Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Electronic Medical Records (RME) in Healthcare: Implementation, Benefits, and Challenges, Summaries of Medical Records

The implementation, benefits, and challenges of electronic medical records (rme) in healthcare, particularly in the context of outpatient services. It highlights the importance of user acceptance, adequate training, and technical support for successful rme adoption. The document also discusses the factors influencing rme success, including infrastructure, staff competency, and standardized operating procedures. It further examines the impact of rme on healthcare quality and efficiency, emphasizing its potential to improve data accuracy, reduce medical errors, and streamline information flow.

Typology: Summaries

2019/2020

Available from 02/28/2025

allyka-sapana
allyka-sapana 🇮🇩

1 document

1 / 30

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH TINGKAT KEBERHASILAN REKAM MEDIS
ELEKTRONIK (RME)TERHADAP PELAYANAN RAWAT
JALAN DI RUMAH SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH BATAM
OLEH :
ALLYKA SAPANA
202213463009
PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AWAL BROS
2025
i
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14
pf15
pf16
pf17
pf18
pf19
pf1a
pf1b
pf1c
pf1d
pf1e

Partial preview of the text

Download Electronic Medical Records (RME) in Healthcare: Implementation, Benefits, and Challenges and more Summaries Medical Records in PDF only on Docsity!

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH TINGKAT KEBERHASILAN REKAM MEDIS

ELEKTRONIK (RME)TERHADAP PELAYANAN RAWAT

JALAN DI RUMAH SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH BATAM

OLEH :

ALLYKA SAPANA

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS AWAL BROS

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................. ii BAB I............................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN......................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1 1.2 Identifikasi Masalah........................................................................................ 3 1.3 Rumusan Masalah........................................................................................... 4 1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................ 4 1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................................... 5 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 6 ii

data perlu diatasi agar tingkat keberhasilan rekam medis elektronik (rme) terhadap pelayanan rawat jalan dapat efektif dan optimal (Hasibuan, 2020). Penelitian yang dilakukan Rinekasari (2024) menunjukkan bahwa penggunaan sistem Rekam Medis Elektronik sudah berjalan cukup baik walau masih belum mencakup semuanya berbasis sisitem RME, walau sudah berjalan cukup baik namun masih ada beberapa kendala yaitu system RME sering mengalami eror saat petugas sedang mendaftrakan pasien, dan kurangnya tenaga ahli dalam bidang aplikasi yang di gunakan di rumah sakit tersebut. untuk meningkatkan sistem RME di Rumah Sakit X harus merekrut orang yang handal dalam bidang aplikasi, dan perlu diadakannya pelatihan terhdap petugas dalam mengoprasikan perangkat dalam RME (Rinekasari, 2024). Keberhasilan implementasi rekam medis elektronik (RME) sangat bergantung pada penerimaan dan adopsi sistem oleh pengguna, yang terdiri dari tenaga medis (dokter, perawat, dan staf lainnya) serta pihak administrasi rumah sakit atau fasilitas kesehatan. Jika para pengguna merasa kesulitan atau tidak nyaman dengan sistem baru, maka proses transisi dari sistem manual ke digital akan menghadapi hambatan besar. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dapat menerima dan terbiasa dengan perubahan tersebut, karena mereka adalah ujung tombak dalam penggunaan RME secara efektif (Khasanah & Budiyanti, 2023). Beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan dan adopsi rekam medis elektronik (RME) adalah kemudahan penggunaan sistem, pelatihan yang memadai, dan dukungan teknis yang efektif. Sistem rekam medis elektronik (RME) harus dirancang agar intuitif dan mudah digunakan, agar tenaga medis tidak merasa terbebani dengan teknologi yang rumit. Selain itu, pelatihan yang cukup dan berkelanjutan sangat penting agar pengguna dapat memahami cara kerja sistem dan memanfaatkannya dengan maksimal. Dukungan teknis yang siap sedia juga perlu ada untuk mengatasi masalah atau gangguan teknis yang mungkin muncul, sehingga pengguna tidak merasa frustrasi atau kehilangan waktu (Amin et al., 2021).

Keterlibatan pengguna dalam proses implementasi rekam medis elektronik (RME) juga menjadi faktor kunci keberhasilan. Melibatkan tenaga medis dan staf administrasi sejak tahap perencanaan dan pengembangan sistem akan meningkatkan rasa memiliki dan memperbesar kemungkinan sistem diterima dengan baik. Tanpa penerimaan yang baik dari pengguna, meskipun sistem rekam medis elektronik (RME) sudah dirancang dengan baik secara teknis, efektivitasnya dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan efisiensi operasional tetap akan terbatas. Sebaliknya, dengan penerimaan yang kuat, rekam medis elektronik (RME) dapat meningkatkan akurasi data medis, mengurangi kesalahan medis, dan mempercepat alur informasi, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan (Amin et al., 2021). Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan pada 7 Februari 2025 melalui observasi di Rumah Sakit Bunda Halimah menunjukkan bahwa implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) dalam pelayanan rawat jalan masih menghadapi berbagai kendala. Meskipun telah diterapkan sejak Agustus 2024 dengan tingkat penggunaan mencapai 85%, beberapa faktor masih menghambat efektivitasnya. Kendala utama yang ditemukan meliputi pencatatan ganda akibat data pasien yang tidak langsung tersedia dalam sistem, keterbatasan jumlah petugas rekam medis yang memperlambat input data, serta gangguan teknis seperti error saat pendaftaran dan ketidaksesuaian data antar unit pelayanan. Selain itu, faktor teknis seperti jaringan internet dan ketersediaan listrik juga berpengaruh terhadap operasional RME, meskipun rumah sakit telah menyediakan cadangan daya dan pemeliharaan sistem berkala. Secara umum, penerapan RME membantu mempercepat registrasi pasien dibandingkan sistem manual, tetapi masih ditemukan ketidaklengkapan data serta kesalahan pencatatan yang menghambat efektivitas layanan. Rumah sakit telah mengadakan pelatihan bagi tenaga medis sebelum penerapan RME, tetapi evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan sistem ini dapat berfungsi optimal dan meningkatkan efisiensi pelayanan rawat jalan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat keberhasilan RME terhadap pelayanan rawat jalan agar dapat menjadi dasar perbaikan dan optimalisasi sistem di Rumah Sakit Bunda Halimah.

a. Menganalisis karakteristik pengguna rekam medis elektronik Di Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah Batam. b. Menganalisis tingkat keberhasilan penerapan rekam medis elektronik (RME) dalam Pelayanan Rawat Jalan Di Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah Batam. c. Menganalisis Pengaruh Tingkat Keberhasilan Rekam Medis Elektronik (RME) Terhadap efektivitas dan efisiensi Pelayanan Rawat Jalan Di Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah Batam. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Instansi Pendidikan Penelitian ini berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang teknologi informasi kesehatan, khususnya dalam Rekam Medis Elektronik (RME) pada Pelayanan Rawat Jalan. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa, dosen, dan akademis dalam kajian manajemen informasi Kesehatan dan sistem informasi rumah sakit. 1.5.2 Bagi Rumah Sakit Penelitian ini memberikan wawasan mengenai tingkat keberhasilan Rekam Medis Elektronik (RME) dan dampaknya terhadap Pelayanan Rawat Jalan. Hasilnya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan, efisiensi system, serta pengambilan Keputusan berbasis data dalam pengelolahan rekam medis elektronik. 1.5.3 Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian lebih lanjut yang berfokus pada pengembangan system Rekam Medis Elektronik, efektivitas penggunaannya, serta factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilannya dalam mendukung pelayanan kesehatan yang optimal.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit Menurut Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU RI No 44, 2009). 2. Fungsi Rumah Sakit Fungsi rumah sakit adalah melaksanakan Upaya Kesehatan serta berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan Upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan Upaya rujukan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, rumah sakit memiliki fungsi yaitu (Budo et al., 2020) :

  1. Fungsi perawatan, meliputi promotive (peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (penyembuhan penyakit), rehabilitative (pemulihan penyakit), penggunaan gizi, pelayanan pribadi, dll.
  2. Fungsi Pendidikan, yaitu critical right (penggunaan yang tepat meliputi: tepat obat, tepat dosis, tepat cara pemberian, dan tepat diagnose).
  3. Fungsi Penelitian, yaitu pengetahuan medis mengenai penyakit dan perbaikan pelayanan rumah sakit seperti membantu penelitian dan pengembangan Kesehatan. 3. Tujuan Rumah Sakit

2.1.3 Rekam Medis Elektronik

1. Pengertian Rekam Medis Elektronik Bedasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022, disebutkan bahwa rekam medis adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes No. 24, 2022). Sedangkan Rekam Medis Elektronik (RME) merupakan catatan rekam medis pasien seumur hidup pasien dalam format elektronik tentang informasi kesehatan seseorang yang dituliskan oleh satu atau lebih petugas kesehatan secara terpadu dalam tiap kali pertemuan antara petugas kesehatan dengan klien. Rekam medis elektronik bisa diakses dengan komputer dari suatu jaringan dengan tujuan utama menyediakan atau meningkatkan perawatan serta pelayanan kesehatan yang efisien dan terpadu (Franki & Sari, 2022). 2. Tujuan Kegunaan Rekam Medis Elektronik Peraturan RME menurut Menteri Kesehatan RI Nomor 24 Tahun 2022 bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis, serta menjamin keamanan, kerahasiaan, keutuhan, dan ketersediaan data rekam medis. Penerapan rekam medis elektronik diharapkan dapat memperbaiki sistem pengelolaan dan akses data pasien di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, seperti puskesmas, klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium kesehatan, dan fasilitas lainnya yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, sehingga kualitas pelayanan kesehatan dapat meningkat (Permenkes No. 24, 2022). Selain itu, regulasi ini memberikan kepastian hukum yang jelas terkait penyelenggaraan rekam medis, yang melibatkan perlindungan terhadap pasien, tenaga medis, dan institusi kesehatan. Penjaminan terhadap keamanan dan kerahasiaan data rekam medis menjadi prioritas untuk

mencegah kebocoran atau kerusakan informasi medis pasien. Lebih lanjut, dengan penerapan sistem rekam medis berbasis digital dan terintegrasi, diharapkan proses pertukaran informasi antar fasilitas kesehatan dapat dilakukan dengan lebih efisien, sehingga meningkatkan koordinasi dalam memberikan pelayanan kesehatan dan memastikan pemantauan kondisi pasien secara menyeluruh. Oleh karena itu, seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan diwajibkan untuk mengimplementasikan rekam medis elektronik guna mewujudkan sistem pelayanan kesehatan yang lebih efisien, aman, dan terintegrasi (Nurhasanah & Yunengsih, 2021).

3. Manfaat Rekam Medis Rekam Medis Elektronik juga dapat diartikan sebagai lingkungan aplikasi yang tersusun atas penyimpanan data klinis, system pendukung keputusan klinis, standarisasi istilah medis, entry data terkomputerisasi, serta dokumentasi medis dan farmasi. Rekam Medis Elektronik juga bermanfaat bagi paramedis untuk mendokumentasikan, memonitor, dan mengelola pelayanan Kesehatan yang diberikan pada pasien di rumah sakit (Nurhasanah & Yunengsih, 2021). 4. Keberhasilan Rekam Medis Elektronik Beberapa faktor yang berkontribusi dalam keberhasilan penerapan RME adalah sebagai berikut (Amin et al., 2021) :

  1. Dukungan hardware dan infrastruktur yang memadai. Pengadaan besar- besaran seperti komputer, laptop, dan tablet untuk fasilitas sistem RME memastikan kelancaran operasional dan aksesibilitas data.
  2. SDM yang masih muda dan melek teknologi. Karyawan yang muda memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menggunakan teknologi, sehingga lebih terbiasa dan lebih mahir dalam menggunakan teknologi, termasuk penggunaan sistem seperti Rekam Medik Elektronik (RME).
  3. Ketelitian penggunaan RME. Ketelitian dalam menggunakan RME adalah penting karena pengguna harus memasukkan data

syntax literate/article/view/ 6238/ masih ada beberapa kendala yaitu system RME sering mengalami eror saat petugas sedang mendaftrakan pasien, dan kurangnya tenaga ahli dalam bidang aplikasi yang di gunakan di rumah sakit tersebut. Adapun saran penulis untuk meningkatkan sistem RME di Rumah Sakit X yaitu: perlu adanya peningkatan terhadap system RME, Rumah Sakit X harus merekrut orang yang handal dalam bidang aplikasi, dan perlu diadakannya pelatihan terhdap petugas dalam mengoprasikan perangkat dalam RME (Rinekasari, 2024).

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Tania Latipah, Siti Solihah dan Sali Setiatin tentang Pengaruh Rekam Medis Elektronik Terhadap Peningkatan Efektivitas Pelayanan Rawat Jalan Di Rumah Sakit X. metode penelitian kuantitatif pendekatan deskriptif dengan desain penelitian korelasional. . Hasil penelitian menunjukan persentase dari aspek 4 Aspek efektivitas yang diteliti suatu program dalam hal ini RME dapat dikatakan efektif apabila program tersebut memenuhi Aspek Tugas dan Fungsi, Aspek Rencana atau Program, Aspek Ketentuan dan Peraturan, dan Aspek Tujuan

https:// cerdika.publikasiind onesia.id/index.php/ cerdika/article/ view/215/ atau Kondisi Ideal pada pelayanan Rawat Jalan saat diberlakukannya Rekam Medis Elektronik di Rumah Sakit X. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan Rawat Jalan Rumah Sakit X setuju bahwa penerapan RME efektif pada 3 aspek yaitu; tugas atau fungsi rawat jalan, rencana atau program rawat jalan, ketentuan dan peraturan rawat jalan, adapula tenaga kesehatan Rawat Jalan Rumah Sakit X sangat setuju bahwa penerapan RME efektif pada aspek tujuan atau kondisi ideal Rawat Jalan Rumah Sakit X (Latipah et al., 2021).

https:// journal.ipm2kpe.or.i d/index.php/JKA/ article/view/ 7651/ penerapan EMR memiliki dampak besar terhadap kualitas pelayanan yang diberikan di Rumah Sakit Umum PINDAD Kota Bandung (Triadi & Widyaningrum, 2023).

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Sinta Handayani dan Syaikhul Wahab tentang Analisis Ketepatan Pendistribusian Rekam Medis Elektronik Rawat Jalan terhadap Efektivitas Pelayanan di RSUD Kota Bandung 2024. https:// piksiganesha.ac.id/ index.php/jmers/ article/view/ 1444/ metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan desain cross- sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 86% berkas rekam medis terdistribusi dalam ≤ 10 menit dengan rata-rata waktu 3,9 menit, sedangkan 14% berkas terdistribusi lebih dari 10 menit dengan rata-rata waktu 12 menit. Sebanyak 97% berkas didistribusikan dengan tepat ke poliklinik tujuan, sementara 3% mengalami ketidaktepatan. Tingkat efektivitas pendistribusian secara keseluruhan tercatat sebesar 74%, dengan rekomendasi peningkatan jumlah petugas distribusi dan evaluasi berkala terhadap kinerja petugas untuk memperbaiki akurasi serta efektivitas pelayanan

2.3 Kerangka Teori Kerangka teori merupakan representasi visual menggambarkan hubungan antara berbagai variable untuk menjelaskan sebuah fenomena. Hubungan antarvariable disusun secara sistematis untuk memberikan pemahaman mengenai sebab dan akibat dalam penelitian ini (Anggreni, 2022). Dalam penelitian ini, kerangka teori digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) sebagai sistem pendukung manajemen rumah sakit. Skema berikut menggambarkan keterkaitan antara keberhasilan RME dengan faktor-faktor yang mempengaruhi serta dampaknya terhadap pelayanan rawat jalan. Skema 2.2 Kerangka Teori

  1. Kepuasaan Pasien dan Tenaga Kesehatan. Kemudahan Akses Informasi oleh Tenaga Medis.

  2. Efisiensi Pendaftaran dan Pelayanan.

  3. Kecepatan dan Akurasi Pencatatan Data. Faktor yang mempengaruhi : Pelayanan Rawat Jalan Kesiapan dan Kompetensi SDM Infrastruktur Teknologi Informasi Keberhasilan RME Metode SOP Pembiayaan dan Pengawasan (Handayani & Wahab, 2024).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini yaitu survey analitik. Survey analitik merupakan suatu penelitian untuk mengetahui bagaimana dan mengapa suatu fenomena terjadi dengan menganalisis hubungan antara variable. Dalam penelitian ini analisis dilakukan untuk memahami hubungan antara faktor risiko (variable independent) dengan efek yang ditimbulkan (variable dependent) (Anggreni, 2022). 3.1.2 Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. cross-sectional merupakan suatu penelitian yang mempelajari korelasi antara paparan atau faktor risiko (independent), dengan pengumpulan data secara serentak dalam satu waktu antara risiko dengan efeknya (point time approach), Artinya semua variable baik independent maupun variable dependent diobservasi pada waktu yang sama (Anggreni, 2022). Dalam penelitian ini variabel independent adalah tingkat keberhasilan rekam medis elektronik (RME) lalu variable dependent adalah Terhadap Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah Batam. 3.2 Lokasi dan Waktu penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah Kel.Belian, Kec. Batam Kota, Kota Batam, Kepulauaan Riau.

3.2.2 Waktu Penelitian N o Kegiatan Bulan Des 2024 Jan 2025 Feb 2025 Mar 2025 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

  1. Pengajuan judul
  2. Survey pendahuluan
  3. Penulisan proposal
  4. Sidang proposal
  5. Pengambilan pengelolahan data
  6. Penyusunan laporan KTI
  7. Sidang hasil KTI 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi merupakan jumlah keseluruhan respondent yang akan diteliti berdasarkan Inferensi atau generalisasinya (Dawis et al., 2023). Berdasarkan judul dan latar belakang masalah yang akan diteliti, maka populasi dalam penelitian ini adalah pengguna Rekam Medis Elektronik (RME) yang berperan dalam pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah Batam yang berjumlah 146 Responden. 3.3.2 Sampel Sampel merupakan jumlah responden sebagian dari jumlah populasi yang akan diteliti berdasarkan karakteristiknya (Dawis et al., 2023). Ukuran dan besaran sampel sangat bergantung seberapa besar ketepayan atau toleransi kesalahan ( error tolerance ). Dalam penelitian ini Tingkat kesalahan adalah 10% (0,1). maka dilakukan perhitungan dengan rumus Slovin. Rumus Slovin adalah formula untuk mengetahui jumlah sampel minimal apabila perilaku dari sebuah populasi tidak diketahui secara pasti.