




Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Makalah ekonomi syariah bab satu
Typology: Lecture notes
1 / 8
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
1
A. Latar Belakang Masalah Ekonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam, karenanya ia merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan (integral) dari agama Islam. Sebagai derivasi dari agama Islam, ekonomi Islam akan mengikuti agama Islam dalam berbagai aspeknya. Islam adalah sistem kehidupan ( way of life ), dimana Islam telah menyediakan berbagai perangkat aturan yang lengkap bagi kehidupan manusia, termasuk dalam bidang ekonomi.^1 Ketika homo economicus tidak mampu menjelaskan perilaku manusia secara lengkap, dan kesadaran para pembaharu ekonomi konvensional terhambat dengan tidak adanya standar moral yang dapat dijadikan acuan, Islam menjadi solusi satu-satunya. Pandangan Islam terhadap manusia dan bagaimana perilaku ekonominya adalah konsep yang komprehensif, konsep ini dapat disingkat dengan istilah homo Islamicus. Homo Islamicus mengarahkan manusia kepada tujuan hakiki dari kegiatan
Dalam kegiatan berekonomi kita tidak akan jauh dari istilah distribusi, produksi, dan konsumsi. Beberapa jenis kegiatan tersebut saling
(^1) Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam , Ed. 1, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 13. (^2) Ahmad Ifham Solihin, Buku Pintar Ekonomi Syari’ah , Cet. 1, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), hlm. 417.
berkaitan, dalam hal ini peneliti ingin mengkaji lebih dalam kegiatan konsumsi seorang konsumen atau kita sering dengar dengan perilaku konsumen. Yang dimaksud dengan konsumsi adalah pembelanjaan atau pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hidup secara jasmani atau rumah tangga yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan manusia, bertujuan menghantarkan kesejahteraan yang berdimensi fisik, materialis, dan hedonisme tanpa batas. Sehingga tidak ada pembahasan secara spesifik dalam mengikuti bagaimana gaya konsumsinya, batasan ini muncul apabila seseorang telah mendapatkan titik kepuasan dalam konsumsinya. Perilaku konsumen merupakan perilaku atau sikap manusia dalam memanfaatkan pemasukan dalam memenuhi kebutuhannya, baik secara individu maupun sosial. Sisi keunggulan perilaku konsumen muslim dari pada perilaku konsumen konvensional ialah bentuknya bukan sekedar memenuhi kepuasan semata, melainkan juga memiliki nilai manfaat dan berkah, dalam hal ini hedonisme tidak berlaku dalam perilaku konsumen muslim. Dalam Islam, perilaku seorang konsumen harus mencerminkan hubungan dirinya dengan Allah Swt, inilah yang membedakan dengan perilaku konsumsi konvensional. Manusia tidak dilihat dari sudut moral, tetapi dilihat sebagai manusia seperti apa adanya, yang biasanya selalu menginginkan kehidupan material yang lebih baik. Banyak ahli ekonomi memandang konsep kepuasan yang tidak terbatas sebagai suatu anggapan kerja ( working hypothesis ) bukan sebagai konsepsi manusia yang utuh. Dalam penerapannya ilmu ekonomi
merealisasikan kemaslahatan itu sendiri. Aktivitas lainnya demi menggapai kemaslahatan adalah dengan menghindarkan diri dari segala hal yang
Problematika ekonomi manusia dalam prespektif Islam adalah pemenuhan kebutuhan ( need ) dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada.
ekonomi Islam telah memberi pengaruh yang sangat begitu signifikan.
muncul konsep maslahah, yang mana maslahah merupakan tujuan dari maqashid syariah dan nantinya akan menjadi pedoman dasar syari’ atau hukum Islam dalam segala aspek kehidupan. Imam Al-Haramain Abu Al-Ma’ali Al-Juwaini (478 H/1085 M) adalah orang pertama yang memunculkan embrio pembagian maslahah. Al- Haramain yang mempunyai nama lengkap Diya’ Al-Din Abu Al-Ma’ali
Imam Al-Gaza>li> merupakan murid dari Al-Haramaini Al-Juwaini dan salah satu ulama klasik yang ikut berperan serta dalam perkembangan kajian
(^5) Ika Yunia fauzia dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam: Prespektif Maqashid Syari’ah , Cet. 2, Ed. 1, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 13. (^6) Ibid. , hlm. 74.
Islam mengajarkan agar manusia menjalani kehidupannya secara benar, sebagaimana telah diatur oleh Allah Swt. Bahkan, usaha untuk hidup secara benar dan menjalani hidup secara benar inilah yang menjadikan hidup seseorang bernilai tinggi. Ukuran baik buruknya kehidupan sesungguhnya tidak diukur dari indikator-indikator lain melainkan dari sejauh mana seorang manusia berpegang teguh kepada kebenaran.^7 Adanya hubungan perilaku konsumen dengan maslahah dalam ekonomi Islam mempunyai dampak yang sangat luar biasa, ini bisa menjadi landasan untuk memperkenalkan jauh lebih baik bagaimana pola konsumen yang Islami. Sebagai masyarakat awam, muncul beberapa keraguan atau bahkan kebingungan untuk pengaplikasian pola konsumtif, khususnya yang
Maka hadirnya Islam sebagai agama yang telah mengatur dan memberi pola tindakan yang benar dalam menjalankan kehidupan, baik secara sosial, budaya, dan ekonomi. Akan tetapi, masyarakat dunia saat ini telah terkontaminasi oleh worldview kapitalis dan imperalis. Maka untuk menjawab tantangan global ini, perlu adanya perkembangan ilmu pengetahuan tanpa mengesampingkan aspek agama di dalamnya. Tidak terlepas dari tujuan ekonomi itu sendiri secara umum dan perilaku konsumen secara khusus. Maslahah berperan untuk mengawal
(^7) Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi ..., hlm. 6.
a. Secara teoritis, yaitu memberikan kontribusi tentang ide perilaku
Yang merupakan ulama klasik tetapi memiliki tujuan dan nilai ke Islaman yang universal dan kekinian. b. Secara praktis, yaitu mengembangkan ilmu dan proses Islamisasi (penerapan nilai-nilai Islam) dalam berperilaku konsumtif terhadap
yang kekinian maka masyarakat akan mudah menerimanya. D. Sistematika Pembahasan Agar pembahasan dalam penelitian ini teratur dan sistematis, dan tercapainya tujuan-tujuan daripada penelitian, sekaligus memudahkan dalam memahami maksud dan tujuan daripada penelitian, maka penelitian ini dibagi dalam beberapa bab, yaitu: Bab I, merupakan pendahuluan dengan pembahasan latar belakang penelitian yang dikemukakan, selanjutnya disusun rumusan masalah. Tujuan dan manfaat penelitian disajikan pada urutan berikutnya lalu diakhiri dengan uraian tentang sistematis pembahasan. Bab II, berisi telaah pustaka dan kerangka teori. Telaah pustaka memaparkan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dibuat terkait
pengembangan arah penelitian sekaligus untuk menghindari adanya duplikasi penelitian. Sedangkan kerangka teori merupakan alat untuk membahas pemikiran sang tokoh, kerangka teori yang diangkat peneliti
terdiri atas teori konsumsi, keseimbangan konsumen, dan teori maqashid syariah. Bab III, menyajikan metode penelitian yang dilakukan dengan bahasan mengenai jenis penelitian, pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini menghadirkan sejumlah informasi berkaitan dengan perilaku konsumen dan
konsumen muslim dan konfigurasi kebutuhan manusia. Maslahah Al-Gaza>li>; terminologi maslahah, pembagian maslahah, dan tingkatan maslahah. Perilaku Konsumen Dalam Perspektif maslahah Imam Al-Gaza>li>; pemenuhan kebutuhan primer, maslahah dalam konsumsi, maslahah sebagai dasar pemenuhan kebutuhan primer. Bab V, sebagai penutup pembahasan yang mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai penegasan jawaban dari hasil penelitian. Selain itu dikemukakan sejumlah rekomendasi atau saran sebagai usaha perbaikan dalam pengambilan sikap dalam berperilaku konsumtif dalam perspektif Islam yang kekinian.