




























































































Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
An in-depth exploration of the history, role, and professional development of midwifery in indonesia. It delves into the philosophical foundations of midwifery, the key beliefs that underpin the profession, and the responsibilities and ethical guidelines that midwives must adhere to. The document also discusses the importance of continuous education and professional development for midwives to improve the quality of their services and meet the needs of their clients. It highlights the role of the indonesian midwifery association (ibi) in shaping the profession and the challenges and opportunities that midwives face in their practice.
Typology: Study notes
1 / 111
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
ISBN: 978- 602 - 6708 - 12 - 0
Asry Novianty, M. Keb Penerbit Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
KATA PENGANTAR Assalamualaikum,Wr.Wb. Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta hidayahNya sehingga Buku Ajar Konsep Kebidanan ini selesai tepat pada waktunya. Selanjutnya penulis tak lupa menyampaikan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, para sahabat, keluarga dan pengikut-pengikutnya hingga akhir Zaman. Pemahaman yang utuh mengenai konsep kebidanan sangat penting dimiliki oleh para bidan maupun calon bidan karena tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan saat ini semakin meningkat, khususnya kualitas pelayanan kebidanan. Hal ini merupakan tantangan untuk para bidan untuk meningkatkan kemampuannya, baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan perilaku yang profesional. Buku ini disusun sebagai upaya memenuhi kebutuhan materi belajar untuk mata kuliah konsep kebidanan. Buku ini diharapkan dapat membantu dosen dan peserta didik kebidanan dalam melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pada kesempatan ini penulis tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun material. Dan khususnya kepada tim pengajar mata kuliah Konsep Kebidanan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini masih banyak kekurangannya oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi
kesempurnaan buku ini di masa yang akan datang. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua. Amiin. Waalaikumsalam,Wr.Wb. Jakarta, April 2017 Penulis
BAB VI Dasar Pemikiran Teori Kebidanan ............................................ 43 Reva Rubin Ramona Ela Joy Lehman Ernwstein Jean Ball BAB VII Model Konseptual Asuhan Kebidanan.................................... 55 Midwifery care Paradigma sehat BAB VIII Manajemen Kebidanan ........................................................... 59 Manajemen kebidanan Lingkup praktik kebidanan Pengorganisasian praktik asuhan kebidanan BAB IX Sistem Penghargaan Bagi Bidan................................................ 73 Reward Sangsi BAB X Prinsip Pengembangan Karir Bidan........................................... 81 Pendidikan lanjut Job Fungsional Pengembangan karir bidan dan peran fungsi bidan BAB XI Proses Berubah............................................................................ 90 Pengertian Macam-macam Ciri-ciri perubahan BAB XII Pemasaran Sosial Jasa Asuhan Kebidanan............................. 97 DAFTAR PUSTAKA
1
A. Falsafah Kebidanan Pengertian Filosofi:
3 which it is located, has succesfully completed the prescribed course of studies in midwifery and has acquired the requiste qualification to be registered and or legally licensed ti practice midwifery. She must be able to give the necessary supervision, care and advice to woman during pergnancy, labor and postpartum, to conduct deliveries on her own responsibility and to care for the newborn and the infant. This care includes preventif measure, the detection of abnormal condition in mother and child. The procurement of medical assistance, and the execution of emergency measures in the absence of medical help. She has an important task in counselling and education, not only for patient, but also within the family and community. Their work should involve antenatal education and preparing for parenthood and extend to certain areas of gynecology, family planning and child care. She many practice in hospitals, clinics, health units, domiciliary conditions or any other service.
3. Menurut IBI Seoarang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku, dicatat, diberi ijin secara sah untuk menjalankan praktik. 4. Menurut Kepmenkes RI No. 900/MENKES/SK/ Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku. a. Telah teregistrasi melalui proses pendaftaran, pendokumentasian setelah dinyatakan minimal kompetensi inti atau standar
4 penampilan yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktek profesinya b. Mempunyai SIB (Surat Izin Bidan) c. Melakukan serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan d. Mempunyai SIPB (Surat Ijin Praktek Bidan) e. Menggunakan standar profesi f. Tergabung dalam IBI (Ikatan Bidan Indonesia) C. Pelayanan Kebidanan Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar memperoleh SIPB (Surat Ijin Praktek Bidan) dari dinas kesehatan. Pelayanan kebidanan merupakan seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat, yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan. Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi:
1. Layanan kebidanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan 2. Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan
6 dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sitematis. Praktik kebidanan merupakan implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan yang bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya, didasari etika dan kode etik bidan. Standar Praktik Bidan adalah wewenang/batasan kewenangan dalam melaksanakan praktek kebidanan yang meliputi 24 standar dan dikelompokkan menjadi 5 bagian:
1. Standar pelayanan umum: a. Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat b. Pencatatan dan pelaporan 2. Standar pelayanan antenatal: a. Identifikasi ibu hamil b. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal c. Palapasi abdominal d. Pengelolaan anemia pada kehamilan e. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan f. Persiapan persalinan 3. Standar pertolongan persalinan: a. Asuhan persalinan kala I b. Persalinan kala II yang aman c. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III d. Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi 4. Standar pelayanan nifas a. Perawatan bayi baru lahir b. Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan c. Pelayanan bagi ibu dan bayi masa nifas 5. Standar penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
7 a. Penanganan perdarahan dalam kehamilan TM III b. Penanganan kegawatan pada eklampsia c. Penanganan kegawatan pada partus lama/macet d. Persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor e. Penanganan retensio plasenta f. Penanganan perdarahan post partum primer (1- 24 jam setelah kelahiran) g. Penanganan perdarahan post partum sekunder (2 hari setelah kelahiran) h. Penanganan pada infeksi nifas sepsis puerperalis i. Penanganan pada asfiksia neonatorum /sulit bernafas E. Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, BBL dan KB. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir/BBL, KB, kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat.
1. Tujuan asuhan kebidanan Ibu dan bayi sehat, selamat, keluarga bahagia, terjaminnya kehormatan, martabat manusia Saling menghormati penerima asuhan dan pemberi asuhan Kepuasan ibu, keluarga serta bidan
9 a. Memperhatikan keamanan klien b. Memperhatikan kepuasan klien c. Menghormati martabat manusia d. Menghormati perbedaan kultur dan etik e. Berpusat pada konteks keluarga f. Berorientasi pada promosi kesehatan Prosedur tindakan dilakukan bidan sesuai wewenang dalam lingkup prakteknya berdasarkan ilmu, memperhatikan pengaruh sosial, budaya, psikologis, emosional, spiritual, fisik, etika, kode etik serta hubungan interpersonal dan hak dalam mengambil keputusan dengan prinsip kemitraan dengan perempuan, mengutamakan keamanan ibu, janin/bayi dan penolong serta kepuasan perempuan dan keluarganya.
10
Perkembangan pendidikan dan pelayanan kebidanan di Indonesia tidak terlepas dari masa penjajahan Belanda, era kemerdekaan politik/kebijakan pemerintah dalam pelayanan dan pendidikan tenaga kesehatan, kebutuhan masyarakat serta kemajuan ilmu dan teknologi.
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka kematian ibu dan anak sangat tinggi. Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (Zaman Gubernur Jendral Hendrik William Deandels) para dokter dilatih dalam petolongan persalinan, tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan. Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya diperuntukkan bagi orang-orang Belanda yang ada di Indonesia. Kemudian pada tahun 1849 di buka pendidikan Dokter Jawa di Batavia (Di Rumah Sakit Militer Belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto). Seiring dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun1851, dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer Belanda (Dr. W. Bosch) lulusan ini kemudian bekerja dirumah sakit juga di masyarakat. Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan.
12 tugas pokok bidan di desa adalah sebagai pelaksana kesehatan di KIA, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, dan nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk pembinaan dukun bayi. Dalam kaitan tersebut, bidan di desa juga menjadi pelaksana pelayanan kesehatan bayi dan keluarga berencana yang pelaksanaannya sejalan dengan tugas utamanya dalam pelayanan kesehatan ibu. Dalam melaksanakan tugas pokoknya bidan di desa melaksanakan kunjungan rumah pada ibu dan anak yang memerlukannya, mengadakan pembinaan pada Posyandu di wilayah kerjanya serta mengembangkan Pondok Bersalin sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Hal tersebut diatas adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa. Pelayanan yang diberikan berorientasi pada kesehatan masyarakat berbeda halnya dengan bidan yang bekerja di rumah sakit, dimana pelayanan yang diberikan berorientasi pada individu. Bidan dirumah sakit memberikan pelayanan poliklinik antenatal, gangguan kesehatan reproduksi di poliklinik keluarga berencana, senam hamil, pendidikan perinatal, kamar bersalin, kamar operasi kebidanan, ruang nifas, dan ruang perinatal. Titik tolak dari Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo pada tahun 1994 yang menekankan pada reproductive health (kesehatan reproduksi) memperluas area garapan pelayanan bidan. Area tersebut meliputi:
13 menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Permenkes tersebut dimulai dari: a. Permenkes No.5380/IX/1963, wewenang bidan terbatas pada pertolongan persalinan normal secara mandiri, didampingi tugas lain. b. Permenkes No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi Permenkes 623/1989 wewenang bidan dibagi menjadi dua yaitu wewenang umum dan khusus. Dalam wewenang khusus ditetapkan bila bidan melaksanakan tindakan khusus dibawah pengawasan dokter. Hal ini berarti bahwa bidan dalam melaksanakan tugasnya tidak bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas tindakan yang dilakukan. Pelaksanaan dari Permenkes ini, bidan dalam melaksanakan praktek perorangan dibawah pengawasan dokter. c. Permenkes No. 572/VI/1996, wewenang ini mengatur tentang registrasi dan praktek bidan. Bidan dalam melaksanakan prakteknya diberi kewenangan yang mandiri. Kewenangan tersebut disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan tindakan. Dalam wewenang tersebut mencakup: