Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Cyclotrons and Betatrons in Cancer Treatment: A Comprehensive Overview, Cheat Sheet of Physics

A comprehensive overview of cyclotrons and betatrons, exploring their mechanisms, clinical applications, and future potential in cancer treatment. It delves into the principles of particle acceleration, the role of these technologies in radiotherapy, and their integration with other techniques like conformal radiotherapy. The document also highlights the importance of cyclotrons in producing medical radioisotopes for diagnosis and therapy.

Typology: Cheat Sheet

2023/2024

Uploaded on 03/24/2025

desvita-ayu-safitri
desvita-ayu-safitri 🇮🇩

1 document

1 / 8

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
MAKALAH FISIKA DASAR
(Aplikasi Siklotron Dan Betatron Dalam Pengobatan Kanker)
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Dasar
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dwi Yulianti, M.Si.
Disusun oleh :
Desvita Ayu Safitri
2404080028
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2024
pf3
pf4
pf5
pf8

Partial preview of the text

Download Cyclotrons and Betatrons in Cancer Treatment: A Comprehensive Overview and more Cheat Sheet Physics in PDF only on Docsity!

MAKALAH FISIKA DASAR

(Aplikasi Siklotron Dan Betatron Dalam Pengobatan Kanker)

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Dasar Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dwi Yulianti, M.Si. Disusun oleh : Desvita Ayu Safitri 2404080028

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

I. PENDAHULUAN

Kanker adalah penyakit paling mematikan di dunia. Menurut laporan data oleh Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) dari International Institute for Research on Cancer (IARC), di seluruh dunia pada tahun 2018 jumlah kematian akibat kanker mencapai 9.6 juta jiwa dengan jumlah insidensi mencapai 18.1 juta jiwa. Kasus kanker diperkirakan aka meningkat dari 18.1 juta menjadi 22 juta setiap tahun selama 20 tahun ke depan. Menurut WHO, pada tahun 2030akan ada 26 juta insidensi kanker dan 17 juta kematian akibat kanker. (Hardiyanti & Triwibowo, 2019). Menurut The International Agency for Research on Cancer (IARC) mengestimasikan terdapat kasus baru kanker di Indonesia mencapai 408.661 kasus dengan kasus kematian mencapai 242.988 orang pada tahun 2022, dan akan terus meningkat apabila tidak dilakukan upaya penanggulangan kanker. (Kemenkes RI, 2024) Berdasarkan data-data diatas Kanker merupakan salah satu tantangan kesehatan global yang paling mendesak, menjadi penyebab utama kematian di banyak negara, termasuk Indonesia. Dengan meningkatnya angka kejadian kanker, penting untuk mengembangkan metode diagnosis dan pengobatan yang lebih efektif. Upaya untuk meningkatkan deteksi dan pengobatan kanker, teknologi medis modern terus berkembang, dan di antara inovasi tersebut, siklotron dan betatron muncul sebagai alat yang sangat berharga dalam pengobatan kanker. Kedua teknologi ini tidak hanya meningkatkan akurasi diagnosis tetapi juga efektivitas terapi, memberikan harapan baru bagi pasien yang berjuang melawan penyakit ini. Kombinasi penggunaan siklotron dan betatron dalam pengobatan kanker menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan hasil pengobatan. Siklotron tidak hanya membantu dalam diagnosis dini tetapi juga mendukung pengembangan terapi baru seperti Boron Neutron Capture Therapy (BNCT), yang mema nfaatkan isotop radioaktif untuk memberikan dosis radiasi tinggi pada jaringan kanker sambil melindungi jaringan sehat. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa BNCT dapat memberikan hasil yang menjanjikan bagi pasien dengan kanker serviks dan jenis kanker lainnya. Di Indonesia, perkembangan teknologi siklotron semakin meningkat dengan adanya fasilitas baru seperti yang dikembangkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Fasilitas ini tidak hanya memproduksi radiofarmaka secara lokal tetapi juga mengurangi ketergantungan pada impor, sehingga meningkatkan aksesibilitas perawatan bagi pasien. Dengan kemajuan ini, diharapkan bahwa lebih banyak rumah sakit di Indonesia dapat memanfaatkan teknologi ini untuk diagnosis dan pengobatan kankeKombinasi penggunaan siklotron dan betatron dalam pengobatan kanker tidak hanya meningkatkan efektivitas terapi tetapi juga memberikan harapan baru bagi pasien. Dengan kemajuan teknologi dan penelitian yang terus dilakukan, kedua alat ini diharapkan dapat semakin dioptimalkan untuk memberikan solusi inovatif dalam perang melawan kanker. Melalui makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai peran siklotron dan betatron dalam pengobatan kanker, termasuk mekanisme kerja, aplikasi klinis, serta potensi masa depan dari teknologi ini dalam meningkatkan hasil pengobatan dan kualitas hidup pasien. II. ISI

Untuk memperoleh kecepatan ion mendekati kecepatan cahaya diperlukan tenaga tinggi. Tenaga ini diperoleh dari medan magnet yang besar dan tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar. Untuk mengatasi hal ini maka dibuatlah suatu alat yang dapat mengubalı - ubalı frekuebsi dari oscilator. Alat ini discbut Sinkro-siklotron yang bekerja dengan prinsip "stabilitas fasc” Betatron merupakan suatu alat yang digunakan untuk mempercepat elektron sampai laju tinggi dengan membolehkan medan-medan listrik imbas yang dihasilkan oleh sebuah fluks magnet yang berubah-ubah bekerja (bereaksi) pada elektron tersebut. Prinsip kerja Betatron tolah diajukan olch Widcroc pada tahun 1928 dan baru dioperasikan pada tahun 1941 oleh Donalt W. Kerst yang berdasarkan Hukum Faraday. Alat D.W. Kerst yang pertama dapat mempercepat elektron sampai 2,3 MeV yang pengoperasiannya digunakan sebagai tabung sinar-X. Sinar-sinar-X tersebut dihasilkan dengan cara konvensional yang menggunakan elektron-elektron bertenaga tinggi mengenai suatu atom target. Alat berikutnya dibuat di perusahaan General Electric pada tahun 1942 yang dapat mempercepat elektron dengan tenaga 20 MeV, dan model ketiga dibuat pada tahun 1945 yang dapat mempercepat elektron sampai 100 MeV dengan laju clektron 0,999986 e schingga dalam analisis operasinya digunakan mekanika relativistik. Elektron yang bertenaga rendah digunakan untuk menghasilkan sinar-X berguna dalam bidang:  Fisika zat padat, misalnya untuk menentukan struktur kristal  Industri/seni, misalnya menentukan keaslian suatu lukisan  Kedokteran, misalnya pengobatan kanker Dan lain-lain. Dalam sebuah betatron terdapat medan magnet yang mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

  1. Medan magnet pemandu elektron di dalam lintasan lingkaran
  2. Medan magnet yang berubah-ubah menghasilkan sebuah medan listrik yang mempercepat elektron di dalam lintasan tersebut.
  3. Medan magnet yang mempertahankan supaya jejari lintasan (orbit) elektron yang bergerak konstan.
  4. Medan magnet yang menggerakkan elektron ke dalam lintasan mula-mula dan memindahkan elektron tersebut dari lintasannya setelah mencapai tenaga penuh.
  5. Medan magnet yang menyediakan sebuah gaya pembalik (restoring force) melawan setiap kecendrungan elektron untuk meninggalkan lintasannya, baik dalam arah vertikal maupun dalam arah radial. Betatron terdiri dari atas pipa yang berbentuk lingkaran yang ditempatkan di antara medan elektromagnetik yang kumparannya dialiri arus melingkar, pada Ruang vakum donat tempat elektron dipercepat. elektron-elektron ditembakkan ke dalam tabung kaca A yang hampa dan herbentuk torus dan diletakkan antara dua kutub magnet. Elektron- elektron difokuskan dengan bantuan focusing cup (FC). Jika medan magnet yang berubah- ubah digunakan paralel dengan penampang tabung akan dihasilkan dua efek:
  1. Tenaga elektromotive dalam orbit elektron oleli fluks magnet yang berubah-ubah akan memberikan tenaga elektron tambahan.
  2. Menghasilkan tenaga radial melalui aksi medan magnet yang arahnya tegak lurus sehingga kecepatan elektron menyimpang dan bergerak melalui sebuah lingkaran tetap. Fluks magnetik melalui orbit harus sesuai agar elektron-elektron bergerak dalam orbit yang stabil pada jari-jari R konstan. Elektron-elektron tersebut membuat beratus ribu putaran melalui lingkaran ini, sementara itu medan magnet intensitasnya naik dari nol sampai maksimum untuk 4 siklus dan menimbulkan gaya gerak listrik (GGL) induksi V. Dengan demikian setiap perputaran elektron akan memperoleh tenaga tambahan. Bila elektron itu telah mencapai atau menerima tenaga sebanyak yang dibutuhkan, maka kapasitas akan dihasilkan melalui dua coil kawat. Kawat pertama bagian atas dihasilkan socara langsung dan kawat kodua bagian bawah langsung menuju orbit stabil yang menghasilkan tambahan pada fluks magnetik dan mengenai sebuah target sehingga menghasilkan sinar-X. Pembahasan tentang jalan elektron secara melingkar dengan jari-jari R merupakan sebuah lingkaran, GGL induksi V dalam lingkaran dipengaruhi oleh fluks magnetik yang berubah- ubah. Hukurn Faraday mengatakan bahwa gaya gerak listrik yang terinduksi dalam suatu rangkaian sama dengan nilai negatif laju perubahan fluks magnet ataupun perubahan fluks magnet terhadap waktu. V = − 𝑑∅ 𝑑𝑡 dimana: V = Gaya gerak listrik induksi (volt) ∅ = Fluks magnetik yang tegak lurus bidang kerja (weber) t = Waktu yang diperlukan (detik) B. Aplikasi Siklotron dan Betatron dalam Pengobatan Kanker Fisika medis merupakan suatu disiplin ilmu yang mengenal, mempelajari serta menganalisis berbagai faktor dan gejala fisik paparan radiasi yang berpengaruh terhadap manusia dan lingkungan. Dalam dunia medis, para ahli terdorong untuk terus menggali ilmu pengetahuan dan teknologi demi mengentaskan permasalahan kesehatan yang membutuhkan penanganan serius dengan berbagai peralatan medis. Salah satu teknologi yang dibutuhkan yaitu Radioterapi, dimana dalam pemanfaatannya diperlukan suatu sistem pengaturan untuk dapat memenuhi perencanaan terapi. Radioterapi merupakan suatu tindakanpengobatan medis yang dilakukan dengan menggunakan radiasi pengion yang untuk mematikan sel kanker yang di derita oleh pasien dengan melakukan terapi pada kerusakan sel kanker semaksimal mungkin. Dalam tindakan pengobatan kanker ini bersifat tertutup. Radioterapi eksternal merupakan bentuk pengobatan radiasi dengan sumber radiasi mempunyai jarak dengan target yang dituju atauberada diluar tubuh. Sumber yang digunakan adalah sinar X atau foton. Salah satu jenis pesawat radioterapi eksternal adalah Akselerator Linear (Linac) (Winarno, 2021)

Betatron adalah akselerator partikel yang digunakan untuk menghasilkan berkas elektron berenergi tinggi, yang memiliki aplikasi signifikan dalam pengobatan kanker, terutama dalam terapi radiasi. Dalam konteks pengobatan kanker, betatron dapat digunakan untuk menghasilkan radiasi sinar-X yang berfungsi menghancurkan sel-sel kanker dengan memanfaatkan energi tinggi dari berkas elektron. Proses Percepatan Elektron dimulai dengan pemanasan katoda, yang memancarkan elektron ke dalam tabung vakuum. Kumparan magnet diaktifkan, menciptakan medan magnet yang berputar. Elektron terperangkap dalam medan magnet dan bergerak dalam lintasan melingkar, terus-menerus mendapatkan energi dari medan listrik yang dihasilkan oleh kumparan. Akibatnya, elektron mencapai energi tinggi (biasanya dalam rentang MeV). Ketika berkas elektron berenergi tinggi diarahkan ke target (biasanya logam), mereka menghasilkan radiasi sinar-X atau sinar gamma yang dapat digunakan untuk terapi radiasi. Produksi Radiasi yang dihasilkan dari betatron memiliki kemampuan untuk merusak DNA sel kanker. Proses ini melibatkan interaksi antara radiasi dengan jaringan tubuh, di mana radiasi akan menghancurkan sel-sel kanker sambil meminimalkan kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya. Betatron dalam proses pengobatan kanker : Terapi Radiasi Eksternal Betatron digunakan dalam terapi radiasi eksternal, di mana radiasi diarahkan langsung ke tumor. Keuntungan dari penggunaan betatron adalah: Targeting Presisi: Radiasi dapat difokuskan pada area tumor dengan meminimalkan kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya. Energi Tinggi: Energi tinggi dari radiasi sinar-X memungkinkan penetrasi yang lebih dalam ke jaringan tubuh, menjadikannya efektif untuk tumor yang terletak lebih dalam. Kombinasi dengan Teknik Lain Betatron sering digunakan bersamaan dengan teknik radioterapi lainnya, seperti: Radioterapi Konformal: Menggunakan komputer untuk merencanakan dosis radiasi yang lebih tepat sesuai bentuk tumor. IMRT (Intensity-Modulated Radiation Therapy): Mengatur intensitas radiasi untuk memberikan dosis berbeda pada area tumor dan jaringan sehat.

III. KESIMPULAN

Kombinasi penggunaan siklotron dan betatron dalam pengobatan kanker menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan hasil pengobatan. Siklotron tidak hanya membantu dalam diagnosis dini tetapi juga mendukung pengembangan terapi baru seperti Boron Neutron Capture Therapy (BNCT), yang memanfaatkan isotop radioaktif untuk memberikan dosis radiasi tinggi pada jaringan kanker sambil melindungi jaringan sehat. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa BNCT dapat memberikan hasil yang menjanjikan bagi pasien dengan kanker serviks dan jenis kanker lainnya. Di Indonesia, perkembangan teknologi siklotron semakin meningkat dengan adanya fasilitas baru seperti yang dikembangkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Fasilitas ini tidak hanya memproduksi radiofarmaka secara lokal tetapi juga mengurangi ketergantungan pada impor, sehingga meningkatkan aksesibilitas perawatan bagi pasien. Dengan kemajuan ini, diharapkan bahwa lebih banyak rumah sakit di Indonesia dapat memanfaatkan teknologi ini untuk diagnosis dan pengobatan kanker. DAFTAR PUSTAKA Frida Iswinning Diah, Fajar Sidik Permana, & Emy Mulyani. (2023). Desain Integrasi Sistem Instrumentasi dan Kendali untuk Commissioning Siklotron DECY-13. Jurnal Nasional Teknik Elektro Dan Teknologi Informasi , 12 (2), 71–77. https://doi.org/10.22146/jnteti.v12i2. Geriatri ID (2024). "Deteksi Dini Kanker, BRIN Kembangkan Radiofarmaka Baru Berbasis Siklotron." Geriatri ID. Hardiyanti, S., & Triwibowo, C. (2019). Gambaran Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara Di Ruang Rindu B Rsup H. Adam Malik Medan. Jurnal Keperawatan. http://180.250.18.58/jspui/handle/123456789/ Kemenkes RI. (2024). Hari Kanker Sedunia. Kementerian Kesehatan R.I , 2019. Krane, K. S. (1991). Introductory nuclear physics. John Wiley & Sons. Masril, & Darvina, Y. (1999). Akselerator (Buku Ii). 1–63. OncoCare Cancer Centre (2023). "Keuntungan Terapi Proton Dalam Pengobatan Kanker." OncoCare. Purwantoro, K. M., Widi Harto, A., & Sardjono, Y. (2021). "Analisis Distribusi Dosis Radiasi pada Terapi Kanker Serviks dengan Boron Neutron Capture Therapy Menggunakan MCNPX." UGM Repository. Ratri P., M. D., Sardjono, Y., & Widi Harto, A. (2022). "Analisis Dosis Radiasi Terapi Kanker Serviks dengan Boron Neutron Capture Therapy Berbasis Particle and Heavy Ion Transport Code System (PHITS)." UGM Repository. Winarno, W. (2021). Radioterapi Kanker Cervix Dengan Linear Accelerator (LINAC). Jurnal Biosains Pascasarjana , 23 (2), 75. https://doi.org/10.20473/jbp.v23i2.2021.75- 86