Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Material Week 5-7 Summary, Study Guides, Projects, Research of Financial Accounting

This Week 5-7 Summary Material

Typology: Study Guides, Projects, Research

2019/2020

Available from 02/22/2023

pudel
pudel 🇮🇩

2 documents

1 / 20

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Pertemuan 5
A. PINJAMAN YANG DITERIMA
Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari bank atau pihak lain
termasuk dari Bank Indonesia, lembaga keuangan bukan bank, lembaga keuangan luar negeri
dan masyarakat umum baik dalam valuta rupiah ataupun valuta asing, dan harus dilunasi bila
jatuh tempo. Jenis pinjaman yang diterima umumnya berupa
1) Pinjaman dari bank lain, yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank lain.
2) Pinjaman dari luar negeri atau sering disebut two step loan, yaitu pinjaman diterima
yang diperoleh melalui pemerintah RI (Departemen Keuangan) dari lembaga kuangan
international
3) Pinjaman obligasi, adalah bukti hutang kepada investor yang dijamin oleh lembaga
penjamin efek, serta mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta
pelunasan pokok pinjaman dilakukan pada tanggal jatuh tempo sekurang-kurangnya
tiga tahun sejak tanggal emisi
4) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLB), yaitu pinjaman yang diterima dari Bank
Indonesia apabila bank mengalami krisis likuiditas
5) Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama (sindikasi) satu atau
beberapa proyek
A. Pencatatan Pinjaman yang Diterima dari Kreditur
Transaksi pinjaman yang diterima didahului dengan perjanjian antara pihak kreditur dengan
debitur Perjanjian ini dalam akuntansi disebut komitmen Sebagai komitmen tagihan bank
yang tak dapat dibatalkan, maka akan dicatat dalam rekening administratif rupiah sisi debit
dengan nama RAR fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan Pinjaman yang
direalisasikan dicatat sebesar nilai nominal yang ditarik oleh bank selaku debitur/borrower
atau obligor. Hal-hal yang terkait biaya perkreditan menjadi beban peminjam, misalnya biaya
provisi dan administrasi, biaya taksasi (appraisal) nilai jaminan, biaya perikatan (notaris), dan
biaya asuransi.
B. Pinjaman yang Diterima dari Bank Lain
Pada waktu pinjaman ditandatangani disetujui
Dr. RAR Fasilitas Pinjaman yang Diterima dan belum digunakan Rp.
Pada waktu pinjaman direalisasi:
Cr RAR Fasilitas Pinjaman yang Diterima dan belum digunakan Rp
Dr. Giro-Bank Bank Lain Rp.
Cr. Pinjaman yang diterima Rp
Pada waktu Antisipasi Bunga:
Dr. Biaya Bunga Rp
Cr. Bunga yang harus dibayar Rp
Contoh:
1) Tanggal 15 Juni 2015 Bank Permata Jakarta telah menandatangani perjanjian kredit
dengan Bark Mitra Niaga Jakarta Bank Permata bertindak sebagai penerima kredit
(debitur) dan Bank Mitra Naga bertindak sebagai pemberi kredit (kreditur) Nilai
kredit yang disepakati Rp 1.000.000.000, suku bunga 12% pa. Jangka waktu 3 tahun
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14

Partial preview of the text

Download Material Week 5-7 Summary and more Study Guides, Projects, Research Financial Accounting in PDF only on Docsity!

Pertemuan 5 A. PINJAMAN YANG DITERIMA Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari bank atau pihak lain termasuk dari Bank Indonesia, lembaga keuangan bukan bank, lembaga keuangan luar negeri dan masyarakat umum baik dalam valuta rupiah ataupun valuta asing, dan harus dilunasi bila jatuh tempo. Jenis pinjaman yang diterima umumnya berupa

  1. Pinjaman dari bank lain, yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank lain.
  2. Pinjaman dari luar negeri atau sering disebut two step loan, yaitu pinjaman diterima yang diperoleh melalui pemerintah RI (Departemen Keuangan) dari lembaga kuangan international
  3. Pinjaman obligasi, adalah bukti hutang kepada investor yang dijamin oleh lembaga penjamin efek, serta mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman dilakukan pada tanggal jatuh tempo sekurang-kurangnya tiga tahun sejak tanggal emisi
  4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLB), yaitu pinjaman yang diterima dari Bank Indonesia apabila bank mengalami krisis likuiditas
  5. Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama (sindikasi) satu atau beberapa proyek A. Pencatatan Pinjaman yang Diterima dari Kreditur Transaksi pinjaman yang diterima didahului dengan perjanjian antara pihak kreditur dengan debitur Perjanjian ini dalam akuntansi disebut komitmen Sebagai komitmen tagihan bank yang tak dapat dibatalkan, maka akan dicatat dalam rekening administratif rupiah sisi debit dengan nama RAR fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan Pinjaman yang direalisasikan dicatat sebesar nilai nominal yang ditarik oleh bank selaku debitur/borrower atau obligor. Hal-hal yang terkait biaya perkreditan menjadi beban peminjam, misalnya biaya provisi dan administrasi, biaya taksasi (appraisal) nilai jaminan, biaya perikatan (notaris), dan biaya asuransi. B. Pinjaman yang Diterima dari Bank Lain Pada waktu pinjaman ditandatangani disetujui Dr. RAR Fasilitas Pinjaman yang Diterima dan belum digunakan Rp. Pada waktu pinjaman direalisasi: Cr RAR Fasilitas Pinjaman yang Diterima dan belum digunakan Rp Dr. Giro-Bank Bank Lain Rp. Cr. Pinjaman yang diterima Rp Pada waktu Antisipasi Bunga: Dr. Biaya Bunga Rp Cr. Bunga yang harus dibayar Rp Contoh:
  6. Tanggal 15 Juni 2015 Bank Permata Jakarta telah menandatangani perjanjian kredit dengan Bark Mitra Niaga Jakarta Bank Permata bertindak sebagai penerima kredit (debitur) dan Bank Mitra Naga bertindak sebagai pemberi kredit (kreditur) Nilai kredit yang disepakati Rp 1.000.000.000, suku bunga 12% pa. Jangka waktu 3 tahun
  1. Tanggal Juli 2015 Bank Permata menarik kreditnya melalui Bank Indonesia (kliring) senilai Rp 600 000.000 dan langsung didebitkan ke rekening milik Bank Permata di Bank Indonesia Jakarta
  2. Tanggal 5 Bark Permata menarik kredit lagi di Bank Mitra Niaga Jakarta sebesar Rp 400.000.000 langsung didebetkan ke rekening Giro Bank Permata di Bank Mitra Niaga C. Pinjaman Two Step Loan Pinjaman yang diterima dalam two-step-loan akan diadministrasikan kedalam rekening Pinjaman Yang Diterima. Two Step Loan menurut UUD No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3843) adalah pinjaman yang diterima oleh Pemerintah Republik Indonesia dari Lembaga Keuangan Internasional yang diteruskan kepada Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat melalui Bank Indonesia, dalam rangka menunjang program Pemerintah, termasuk bantuan teknis yang terkait dengan pinjaman tersebut.
  3. Pinjaman di berikan oleh lender sendiri atau dalam bentuk konsorsium kepada pemerintah RI
  4. Pinjaman di tujukan kepada proyek-proyek yang bertujuan mengembangkan industri kecil dan menengah yang menunjang perekonomian
  5. Pinjaman dapat berupa devisa, barang modal atau jasa tenaga ahli.

Dalam penerbitan obligasi, bank harus mendapat izin dari otoritas Pasar Modal Disamping itu penerbit obligasi harus memenuhi perlindungan negatif dan perlindungan positif Perlindungan negatif adalah persyaratan yang bersifat melarang emiten untuk melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi Sedangkan persyaratan perlindungan positif adalah persyaratan yang mewajibkan emiten melakukan tindakan yang menguntungkan pemegang obligasi Syarat syarat penerbitan obligasi adalah a) Badan usaha berbentuk badan hukum dan bertujuan untuk mencari keuntungan b) Berkedudukan di Indonesia c) Mempunyai modal dasar sekurang-kurangnya 500 juta rupiah dan disetor penuh sekurang-kurangnya 100 juta rupiah serta nilai kekayaan bersih sekurang-kurangnya 100 juta rupiah Dalam dua tahun buku terakhir secara berturut-turut memperoleh labe dengan ketentuan perbandingan laba bersih tahun terakhir dan modal sendiri sekurang-kurangnya 10% Laporan keuangan telah diperiksa oleh Akuntan Publik BPKP untuk dua tahun buku terakhir secara berturut-turut dengan pernyataan pendapat setuju untuk tahun terakhir Pertemuan 6 A. AKUNTANSI GIRO Pada saat pembukaan, giran (nasabah) diberikan ketentuan saldo minimum, setoran perdana, cara penarikan/penyetoran, jasa giro, penutupan giro dan biaya yang menjadi beban giran. Setoran perdana dan saldo minimum setiap bulan pada setiap bank berbeda, karena ketentuan ini diserahkan pada bank masing-masing. Bila calon giran sepakat, maka giro bisa langsung dibuka dan giran dibebani penggantian barang cetakan berupa buku cek dan bilyet giro. Transaksi giro dicatat sebesar nilai nominal dan disajikan sebesar nilai kewajiban bank terhadap nasabah giran. Nilai nominal adalah nilai nominal setoran penarikan, sedangkan nilai kewajiban adalah nilai saldo setelah mengalami mutasi pendebetan atau penarikan. Pendebetan misalnya akibat adanya penarikan dan beban biaya bagi giran. Pengkreditan rekening giro akibat adanya setoran uang tunai/cek, bilyet giro atau adanya jasa giro yang diperhitungkan bank. Pada posisi normal , giro akan bersaldo kredit. Namun demikian tidak menutup kemungkinan terdapat giran yang melakukan transaksi bisnis yang menimbulkan penarikan cek atau bilyet giro melebihi saldo giro yang dimilikinya. Bila hal ini terjadi maka akan terjadi saldo negatif ( saldo debet untuk giro ). Saldo negatif ini (dalam arti cek/BG bisa dicairkan oleh pemegangnya) karena bank memberikan talangan /cerukan terlebih dahulu. Dalam istilah perbankan disebut overdraft. Overdraft ini diperlakukan sebagaimana pemberian kredit kepada nasabah. Giran akan dikenakan biaya provisi, administrasi dan biaya lainnya. Contoh: Transaksi di bawah ini adalah transaksi yang dilakukan oleh Nugroho nasabah giro Bank Prima Yogyakarta selama bulan Mei 2013.  1 Mei, Dibuka rekening giro atas nama Nugroho dengan setoran perdana Rp3.000.000 secara tunai. Biaya penggantian barang cetakan berupa buku cek dan bilyet giro sebesar Rp100.000 yang dibayar tunai.

5 Mei , Nugroho setor tunai untuk giro sebesar Rp1.500.000.  9 Mei , Nugroho menyetor giro berupa cek BRI Yogyakarta Rp3.500.000 dan kliring dinyatakan berhasil hari ini.  12 Mei , Nugroho menarik cek no. 1234 sebesar Rp3.000.000 untuk membayar hutang kepada Arifin nasabah giro Bank Prima Yogyakarta.  15 Mei , Nugroho mentransfer dananya ke cabang Jakarta atas beban giro sebesar Rp2.000.000.  22 Mei , Bank Prima Yogyakarta menerima transfer masuk dari Cabang Semarang sebesar Rp2.200.000 untuk keuntungan giro Nugroho.  26 Mei , Penarikan giro oleh Nugroho untuk ditransfer ke Cabang Surabaya sebesar Rp3.500.000. Bank Prima menentukan jasa giro 4% akan diberikan dengan saldo minimal Rp1.000.000. Jasa giro dihitung dari saldo akhir dalam bulan yang bersangkutan. Pajak Penghasilan Bunga (PPh) sebesar Rp 15% dan biaya administrasi Rp50.000 setiap bulan. Dengan informasi tersebut di atas, maka jurnal pembukuannya adalah: Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) 2013 1 Mei Dr. Kas 3.100. Cr. Giro Tn. Nugroho 3.000. Cr. Barang Cetakan-buku cek 100. 5 Mei Dr. Kas 1.500. Cr. Giro Tn. Nugroho 1.500. 9 Mei Dr. Giro BI 3.500. Cr. Giro Tn. Nugroho 3.500. 12 Mei Dr. Giro Tn. Nugroho 3.000. Cr. Giro Arifin 3.000. 15 Mei Dr. Giro Tn. Nugroho 2.000. Cr. RAK. Cabang Jakarta 2.000. 22 Mei Dr. RAK. Cabang Semarang 2.200. Cr. Giro Tn. Nugroho 2.200. 26 Mei Dr. Giro Tn. Nugroho 3.500. Cr. RAK. Cabang Surabaya 3.500. 31 Mei Dr. Bunga Giro (1.700.000 x 4% x 1/12 = Rp

Contoh:12 Juli 2013 , Aditya melakukan penarikan tabungan di Cabang Jakarta sebesar Rp2.500.  22 Juli 2013, Aditya mencairkan tabungan di Cabang Semarang Rp5.000. Pencatatan transaksi di cabang Semarang maupun cabang Jakarta sebagai berikut: Keterangan Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) Di Cabang 12/7-13 Dr. RAK Cabang Semarang 2.500. Jakarta Cr. Kas 2.500. Di Cabang 12/7-13 Dr. Tabungan Simaskot- Aditya

Semarang Cr. RAK Cab. Jakarta 2.500. 22/7-13 Dr. Tabungan Simaskot- Aditya

Cr. Kas 5.000. Mutasi Tabungan Simaskot a/n Aditya Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp) Saldo (Rp) 3 Juli Setor pembukaan 9.494.000 9.494. 7 Juli Setor dari Cabang Solo 5.000.000 14.494. 12 Juli Penarikan tunai di Cab. Jakarta 2.500.000 11.994. 22 Juli Penarikan tunai 5.000.000 6.994. C. BUNGA TABUNGAN DAN PERHITUNGANNYA Bunga tabungan dihitung pada setiap akhir bulan dan langsung dikreditkan ke rekening tabungan. Dengan demikian bunga tabungan akan menambah saldo tabungan. Perhitungan bunga bisa dilakukan secara harian atau bulanan dengan mendasarkan pada saldo terendah, suku bunga tetap atau berubah. Bunga diperhitungkan dengan dasar lamanya saldo mengendap dan tingkat suku bunga berubah- ubah. Bila pendekatan ini yang digunakan, lamanya waktu mengendap dihitung sejak perubahan sampai terjadi perubahan bunga. Contoh: Perhitungan suku bunga pada Bank Omega Semarang berdasarkan floating. Tingkat suku bunga tabungan pada bulan Juli adalah sebagai berikut: Tanggal Tingkat Suku Bunga Tabungan 1 Juli 2013 3% 10 Juli 2013 4% 20 Juli 2013 3%

25 Juli 2013 5% Bila diminta untuk menentukan bunga yang diperoleh Aditya pada bulan Juli 2007, maka perhitungan bunganya adalah: Waktu Dana Mengendap Hari Bunga Saldo (Rp) Suku Bunga Jumlah Bunga 3/7 sampai 7/7 2013 4 9.494.000 3% 3.164, 7/7 sampai 10/7 2013 3 14.494.000 3% 3.623, 10/7 sampai 12/7 2013 2 14.494.000 4% 3.220, 12/7 sampai 20/7 2013 8 11.994.000 3% 7. 20/7 sampai 22/7 2013 2 11.994.000 3% 1. 22/7 sampai 25/7 2013 3 6.994.000 3% 1.748, 25/7 sampai 31/7 2013 6 6.994.000 5% 5.828, Jumlah 27.580, Keterangan: Perhitungan 4/360 x 9.494.000 x 3% = 3.164, Pencatatan bunga dan PPh sebesar 15% sebagai berikut: Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) Pencatatan bunga Dr. Biaya Bunga 27. Cr. Tabungan Simaskot 27.580, Pencatatan pajak Dr. Tabungan Simaskot 4. 15% Cr. Hutang PPh 4.137, Bila PPh disetor ke Dr. Hutang PPh 4.137, kas Negara Cr. Giro Kantor Kas Negara 4.137, Perhitungan bunga berdasarkan lamanya saldo mengendap dan tingkat suku bunga tetap. Dengan mengunakan contoh sebelumnya dan tingkat suku bunga tetap 4%, maka dapat ditentukan bunga sebagai berikut: Tanggal Hari Bunga Saldo (Rp) Suku Bunga Jumlah Bunga 3/7 sampai 7/7 2013 4 9.494.000 4% 4.219, 7/7 sampai 12/7 2013 5 14.494.000 4% 8.052, 12/7 sampai 22/ 2013

22/7 sampai 31/ 2013

Jumlah 32.592,

Kediri 1.250.000.000 0,098039 6.750.000 1.125. Jember 1.450.000.000 0,113725 7.830.000 1.305. Jumlah 12.750.000.000 1 68.850.000 11.475. Keterangan :

  1. = 4.250.000.000 / 2.750.000.000 = 0,
  2. = 68.850.000 x 0,333334 = 22.950.
  3. = 22.950.000 : 6 = 3.825. Pencatatan biaya promosi berupa hadiah sebagai berikut: Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) Di kantor pusat Dr. Biaya Promosi Dibayar Dimuka 22.950. Surabaya Dr. RAK Cabang Gresik 19.980. Untuk pembelian Dr. RAK Cabang Malang 11.340. Hadiah Dr. RAK Cabang Kediri 6.750. Dr. RAK Cabang Jember 7.830. Cr. Kas 68.850. Di Cabang Dr. Biaya Promosi Dibayar Dimuka 19.980. Gresik Cr. Kantor Pusat Surabaya 19.980. Di Cabang Dr. Biaya Promosi Dimuka 11.340. Malang Cr. RAK Kantor Pusat Surabaya 11.340. Di Cabang Dr. Biaya Promosi Dimuka 6.750. Kediri Cr. RAK Kantor Pusat Surabaya 6.750. Di Cabang Dr.Biaya Promosi Dimuka 7.830. Jember Cr.RAK Kantor Pusat Surabaya 7.830. Pencatatan Biaya Promosi yang dibayar dimuka: Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Di Kantor Pusat Dr. Biaya Promosi 3.825. Surabaya Cr. Biaya Promosi Dimuka 3.825. Di Cabang Gresik Dr. Biaya Promosi 3.330. Cr. Biaya Promosi Dimuka 3.330. Di Cabang Dr. Biaya Promosi 1.890. Malang Cr. Biaya Promosi Dimuka 1.890. Di Cabang Kediri Dr. Biaya Promosi 1.125. Cr. Biaya Promosi Dimuka 1.125. Di Cabang Jember Dr. Biaya Promosi 1.305. Cr. Biaya Promosi Dimuka 1.305. Bila dalam undian terdapat penabung yang memenangkan hadiah, maka cabang akan mendebet rekening antar kantor (RAK) kantor pusat dan mengkredit rekening tabungan nasabah yang bersangkutan. Pencatatan seperti ini dilakukan karena pada saat pembagian hadiah, asumsinya dana promosi telah di pool di kantor pusat sebagaimana ditunjukkan dalam jurnal di atas sehingga pada saat pembagian ke nasabah, kantor cabang meminta ke kantor pusat. Contoh: Indra Prasetya nasabah Tabungan Prima Utama Cabang Gresik memenangkan hadiah utama sebesar Rp25.000.000. Pencatatannya pada saat pelimpahan ke rekening nasabah: Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp) Jurnal di Cabang Gresik Dr. RAK Kantor Pusat 25.000. Cr. Tabungan Indra Prasetya

Jurnal Di Kantor Pusat Dr. Biaya Promosi 25.000. Cr. RAK Cabang Gresik 25.000. E. TABUNGAN ONH ONH merupakan singkatan dari Ongkos Naik Haji. Terdapat dua jenis ONH, yaitu ONH biasa dan ONH plus. Perbedaan keduanya terletak pada penyelenggara, biaya, durasi pelaksanaan, dan fasilitas yang didapat selama di tanah suci. ONH biasa biayanya lebih terjangkau yaitu mulai dari Rp 35 juta, diselenggarakan oleh pemerintah, dan harus melalui masa tunggu keberangkatan yang ditetapkan pemerintah. Sedangkan biaya ONH plus mulai dari Rp 150 juta, diselenggarakan oleh pihak swasta (tour and travel), dengan masa tunggu yang lebih singkat.

tidak dijurnal. Tapi hanya diarsip sehingga saldo dana kas kecil akan tetap bila arsip tersebut diperhitungkan Transaksi dana kas kecil dapat meliputi pembentukan dana kas kecil, pemakaian dana kas kecil, dan pengisian dana kas kecil. Pada sistem dana tetap yang berubah komposisi kasnya, karena komposisi kasnya menjadi uang tunai dan arsip yang bernilai untuk ditukarkan pada saat pengisian kembali Jumlah uang berkurang tapi bukti pemakaiannya bertambah sehingga secara absolut tetap. Pada saat pengisian kembali, bank akan mendebit biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan mengkredit rekening kas.

  1. Sistem Dana Berfluktuasi (Fluctuating System) Sistem Dena Berfluktuasi adalah sistem pengelolaan kas kecil di mana pada saat pengisian kes kecil, bank akan mendebit dana kas kecil dan mengkredit rekening kas Pada saat pemakaian kas kecil akan didebit biaya-biaya hutang bersangkutan yang dikeluarkan dan mengkredit rakening dan kas kecil Sedangkan pada saat pengisian kembali bererti akan menambah dana kas kecil yang belum dipakai dengan cara mendebit rekening danz kas kecil dan mengkredit rekening kas.

Giro Bank Indonesia Giro Bank Indonesia adalah rekening giro milik bank umum/ komersial dalam valuta asing maupun valuta rupiah di Bank Indonesia (BI). Dana pada giro BI adalah penyediaan likuiditas. Dengan giro BI, bank dapat membiayai transaksi antar cabang maupun antar bank melalui penyelesaian kliring dan transfer. Di samping itu dapat digunakan untuk membayar penarikan deposito yang relatif besar, pemberian kredit bank, dan sebagainya. Mutasi giro BI sering dilakukan semakin banyak transaksi antar bank atau antar cabang. Namun demikian, pada setiap hari, saldo harus dapat memenuhi ketentuan BI mengenai Giro Wajib Minimum (GWM). Transaksi giro BI lebih banyak berkaitan dengan transaksi kliring (nota debit nota kredit), pemindahbukuan, pengambilan, penyetoran uang tunai ke BI oleh Bank Komersial. Contoh Penarikan Kliring

Giro Wajib Minimum Bank Indonesia (Reserve Requirement) Rekening Giro BI adalah rekening pihak eksternal tertentu di Bank Indonesia yang merupakan sarana bagi penata-usahaan transaksi dari simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Giro Bank Indonesia juga dapat didefinisikan sebagai saldo rekening giro milik bank yang bersangkutan yang berada di Bank Indonesia. Rekening ini tidak boleh dikurangi dengan pinjaman dari Bank Indonesia dan tidak boleh ditambah dengan fasilitas pinjaman dari BI yang belum digunakan tapi sudah disetujui (dalam komitmen) misalnya Kredit Likuiditas Bank Indonesia Rekening ini dalam valuta rupiah maupun valuta asing. Rekening giro dalam rupiah adalah rekening giro dalam mata uang rupiah yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek Bank Indonesia, bilyet Bank Indonesia, atau sarana lainnya Sebagaimana dimaksud dalam ketentuan BI yang berlaku tentang hubungan rekening giro antara BI dengan pihak ekstern Giro wajib minimum (statutory reserve) adalah simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga adalah bank adalah kewajiban bank kepada penduduk dan bukan penduduk dalam rupiah dan valuta asing. Kriteria Pemenuhan Giro Wajib Minimum

  1. GMW dalam rupiah ditetapkan sebesar 5% (lima per seratus) dari DPK dalam rupiah GMW dalam rupiah sebesar 5% (lima per seratus) wajib dipenuhi oleh seluruh bank tanpa memperhatinkan jumlah DPK dalam rupiah yang dimiliki.
  2. Selain memenuhi kriteria 1, maka bagi: a. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah lebih besar dari Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) sampai dengan Rp10.000.000.000.000,00 (sepuluh triliun rupiah), wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah sebesar 1% (satu per seratus) dari DPK dalam rupiah b. Bark yang memiliki DPK dalam rupiah lebih besar dari Rp10.000.000.000.000.00 (sepuluh triliun rupiah) sampai dengan Rp50 000.000.000.000.00 (lima puluh triliun rupiah), wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah sebesar 2% (duz per seratus) dari DPK dalam rupiah c. Bank yang memili DPK dalam rupiah lebih besar dari Rp50 000 000 000 000.00 (lima puluh triliun rupiah), wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah sebesar 3% (tiga per seratus) dari DPK dalam rupiah d. Bark yang memiliki DPK dalam rupiah sampai dengan Rp1.000.000 000 000.00 (sau triliun rupiah) tidak dikenakan kewajiban tambahan GWM sebagaimana dimaksud poin a, b, dan c
  3. Bahwa pemenuhan GM sebesar 5% ditambah persentase tertentu (pada poin 2a, 2b. dan 2c) maka masih perlu ditambah persentase tambahan Gerkait dangan posis: Loan To Deporit Ratic suatu bank dengan parintian sebagai berikut: a. LDR bark yang berada di atas 90% akan dikenakan tambahan sebesar 0% b. LDR yang mencapai 74-90% akan dikenakan tambahan saber 1% c. LDR yang mencapai 60-75% dikenakan tambahan sebesar 2%, d. LDR 50-60% akan dikenakan tambahan 3%,

e. LDR 40-50% dikenakan tambahan 4%, dan f. LDR kurang dari 40% akan dikenakan tambahan 5% Tata Cara Pemeliharaan dan Perhitungan Giro Wajib Minimum Bank wajib memelihara Giro Wajib Minimum (GWM) secara harian. Kewajiban pemeliharaan dan pemenuhan persentase GWM dihitung dengan membandingkan jumlah saldo rekening Giro Bank pada BI setiap hari dalam satu masa laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK dalam satu masa laporan pada dua masa laporan sebelumnya. Persentase GWM bank dalam rupiah atau valuta asing tersebut didasarkan pada DPK bank sebagai berikut: a. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 1 sampai dengan 7 adalah sebesar persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal 16 sampai dengan tanggal 23 bulan sebelumnya b. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 adalah persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan akhit bulan sebelumnya. c. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 16 sampai dengan tanggal 23 adalah sebesar persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal 1 sampai dengan tanggal 7 bulan yang sama. d. GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir bulan adalah sebesar persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan yang sama Sebagai catatan bahwa informasi mengenai DPK diperoleh dari data DPK yang disampaikan bank kepada BL Sesuai dengan ketentuan BI tentang Laporan Berkala Bank Umum Sedangkan informasi tentang saldo rekening giro bank pada BI diperoleh dari sistem akunting BI. Hal ini berlaku untuk GWM dalam rupiah dan GWM dalam valuta asing. Jumlah DPK yang dimaksud dalam perhitungan ini adalah terdiri dari jumlah DPK dalam rupiah pada seluruh kantor bank di Indonesia dan jumlah DPK dalam valuta asing pada seluruh kantor ban di Indonesia. Khusus untuk DPK dalam rupiah meliputi kewajiban dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan bank, baik kepada penduduk maupun bukan penduduk, yang terdiri dari: a. Giro Nasabah, yaitu simpanan massyarakat yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro atau surat perintah pemindahbukuan yang lain. b. Simpanan berjangka; Hal ini bisa berupa deposito berjangka dan sertifikat deposito. Dalam pos ini termasuk deposito berjangka, deposito asuransi, dan deposito oncall dalam rupiah yang penarikannya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang disepakti antara bank dengan pihak ketiga c. Tabungan yaitu simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau yang dipersamakan dengan itu

Perlu diperhatikan bahwa:

  1. Pendebetan rekening giro bank sebagai akibat pembebanan pelanggaran GWM, dilakukan pada hari kerja berikutnya setelah tanggal sanksi terjadinya pelanggaran GWM
  2. Dalam hal tanggal untuk pendebetan rekening giro bank jatuh pada hari libur, maka pendebetan saldo rekening giro bank dilakukan oleh BI pada hari kerja berikutnya.
  3. Dalam hal terjadi kekurangan atau kelebihan dalam pendebetan yang terkait dengan pengenaan sanksi pelanggaran GWM oleh BI, Bank Indonesia dapat langsung mendebet atau mengkredit giro bank yang bersangkutan.
  4. Pendebetan rekening giro Bank Indonesia berarti merupakan pengkreditan bagi bank umum. Pengkreditan giro BI oleh bank umum merupakan pembebanan rekening yang bersangkutan. Dengan demikian jurnal untuk mencatat pembayaran sanksi ini di bank umum adalah sebagai berikut. Dr. Biaya Lainnya-Penalty Pelanggaran Rp Cr. Giro Bank Indonesia Rp Pelanggaran GWM bisa terjadi baik pada kondisi saldo giro BI positif (bersaldo debit) maupun bersaldo kredit (negatif) bagi bank umum. Bank dinyatakan melanggar GWM bila saldo harian rekening pada BI lebih kecil dari saldo harian rekening giro bank yang wajib dipelihara untuk pemenuhan GWM Dalam hal terjadi pelanggaran dalam rupiah dan rekening giro rupiah bank dimaksud bersaldo positif, maka bank dikenakan sanksi. Dalam hal terjadi pelanggaran GWM dalam rupiah dan rekening giro rupiah bank dimaksud bersaldo negatif, maka bank dikenakan sanksi Sedangkan dalam hal terjadi pelanggaran GWM dalam valuta asing, maka bank dikenakan sanksi kewajiban membayar Yang dihitung dari selisih antara saldo harian rekening giro valas bank pada BI yang wajib dipelihara dengan saldo harian rekening giro valas bank yang dicatat pada sistem akunting BI. Sanksi kewajiban membayar ini dibayarkan dalam valuta rupiah dengan menggunakan kurs transaks BI pada hari terjadinya pelanggaran. Contoh Kasus Perhitungan Giro Wajib Minimum, Jasa Giro dan Sanksi Pelanggaran Giro Wajib Minimum a. Contoh kasus perhitungan giro wajib minimum Bank mempunyai DPK dalam rupiah Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah). Bank wajib memelihara GWM sebesar 5% dalam rupiah. Maka GWM yang wajib dipelihara bank sebesar a. 5% (lima perseratus) dari Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah): ditambah dengan b. 1% (satu perseratus) dari Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah). a. Contoh kasus perhitungan jasa giro Bank memiliki rata-rata harian total DPK dalam Rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 24 Januari sebesar Rp50.000.000.000.000,00. Perhitungan jasa giro untuk tanggal 24 Januari 2014 adalah sebagai berikut: = persentase jasa giro harian x bagian saldo Rekening Girp Rupiah yang mendapat jasa giro = persentase jasa giro harian x (3% x DPK dalam rupiah)

= 0.00686% x (3% x Rp50.000.000.000.000,00) = 0,00686% x Rp1.500.000.000.000. = Rp 102.900.000. Contoh kasus perhitungan sanksi pelanggaran giro wajib minimum Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan Januari sebesar Rp20.000.000.000.000.00 (dua puluh triliun rupiah). GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir bulan Januari adalah sebesar: c. 5% (lima perseratus) dari Rp20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun rupiah) yaitu sebesar Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah), ditambah dengan d. 2% (dua perseratus) dari Rp20.000.000.000.000,00 (dua puluh triliun rupiah) yaitu sebesar Rp400.000.000.000,00 (empat ratus miliar rupiah) Saldo Rekening Giro Rupiah Bank A pada Bank Indonesia pada tanggal 24 Januari adalah sebesar Rp1.200.000.000.000,00 (satu triliun dua ratus miliar rupiah) atau 6% dari DPK dalam rupiah, sehingga terdapat kekurangan pemenuhan GWM sebesar Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah). Suku Bunga JIBOR pada tanggal 24 Januari adalah sebesar 6%. Perhitungan sanksi kewajiban membayar atas pelanggaran GWM rupiah untuk Bank A pada tanggal 24 Januari adalah sebagai berikut: