





Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Mengambil sudut pandang dari tahun 1965, The Act of Killing membawa gaya dan perspektif baru pada tema tragedi tahun 1965 itu. Film ini menunjukkan kesaksian langsung. Pelaku pembunuhan dan penyiksaan komunis 1965-1966, dengan berbagai rekonstruksi, wawancara dan adegan dari kehidupan sehari-hari mereka. Berdasarkan hal tersebut, pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana banalitas kejahatan dapat digambarkan dalam film The Act of Murder, dengan menggunakan teori Arendt
Typology: Essays (university)
1 / 9
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Oleh Mahanda Dzuhrisa NPM: 222121042
Abstrak Tujuan dari pengkajian film ini adalah untuk menyelidiki pengkhianatan PKI, menjelaskan pelanggaran HAM masa lalu, yaitu dalam film “Pengkhianatan PKI”. Dalam kajian ini, kami mengulas film “G30SPKI” untuk memenuhi tugas Bab 4 Pendidikan Pancasila. Strategi penelitian menggunakan studi kasus tunggal yang dirancang. Disini juga dijelaskan mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik film tersebut.
Berfokus secara detail pada satu kasus, penyidikan terdiri dari satu unit dan dibatasi pada satu aspek yang dipilih, yaitu kandungan pembentukan karakter dalam film “Penzisian G 30 S/PKI”. Sumber data diambil dari film "Pemberontakan G 30 S/PKI". Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi langsung, dokumentasi, dan studi pustaka. Validitas data menggunakan triangulasi data. Teknik analisis data menggunakan model analisis kualitatif interaktif yang timbul dari proses
Berdasarkan apa yang saya pelajari setelah menonton film"Pengkhianatan G30S/PKI", beberapa tipe pelanggaran HAM terkandung dalam film. Pelanggaran hak asasi manusia Ini termasuk: penculikan, penyiksaan, pembunuhan, perampasan kemerdekaan dan penghilangan paksa. Pelanggaran hak asasi manusia dikenai pelanggaran berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999 tentang “Hak Asasi Manusia.” Pengadilan bagi pelaku pelanggaran HAM secara historis dijalankan oleh pemerintahh baik melalui pengadilan militer terhadap pelaku militer maupun pengadilan negeri untuk pelaku non militerPengadilan distrik untuk orang non-militer. Pelanggaran HAM terus berlanjut setelah Gerakan 30 September 1965. Yaitu perburuan, penangkapan, dan pembantaian mantan anggota/pendukung PKI. Ini termasuk kejahatan genosida Tentu saja itu merupakan pelanggaran HAM.
Penumpasan Pengkhianatan Peristiwa G30S/PKI merupakan sebuah peristiwa yang dibuat sebuah film dokumenter dimana film ini menceritakan pergantian rezim pemerintahan Indonesia dariPresiden Soekarnoke Soehartomenurut versi pemerintahan Orde Baru. Diman pada saat itu, Presiden Soekarno di kudeta karena Bangsa Indonesia sedangmengalami kekacauan ekonomi, tujuh jenderal diculik dan dibunuh oleh PKIdan TNI Angkatan Udara. Film ini menggambarkan gerakan G30S sebagaigerakan kejam yang telah merencanakan setiap langkah dengan terperinci, dalammelakukan kekerasan yang berlebihan dan penyiksaan terhadap para jenderal.Peristiwa G30S PKI bermula pada tanggal 30 September - 1 Oktober 1965sekelompok personel Tentara Nasional Indonesiayang menyebut diri mereka"Gerakan 30 September" menangkap dan membunuh tujuh jenderal AngkatanDarat yang diduga anggota gerakan anti-revolusioner"Dewan Jenderal", termasukPanglima Angkatan Darat Ahmad Yani, M.T. Haryono dan D.I. Panjaitan,Soeprapto, S.Parman, Sutoyo dan Abdul Harris Nasution yang menjadi targetutama kelompok pasukan biadab tersebut, namun diantara tujuh orang tersebutyang menjadi sasaran para PKI satu yang berhasil kabur yaitu Abdul Harris Nasution setelah berusaha melompati dinding batas kedubes Irak,. Tubuhmereka yang ditangkap oleh G30S, dibuang ke dalam sumur di Lubang Buaya. Pada akhir cerita, PKI yang berusaha menggeser ideologi Indonesia, yaitu Pancasila, dengan komunis namun, berhasil digagalkan oleh TNI dan rakyatIndonesia yang tidak menghendaki perpecahan di Indonesia. Meski usaha PKI ini berhasilkan menewaskan jenderal-jenderal TNI yang dianggap menghalangi PKI,tetapi PKI tetap tidak berhasilkan menanamkan komunisme di Indonesia.
Pembahasan Menurut Komnas HAM (2005: 4) HAM pada hakekatnya merupakan hak-hak fundamental yang melekat pada kodrat manusia sendiri, yaitu hak-hak yang paling dasar dari aspek-aspek kodrat manusia sebagai manusia.
UDHR (Universal Declaration of Human Rights) memberikan pengertian hak asasi manusia (HAM) sebagai perangkat hak-hak dasar manusia yang tidak boleh dipisahkan dari keberadaanya sebagai manusia. Dengan demikian, martabat manusia merupakan sumber dari seluruh HAM.
Ketentuan hukum HAM atau disebut juga Instrumen HAM merupakan alat yang berupa peraturan perundang– undangan yang digunakan dalam menjamin perlindungan dan penegakan HAM.
Instrumen nasional HAM berlaku terbatas pada suatu negara sedangkan instrumen internasional HAM menjadi acuan negara– negara di dunia dan mengikat secara hukum bagi negara yang telah mengesahkannya.
Di Indonesia upaya untuk menjabarkan ketentuan hak asasi manusia telah dilakukan melalui amandemen UUD 1945 dan diundangkannya Undang-Undang Republik Indonesia (UURI) Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM serta meratifikasi beberapa konvensi internasional tentang HAM.
Menurut Lubis (2003: 186) persoalan klasik dalam implementasi HAM adalah masalah pelanggaran yang secara dominan dilakukan oleh negara, yang mestinya justru bertugas untuk melindunginya.
Risa (2005: 13) mengemukakan bahwa film adalah: Rekaman segala macam gambar hidup atau bergerak, dengan atau tanpa suara, yang dibuat di atas pita seluloid, jalur pita magnetic, piringan audio visual, dan atau benda hasil teknik kimiawi atau elektronik lainnya yang mungkin ditemukan oleh kemajuan teknologi dalam segala bentuk jenis dan ukuran baik hitam maupun putih atau berwarna yang dapat disajikan dan atau dipertunjukkan kembali sebagai tontonan di atas layar proyeksi atau layar putih atau layar TV dengan menggunakan sarana-sarana mekanis dari segala macam bentuk peralatan proyeksi.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian film adalah merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai
inti atau tema sebuah cerita yang banyak mengungkapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh.
Hasil Penelitian
1. Penculikan Salah satu bentuk pelanggaran HAM berat adalah penculikan. Yaitu menculik seseorang untuk tujuan tertentu, seperti dibunuh untuk tebusan anggota keluarga atau disandera.
Penculikan berarti melanggar pasal 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia; dinyatakan bahwa ”Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang- undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Hal ini tercermin dalam kasus penangkapan ilegal, penculikan, penyiksaan, pemerkosaan, penghilangan paksa dan bahkan pembunuhan.
2. Penyiksaan Penyiksaan adalah perbuatan yang dengan sengaja menimbulkan rasa sakit atau penderitaan jasmani dan rohani yang hebat pada seseorang untuk memperoleh pengakuan atau kesaksian dari seseorang atau pihak ketiga dengan menghukum perbuatan yang dilakukan oleh orang atau pihak ketiga tersebut. telah melakukan atau diduga mengancam atau memaksa orang lain atau pihak ketiga;
Segala bentuk dasar diskriminasi di mana rasa sakit atau penderitaan disebabkan oleh hasutan, persetujuan atau pengetahuan oleh seseorang dan/atau pejabat publik (UU No. 39 Tahun 199 Pasal 1).
3. Pembunuhan Pembunuhan adalah perbuatan atau perbuatan yang tidak manusiawi dan/atau perbuatan yang tidak manusiawi. Karena pembunuhan adalah kejahatan terhadap nyawa orang lain yang tidak memiliki rasa kemanusiaan.
1. Identitas Film
Judul film: Pengkhianatan G30S/PKI
Sutradara: Arifin C. Noer
Tahun rilis: 1984
Durasi film: 3 jam 40 menit
Penulis: Arifin C. Noer (skenario) dan Nugroho Notosusanto (cerita)
Daftar pemeran film:
Unsur-unsur intrinsik tersebut merupakan unsur pembangun cerita film yang bersumber dari cerita film itu sendiri. Elemen kunci dari cerita film "Pengkhianatan G 30 S/PKI" adalah:
Ada juga yang lain, terutama Jenderal TNI yang menjadi korban penculikan dan pembunuhan, dan Jenderal AH Nasution, Menteri ABRI/Kepala Staf Umum.
Cerita berlatar tahun 1965 di Jakarta. Banyak adegan dalam film tersebut berlatar di Crocodile Hall, rumah geng 30 September.
B. Unsur Ekstrinsik Film G30SPKI Gerakan G30S/PKI adalah salah satu gerakan pemberontak kelompok PKI yang berusaha merebut kekuasaan hukum untuk memfasilitasi penerapan ideologi komunis di Indonesia. Dalam peristiwa ini, yang menjadi korban bukan hanya warga sipil, melainkan tujuh perwira TNI AD yang tewas. Hikmah yang dapat kita petik dari kejadian ini adalah: