Partial preview of the text
Download Not is mine never lose be a lone and more Exercises Communications Law in PDF only on Docsity!
Pemodelan Matematis Metade Elemen Hingga Untuk Menghitung Sumberdaya Batubara Daerah Pondok Labu, 99-105 PEMODELAN MATEMATIS METODE ELEMEN HINGGA UNTUK MENGHITUNG SUMBERDAYA BATUBARA DAERAH PONDOK LABU, CEKUNGAN KUTAI, KALIMANTAN TIMUR Mulyono Dwiantoro!, Lilik Eko Widods ‘Program Studi Teknik Porlambangan, Fakullas Teknik, Universitas Kulai Karatnegara Tenggarong ? Program Studi Tanbang Eksplorasi, Fakullas Teknik Perminyakan dan Pertambangan ITB 3 Program Studi Teknik Pertambangan, l‘akultas V'eknik, Universitas Lambung Mangkurat Itanjarmasin e-mail: “Imulyonodwiantora@unikarta.ac.id ABSTRAK Tujuan penelitian vang telah dilakukan adalah menghitung sumberdaya batubara daerah Pondok Latm pada Cekungan Kutai di Kalimantan Timur, Metode pendekatan ilmiah yang digunalsan adalah pemodelan matematis metode elemen hingga atau yang, dikenal sclugui finite element method (FEM). Mclode ini merupakun pendckulun malemuatis detcrministik yang mencukup tiga tahapan pernodelan, yailu: Konseplual, matemmalika, dan numerik, Proses ulama pada melode im adaluh diskrilisast yailu membagi sualu clamen menjadi elemen-elemen yang lebih kecil untuk mempermudah dalam pengelolaanya sehingga dapat melibatkan atribut-atribut bobot atau nilai yang ingin diteliti di dalam batubara Daerah penelitian terletak pada sayap Antiklin Busang yang memiliki arah lapisan antara N33-25°E dengan kedudukan landai anlara 12-15°, Malerial yang ditclii adalah scbuah lapisan Wunggal batubara yang diperolch dari hasil 23 pongcboran cksplorasi dan singkupan yang muneul dipermukaun, Lilologi yang dijumpai dari hasil pengeboran yailu porulangun batupusir dengan balulempung, dun hadirnya lapisan bambara ¥ melakukan diskritisasi pada memiliki ketebalan bervariasi antara.0,45-1.5 m. Adapun untal-menghitung Inas dan volume dengan cara rrisan batubara (roof dan floar) menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang disetmt finite element. Perhitungan sumberdaya batubara dilakukan menggunakan batasan area pengaruh berjarak 200 meter dari titik terluar pemboran. Hasil penelitian memanjukkan bahwa volume sumberdaya batubara yang dihitung sebesar $35,843,335 m?, Kata-kata kunet: metode elemen hingga, snmberdaya bambara, Pondok Labu, Cekungan Kutai PENDAHULUAN Konsep keilmuan untuk menghitung sumberdaya batubara semakin berkembang seiring dengan berjalannya kebutuhan energi fosil untuk keperluan industri. Selain itu, adalah tuntutan untuk semakin akuratnya dalam menghitung sumberdaya batubara pada suatu daerah penelitian. Konsep ilmiah tersebut ditujukan sebagai pengganti motode perhitungan sumberdaya terdahulu yang bersifat sangat sederhana, seperti metode sayatan melintang dan poligon. Salah satu metode matematis yang muncul di dalam perkembangan tersebut adalah metode elemen hingga (finite elemen method) atau ci singkat sebagai FEAL (Susatio, 2004; Hadipratome dan Raharjo, 1985). Metode imi telah ditransformasi untuk menghitung sumberdaya batubara secara akurat karena melibatkan elemen-elemen geometri pada encapan batubara (Widodo, 2004; 2006) Metode terdahulu yaitu sayatan melintang dan poligon memiliki kelemahan dibandingkan FEA karena tidak menyatakan adanya elemen-elemen geometri endapan batubara. Kelemahan kedua metode tersebut yaitu menganggap bahwa lapisan batubara merupakan bidang permukaan datar dan ketebalan lapisannya cianggap konstan paca radius tertentu. Seperti diketahui balwa lapisan batubara pada bagian permulaan froof) dan dasar (floor) mempunyai bidang permukaan tidak rata, sehingga perlu dinyatakan dalam bentuk elemen - elemen geometri endapan batubara menggunakan model matematika yang sistematis. Penelitian saat ini akan mengekspresikan dan merangkum data-data eksplorasi batubara menjadikan sebuah model konseptual dan matematika agar memudahkan di dalam menghitung sumberdaya batubara di daerah penelitian. Jurnal CEOSAPIA Vol. 3 No.2 Juli 2017 Gcologi Regional Dacrah Penelitian Berdasarkan sejarah —_— tektonostratigrafinya, Cekungan Kutai dibedakan menjadi dua subcekungan yaitu Kutai Atas dan Kutai Bawah (Moss dan Chamber, 1997; Clay dkk., 2000 dalam Annisa dan Dwiantoro, 2017). Kedua subcekungan tersebut memiliki batuan sedimen sebagai pembawa batubara sebagai sumber energi fosil untuk kebutuhan industri Cekungan Kutai Bawah merupakan endapan sedimen yang sangat tebal, terbentuk pada Lngkungan delta, dan memiliki mega struktur geologi berupa lipatan yang dikenal sebagai Antiklinorium Samarinda (Supriatna dkk., 1995, Bemmelen, 2013). Daerah penelitian terletak di Pondok Labu, Kabupaten Kutai, Kalimantan limur yang berada pada Formasi Balikpapan (Supriatna dkk., 1995 dalam Annisa dan Dwiantore, 2017) Material Penelitian Daerah penelitian terletak pada sayap Antiklin Busang yang memiliki arah lapisan antara N33-25°E dengan kedudukan landai antara 12-15°. Material yang diteliti adalah sebuah lapisan tunggal batubara yang diperoleh dari hasil 23 pengeboran eksplorasi dan singkapan yang muncul dipermukaan. Litologi yang dijunrpai dari hasil pengeboran yaitu perulangan batupasir dengan batulempung, dan hadirnya lapisan batubara yang memiliki ketebalan bervariasi antara 0,45-1,5 m. Data lainnya yang digunakan adalah kenwur topografi hasil pengukuran dari lapangan yang mana hanya digunakan untuk melihat secara visual pemukaan morfologi daerah penelitian dan tidak dilakukanya perhitungan volume Japisan tanah penutup. 99