Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

PENGGUNAAN PRODUK KOSMETIK CRUELTY FREE, Essays (university) of Health sciences

Penggurangan uji coba pada hewan

Typology: Essays (university)

2018/2019

Uploaded on 12/04/2019

caca-fna
caca-fna 🇮🇩

5

(1)

1 document

1 / 18

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PENGGUNAAN PRODUK KOSMETIK CRUELTY FREE SEBAGAI
SOLUSI PENGGURANGAN UJI COBA HEWAN
BIDANG KEGITAAN :
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan Oleh :
Fathimah Nur Azizah 20180801233
Dwi Cahya Nurohim 20170801204
Dewi Melenia Fortuna 20180801122
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2019
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12

Partial preview of the text

Download PENGGUNAAN PRODUK KOSMETIK CRUELTY FREE and more Essays (university) Health sciences in PDF only on Docsity!

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENGGUNAAN PRODUK KOSMETIK CRUELTY FREE SEBAGAI

SOLUSI PENGGURANGAN UJI COBA HEWAN

BIDANG KEGITAAN :

PKM – GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh : Fathimah Nur Azizah 20180801233 Dwi Cahya Nurohim 20170801204 Dewi Melenia Fortuna 20180801122 UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2019

ii

PENDAHULUAN

Latar Belakang Dalam era globalisasi pada saat ini, kemajuan bidang kesehatan semakin melesat dari waktu ke waktu, khususnya pada bidang Kosmetik. Dengan majunya era globalisasi ini, Kosmetik tidaklah menjadi sesuatu yang mewah bahkan kosmetik menjadi hal yang wajib bagi umat manusia, khususnya kaum hawa. Mayoritas wanita suka menggunakan kosmetik sebagai pendukung kecantikan. Dengan kosmetik seorang wanita bisa tampil lebih percaya diri khususnya ketika tampil di acara-acara tertentu. Dengan menggunakan kosmetik, seorang wanita dapat selalu tampil cantik dan segar. Kosmetik saat ini telah menjadi kebutuhan manusia yang tidak bisa dianggap sebelah mata lagi. Dan sekarang semakin terasa bahwa kebutuhan adanya kosmetik yang beraneka bentuk dengan ragam warna dan keunikan kemasan serta keunggulan dalam memberikan fungsi bagi konsumen menuntut industri kosmetik untuk semakin terpicu mengembangkan teknologi yang tidak saja mencakup peruntukkannya dari kosmetik itu sendiri namun juga kepraktisannya didalam penggunaannya. Dalam pengembangan teknologi kosmetik para produsen menggunakan hewan sebagai sarana pengujian untuk beragam obat dan kosmetik sebelum ‘resmi’ digunakan oleh manusia. Hal ini karenakan struktur anatomi manusia dan hewan yang lumayan mirip. Selain itu, percobaan pada hewan juga meminimalkan terjadinya dampak yang merugikan pada manusia. Saat ini sudah lebih dari 80 persen negara di dunia masih melakukan uji coba pada hewan. Berdasarkan data dari Cruelty Free International , organisasi yang bergerak di bidang perlindungan hewan diperkirakan setiap tahunnya 500 ribu hewan digunakan dalam pengujian kosmetik. Bahkan menurut statistik dari Amazine.co menunjukkan bahwa 50% dari hewan yang digunakan dalam pengujian akan mati dalam waktu 2-3 minggu setelah percobaan. Namun ternyata, hal animal testing tidak seefisien yang kita duga, percobaan pada hewan tidak 100% efektif dan aman pada manusia karena memang gen antara manusia dengan hewan sangatlah berbeda. Bahkan monyet atau simpanse hanya memiliki 99% kesamaan dengan manusia, jadi masih ada 1% kemungkinan bahwa produk tersebut tidak aman bahkan setelah diuji-cobakan. Dan penggunaan hewan untuk uji coba produk kosmetik hanya akan menimbulkan penderitaan pada hewan tersebut. Bahkan secara tidak langsung dapat mematikan ekosistem pada hewan tersebut.

Tujuan dan Manfaat Tujuan Tujuan yang ingin dicapai adalah menginformasikan mengenai pentingnya penggunaan produk kecantikan cruelty free untuk mengurangi penggunaan hewan sebagai bahan uji coba. Manfaat Penulis berharap gagasan tertulis ini dapat memberikan pengetahuan kepada pengguna kosmetik dan produsen mengenai sisi negatif penggunaan hewan pada uji coba produk kosmetik, sehingga pengguna kosmetik menggunakan produk cruelty free dan produsen kosmetik tidak lagi menggunakan hewan sebagai bahan uji coba. Metode Metode penulisan yang digunakan dalam pembatan gagasan ini adalah metode literatur yang diambil dari berbagai sumber seperti internet, berita, artikel, dll. GAGASAN Kondisi Terkini Menurut data Industri kosmetik nasional mencatatkan kenaikan industry kosmetik tumbuh 20% atau empat kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2017. Kenaikan pertumbuhan hingga double digit ini didorong permintaan besar dari pasar domestik dan ekspor seiring tren masyarakat yang mulai memperhatikan produk perawatan tubuh sebagai kebutuhan utama. Bahkan industri kosmetik di dalam negeri bertambah sebanyak 153 perusahaan pada tahun 2017, sehingga saat ini jumlahnya mencapai lebih dari 760 perusahaan. (kemenperin.go.id, 2018). Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan semakin banyaknya penggunaan kosmetik maka semakin banyak pula pertumbuhan pembuatan produk kosmetik. Penggunaan hewan seperti kelinci, tikus, atau monyet dalam pengujian sample makeup sudah diketahui banyak orang. Di banyak negara termasuk Indonesia, pengujian pada hewan telah menjadi keharusan untuk meminimalkan efek merugikan pada manusia. Mayoritas hewan itu akan mengalami penderitaan dan rasa sakit bahkan setelah diberi anestesi sekalipun. Biasanya produk yang melakukan uji coba pada hewan, akan meneteskan produk ke mata atau dioleskan ke kulit sampai terkelupas kulit si hewan, hewan dipaksa untuk makan & menghirup sample produk, lalu dipantaulah hewan-hewan ini selama 28-90 hari untuk mengetahui adanya iritasi atau tidak, dan akhirnya

pernah membuat sebuah kampanye yang dilakukan oleh hewan berlangsung di depan gedung Perserikatan Bangsa Bangsa di New York, diikuti oleh 8 (delapan) anjing yang berbeda ras dan ukuran, turut serta mendukung Forever Against Animal Testing. Aksi protes tersebut bertujuan untuk menyorot fakta bahwa 80% negara-negara di seluruh dunia yang tidak memiliki peraturan untuk menghentikan pengujian hewan untuk kosmetik dan mendorong konsumen untuk mendukung kampanye dengan menandatangani petisi global di sebuah situs internet. Organisasi organisasi tersebut juga memberikan label cruelty free pada produk yang tidak membahayakan atau membunuh hewan. Bisa saja itu dari bahannya atau pada proses pembuatannya. Hingga kini, tentu saja masih ada produk kosmetik yang menggunakan bahan baku hewani, seperti dari beeswax (lilin lebah) atau asam laktat dari susu sapi. Jika bahan baku tersebut diperoleh tanpa menyakiti hewan, maka produk tersebut tergolong cruelty free. Begitu juga pada pengujian produknya. Jika tak diujikan pada hewan, produk tersebut bisa tergolong cruelty free. dan di situs website mereka kita juga dapat memeriksa brand mana saja yang sudah berlabel cruelty free. Namun di Indonesia belum ada organisasi seperti Cruelty Free International sehingga informasi mengenai produk kosmetik cruelty free sulit ditemukan masyarakat Indonesia dan tidak ada pengawasan terhadap produk kosmetik cruelty free dan juga tidak ada yang menyuarakan perihal cruelty free dikalangan masyarakat Indonesia. Di Indonesia sendiri dari sekian banyak produk kosmetik lokal hanya terdapat beberapa produk kosmetik cruelty free dan itu juga mereka belum mencantumkan label cruelty free pada produknya mereka hanya mengklaim bahwa produk mereka cruelty free di situs halaman mereka saja, sehingga sedikit masyarakat Indonesia mengetahui produk lokal yang cruelty free. Jika dilihat dari proses pembuatan produk kosmetik penggunaan hewan sebagai alat uji coba masih dilakukan bahkan untuk mendapatkan satu produk kosmetik membutuhkan sekitar 2.000 – 3.000 ekor hewan yang dikorbankan sebagai bahan percobaan. Padahal penelitian mengungkapkan bahwa hanya 5% – 25% dari obat yang diujikan pada hewan, hasilnya cocok dengan manusia. Sebagian besar lainnya ternyata dibuang karena tidak berguna bagi manusia karena Ada banyak perbedaan anatomi dan fisiologis antara hewan dengan manusia. Gagasan Penulis a. Organisasi Cruelty Free di Indonesia Dengan adanya organisasi atau badan resmi mengenai cruelty free seharusnya dapat menjadi solusi untuk mengurangi produk kosmetik yang masih menggunakan hewan sebagai alat uji coba. Organisasi tersebut dapat melakukan kampanye dan menyuarakan penolakan uji coba produk kosmetik

menggunakan hewan sehingga masyarakat Indonesia dapat mengetahui tentang sisi buruk dari penggunaan uji coba hewan pada kosmetik, selain itu organisasi tersebut dapat bekerja sama dengan para produsen kosmetik di Indonesia untuk berhenti menggunakan hewan sebagai alat uji coba mereka serta memberikan sertifikasi pada produk kosmetik yang cruelty free, dan diharapkan juga organisasi ini bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan pengawasan terhadap produsen produsen kosmetik di Indonesia. b. Penggunaan teknologi alternatif sebagai pengganti hewan Terdapat alternatif lain untuk menggantikan hewan sebagai media uji coba pembuatan kosmetik. Caranya yakni dengan menggunakan teknologi canggih lewat laboratorium. Untuk uji coba, dilakukan serangkaian database untuk melabeli 80.908 bahan kimia. Sebagian dari bahan kimia yang diuji memang menyebabkan pengeroposan, iritasi, kerusakan mata parah, atau berbahaya pada lapisan ozon. Lalu buat campuran yang tidak diawasi dan campuran yang diawasi, keduanya digunakan untuk membangun model statistik. Model statistik ini akan membentuk pengelompokan soal seberapa bahayanya satu campuran dan kemiripan racun kimia satu dan yang lainnya. Hasilnya, model yang dibangun menunjukkan akurasi 70-80 persen dari waktu ke waktu bahwa pengetesan pada hewan menunjukkan tingkat akurasi 70-96 persen. Pihak - pihak yang Mengimplementasikan Gagasan

  1. Pemerintah Pemerintah memulai langkah dengan menerbitkan berbagai peraturan dalam undang-undang, peraturan menteri, peraturan pemerintah, dsb, tentang larangan penggunaan hewan dalam uji coba kosmetik.
  2. Badan Pengawas Obat dan Makanan Dalam hal ini pemerintah hanya berfungsi sebagai regulator namun bukan sebagai pemegang kendali dalam pembuatan produk kosmetik. Peran pemerintah dalam hal ini adalah sebagai pengawas perusahaan kosmetik dalam pembuatan produknya.
  3. Perusahaan Kosmetik Dalam hal ini memiliki peran dalam penyediaan kosmetik yang akan digunakan termasuk juga peralatan pendukung lainnya.
  4. Organisasi dan Influencer Kecantikan Peran organisasi dalam hal ini adalah sebagai penyuara dan pendukung dalam kegiatan cruelty free.
  5. Seluruh masyarakat Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. 3.000 Hewan Dikorbankan untuk Uji Coba 1 Produk Kosmetik. Berita Online 3 September 2017. Diakses 20 Januari 2019. https://www.viva.co.id/gaya-hidup/gaya/952748- 3 - 000 - hewan-dikorbankan- untuk-uji-coba- 1 - produk-kosmetik Angeline, Mary. 2017. Animal Testing? Layak atau Tidak?. Berita Online 14 Juli

  1. Diakses 20 Januari 2019. https://thread.zalora.co.id/animal-testing-yay- or-nay-819d136fd Rustaviani. 2018. 3 Alasan Memilih Produk Kecantikan Dengan Label Cruelty Free. Berita Online 6 Juli 2018. Diakses 20 Januari 2019. https://www.avoskinbeauty.com/blog/3-alasan-memilih-produk-kecantikan- dengan-label-cruelty-free/ Anonim. 2018. Industri Kosmetik Nasional Tumbuh 20%. Berita Online 20 Maret
  2. Diakses 21 Januari 2019. http://www.kemenperin.go.id/artikel/18957/Industri-Kosmetik-Nasional- Tumbuh- 20 Bella, Annisa. 2018. Stephanie Lie Kenalkan Tiga Karakter Konsumen Make-Up. Berita Online 3 Januari 2018. Diakses 21 Januari 2019. http://marketeers.com/stephanie-lie-kenalkan-tiga-karakter-konsumen-make/ Anonim. 2018. Kampanye Forever Against Animal Testing di PBB, Anjing Pun Ikut Aksi Protes. Berita Online 1 Februari 2018. Diakses 21 Januari 2019. https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3777635/kampanye- forever-against-animal-testing-di-pbb-anjing-pun-ikut-aksi-protes Santhika, Eka. 2018. Machine Learning Bisa Gantikan Hewan Percobaan. Berita Online 13 Juli 2018. Diakses 20 Januri 2019. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180713113124- 199 - 313765/machine-learning-bisa-gantikan-hewan-percobaan

4. Biodata Dosen Pembimbing A. Identitas Diri B. Riwayat Pendidikan S1 S2 S Nama Perguruan Tinggi (^) Universitas Sriwijaya Universitas Esa Unggul

Bidang Ilmu Manajemen Manajemen - Tahun Lulus 1999 2014 - Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Peranan Agen Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pengaruh Fasilitas, Disiplin dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja

1 Nama Lengkap Barika, SE, MM 2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli 3 Jabatan Struktural Kepala Bagian Softskill Mahasiswa UEU 4 NIP/NIK/Identitas lain 204040289 5 NIDN 0314057504 6 Tempat Tanggal Lahir Tanjung Mulak, 14 Mei 1975 7 Alamat Rumah Kampung Guji No. 63 RT. 02 RW. 02 Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat 8 No. HP 081315024692 9 Alamat Kantor Jl. Arjuna Utara No. 9A Kebon Jeruk Jakarta Barat 10 No. Telp/Faks 021.5674223 Ext. 276 11 Alamat Email barika.gumay@esaunggul.ac.id 12 Lulusan yang telah Dihasilkan

13 Mata Kuliah yang Diampu

  • Motivasi Usaha
  • Manajemen Sumber Daya Manusia
  • Perilaku Organisasi

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas N No Nama/NIM Program Studi Bidang Ilmu Alokasi Waktu (jam/ minggu) Uraian Tugas 1 1 Fathimah Nur Azizah 20180801233 Teknik Informatika Ilmu Komputer 8 jam/ minggu Menulis pendahuluan, mencari sumber literatur 2 2 Dwi Cahya Nurohim 20170801204 Teknik Informatika Ilmu Komputer 8 jam/ minggu Menulis gagasan, mencari sumber literatur, menulis ringkasan 3 3 Dewi Melenia Fortuna 20180801122 Teknik Informatika Ilmu Komputer 8 jam/ minggu Menulis biodata, kelengkapan tanda tangan, data dosen, upload