Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

PENGEMBANGAN CARBON CAPTURE AND STORAGE DI INDONESIA UNTUK NET-ZERO EMISSION 2060, Study notes of Energy and Environment

Indonesia, sebuah negara yang berkembang pesat, menghadapi tantangan dalam mengurangi emisi CO2 karena ketergantungannya yang besar pada bahan bakar fosil. Meskipun ada upaya untuk mengembangkan sumber energi terbarukan, sumber energi tersebut tidak cukup untuk menggantikan energi konvensional. Untuk mengatasi hal ini, Indonesia sedang menjajaki teknologi Carbon Capture and Storage (CCS), menangkap emisi CO2 dari industri dan pembangkit listrik dan menyuntikkannya kembali ke bawah tanah. Proyek-proyek oleh PT Pertamina di Jawa Timur dan Gundih bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak sekaligus mengurangi emisi. Tantangan yang dihadapi antara lain potensi kebocoran CO2 dan perlunya pemantauan yang efektif. Mengatasi rintangan-rintangan ini dan meningkatkan dukungan publik dapat membantu Indonesia mencapai target nol emisi pada tahun 2060.

Typology: Study notes

2021/2022

Uploaded on 03/11/2024

Nara-Apramada
Nara-Apramada 🇮🇩

1 document

1 / 6

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
PENGEMBANGAN CARBON CAPTURE AND STORAGE DI INDONESIA SEBAGAI
UPAYA MENCAPAI NET-ZERO EMISSION 2060
Nara Pangestu Apramada1)
1Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
ABSTRAK
Indonesia, sebuah negara yang berkembang pesat, menghadapi tantangan dalam mengurangi emisi CO2
karena ketergantungannya yang besar pada bahan bakar fosil. Meskipun ada upaya untuk
mengembangkan sumber energi terbarukan, sumber energi tersebut tidak cukup untuk menggantikan
energi konvensional. Untuk mengatasi hal ini, Indonesia sedang menjajaki teknologi Carbon Capture
and Storage (CCS), menangkap emisi CO2 dari industri dan pembangkit listrik dan menyuntikkannya
kembali ke bawah tanah. Proyek-proyek oleh PT Pertamina di Jawa Timur dan Gundih bertujuan untuk
meningkatkan produksi minyak sekaligus mengurangi emisi. Tantangan yang dihadapi antara lain
potensi kebocoran CO2 dan perlunya pemantauan yang efektif. Mengatasi rintangan-rintangan ini dan
meningkatkan dukungan publik dapat membantu Indonesia mencapai target nol emisi pada tahun 2060.
Kata-kata kunci: Indonesia, emisi CO2, teknologi Carbon Capture and Storage (CCS), tantangan, target
Net-zero emission 2060.
ABSTRAK
Indonesia, a rapidly developing country, faces challenges in reducing CO2 emissionsdue to its heavy
reliance on fossil fuels. Despite efforts to develop renewable energy sources, they are not enough to
replace conventional energy. To address this, Indonesia is exploring Carbon Capture and Storage (CCS)
technology, capturing CO2 emissions from industries and power plants and injecting them back
underground. Projects by PT Pertamina in East Java and Gundih aim to increase oil production while
reducing emissions. Challenges include the potential for CO2 leakage and the need for effective
monitoring. Overcoming these hurdles and increasing public support could help Indonesia achieve its
zero emissions target by 2060.
Key words: Indonesia, CO2 emissions, Carbon Capture and Storage (CCS) technology, challenges, Net-
zero emission target 2060.
pf3
pf4
pf5

Partial preview of the text

Download PENGEMBANGAN CARBON CAPTURE AND STORAGE DI INDONESIA UNTUK NET-ZERO EMISSION 2060 and more Study notes Energy and Environment in PDF only on Docsity!

PENGEMBANGAN CARBON CAPTURE AND STORAGE DI INDONESIA SEBAGAI

UPAYA MENCAPAI NET-ZERO EMISSION 2060

Nara Pangestu Apramada1) (^1) Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia ABSTRAK Indonesia, sebuah negara yang berkembang pesat, menghadapi tantangan dalam mengurangi emisi CO 2 karena ketergantungannya yang besar pada bahan bakar fosil. Meskipun ada upaya untuk mengembangkan sumber energi terbarukan, sumber energi tersebut tidak cukup untuk menggantikan energi konvensional. Untuk mengatasi hal ini, Indonesia sedang menjajaki teknologi Carbon Capture and Storage (CCS), menangkap emisi CO 2 dari industri dan pembangkit listrik dan menyuntikkannya kembali ke bawah tanah. Proyek-proyek oleh PT Pertamina di Jawa Timur dan Gundih bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak sekaligus mengurangi emisi. Tantangan yang dihadapi antara lain potensi kebocoran CO2 dan perlunya pemantauan yang efektif. Mengatasi rintangan-rintangan ini dan meningkatkan dukungan publik dapat membantu Indonesia mencapai target nol emisi pada tahun 2060. Kata-kata kunci: Indonesia, emisi CO 2 , teknologi Carbon Capture and Storage (CCS), tantangan, target Net-zero emission 2060. ABSTRAK Indonesia, a rapidly developing country, faces challenges in reducing CO 2 emissionsdue to its heavy reliance on fossil fuels. Despite efforts to develop renewable energy sources, they are not enough to replace conventional energy. To address this, Indonesia is exploring Carbon Capture and Storage (CCS) technology, capturing CO 2 emissions from industries and power plants and injecting them back underground. Projects by PT Pertamina in East Java and Gundih aim to increase oil production while reducing emissions. Challenges include the potential for CO2 leakage and the need for effective monitoring. Overcoming these hurdles and increasing public support could help Indonesia achieve its zero emissions target by 2060. Key words: Indonesia, CO 2 emissions, Carbon Capture and Storage (CCS) technology, challenges, Net- zero emission target 2060.

Pendahuluan Indonesia, negara dengan pendapatan menengah, saat ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, industrialisasi, dan urbanisasi. Oleh karena itu, permintaan energi per orang telah meningkat selama sepuluh tahun terakhir. Sejak tahun 2010, konsumsi energi telah meningkat rata-rata 3 persen per tahun. Selain itu, bahan bakar fosil seperti minyak, gas alam, dan batu bara masih merupakan sumber energi primer utama Indonesia, yang berkontribusi hingga 91% dari bauran energi pada tahun 2018(Sutrisno et al., 2021). Kekhawatiran utama adalah posisi Indonesia sebagai penghasil gas rumah kaca terbesar keempat di dunia pada tahun 2015. Emisi CO 2 meningkat rata-rata 4,4% per tahun dari tahun 2001 hingga 2018, dengan peningkatan tertinggi sebesar 14,8% pada tahun 2011 dan penurunan terendah sebesar 7,5% pada tahun 2013. Namun, kualitas udara menurun lebih dari 10%, yang merupakan ancaman bagi Indonesia, menurut Indikator Bank Dunia yang dirilis pada tahun 2020. Bank Dunia memperkirakan bahwa pada tahun 2045, sekitar 220 juta orang di Indonesia akan tinggal di kota-kota besar dan kecil. Ini menunjukkan bahwa kualitas lingkungan akan memburuk jika emisi CO 2 dibuang begitu saja tanpa mempertimbangkan potensi pemanfaatan ulang emisi gas CO 2 di Indonesia (Nihayah et al., 2022). Saat ini upaya Indonesia dalam mengurangi emisi CO 2 ini adalah dengan terus mengembangkan energi terbarukan yang memiliki potensi besar di Indonesia. Akan tetapi hasil dari pemanfaatan energi terbarukan ini masih tergolong kurang untuk menggantikan energi konvensional (Sutrisno et al., 2021). Salah satu langkah tepat adalah dengan terus mengembangkan teknologi Carbon Capture and Storage yang ada di Indonesia. teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) merupakan salah satu terobosan dengan menangkap emisi CO2 dari industri maupun pembangkit listrik. Setelah ditangkap, emisi CO 2 akan diproses dan dipindahkan untuk di- inject kembali ke dalam bumi (Wilberforce et al., 2021). Sehingga artikel ini akan menyajikan update terkait pengembangan carbon capture and storage di Inodenesia sebagai upaya kontribusi Indonesia net-zero emission 2060. Studi Literatur CO 2 di Indonesia Menurut data Our World in Data, Indonesia menghasilkan emisi CO2 sebesar 567254800 ton pada tahun 2017, meningkat menjadi 603657100 ton pada tahun 2018, dan naik lagi menjadi 659435700 ton pada tahun 2019. Menurut data ini, kegiatan ekonomi dan

Gambar 1. Cara kerja carbon capture and storage (Bhavsar et al ., 2023) Selain itu, dengan diterapkannya untuk dekarbonisasi dalam banyak proses industri, teknologi CCS adalah fokus utama. Teknologi ini berpotensi mengurangi emisi CO2 industri dan pembangkit listrik dalam jangka panjang. Ini adalah 25% emisi CO2 antropogenik dari pembakaran batu bara untuk pembangkit listrik (Bhavsar et al ., 2023). Pengembangan CCS di Indonesia Studi awal proyek carbon capture and storage (CCS) di sebuah ladang gas dan minyak di Jawa Timur menunjukkan kemajuan dalam penangkapan karbon di Indonesia yang dikembangkan oleh PT Pertamina. Dengan menginjeksikan CO 2 yang telah dipisahkan ke dalam reservoir, proyek ini bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak di lapangan yang saat ini mengalami penurunan, sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca. Studi ini mengevaluasi kesesuaian reservoir untuk penyimpanan CO 2 - EOR dengan mempertimbangkan variasi fluida seperti porositas, permeabilitas, dan saturasi. Untuk menguji kinerja dan kelayakan banjir CO 2 yang stabil secara gravitasi, telah diusulkan uji skala pilot dengan lima sumur. Untuk memastikan proyek ini berhasil, penting untuk memantau integritas sumur dan kebocoran CO 2 (Hedriana et al ., 2021). Sebaliknya, kemajuan telah dicapai dalam pengumpulan dan penyimpanan karbon (CCS) Gundih di Indonesia, berkat upaya untuk melibatkan pemangku kepentingan lokal dan mengatasi kekhawatiran tentang dampak proyek. Pengurangan emisi karbon dioksida, peningkatan kapasitas, dan keuntungan ekonomi adalah beberapa dampak positifnya. Pemerintah daerah akan mendukung proyek ini dan akan berkomunikasi dengan masyarakat (Mulyasari et al ., 2021). Tantangan CCS di Indonesia Salah satu masalah utama dalam penyimpanan karbon di Indonesia adalah memastikan bahwa proyek-proyek CCS berhasil dilaksanakan. Ini membutuhkan pengendalian sejumlah variabel, seperti kesesuaian reservoir untuk penyimpanan CO 2 - EOR, pengawasan integritas sumur, dan pencegahan kebocoran CO 2 selama proses injeksi. Selain itu, keamanan dan kepatuhan lingkungan menjadi tantangan tersendiri karena tidak ada peraturan yang mengikat untuk memantau proyek CCS di Indonesia. Untuk menunjukkan penyimpanan CO 2 jangka panjang yang aman dan memitigasi potensi risiko yang terkait dengan operasi CCS, sangat penting untuk menerapkan rencana dan strategi pemantauan yang efektif (Hedriana et al .,

2021). Di sisi lain, keberhasilan implementasi CCS di Indonesia juga bergantung pada kesadaran masyarakat dan dukungannya terhadap pengembangan teknologi ini (Mulyasari et al ., 2021). Kesimpulan Permasalahan emisi CO 2 di Indonesia, merupakan problematika yang tercipta adanya perkembangan ekonomi yang pesat, industrialisasi, dan urbanisasi. Sehingga urgensi dari teknologi carbon capture and storage menjadi sangat jelas, disaat gerakan renewable energi masih dikembangkan untuk lebih optimal. Pengembangan carbon capture and storage sendiri sudah perkembang di Indonesia, salah satu contohnya adalah di Jawa Timur yang dikembangkan oleh PT Pertamina dan juga di daerah Gundih Jawa Tengah. Implementasi carbon capture and storage di Indonesia sendiri perkembang mulus dan berhasil mengurangi pembuangan carbon sisa di Indonesia. Akan tetapi, sejumlah rintangan seperti potensi kebocoran dalam penyimpanan CO 2 , utamanya dalam proses injeksi, serta perlunya pemantauan yang lebih efektif lagi dapat membantu implementasi dari teknologi ini. Sehingga, teknologi carbon capture and storage dapat berperan optimal dalam mencapai Indonesia net- zero emission 2060. Daftar Pustaka Bhavsar, A., Hingar, D., Ostwal, S., Thakkar, I., Jadeja, S., & Shah, M. (2023). The current scope and stand of carbon capture storage and utilization ∼ A comprehensive review. Case Studies in Chemical and Environmental Engineering , 8. Hastuti, S. H., Hartono, D., Putranti, T. M., & Imansyah, M. H. (2021). The drivers of energy- related CO 2 emission changes in Indonesia: structural decomposition analysis. Hedriana, O., Sule, R., Pasarai, U., & Santoso, D. (2021). Preliminaries Study of Pilot Project Carbon Capture Utilization and Storage in An East Java Oil and Gas Field. Mulyasari, F., Harahap, A. K., Rio, A. O., Sule, R., & Kadir, W. G. A. (2021). Potentials of the public engagement strategy for public acceptance and social license to operate: Case study of Carbon Capture, Utilisation, and Storage Gundih Pilot Project in Indonesia. International Journal of Greenhouse Gas Control , 108. Nihayah, D. M., Mafruhah, I., Hakim, L., & Suryanto, S. (2022). CO2 Emissions in Indonesia: The Role of Urbanization and Economic Activities towards Net Zero Carbon. Economies , 10 (4). Sutrisno, Z. P., Artemis Meiritza, A., & Raksajati, A. (2021a). Understanding the Potential of Bio-Carbon Capture and Storage from Biomass Power Plant in Indonesia. In Indonesian Journal of Energy (Vol. 4, Issue 1).