





































Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Di zaman yang modern seperti sekarang ini, bidang elektronika sudah semakin maju. Salah satunya adalah di bidang audio, yaitu menggunakan speaker aktif sebagai media penghasil suara yang langsung dihubungkan ke media player hanya dengan menggunakan kabel, sekarang dapat menggunakan perantara amplifier.
What you will learn
Typology: Summaries
1 / 45
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Mata Kuliah : Elektronika Praktis Nama : Sri Wahyuningsih Nim : 1705111072 Kelas : 6B Kelompok : 2 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU 2020
Oleh : SRI WAHYUNINGSIH 1705111072 Mengetahui : Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II M. Rahmad Nayla Fauza NIP. NIP.
Puji syukur senantiasa dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kepada saya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Elektonika Praktis ini yang berjudul “Perancangan Speaker Aktif”. Adapun makalah Elektonika Praktis ini yang berjudul “Perancangan Speaker Aktif”. telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunnya dengan berbagai sumber yang saya dapat, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan terimah kasih kepada pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasnnya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritikan dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini, dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Pekanbaru, 18 April 2020 Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................i KATA PENGANTAR..................................................................................................ii DAFTAR ISI...............................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR...................................................................................................iv BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 3 1.3 Batasan Masalah............................................................................................... 3 1.4 Tujuan Penulisan............................................................................................... 3 1.5 Manfaat Penulisan............................................................................................. 3 BAB II. LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Petir................................................................................................. 4 2.2 Pembentukan Medan Listrik Di Dalam Awan.................................................. 6 2.3 Pengertian Ionisasi dan Petir............................................................................. 7 2.4 Kuat Medan Listrik........................................................................................... 8 2.5 Potensial Listrik................................................................................................ 8 2.6 Mekanisme Terjadinya Petir............................................................................. 9 2.7 Awan Kumulonimbus / Cumulonimbus Cloud (Cb)...................................... 11 2.8 Tahapan Pembentukan Awan Kumulonimbus (Cb)....................................... 12 2.9 Jenis- jenis Petir.............................................................................................. 13 2.10 Erupsi gunung Berapi................................................................................... 16 BAB III. PEMBAHASAN 3.1 Fenomena Petir Vulkanik pada Erupsi Gunung Berapi.................................. 22 BAB IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan..................................................................................................... 27 4.2 Saran................................................................................................................ 28 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 39
1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi modern yang saat ini begitu pesat, membuat semua orang selalu ingin mencari tahu, mempelajari, serta membuat alat-alat yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat bagi orang banyak, bahkan tak sedikit orang yang mengembangkan alat yang sudah ada menjadi alat baru dengan teknologi yang lebih canggih. Hal ini turut berpengaruh pada dunia pendidikan. Juga melihat kebutuhan masyarakat akan teknologi dewasa ini semakin meningkat seiring dengan perubahan kultur sosial budaya dalam masyarakat. Hal ini menuntut penggunaan perangkat teknologi dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam aspek sosial, manusia membutuhkan hubungan sosial dengan manusia lainnya. Salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan sosial dalam masyarakat adalah dengan adanya penyelenggaraan suatu acara, baik berupa hiburan maupun acara seremonial lainnya seperti upacara adat, upacara keagamaan dan lain sebagainya. Penyelenggaraan acara-acara tersebut dalam kapasitas yang besar menuntut adanya suatu ruang yang cukup besar. Dengan demikian penggunaan teknologi khususnya sistem suara (sound system) atau juga disebut speaker aktif adalah menjadi sangatlah penting dan bahkan menjadi salah satu kebutuhan pokok dalam penyelenggaraan suatu acara. Di zaman yang modern seperti sekarang ini, bidang elektronika sudah semakin maju. Salah satunya adalah di bidang audio, yaitu menggunakan speaker aktif sebagai media penghasil suara yang langsung dihubungkan ke media player hanya dengan menggunakan kabel, sekarang dapat menggunakan perantara amplifier. Amplifier adalah suatu komponen elektronika yang digunakan untuk menguatkan daya atau tenaga secara umum. Dalam penggunaannya, amplifier akan menguatkan sinyal suara disebut Audio Amplifier. Untuk membuat inovasi terbaru, Audio Amplifier dibuat agar dapat dikendalikan melalui suara dengan sebuah alat telekomunikasi yaitu Smartphone Android dengan menggunakan aplikasi Bluetooth sebagai perangkat yang menghubungkan antara Bluetooth Smartphone Android ke mikrokontroler untuk
mengatur kendali speaker. Melalui suara, smartphonea android ini akan mengendalikan naik turunnya volume dan ON/OFF dari audio amplifier.Dengan adanya perkembangan teknologi khususnya dalam bidang telekomunikasi, hal ini lah yang melatarbelakangi penulis dalam membuat rancangan mengenai speaker aktif. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Laju dari sembarang gelombang mekanik (transversal dan longitudinal), bergantung pada sifat-sifat inersial medium (yang menyimpan energi kinetik) dan sifat-sifat elastik medium (yang menyimpan energi potensial) yang diformulasikan secara matematis ; dimana (untuk gelombang transversal) τ adalah tegangan dalam dawai dan μ adalah kerapatan linear dawai. Jika medium adalah udara dan gelombang adalah longitudinal, kita dapat menebak bahwa sifat inersial, berkaitan dengan μ, adalah kerapatan volume ρ udara. Ketika gelombang melewati udara, energi potensial berkaitan dengan perapatan (compression) dan perenggangan (rarefaction) volume elemen molekul-molekul udara. Sifat-sifat yang menentukan kelanjutan dimana suatu elemen medium berubah volumenya ketika tekanan (gaya per satuan luas) pada elemen tersebut berubah disebut modulus Bulk (B) dengan satuan Pascal (Pa). Di sini ΔV/V adalah perubahan fraksi dalam volume yang dihasilkan oleh perubahan Δp. Satuan SI untuk tekanan adalah N/m2, yang diberi nama khusus, Pascal (Pa). Dari persamaan 2-2 dapat kita lihat bahwa satuan untuk modulus Bulk (B) juga Pascal (Pa). Tanda Δp dan ΔV selalu berlawanan. Ketika kita meningkatkan tekanan pada elemen (Δp positif), volumenya menurun (ΔV negatif). Kita menyertakan tanda negatif dalam persamaan 2-2 sehingga B selalu bilangan positif. Sekarang gantikan B untuk τ dan ρ untuk μ dalam persamaan 2-1, maka menghasilkan.
dimana : v = kecepatan atau laju bunyi di udara (m/s) B = modulus Bulk (Pa) ρ = densitas (kg/m3) Setiap zat penghantar gelombang bunyi memiliki laju perambatan yang berbeda-beda bergantung pada sifat zat tersebut (Halliday, D. resnick, R. walker, J. 2010). Dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini. Tabel 2.1 laju bunyi berdasarkan mediumnya Medium Laju Bunyi Udara 340 Udara (0 ºC) 331 Helium 1. Hidrogen 1. Air 1. Air laut 1. Besi 5. Gelas 4. Plastik 2. Aluminium 5. Kayu keras 4. 2.1.2 Spektrum Bunyi Frekuensi audio (audio frequency) merujuk sebagai getaran periodik yang frekuensinya dapat didengar oleh rata-rata manusia. Frekuensi-frekuensi yang dapat didengar oleh manusia disebut audio atau sonik. Range frekuensi yang umumnya dapat didengar berkisar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Frekuensi-frekuensi di atas 20.000 Hz sampai 20 MHz
hubungan matematis sederhana antara panjang gelombang (λ), periode (T), dan frekuensi (f), yaitu kecepatan atau laju (v). Karena kecepatan ialah jarak dibagi oleh waktu, maka dapat kita turunkan suatu persamaan : atau dengan mengganti T dengan f, maka didapat : dimana : v = kecepatan atau laju gelombang (m/s) λ = panjang gelombang (m) T = periode gelombang (s) f = frekuensi gelombang (Hz) 2.1.4 Sifat-sifat Energi Bunyi Energi bunyi mempunyai sifat dapat berpindah ke tempat lain dengan cara merambat melalui media tertentu. Selain itu, bunyi juga dapat dipantulkan dan dapat diserap. a. Bunyi Dapat Merambat Melalui Zat Padat, Zat Cair, dan Gas Getaran bunyi merambat dalam bentuk gelombang. Oleh karena itu, bunyi yang merambat disebut gelombang bunyi. Gelombang bunyi dapat merambat melalui zat padat, cair, dan gas. Perambatan berlangsung paling cepat melalui udara. Gelombang bunyi tersebut mirip seperti gelombang air. b. Bunyi Dapat Diserap dan Dipantulkan Ketika merambat ke tempat lain, bunyi dapat mengenai benda- benda di sekitarnya. Bunyi yang mengenai permukaan suatu benda dapat dipantulkan ataupun diserap. Jika bunyi mengenai dinding, akan dipantulkan. Oleh karena itu, bunyi tersebut mengalami pemantulan.
Biasanya benda yang keras, rapat, dan mengkilat bersifat memantulkan bunyi. Sifat-sifat bunyi pantul adalah sebagai berikut :
Power amplifier rakitan berfungsi sebagai penguat akhir dan pre- amplifier menuju ke driver speaker. Pengertian amplifier pada umumnya terbagi menjadi 2, yaitu power amplifier dan integrated amplifier. Power amplifier adalah adalah penguat akhir yang tidak disertai dengan tone control (volume, bass, treble), sebaliknya integrated amplifier adalah penguat akhir yang telah disertai dengan tone control. 2.2.1 Jenis-Jenis Amplifier Jenis-Jenis Amplifier telah bervariasi seperti OTL, BTL dan OCL yang sudah sering di gunakan di pasaran. Dan setiap jenis komponen dan pengertian amplifier tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing. Berikut kami jelaskan satu persatu :
nada. Untuk membangun jenis rangkaian power ini, tidaklah diperlukan banyak tambahan komponen eksternal karena rangkaian ini memakai system power-supply yang otomatis. Prinsip kerja dari rangkaian power amplifier ialah sebagai pemerkuat terakhir dari bagian system tata suara yg bisa juga untuk menguatkan sinyal audio, yaitu pd umumnya adalah penguat arus dan tegangan yang berasal dari sinyal audio dengan tujuan berfungsinya loud speaker / pengeras suara (Belajar Tentang Elektronika. 2012) 2.2.3 Struktur dari Power Amplifier
induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka jika rangkaian sekunder dibebani maka arus akan mengalir di sekunder. E = -N dφ dt
Dimana : e = Gaya Gerak Listrik (ggl) [V] N = Jumlah Lilitan [lilit] Gambar 2.3 Prinsip kerja transformator Pada transformator ideal energi listrik pada kumparan primer dan sekunder sama karena tidak ada energi yang diubah menjadi bentuk energi lain. Dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut: Sp = Ss ...................................................................................................(2.8) Vp.Ip = Vs.Is..........................................................................................(2.9) Vp Vs
Ip Is
Is Ip
Np Ns
Np Ns
Vp Vs
Is Ip
Ep Es
= Perubahan Fluks Magnet [Weber/s]
Dimana : Sp = Daya Primer (VA) Ns = Jumlah Lilitan Sekunder(lilit) Ss = Daya Sekunder (VA) Vp = Tegangan Primer (V) Ip = Kuat Arus Primer (A) Vs = Tegangan Sekunder (V) Is = Kuat Arus Sekunder (A) Es= GGl induksi sekunder (V) Ep = GGL induksi Primer (V) 2.3.2 Keadaan Transformator Tanpa Beban Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan yang sinusoidal, akan mengalirkan arus primer Ip yang juga sinusoid dan dengan menganggap belitan N1 reaktif murni. Ip akan tertinggal 90 dari Vp. Arus primer Ip menimbulkan fluks (Ф) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoid.Pada Gambar 2.4 dapat dilihat suatu transformator tanpa beban. Gambar 2.4 Transformator dalam keadaan tanpa beban. (sumber : zuhal.1991)