang muncul dari perubahan atas nilai keuangan (financial value) atas aset dan kewajiban (unrealize gain???) , diakui pada pandangan yang pertama dan tidak diakui pada pandangan yang kedua. Kritik terhadap keduanya Para pendukung Physical Capital Maintenance View menganggap bahwa profit mereka ( Financial View ) disajikan terlalu besar. Seharusnya kenaikan tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan kapasitas produksi. Jika holding gain seluruhnya diakui sebagai laba dan dibagikan kepada investor sedangkan kapasitas produksi perusahaan sebenarnya berkurang, maka kemampuan laporan keuangan untuk digunakan sebagai alat prediksi (terutama atas profit dan deviden untuk periode selanjutnya) dapat menyesatkan. (going concern investor bukan perusahaan, ga papa produksi turun tapi nilai inves naik) Sebaliknya, para pendukung Financial Capital Maintenance View beranggapan bahwa keputusan untuk mempertahankan kapasitas produksi bukanlah tugas akuntan tetapi tugas manajemen. Physical Capital Maintenance View dianggap “memaksa” para investor untuk menginvestasilkan kembali kenaikan investasinya. Bisa saja, sebuah perusahaan harus dikurangi kapasitas produksinya atau bahkan dilikuidasi demi kepentingan para investor. Menjaga kapasitas produksi bukanlah prioritas utama bagi pemiliknya, tetapi merupakan prerogatif manajemen. Terakhir, kritik memaksa perbedaan antara apa yang diakui sebagai holding gain (dalam Financial Capital Maintenance View ) dan penyesuaian capital maintenance (dalam Physical Capital Maintenance View ) berdasarkan bagaimana sebuah aset dan kewajiban dianggap penting (essential) bagi keberlangsungan operasi perusahaan. Jika dianggap penting, maka kenaikan biaya penggantian adalah capital maintenance adjustment , dan sebiliknya.

Akan tetapi, siapakah yang berhak menentukan suatu aset atau kewajiban itu penting?

SCALE Dalam akuntansi konvensional, angka-angka value of money nilainya secara sederhana ditunjukkan berdasarkan kuantitasnya tanpa mempertimbangkan waktu. Lainnya percaya bahwa nilai dari mata uang harus diukur berdasarkan kualitasnya, contohnya daya beli (purchasing power). Oleh

karena itu, terdapat dua skala yang digunakan untuk mengukur laporan keuangan, nominal mata uang (kuantitasnya atau jumlah) dan purchasing power (nilai konstan). Nominal Scale Jika para akuntan mengetahui bahwa mata uang sebagai alat pengukur ( measuring stick ) nilainya ternyata berubah, maka penyesuaian untuk membuat mereka berada pada domain yang sama sehingga perhitungan aritmatika menjadi lebih logis. Meskipun demikian, membuat penyesuaian yang tepat menjadi permasalahan tersendiri. Tapi intinya jika kita tahu dimana errornya maka bisa kita perbaiki..pake skala konstan atau diadjust. CONFUSE antara Price Level Adj dan CC Inflasi adalah perubahan secara umum atas tingkat harga, sedangkan current cost berfokus pada perubahan atas harga suatu aset yang spesifik. Specifif Price dapat bergerak bersama dengan rate inflasi atau dapat juga berbeda. Dalam current cost atau exit price, perubahan tidak sekedar pada skala tetapi lebih kepada nilai ekonomi atas suatu aset. General price level adjustment tidak merubah nilai harga yang merepresentasikan nilai ekonomis seperti yang dilakukan dalam konsep historical cost atau current cost; mereka hanya mengganti tingkat skala. ( CC spesifik (dikasih uang yang berbeda-beda perbandinganya akan berbeda), Adjusment secara general (jika seluruh orang dikasih duit yang sama perbandinganya jadi sama saja seperti semula. Barton kasih eberapa index yang dapat menjadi alternatif :

  1. Gross Domestic Product (GDP) Implicit Deflator: index yang diperoleh dari perhitungan seluruh barang dan jasa yang dihasilkan dari perekonomian suatu negara
  2. Consumer Price Index (CPI): indeks khusus yang diperoleh dari perhitungan harga barang-barang konsumsi. Barang-barang berupa bahan baku yang umumnya digunakan dalam kegiatan usaha dikecualikan dalam perhitungan indeks ini.
  3. Investment Price Index : berfokus pada indeks harga atas barang-barang produksi. Indeks ini mungkin cocok untuk sebagian entitas, akan tetapi tatap memiliki permasalahannya dalam penggunaan secara keseluruhan, sebagaimana yang terjadi pada kedua indeks sebelumnya. Akuntan secara umum menyadari bahwa nilai uang tidaklah konstan, namun mereka telah memilih untuk mengabaikannya untuk beberapa alasan sebagai berikut: a) tidak ada pengukuran yang memuaskan secara lengkap atas nilai satuan mata uang sebuah negara; b) terdapat kesulitan yang cukup signifikan dalam menentukan pengukuran yang cocok untuk operator multinasional, terutama apabila sebagian besar aktivitas entitas dilakukan lintas negara; c) konsekuensi atas pengakuan perubahan nilai satuan mata uang memiliki dampak segera ( immediate implication ) terhadap keseluruhan sistem kontrak keuangan dan perpajakan. Keberatan Terhadap Price Level Adjustment Terdapat beberapa bantahan yang menentang penggunaan purchasing power dari skala dolar.  Kebingungan dan kesalahpahaman mengartikan hasilnya.  Keberatan mengenai biaya penerapannya.  Masalah pemilihan indeks yang tepat.  Informasi dianggap tidak berguna bagi pengguna.

d. Evidence on usefulness of price level adjusted

Kriteria Rev Recog

Menurut Coombers dan Martin, revenue diakui pada beberapa poin dalam siklus di atas, seperti:  pada poin 5 (progressively throughout production) dalam industri bangunan untuk kontrak konstruksi jangka panjang  pada poin 7 (receipt of orders after completing production) di mana tanggung jawab ada pada pembeli untuk mengumpulkan barang  pada poin 8 (delivery of goods to customers) dalam banyak kasus  pada poin 9 (receipt of cash) oleh beberapa praktek profesional dan untuk penjualan angsuran secara kredit Kriteria pengakuan revenue telah diajukan untuk memastikan apakan revenue atau gain seharusnya terealisasi. Ketiga kriteria tsb berdasarkan kebutuhan akan informasi akuntansi yang relevan dan dapat dipercaya agar menjadi bukti yang objektif adalah:  Measurability of Asset Value  Existence of a Transaction  Substantial completion of the earning process c. Guidance from standard setters Tiga kriteria umum pengakuan pendapatan diatas telah dipertimbangkan oleh para penyusun standar untuk menentukan petunjuk yang tepat, The Framework, paragraf 83, menyediakan dua kriteria untuk pengakuan pendapatan:  Besar kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan berkenaan dengan aset tersebutakan mengalir ke atau dari entitas; dan  Item tersebut memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur secarahandal;

 AASB118 par 14)-Sale of goods : Revenue diakui ketika a). Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli. b). Entitas tidak lagi melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual. C). Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal. d). Kemungkinan besarmanfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut mengalir ke entitas dan. e). Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara handal.  AASB118 par 20)-Rendering of service: pendapatan diakui ketika outcome dari transaksi dapat diestimasi secara handal, yaitu pada saat: a). jumlah pendapatan dapat diukur secara handal. b). kemungkinan besar manfaat ekonomi akan mengalir ke perusahaan. c). tahap penyelesaian

transaksi dapat diukur secara handal. d). Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara handal  AASB118 par 29)- Interest, Royalty, and Dividens: pendapatan diakui ketika a). jumlah pendapatan dapat diukur secara handal. b). kemungkinan besar manfaat ekonomi akan mengalir ke perusahaan

d. Revenue recognition and measuremwent- standard setters’ current activities FASB dan IASB telah mengusulkan prinsip-prinsip dasar berikut untuk pengakuan dan pengukuran pendapatan:  Sebuah entitas pelaporan harus mengakui pendapatan dalam periode akuntansi di mana mereka muncul dan mengukur mereka pada nilai wajar pada tanggal mereka muncul jika dapat ditentukan terjadinya dan pengukuran mereka dengan keandalan yang cukup.  Sebuah entitas pelaporan harus mengukur pendapatan dari peningkatan aset atau penurunan kewajiban (atau kombinasi keduanya) pada nilai wajar yang meningkat atau atau menurun.

Selanjutnya, IASB telah sepakat bahwa sementara dua kriteria harus dipenuhi untukmengakui pendapatan, yaitu:  Kriteria unsur-unsur, yang membutuhkan perubahan dalam aktiva atau kewajiban telah terjadi, yaitu (1) peningkatan aset telah terjadi yang meningkatkan ekuitas, tanpa investasi yang sepadan oleh pemilik, dan (2) penurunan kewajiban telah terjadi yang meningkatkan ekuitas, tanpa investasi yang sepadan oleh pemilik (seperti pengampunan dari pemilik atas utang kepada mereka oleh entitas).  Kriteria pengukuran, yang mengharuskan perubahan aktiva atau kewajiban dapat diukur dengan tepat, yaitu (1) aset atau kewajiban diukur dengan menggunakan atribut yang relevan, dan (2) peningkatan aset atau penurunan kewajiban diukur dengan kehandalan yang cukup.

Penggunaan yang lebih luas atas pengukuran nilai wajar dalam standar berarti bahwa gains dan losses diakui pada periode di mana mereka terjadi, terlepas dari apakah mereka realised atau tidak. Akibatnya, FASB dan IASB telah memalingkan perhatiannya ke bagaimana cara terbaik untuk menampilkan informasi tentang pendapatan dalam laporan keuangan suatu entitas. Masalah utama untuk auditor terkait pendapatan adalah risiko pendapatan tercatat dinyatakan terlalu tinggi (overstatement) oleh manajer. Overstatement pendapatan dapat terjadi apabila :  Transaksi atau kejadian yang mendasari pencatatan pendapatan belum terjadi atau tidak dikenakan terhadap entitas.  Jumlah pendapatan tidak dicatat dengan tepat.  Pendapatan untuk periode tersebut terkait transaksi untuk periode akuntansi di masa depan

Expense And Matching

a. Nature of expense Beban timbul dari kegiatan perusahaan yang biasa seperti harga pokok penjualan, upah, dan depresiasi. Beban biasanya berbentuk arus keluar atau pengurangan aset seperti kas dan setara kas, persediaan, aset tetap. Framework paragraf 70, mendefinisikan beban sebagai penurunan

manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau pengurangan aset atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan penurunan ekuitas, kecuali hal-hal yang berhubungan dengan pendistribusian ke pemilik ekuitas. Sedangkan Ikatan Akuntan Indonesia (Revisi 1998) mendefinisikan beban sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban mencakup kerugian dan beban yang timbul dalam kegiatan perusahaan yang biasa. Sedangkan kerugian mungkin timbul dari kegiatan perusahaan yang biasa dan mungkin juga tidak. Oleh karena nya, kerugian tidak dibedakan dengan beban karena mengakibatkan penurunan manfaat ekonomi. Framework mengimplikasikan bahwa penggunaan aset memerlukan biaya terhadap entitas. Ini sesuai dengan argumen sebelumnya bahwa beban menggambarkan perubahan nilai. Perubahan nilai mencakup pengorbanan yang perusahaan harus lakukan dalam memperoleh pelayanan. Jika tidak ada biaya kepada perusahaan, maka tidak ada beban. Misalnya jika pegawai memberikan jasa tanpa dibayar, maka harusnya perusahaan tidak mencatat beban upah. Jika sebuah mesin didonasikan kepada perusahaan dan meskipun dicatat dengan nilai wajar (fair value), akan salah secara teori, dengan menggunakan akuntansi biaya historis, bagi perusahaan untuk mencatat depresiasi. (karena asetnya tidak diperoleh dari suatu effort). Terkadang beban dihubungkan dengan ‘biaya kadaluarsa’ Ingat lagi Paton: Cost are effort Revenue adalah Accomplishment. The difference (profit) net accomplishment or manajerial efectofnes.

b. Recognition criteria and matching Framework menetapkan dua kriteria untuk pengakuan beban dalam paragraf 83 : Item pengeluaran yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika : o Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke atau dari entitas; dan o Item tersebut memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal (realiability). Untuk beban yang harus diakui dalam laporan keuangan periode berjalan, maka harus memenuhi kedua kriteria pengakuan. Terdapat tiga metode yang digunakan akuntan untuk menentukan biaya yang harus dibebankan (matching against revenue):  Direct Matching/Associating Cause and Effect – ketika diketahui hubungan sebab akibat yang saling berpengaruh langsung antara cost yang terjadi dengan revenue. Misalnya : Cost of Good Sold.  Systematic and Rational Allocation – ketika hubungan antara cost dan revenue tidak dapat diukur secara pasti, sehingga dilakukan alokasi pembebanannya sesuai dengan perkiraan periode di mana manfaat ekonomis mengalir. Misalnya : Depresiasi.  Immediate Recognition – ketika pembebanan tidak dapat diklasifikasikan pada kedua metode di atas, oleh karena sulit mengalokasikan pengaruh beban untuk di-matching-kan terhadap revenue pada periode terjadinya, beban diakui pada saat terjadinya. Misal beban research and developement. pengukuran biaya dapat didasarkan pada:

o Biaya Historis Biaya historis merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperoleh aktiva. Pengukuran beban atas dasar biaya historis dapat digunakan untuk jenis aktiva seperti gedung, peralatan, dan sebagainya. o Biaya Pengganti/Biaya Masukan Terkini (Replacement Cost / Curent Input Cost ) Biaya masukkan terkini menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang harus dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi yang sama. Contohnya, penilaian untuk persediaan. o Setara Kas (Cash Equivalent) Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara menjual setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal.

c. Criticism of matching Terdapat kritik pada praktik akuntansi saat ini diantaranya:  Menyebabkan balance sheet terkucilkan, hanya kumpulan cost yang belum terjadi nunggu abis  Great deal of judgment, kurang kasih evidence yang obyektif  Susah menentukan cause and effect yang bisa diatribusi ke ekspense  Alokasi tidak dapat dibenarkan karena harus mengukitu 3 syarat: Menurut Thomas dalam buku Teori Akuntansi (Godfrey,1994) alokasi tersebut secara teoritis tidak tepat. Terdapat tiga krtiteria untuk menyesuaikan alokasi yaitu :  Additivity Apabila alokasi diambil dari total nilai, maka jumlah dari pengalokasian tersebut harus sama dari total nilai sebelum alokasi, tidak kurang tidak lebih. Misalnya, alokasi beban penyusutan kendaraan tiap tahun maka jumlah alokasi untuk setiap tahun tersebut harus sama dengan nilai kendaraan sebelum alokasi.  Uanambiguity Pengalokasian harus dilakukan dengan cara yang jelas sesuai dengan metode yang dipilih.  Defenseability Akuntan yang telah memilih suatu metode akuntansi harus dapat menyediakan pernyataan yang meyakinkan pilihannya dan mempertahankannya dari kemungkinan adanya metode alternatif lainnya.

Dukungan Matching Salah satu alasan yang sangat kuat yang dapat mendukung metode alokasi adalah objektifitasnya. Alokasi memang merupakan jalan tengah yang tidak mutlak benar, namun metode tersebut mengalokasikan nilai yang memang terjadi.

Pada konsep konservatisme, terjadi asimetri informasi mengenai pengakuan beban dan laba. Konsep ini mengharuskan untuk mengakui adanya beban sesegera mungkin apabila ada kemungkinan beban tersebut akan terjadi. Namun dalam prinsip ini pengakuan laba tidak akan dicatat hingga laba atau pendapatan tersebut benar-benar terjadi. Konsep tersebut didasarkan oleh asumsi skeptis akuntan atau kehati-hatian. Namun justru akhirnya konsep tersebut menghasilkan informasi yang tidak relevan. Konsep konservatisme ini tidak berfokus pada bukti transaksi, tetapi

Wiseman juga menyatakan ‘laporan lingkungan sukarela tidak konsisten antar perusahaan, tidak lengkap dan sering kali hanya menyediakan akun umum mengenai performa lingkungan oleh perusahaan’, dapat disimpulkan bahwa ‘kemanfaatan laporan lingkungan yang dimasukkan dalam laporan tahunan untuk membandingkan performa antar perusahaan masih dipertanyakan’.. Laporan ini tidak hanya ditujukan untuk shareholders, tapi juga ditujukan untuk grup pencinta lingkungan, agensi pemerintah, dan pihak lain yang tertarik. Web Based Reporting Penggunaan media ini memberikan beberapa keuntungan: mengurangi biaya pelaporan, lebih ramah lingkungan (tanpa kertas), dan dapat memperluas jangkauan perusahaan secara internasional.

d. Masalah-masalah accounting and reporting Salah satu pendekatan dalam pelaporan akuntansi lingkungan dan sosial yang mendapat banyak perhatian adalah “tripple bottom-line reporting” (selanjutnya akan disebut TBLR) yakni meliputi pelaporan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial suatu entitas. Pendekatan ini sangat berkaitan erat dengan konsep pembangunan berkesinambungan. Pelaporan TBL mengarah pada untuk berpindahnya metode pelaporan tradisonal yang berfokus pada kinerja keuangan dan pengadopsian laporan tahunan sebagai cara utama dalam berkomunikasi. TBLR mendukung suatu pendekatan pelaporan yang menghindari beberapa permasalahan yang muncul dalam akuntansi tradisonal, seperti:

 Konsep Entitas Keterbatasan pada metode tradisional yaitu bahwa tindakan atau peristiwa yang tidak terjadi dalam batasan artificial (buatan) dalam entitas, tidak diakui (apakah entitas itu??apa batasnya real??). Oleh sebab itu, tidak ada konsekuensi ekonomi yang dapat diamati pada entitas. Sebagai contoh dampak emisi gas CO2 dalam suatu daerah industri hanya akan dicatat pada biaya yang terkait dengan lisensi/perijinan, pengawasan, pengurangan emisi, denda dan penalti, dan penutupan pabrik karena pelanggaran terhadap ketentuan perijinan. Kontribusi pencemaran CO2 tersebut terhadap pemanasan global oleh pabrik perusahaan saat ini tidak dicatat dalam akuntansi karena konsekuensi tersebut tidak ditanggung oleh entitas (diluar “batas” imaginer entitas). Secara tradisional, bisnis tidak bertanggungjawab terhadap dampak dari kegiatan produksinya sebelum bahan mentah memasuki gerbang pabrik, atau setelah barang jadi telah terjual.. Konsumen saat ini menghendaki agar perusahaan seharusnya mempunyai input dalam pembuangan produk akhir. Perusahaan secara khusus tidak dilengkapi dengan “peralatan” untuk menelusuri dan membebankan dampak sosial dan lingkungan setelah produk meninggalkan pabrik (atau sebelum bahan mentah memasuki pabrik).

 Pengukuran Suatu Elemen Atau Peristiwa Observasi yang umum terhadap pengungkapan yang dibuat perusahaan terkait isu-isu lingkungan dan sosial adalah mereka cenderung kualitatif, bukan finansial. Rintangan awal dalam pengukuran ini adalah menentukan apakah memang diperlukan untuk mengkuantifikasikan isu-isu sosial dan lingkungan dalam istilah keuangan/finansial.

Kontra: Dalam menilai alam (nature) kita mencari cara untuk mengubahnya menjadi suatu komoditas, sumber daya yang tersedia untuk dikonsumsi, dengan kata lain kita berusaha mengubahnya menjadi seusatu yang dapat dipahami. Alam tidak dapat dikuantifikasikan secara finansial dimana “keuntungan” dari alam tidaklah bersifat ekonomi. Mengkuantifikasikan alam hanya akan membuatnya menjadi sumber daya ekonomi lainnya yang dapat diperjualbelikan dan dengan demikian membuka peluang eksploitasi dan degradasi. Konservasi seharusnya dilakukan semata-mata hanya untuk konservasi, dan tidak sebagai bagian dari proses pengambilan keuntungan ekonomis. Pro: Isu-isu dan konsekuensi di mana pertimbangan finansial menjadi tidak material atau tidak dihitung, akan dipinggirkan di berbagai kasus pengambilan keputusan. Dengan kata lain,melalui kuantifikasi kita lebih dapat mengidentifikasi biaya-biaya dan praktek-praktek implementasi yang akan menghasilkan penghematan. Jika isu-isu sosial dan lingkungan akan dilaporkan tanpa penilaian finansial, maka alternatif dalam pengukuran harus dieksplorasi. Apa yang berusaha dicari oleh perusahaan adalah suatu alternatif dalam mengukur kinerja (pengukuran ekonomi merupakan indikator kinerja yang lebih disukai dalam akuntansi, tetapi bukan merupakan satu-satunya, karena itu diskusi ‘balance score card” dalam mengukur kinerja muncul). Alternatif selain ekonomi mungkin lebih cocok, sebagai contoh, dalam melaporkan kinerja dalam kebijakan kesetaraan kesempatan, gender dll.  Stakeholders Pengguna utama LK tetaplah pemegang saham, dan karena mereka sangat memperhatikan kinerja keuangan entitas, laporan tahunan merupakan cara yang paling sesuai dalam mendistribusikan informasi. Jika entitas mengidentifikasi tambahan stakeholder dengan tambahan kebutuhan informasi yang signifikan, media pelaporan mungkin perlu untuk dievaluasi.  Stakeholder potensial, yang ingin memperoleh informasi kinerja (pekerja, komunitas lokal)  Informasi yang diperlukan oleh stakeholder tersebut (sosial dan lingkungan)  Bentuk pelaporan informasi (kapan harus mengakui dampak sosial dan lingkungan, bagaimana mengukur level dari dampak tersebut – deskriptif, kuantitatif, finansial)  Cara terbaik dalam menyebarluaskan informasi kepada stakeholder yang memerlukan

 Media pelaporan Sebagai contoh, jika entitas mengenali bahwa pekerja dan komunitas lokal yang berada di sekeliling lokasi pabrik memerlukan informasi tingkat emisi, berarti laporan tahunan mungkin tidak layak sebagai media pelaporan. Hal ini mungkin karena:  Siklus pelaporan (tahunan) mungkin kelamaan  Ketepatan waktu pelaporan (diinginkan segera)  Cakupan umum laporan tahunan (mungkin tidak fokus pada wilayah tertentu bagi organisasi yang besar)  Informasi yang tidak relevan bagi pengguna tertentu (meskipun emisi yang ditimbulkan mungkin tidak material bagi entitas, tetapi bagi mereka yang bekerja dan tinggal di sekitar lokasi, informasi tersebut mungkin merupakan informasi yang relevan)

Dalam situasi seperti ini, entitas mungkin menghasilkan spesifik newslletter di suatu pabrik, atau menyediakan update berkala melalui website perusahaan. Perusahaan saat ini berusaha sebisa mungkin untuk dipersepsikan sebagai “good corporate citizens”. Mereka melakukan ini sebagai bagian dari masyarakat dan mencoba berkontribusi terhadap komunitas, tidak hanya sebagai ukuran kinerja ekonomi.

“If you want an accounting of your worth, count your friends.” MaryBrowne

Good Luck

BUKAN KISI-KISI!!!!!

HANYA LATIHAN SOAL DI NEGARA API UNTUK REKREASI DARI MATERI YANG SUSAH

DIMENGERTI

Apa yang saudara ketahui dengan earnings management, sifat earnings management yang natural dan artificial? Menurut General Accepted Accounting Principe (GAAP) Manajemen laba adalah suatu proses mengambil langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik didalam maupun diluar batas. Schipper (1989,1992) menyatakan bahwa manajemen laba adalah intervensi yang memiliki tujuan dalam proses pelaporan finansial terhadap pihak eksternal dengan intensi untuk memperoleh manfaat pribadi bagi manajemen. Sedangkan Healy dan Wahlen (1999) menyatakan bahwa manajemen laba timbul ketika manajer menggunakan judgment dalam pelaporan finansial dan dalam strukturisasi transasksi untuk mempengaruhi laporan keuangan dan juga mengelabui stakeholder terkait dengan kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang bergantung pada angka akuntansi. Pengertian manajemen laba dalam tataran praktis dipaparkan oleh Merchan (1989) dalam Merchan dan Rockness (1994) yaitu tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan yang bisa memberikan informasi mengenai keuntungan ekonomis (economic advantage ) yang sesungguhnya tidak dialami perusahaan, dalam jangka panjang tindakan tersebut bisa merugikan perusahaan. Bagi investor, informasi akuntansi merupakan dasar dalam melakukan analisis saham serta untuk memprediksi prospek earning di masa mendatang. Perhatian investor yang sering terpusat pada informasi laba tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut secara natural akan mendorong manajemen untuk melakukan manajemen atas laba ( earnings management ) atau manipulasi laba ( earnings manipulation ). Laba memiliki potensi informasi yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Pasar memiliki kecenderungan utnuk bereaksi terhadap segala informasi yang berhubungan dengan perusahaan emiten karena hal tersebut akan mempengaruhi nilai investasi mereka di perusahaan tersebut. Sifat artificial eranings management dapat dilihat dari pengertian menurut Scott (2009) bahwa definisi manajemen laba adalah pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer yang dilakukan untuk

mencapai tujuan yang spesifik. Scott juga mengatakan bahwa kita dapat memikirkan manajemen laba sebagai sikap oportunitis manajer untuk memaksimalkan kepuasannya ketika berhadapan dengan kompensasi dan perjanjian utang. Dalam hal kompensasi, perusahaan akan mengantisipasi kesempatan manajer untuk melakukan manajemen laba. Pemberi pinjaman akan melakukan hal yang sama dalam menentukan tingkat bunga yang mereka minta. Manajemen laba memberikan fleksibilitas kepada manajer untuk melindungi mereka sendiri dan perusahaan dalam berhadapan dengan realisasi keadaan yan tidak dapat diantisipasi terhadap kontrak tersebut.

2. Sebutkan sisi baik dan buruknya earnings management, dan jelaskan perbedaan earningsmanagement dengan kecurangan akuntansi (fraud). Priatinah (2008) menjelaskan beberapa sisi baik dan buruk dalam sudut pandang antara agen dengan principal :

  1. Sisi Baik Manajemen Laba Salah satu alasan mengapa manajemen laba terus eksis adalah bahwa ada sisi baik dari manajemen laba. Sisi baik dari manajemen lba bisa dilihat dari perspektif kontrak dan pelaporan keuangan. Dari perspektif kontrak, tingkat manajemen laba bisa dianggap baik apabila terkait dengan kontrak yang efisien vs bentuk oportunistik dari PAT. Dalam kontrak yang efisien, maka diinginkan untuk memberi manajer kemampuan untuk mengelaola laba dalam menghadapi kontrak yang rigid dan tidak lengkap. Sehingga interpretasi terhadap manajemen laba harus hati-hati untuk bonusl, perjanjian hutang dan alasan politik sebagai hal yang buruk. Seperti interpretasi yang mungkin hanya akan valid apabila manajer terlalu jauh dan oportunistk terhadap kontrak yang ada, sehingga bisa diekspektasikan manajemen laba akan eksis untuk alasan kontrak yang efisien. Manajemen laba bisa juga menjadi alat untuk menyampaikan informasi internal ke pasar, mengokohkan harga saham untuk dengan lebih baik merefleksikan prospek masa depan perusahaan.
  2. Sisi Buruk Manajemen Laba Selain teori dan bukti tentang penggunaan manajemen laba yang efisien, terdapat juga bukti bahwa manajemen laba adalah buruk. Dalam perspektif kontrak, hal ini dapat dihasilkan dari perilaku manajer yang oportunistik. Kecenderungan manajer untuk menggunakan manajemen laba untuk maksimisasi bonus. Dechow, Sloan dan Sweeney (1996) juga menguji praktek manajemen laba, hasil investigasi mereka mengungkap sejumlah motif manajemen laba. Salah satunya adalah kedekatan terhadap batasan perjanjian hutang. Perusahaan yang melakukan manajemen laba memiliki rata-rata leverage yang lebih besar dan secara signifikan memiliki lebih banyak pelanggaran kontrak hutang daripada sampel kontrol. Dye (1988) memodelkan manajemen laba dari perspektif pasar modal. Dia mempertimbangkan dua generasi pemegang saham, sekarang dan masa depan. Pemegang saham sekarang bisa menjual saham mereka pada generasi mendatang di masa depan. Berdsarkan informasi internal, dan berdasarkan bahwa menguraikan manajemen laba perusahaan adalah hal yang ”prohibitively costly” untuk pemegang saham masa depan, Dye menunjukkan bahwa manajer bertindak sebagai pemeegang saham sekaran yang memiliki kemampuan dan insentif untuk mengelola laba serhingga maksimisasi harga jual dapat diterima oleh pemegang saham sekarang.

Perbedaan earnings management dengan kecurangan akuntansi IAI (2001) menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai:

Terdapat tiga hipotesis yang diungkapkan oleh Zimmerman (1986) yang mendorong timbulnya fenomena manajemen laba, yaitu hipotesis rencana bonus ( bonus plan hypothesis ), hipotesis kontrak utang ( debt covenant hypothesis ) dan hipotesis biaya politis ( political cost hypothesis ). Hipotesis rencana bonus menyatakan bahwa manajer pada perusahaan yang menggunakan kebijakan rencana bonus cenderung untuk menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan income saat ini. Sedangkan hipotesis kontrak utang menyebutkan manajer pada perusahaan yang mempunyai debt to equity ratio besar akan cenderung menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan pendapatan maupun laba. Hipotesis biaya politis menyatakan bahwa pada perusahaan yang besar, yang kegiatan operasinya menyentuh sebagian besar masyarakat akan cenderung untuk mengurangi laba yang dilaporkan.

Berikan penjelasan tentang apa itu teori agensi dan berikan penjelasan tentang kontribusi teori agensi terhadap riset akuntansi Literatur property rights yang pertama kalinya dikemukan oleh Coase (1937) menjadi dasar pandangan agency theory. Literatur tersebut mengemukakan perusahaan sebagai "nexus of contract" dimana perusahaan diasumsikan sebagai suatu kumpulan kontrak atau perjanjian antara perusahaan dengan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Masing- masing pihak diasumsikan hanya memperhatikan utility dan self-interest, dan masing-masing pihak menyadari bahwa tingkat kesejahteraan (welfare) mereka tergantung pada kemampuan perusahaan untuk dapat berkompetisi dengan perusahaan lain. Karena tiap pihak hanya mementingkan kepentinganya, maka terdapat kemungkinan terjadinya konflik kepentingan antara satu pihak dengan pihak yang lain, yang pada akhirnya justru akan mengurangi nilai perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan. Pengertian agency theory menurut Farna (1980;298) adalah suatu hubungan melalui persetujuan antara dua pihak, di satu pihak manajer bertindak sebagai agent dan di lain pihak pemilik bertindak sebagai principals. Hubungan agency terjadi melalui suati kontrak antara manajer (agent) dan pemilik (principal) untuk menyelenggarakan suatu perusahaan melalui pendelegasian wewenang pengambilan keputusan. Adanya agency theory , manajer akan membuat keputusan operasi yang memaksimumkan utility dan kekayaannya. Manajer yang melaksanakan pengambilan keputusan dalam perusahaan dan bertanggung jawab dalam penyiapan data akuntansi, akan mempengaruhi bagaimana praktik akuntansi dilaksanakan. Jensen dan Meckling (1976) mengemukakan salah satu bentuk konflik kepentingan, yaitu konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajer yang mengelola perusahaan. Kontrak antara pemegang saham dan manajer sebagai suatu hubungan keagenan (agency relationship) , dimana pemegang saham adalah prinsipal yang memberikan wewenang kepada manajer sebagai agen untuk mengelola perusahaan atas nama pemegang saham. Jensen dan Meckling juga menyatakan bahwa kepemilikan perusahaan terdiri dari tiga macam yakni (1) inside equity (held by manager), (2) outside equity (held by anyone of the firm) , dan (3) debt (held by anyone outside of the firm). Dengan demikian modal sendiri dipisahkan antara pemegang saham dari dalam yaitu manajer dan pemegang saham dari luar perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari berapa besar share terhadap keseluruhan modal sendiri. Jensen dan Meckling mendefinisikan penurunan kepuasan dari agen yang timbul akibat hubungan keagenan antara manajer dan pemegang saham eksternal sebagai biaya keagenan (agency cost).

Untuk mengurangi biaya keagenan, manajer dengan suka rela akan melakukan perjanjian dengan pemegang saham untuk membatasi tindakan mereka yang mungkin merugikan pemegang saham. Penelitian lain yang mengemukakan mengenai hubungan keagenan (agency relationship) antara lain, Berhold (1971), Ross (1973, 1974), Holmstrom (1979), dan Antle (1982, 1984). Dari paparan diatas, kontribusi teori agensi adalah menjadi dasar teori dalam menjelaskan hubungan antara para pemilik modal dengan pengelola modal. Agensi teori berusaha mengakomodir adanya perbedaan kepentingan antara kedua pihak tersebut melalui informasi akuntansi sehingga kedua pihak tidak dapat begitu saja memaksimalkan keuntungan mereka tanpa mempertimbangkan kerugian yang mungkin diperoleh pihak lain.

Saat ini topik CSR semakin banyak dibahas dan semakin banyak juga perusahaan yang melaksanakan tanggungjawab sosialnya. Berikan penjelasan singkat tentang isu CSR dan keterkaitannya dengan GCG (Good Corporate Government) yang saudara fahami. Corporate social responsibility diterapkan oleh perusahaan dikarenakan beberapa dorongan. Faktor yang mendorong tersebut adalah :

  1. CSR merupakan bagian dari Good Coorporate Governance terutama untuk perusahaan Go Public. Konsep GCG menerapkan lima elemen yang harus diterapkan oleh perusahaan yaitu accountability, responsibility, fairness, transparancy, dan independency. Elemen responsibility adalah elemen yang paling mendukung adanya CSR. Prinsipnya adalah melalui penekanannya terhadap apa yang harus diberikan kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat sekitar.Melalui penerapan prinsip ini diharapkan perusahaan dapat menyadari bahwa kegiatan operasionalnya seringkali menghasilkan dampak eksternal yang harus ditanggung oleh stakeholders. Oleh karena itu, wajar bila perusahaan juga memperhatikan kepentingan dan nilai tambah bagi stakholders-nya
  2. CSR dinilai dapat meningkatkan citra perusahaan. CSR umumnya dilakukan dengan mengadakan kegiatan sosial untuk lingkungan maupun masyarakat sekitar perusahaan. CSR dinilai merupakan tindakan yang menguntungkan bagi perusahaan untuk menciptakan dan membangun nama baik perusahaan dimata masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa apa yang dilakukan perusahaan terkadang membawa berbagai kerugian untuk pihak lain. Maka dari itu CSR dilakukan untuk membangun nama baik perusahaan setelah pa yang mereka lakukan. CSR dilakukan karena perusahaan ingin mendapatkan sertifikat standarisasi yang juga dapat meningkatkan citra perusahaan dimasyarakat seperti ISO 26000.
  3. CSR dlakukan karena ada regulasi yang mengatur. Peraturan perundang-undangan di Indonesia yang mengatur tentang penerapan CSR diantaranya seperti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007Tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan Undang- undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (UU Penanaman Modal) serta Peraturan Pelaksana No. 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.