Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Proposal Praktikum Sampel Analisis Kesadahan Total Air Sungai Daerah Sanan dengan Titrasi, Study Guides, Projects, Research of Chemical Experimentation

Dalam proposal ini berisikan tentang tahapan awal yang perlu diketahui sebelum melakukan uji analisis kesadahan total sampel air sungai daerah Sanan, Kota Malang, dengan metode titrasi kompleksometri. Metode yang dilakukan berdasarkan pada Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 06-6989.12-2004 dan 06-6989.13-2004.

Typology: Study Guides, Projects, Research

2021/2022

Available from 11/13/2022

rizschaa
rizschaa ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ

5

(1)

3 documents

1 / 18

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
PROPOSAL PRAKTIKUM
SAMPEL ANALISIS KESADAHAN TOTAL AIR SUNGAI DAERAH SANAN
DENGAN TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Disusun oleh:
Muhammad Atha Nur Faiz 2231410019
Muhammad Luthfi Rahmat Hani 2231410049
Rizka Marwah Solicha 2231410050
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2022
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12

Partial preview of the text

Download Proposal Praktikum Sampel Analisis Kesadahan Total Air Sungai Daerah Sanan dengan Titrasi and more Study Guides, Projects, Research Chemical Experimentation in PDF only on Docsity!

PROPOSAL PRAKTIKUM

SAMPEL ANALISIS KESADAHAN TOTAL AIR SUNGAI DAERAH SANAN

DENGAN TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Disusun oleh: Muhammad Atha Nur Faiz 2231410019 Muhammad Luthfi Rahmat Hani 2231410049 Rizka Marwah Solicha 2231410050 PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI MALANG

i

DAFTAR ISI

  • BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI i
    • 1.1. Latar Belakang
    • 1.2. Rumusan Masalah
    • 1.3. Tujuan
  • BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    • 2.1. Titrasi Kompleksometri
    • 2.2. Kesadahan Air
    • 2.3. Sungai Daerah Sanan
    • 2.4. EDTA
    • 2.5. EBT
    • 2.6. Dampak Kesadahan Air
  • BAB III METODOLOGI
    • 3.1. Alat dan Bahan
    • 3.2. Prosedur
    • 3.3. Perhitungan
  • DAFTAR PUSTAKA

zat terlarut yang beragam jumlahnya dan tergantung pada jalan yang dilaluinya mulai dari hilir sampai ke lembah. Mineral-mineral tersebut ada yang diinginkan dan tak diinginkan, baik oleh tubuh ataupun hingga lingkungan. Mineral-mineral tersebut ada yang dapat menimbulkan kesadahan terhadap air, baik kesadahan tetap maupun kesadahan sementara. Penggunaan air untuk konsumsi yang mengandung kesadahan sementara cukup ditangani dengan pemasakan air tersebut hingga mendidih. Namun untuk air dengan kesadahan tetap perlu penanganan ekstra sebelum dilakukan proses pemanasan sehingga mendidih. Permasalahan yang sering dijumpai pada pelayanan air bahwa kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air bersih yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk digunakan. Air yang layak digunakan mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi, dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Sehingga apabila terdapat salah satu parameter yang tidak memenuhi syarat, maka air tesebut tidak layak untuk digunakan. Parameter yang dapat digunakan adalah parameter fisika, parameter biologi, dan parameter kimia. Parameter fisika bagi kualitas air adalah bau dan rasa, kekeruhan, suhu. Adapun parameter biologi sebagai penentu kualitas air adalah organisme yang hidup di dalam air tersebut. Sedangkan parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan unsur Ca2+^ dan Mg2+^ dalam air yang keberadaannya biasa disebut kesadahan air. Pada umumnya kesadahan menunjukkan jumlah kalsium karbonat dalam milligram perliter atau bagian perjuta. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk penggunaan rumah tangga maupun untuk penggunaan industri. Berdasarkan Permenkes RI No. 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih, kadar maksimum kesadahan (CaCO 3 ) yang diperbolehkan adalah 500 mg/L^3. Untuk keberlangsungan hidup, air harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan berkualitas yang memadai. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan uji air berdasarkan kesadahannya. Untuk menganalisa air terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, salah satunya dengan metode kompleksometri. Kompleksometri adalah jenis titrasi dimana titrat dan titran saling mengompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Salah satu zat pembentuk

kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilendiamin tetraasetat (dinatrium EDTA). Kestabilan dari senyawa kompleks yang terbentuk tergantung dari kation dan pH dari larutan. Oleh karena itu, titrasi dilakukan pada pH tertentu dan cocok untuk digunakan sebagai pengujian kadar kesadahan suatu air. Berdasarkan hal itu, akan dilakukan uji air sungai di daerah Sanan, Kota Malang. Daerah Sanan adalah daerah yang terkenal akan produksi keripik tempenya. Daerah ini juga merupakan pusat industri keripik tempe di Kota Malang. Selain menjadi pusat industri, daerah ini juga merupakan daerah padat penduduk. Untuk mengetahui kualitas air pada daerah tersebut, maka akan dilakukan analisis kesadahan air menggunakan metode kompleksometri. Parameter ini digunakan untuk mengetahui kelayakan dan jumlah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air. 1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari analisis kesadahan total air Sungai Brantas adalah sebagai berikut.

  1. Bagaimana menentukan kesadahan air sungai dengan menggunakan metode kompleksometri?
  2. Berapa nilai kesadahan air pada sampel air sungai di daerah Sanan?
  3. Bagaimana mengetahui pengaruh kesadahan air sungai terhadap lingkungan di daerah Sanan? 1.3. Tujuan Adapun tujuan dari analisis kesadahan total air Sungai Brantas adalah sebagai berikut.
  4. Menentukan kesadahan air sungai dengan menggunakan metode kompleksometri.
  5. Mengetahui nilai kesadahan air pada sampel air sungai di daerah Sanan.
  6. Mengetahui pengaruh kesadahan air sungai terhadap lingkungan di daerah Sanan.

Kompleksometri merupakan metode penetapan kadar secara volumetri yang didasarkan pada reaksi kompleks antara ion logam dengan logam. Titrasi kompleksometri dengan EDTA digunakan untuk menentukan kandungan garam logam. Teknik ini umumnya digunakan untuk menganalisis logam menggunakan titrat yang berupa logam, seperti EDTA (Rochman, et al., 2021). Titrasi kompleksometri dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan dalam satuan ppm (Sobirin, et al., 2016). 2.2. Kesadahan Air Air sadah merupakan air yang mengandung ion Ca2+^ dan ion Mg2+^ dalam jumlah yang cukup banyak. Air sadah bersifat merugikan karena menyebabkan sukar yang berlebih bila digunakan untuk mencuci dengan sabun (Melati, 2019). Menurut Sulistyani, dkk (2012), berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+^ atau Mg2+), air sadah digolongkan menjadi dua jenis, yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap. Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO^3 - ), khususnya senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO 3 ) 2 ) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air membebaskan ion Ca2+^ dan atau Mg2+. Selanjutnya, senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel sesuai persamaan reaksi dengan jenis reaksi penguraian. Ca(HCO 3 )2(aq) โ†’ CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g) Mg(HCO 3 )2(aq) โ†’ MgCO3(s) + H2O(l) + CO2(g) Air sadah tetap adalah air sadah yang mengandung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO^3 - , dan SO 42 -. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl 2 ), kalsium nitrat (Ca(NO 3 ) 2 ), kalsium sulfat (CaSO 4 ), magnesium klorida (MgCl 2 ), magnesium nitrat (Mg(NO 3 ) 2 ), dan magnesium sulfat (MgSO 4 ). Air yang mengandung senyawasenyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Kesadahan tetap dapat dihilangkan dengan mereaksikan air tersebut dengan zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat: Na 2 CO 3 (aq) atau K 2 CO 3 (aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+^ dan atau Mg2+, sehingga terjadi persamaan reaksi dengan jenis reaksinya yaitu pergantian berganda.

CaCl2(aq) + Na2CO3(aq) โ†’ CaCO3(s) + 2NaCl(aq) Mg(NO 3 )2(aq) + K 2 CO3(aq) โ†’ MgCO3(s) + 2KNO3(aq) Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+^ dan Mg2+^ dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalentmetal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr, dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida, dan bikarbonat dalam jumlah kecil (Nyoman, 2018). Kesadahan merupakan salah satu parameter tentang kualitas air sehat, karena kesadahan menunjukkan ukuran pencemaran air oleh mineral-mineral terlarut seperti Ca2+^ dan Mg2+^ (Sulistyani, et al., 2012). Apabila kesadahan air rendah, busa dapat terbentuk dengan mudah. Sedangkan pada kesadahan air yang tinggi, maka akan sulit atau tidak bisa membentuk busa. Kesadahan merupakan indikasi air bagi ikan atau biota laut, dapat juga menjadi petunjuk penting dalam memanipulasi nilai pH (Wardiha, et al., 2018). Menurut Campbell dan Peterson (2010), kesadahan air ditentukan dengan mengukur konsentrasi total magnesium dan kalsium dalam sumber air. Kesadahan air berdampak pada masalah ekologi, ekonomi, dan kesehatan manusia. Secara ekologis, kesadahan air berdampak pada budidaya ikan serta banyak spesies lain yang mengandalkan konsentrasi kalsium karbonat yang stabil. Air sadah dalam pasokan air kota juga menimbulkan masalah ekonomi karena sejumlah besar uang dihabiskan setiap tahun untuk memastikan bahwa air dilunakkan (mineral dihilangkan) untuk menghindari dampak negatifnya seperti sabun yang terdegradasi dan endapan-endapan pada keran. Pertanyaan kesehatan mengenai minum air sadah juga mulai bermunculan. Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa air sadah dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, meskipun belum ada cukup penelitian untuk temuan ini menjadi konklusif. Untuk semua masalah ini, cara yang dapat diandalkan untuk mengukur kesadahan air diperlukan. Kesadahan air dilaporkan sebagai konsentrasi karbonat dalam bagian per juta (ppm), menggunakan kalsium karbonat sebagai konsentrasi umum yang mencakup semua kation divalen dalam sampel. Tabel 1 menunjukkan bagaimana CaCO 3 konsentrasi mempengaruhi keseluruhan kekerasan sumber air. Konsentrasi magnesium dan kalsium (yang paling melimpah di air) digunakan untuk menghitung kesadahan air dengan rumus: [CaCO 3 ] seluruh = 2,5[Ca] + 4.1[Mg].

memiliki luas ยฑ 20 Ha, yang mana meliputi RW 14 (4 RT), RW 15 (9 RT), RW 16 (9 RT). Saat ini, terdapat ยฑ 600 kepala keluarga yang bekerja di bidang industri tempe, yang mana 286 kepala keluarga tercatat di Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Primkopti) Bangkit Usaha Kota Malang yang terhitung sampai tahun 2017. Koperasi Primkopti Bangkit Usaha tersebut bertujuan membantu pengrajin 46 tempe dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya, baik berupa penyediaan bahan baku maupun peralatan. Sehubungan dengan adanya produksi tempe, maka hal tersebut memicu permasalahan tentang limbah yang meningkat. Sebagian dari limbah tersebut dapat digunakan untuk pakan sapi, dan sebagiannya dibuang ke aliran sungai. 2.4. EDTA EDTA adalah singkatan dari Ethylene Diamine Tetra Acid , yaitu asam amino yang dibentuk dari protein makanan. Zat ini sangat kuat menarik ion logam berat (termasuk kalsium) dalam jaringan tubuh dan melarutkannya, untuk kemudian dibuang melalui urin. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2-diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul. 2.5. EBT Eriochrome Black T (EBT) adalah indikator yang berwarna merah muda, bila berada dalam larutan yang mengandung ion kalsium dan ion magnesium. Pada keadaan buffer dengan pH 10, indikator ini berwarna biru. Senyawa ini memiliki dua gugus fenol yang dapat terionisasi. 2.6. Dampak Kesadahan Air Dampak dari kesadahan air yang kurang dan yang berlebih sumber adalah air jika tidak mengandung kapur akan memberikan rasa yang lunak atau hambar sehingga akan mengurangi selera dalam mengkonsumsinya. Kelebihan kandungan kapur dalam air juga akan memberikan efek atau dampak yang tidak baik. Oleh

karena itu, dirasa perlu untuk mengetahui dampak apa saja yang dapat ditimbulkan jika kandungan kapur dalam air berlebih atau kesadahannya tinggi. Menurut Nurullita, dkk (2010), Dampak yang ditimbulkan air sadah bagi kesehatan antara lain adalah dapat menyebabkan cardiovasculer deseasae (penyumbatan pembuluh darah jantung) dan urolithiasis (batu ginjal), menyebabkan air menjadi keruh sabun, dan membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih.

3.2. Prosedur Langkah kerja yang dilakukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 06 - 69 89.12- 2004 dan SNI 06-6989.1 3 - 2004 ) adalah sebagai berikut. 3.2.1. Pembuatan Larutan HCL (1: 1 )

  1. Isi Labu takar ukuran 1 000 mL dengan aquades sebanyak 250 ml, lalu tambahkan 83 ml asam khlorida pekat secara perlahan.
  2. Kocok sebentar kemudian tambahkan akuades sampai 1000 mL atau sampai tanda batas pada labu takar.
  3. Pada pengenceran asam pekat, labu takar diisi terlebih dahulu untuk menghindari perubahan panas yang spontan yang dapat menghasilkan letupan. 3.2.2. Pembuatan Larutan Penyangga pH 10 ยฑ 0. Cara I:
  4. Larutkan 16.9 g ammonium klorida (NH 4 Cl) dalam 143 mL amonium hidroksida (NH 4 OH) pekat.
  5. Tambahkan 1.25 g magnesium etilen diamin tetra asetat (Mg-EDTA).
  6. Encerkan dengan air suling hingga volumenya menjadi 250 mL. Cara II:
  7. Larutkan 1.179 g Na 2 EDTA dihidrat dan 780 mg magnesium sulfat pentahidrat (MgSO 4 .7H 2 O) atau 644 mg magnesium klorida herksahidrat (MgCl 2 .7H 2 O) dalam 50 mL air suling.
  8. Tambahkan larutan tersebut ke dalam 16.9 g NH 4 Cl dan 143 mL NH 4 OH pekat dengan diaduk.
  9. Encerkan dengan air suling hingga volumenya menjadi 250 mL. 3.2.3. Pembuatan Larutan Standar Kalsium Karbonat (CaCO 3 ) 0,01 M (1, mg/mL)
  10. Timbang 1.0 g CaCO 3 anhidrat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 mL.
  11. Larutkan dengan sedikit asam klorida (HCL (1:1)), tambah dengan 200 mL air suling.
  12. Didihkan beberapa menit, untuk menghilangkan CO 2 , lalu dinginkan.
  13. Setelah dingin, tambahkan beberapa tetes indikator metil merah.
  1. Tambahkan NH 4 OH 3 N atau HCL (1:1) sampai terbentuk warna orange.
  2. Pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 1000 mL, kemudian tepatkan sampai tanda tera. 3.2.4. Pembuatan Larutan Na 2 EDTA.2H 2 O = C 10 H 14 N 2 Na 2 O 8 .2H 2 O (dinatrium etilendiamin tetra asetat dihidtrat) 0.01 M
  3. Larutkan 3.723 g Na 2 EDTA dihidrat dengan air suling di dalam labu ukur 1000 mL.
  4. Tepatkan sampai tanda tera. 3.2.5. Pembakuan Larutan Na 2 EDTA ยฑ 0,01 M
  5. Pipet 10 mL larutan standar CaCO 3 0.01 M, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL.
  6. Tambah 40 mL air suling dan 1 mL larutan penyangga pH 10 ยฑ 0.1.
  7. Tambahkan seujung spatula 30 mg sampai dengan 50 mg indikator EBT.
  8. Titrasi dengan larutan Na 2 EDTA 0.01 M sampai terjadi perubahan warna dari merah keunguan menjadi biru.
  9. Catat volume larutan Na 2 EDTA yang digunakan.
  10. Ulangi titrasi tersebut 3 kali, kemudian volume Na 2 EDTA yang digunakan dirata-rata (perbedaan volume atau RSD).
  11. Hitung molaritas larutan baku Na 2 EDTA dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ๐‘€๐ธ๐ท๐‘‡๐ด =

๐‘€๐ถ๐‘Ž๐ถ๐‘‚ 3 ร— ๐‘‰๐ถ๐‘Ž๐ถ๐‘‚ 3

MEDTA : Molaritas larutan baku Na 2 EDTA (mmol/mL) VEDTA : Volume rata-rata larutan baku Na 2 EDTA (mL) VCaCO 3 : Volume rata-rata larutan CaCO 3 yang digunakan (mL) MCaCO3 : Molaritas larutan larutan CaCO 3 yang digunakan (mmol/mL). 3.2.6. Kesadahan Total

  1. Ambil 25 mL contoh uji secara duplo, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 mL, encerkan dengan air suling sampai volume 50 mL.
  2. Tambahkan 1mL sampai dengan 2 mL larutan penyangga pH 10 ยฑ 0,1.
  3. Tambahkan seujung spatula 30 mg sampai dengan 50 mg indikator EBT.
  4. Lakukan titrasi dengan larutan baku Na 2 EDTA 0,01 M secara perlahan sampai terjadi perubahan warna merah keunguan menjadi biru.

ร— ๐‘‰๐ธ๐ท๐‘‡๐ด ร— ๐‘€๐ธ๐ท๐‘‡๐ด ร— 40

Vcu : Volume larutan contoh uji (mL) VEDTA : Volume rata-rata larutan baku Na 2 EDTA untuk titrasi Kalsium (mL) MEDTA : Molaritas larutan baku Na 2 EDTA untuk titrasi (mmol/mL) 3.3.3. Menghitung persen temu balik (% recovery, % R) dapat menggunakan rumus: % ๐‘… = ๐ด โˆ’ ๐ต ๐ถ ร— 100% R : Recovery A : Kadar contoh uji yang di spike (mg/L) B : Kadar contoh uji yang tidak di spike (mg/L) C : Kadar standar yang diperoleh ( target value ) (mg/L) 3.3.4. Untuk mencari kadar standar yang diperoleh (target value) dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ๐ถ =

๐‘Œ ร— ๐‘

Y : Volume standar yang ditambahkan (mL) Z : Kadar Ca yang ditambahkan (mg/L) V : Volume akhir (mL)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. 2004. Cara Uji Kalsium (Ca) dengan Metode Titrimetri. SNI 06- 698 9.13- 2004. 15 hlm. Badan Standardisasi Nasional. 2004. Cara Uji Kesadahan Total Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dengan Metode Titrimetri. SNI 06-6989.12- 2004. 12 hlm. Campbell, J. a. D. P., 2010. Determination of Water Hardness from Common Water Sources Using Flame Atomic Absorbance Spectometry. Condorcia College Journal of Analytical Chemistry 1, pp. 4-8. Chang, R., 2003. Kimia Dasar. 3rd ed. Jakarta: Erlangga. Harizul, R., 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Depok: UI Press. Hossen, M. A., Rafiq, F., Kabir, M. A. & Morshed, M. G., 2019. Assesment of Water Quality Scenario of Karnaphuli River in Terms of Water Quality Index, South- Eastern Bangladesh. American Journal of Water Resources, 7(3), pp. 106-110. Melati, R., 2019. Asam, Basa, dan Garam. Depok: Penerbit Duta. Nurullita, U., Astuti, R. & Arifin, M. Z., 2010. Pengaruh Lama Kontak Karbon Aktif Sebagai Media Filter Terhadap Persentase Penurunan Kesadahan CaCO3 Air Sumur Artetis. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 6(1), pp. 48-56. Nyoman, R. N., 2018. Perbandingan Kadar Kesadahan Air PDAM dan Air Sumur Suntik Kelurahan Tondo Kota Palu Tahun 2017. Medika Takulako, Jurnal Ilmiah Kedokteran, 5(3), pp. 12-21. Rochman, A., Martono, S., Sudjadi & Mursyidi, 2021. Analisis Obat Secara Volumetri. Yogyakarta: UGM Press. Sobirin, M., Yulianto, A. & Aji, M. P., 2016. Efek Penambahan Karbon Aktif pada Magnetik dari Pasir Besi Sebagai Adrsopsi Ion Kalsium dalam Air. Jurnal Fisika UNNES, 5(2), pp. 42-50. Sulistyani, Sunarto & Fillaeli, A., 2012. Uji Kesadahan Air Tanah di Daerah Sekitar Pantai Kecamatan Rembang Propinsi Jawa Tengah. Jurnal Sains Dasar, 1(1), pp. 33 - 38. Wardiha, M. W., Putri, P. S. A., Agustiningtyas, R. S. & Rakhman, J., 2018. Air Minum & Sanitasi, Bagaimana Memetakannya? Studi Kasus: 12 Permukiman Tradisional NTB & NTT. Yogyakarta: Penerbit ANDI.