

































Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Sedimentasi merupakan proses pengolahan air dengan cara pengendapan partikel zat padat dalam suatu cairan yang diakibatkan oleh gaya gravitasi sehingga menghasilkan cairan yang lebih jernih dan suspensi yang lebih kental. Percobaan dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi TDS bahan pencemar sampel. Volume sampel yang digunakan dalam percobaan ini sebesar 136 Liter dengan penambahan tawas sebanyak 300 Gram. Nilai besaran TDS mula-mula cairan sampel adalah 85 ppm.
Typology: Lab Reports
1 / 41
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Oleh: KELOMPOK VI KELAS A Calvin Apredo ( 2007113918 ) Tiara Dwisca Nadimisia ( 2007113921 ) Widiasti Sukmaningrum ( 2007113914 ) Dosen Pengampu: Prof. Dr. Adrianto Ahmad, MT. Asisten Praktikum: Muhammad Wahada
i
JUDUL : Pengolahan Air KELOMPOK : VI (Enam)
iii
Pengolahan Air Dosen Pengampu Praktikum dengan ini menyatakan bahwa: Kelompok VI: Calvin Apredo (2007113918) Tiara Dwisca Nadimisia (2007113917) Widiasti Sukmaningrum (2007110682)
iv
Sedimentasi merupakan proses pengolahan air dengan cara pengendapan partikel zat padat dalam suatu cairan yang diakibatkan oleh gaya gravitasi sehingga menghasilkan cairan yang lebih jernih dan suspensi yang lebih kental. Percobaan dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi TDS bahan pencemar sampel. Volume sampel yang digunakan dalam percobaan ini sebesar 136 Liter dengan penambahan tawas sebanyak 300 Gram. Nilai besaran TDS mula-mula cairan sampel adalah 85 ppm. Adapun waktu pengadukan antara tawas dengan air adalah sebanyak 5 menit dan pendiaman selama 10 menit. Setelah itu, proses pengaliran dilakukan dengan media pompa menuju bak equilisasi. Setelah aliran air mencapai sekat terakhir bak equilisasi, maka dihitung nilai TDSnya dengan menggunakan TDS meter. Adapun nilai dari efisiensi TDS pada sampel sebelum pengendapan yaitu 68,5%, 71,2%, 71,8%, 72,8%, 73,2%, 73,6%, dan 74,08%. Setelah dihitung nilai efisiensi yang pertama, maka cairan sampel didiamkan selama 60 menit untuk dihitung lagi nilai TDSnya. Adapun nilai dari efisiensi TDS pada sampel setelah pengendapan yaitu 85,9%, 77,3%, 77,7%, 77,92%, 77,97%, 78,03%, dan 77,08%. Kata Kunci: Air, Alumunium Sulfat, Equilisasi, Sedimentasi, Total Padatan Terlarut
Sedimentation is a water treatment process by depositing solid particles in a liquid caused by gravity to produce a clearer liquid and a more viscous suspension. The experiment was conducted to determine the TDS efficiency of the sample pollutant. The volume of the sample used in this experiment was 136 liters with the addition of 300 grams of alum. The initial TDS value for the sample liquid is 85 ppm. The stirring time between alum and water is 5 minutes and the stand is 10 minutes. After that, the flow process is carried out with a pump medium to the equilization tank. After the water flow reaches the last bulkhead of the equilization tank, the TDS value is calculated using a TDS meter. The values of the TDS efficiency in the samples before deposition were 68.5%, 71.2%, 71.8%, 72.8%, 73.2%, 73.6%, and 74.08%. After calculating the first efficiency value, the sample liquid was allowed to stand for 60 minutes to calculate the TDS value again. The values of the TDS efficiency in the sample after precipitation are 85.9%, 77.3%, 77.7%, 77.92%, 77.97%, 78.03%, and 77.08%. Keywords : Aluminum Sulfate, Equilization, Sedimentation Total Dissolved Solids, Water.
vi
vii
Gambar 3. 1 Rangkaian Alat Pengolahan Air ....................................................... 17 Gambar 4. 1 Susunan Urutan Penyekat Pada Bak Equilisasi ................................ 20 Gambar 4.2 Grafik Efisiensi Nilai Tds Cairan Sampel Sebelum Pendiaman Selama 60 Menit ............................................................................... 21 Gambar 4. 3 Grafik Efisiensi Nilai Tds Cairan Sampel Setelah Pendiaman Selama 60 Menit ............................................................................... 22
1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar dan sangatlah penting bagi manusia, karena manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa air, terutama sebagai air minum. Ketersedian air di dunia ini tidak pernah berkurang, bahkan dapat dikatakan berlimpah, tetapi yang dapat dikonsumsi oleh manusia hanya sekitar 5% saja, sedangkan dengan tingginya tingkat modernisasi menyebabkan menurunnya kualitas air yang 5% tadi sehingga makin sedikitlah jumlah air yang dapat dikonsumsi. Setiap tahun kondisi lingkungan hidup cenderung menurun. Kondisi ini akan bertambah parah di tahun 2025, dikarenakan 1,8 miliar manusia akan tinggal di kawasan yang mengalami kelangkaan air secara absolut. Akibat kelangkaan air bersih ini, pastilah berdampak negatif terutama di bidang kesehatan (Sutandi, 2012). Pemenuhan kebutuhan air bersih sudah menjadi masalah yang sangat umum dan belum diatasi di sebagian besar wilayah negara Indonesia. Pemenuhan kebutuhan air harus memenuhi standar baku kualitas air bersih. Pada praktikum ini, dilakukan percobaan pengolahan air dengan menggunakan metode sedimentasi. Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel tersuspensi yang berlangsung saat air dibiarkan/didiamkan, atau air mengalir perlahan-lahan melalui suatu kolam/bak. Pada umumnya proses sedimentasi dilakukan setelah proses koagulasi dan flokulasi, tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan agar menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat (Herawati, 2015). Proses sedimentasi banyak dipakai dalam proses industri pada unit pemisahan karena prosedurnya sederhana dan hasilnya baik. Misalnya digunakan pada proses pengambilan senyawa Mg dari air laut. Selain itu proses sedimentasi digunakan untuk memisahkan bahan buangan dari bahan yang akan diolah, pada pabrik gula untuk memisahkan bahan buangan dan hasil cairanyang akan diolah menjadi gula. Dalam pelaksanaannya sedimentasi dapat dilakukan dengan secara batch dan kontinyu. Sedimentasi didalam industri biasanya menggunakan proses
kontinyu didalam tangki besar dan menggunakan air sebagai pensuspensinya. Sedangkan didalam laboratorium biasanya menggunakan sedimentasi secara batch karena lebih sederhana, mudah, dan murah (Sadiyah dkk, 2014). Pada umumnya, sedimentasi digunakan pada pengolahan air minum, pengolahan air limbah, dan pada pengolahan air limbah tingkat lanjutan. Biasanya proses sedimentasi dilakukan setelah proses koagulasi dan flokulasi dimana tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan sehingga menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat. Dengan kata lain, sedimentasi adalah suatu proses mengendapkan zat padat atau tersuspensi non koloidal dalam air yang dilakukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi (Abror, 2022). Pada dasarnya, pengolahan air minum dapat diawali dengan penjernihan air, pengurangan kadar bahan-bahan kimia terlarut dalam air sampai batas yang dianjurkan, penghilangan mikroba pathogen , memperbaiki derajat keasaman (pH) serta memisahkan gas terlarut yang dapat mengganggu estetika dan kesehatan. Air tidak jernih umumnya mengandung residu. Residu tersebut dapat dihilangkan dengan pengendapan (sedimentasi). Untuk mempercepat proses penghilangan residu perlu ditambahkan koagulan. Bahan koagulan yang sering dipakai adalah tawas (aluminium sulfat). Untuk memaksimalkan proses penghilangan residu, koagulan sebaiknya dilarutkan dalam air sebelum dimasukkan ke dalam tangki pengendapan. Pada pengolahan air limbah tingkat lanjutan, sedimentasi ditujukan untuk penyisihan lumpur setelah koagulasi dan sebelum proses filtrasi. Selain itu, prinsip sedimentasi juga digunakan dalam pengendalian partikel di udara. Prinsip sedimentasi pada pengolahan air minum dan air limbah adalah sama, demikian juga dengan metoda dan peralatannya (Abror, 2022). 1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari percobaan pengolahan air adalah sebagai berikut:
2.2.1 Air Permukaan Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa dan badan air lain, yang tidak mengalami infiltrasi kebawah tanah. Sekitar 69% air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan es/salju (terutama untuk wilayah ugahari), dan sisanya berasal dari air tanah. Air permukaan ada dua macam yakni:
dangkal di mana air tanah ini dimanfaatkan untuk sumber air bersih. Air tanah dangkal ini terdapat pada kedalaman 15 m. Sebagai sumber air bersih, air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik. Kuantitas kurang karena tergantung pada musim.
dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan oksigen yang lebih tinggi dari BOD karena banyak bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dapat teroksidasi. Persamaan yang digunakan dalam uji COD yaitu: Organik + Cr₂O₇¯² + H + CO₂ + H₂O + 2Cr₂ + 3. Dalam hal ini bahan buangan organik akan dioksidasi oleh Kalium bikchromat atau K₂Cr₂O₇ menjadi gas CO₂ dan H₂O serta jumlah ion crhom. K₂Cr₂O₇ digunakan sebagai sumber oksigen. Warna larutan air lingkungan yang mengandung bahan buangan organik sebelum reaksi oksidasi adalah kuning. Setelah reaksi oksidasi selesai maka akan berubah menjadi hijau. Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk reaksi oksidasi terhadap barang buangan organik samadengan jumlah kalium bikromat. Makin banyak kalium bikromat yang dipakai pada reaksi oksidasi berarti makin banyak oksigen yang diperlukan. Ini berarti air lingkungan makin banyak tercemar oleh bahan buangan organik. Dengan demikian maka seberapa jauh tingkat pencemaran air lingkungan dapat ditentukan (Ashar, 2020 ). 2.3.3 Persyaratan Biologi Mikrobiologi adalah makhluk hidup yang berukuran mikrokopis dan dapat hidup diseluruh muka bumi. Jumlah mikrobiologi di dalam air cukup banyak. Menurut Herawati (2015), air dapat dikatakan bersih apabila air memenuhi persyaratan sebagai berikut.