Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Lex Aeterna dan Lex Naturalis (Ius Civile & Ius Gentium), Quizzes of Law

Perbedaan antara ius civile dan ius gentium. Ius Civile adalah hukum yang bersifat khusus pada suatu negara tertentu, sedangkan ius gentium adalah hukum yang berlaku universal yang bersumber pada akal pemikiran manusia. Thomas Aquinas membedakan empat macam hukum, yaitu: lex aeterna, lex naturalis, lex divina dan lex humana.

Typology: Quizzes

2020/2021

Available from 12/27/2021

risaahwang
risaahwang 🇮🇩

15 documents

1 / 6

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Dosen: Dr. Yoyon M Darusman, S.H., M.H.
Anissa Marisa
01S2HM001
Bahkan disebutkaan bahwa di atas sistem hukum positif negara, ada sebuah sistem
hukum yang lebih tinggi (lex divina), bersifat ketuhanan yang berdasarkan atas akal budi
hukum alam itu sendiri, jadi hukum alam lebih superior dari hukum negara. Hal ini terjadi
karena adanya keabsahan dari norma-norma yang bukan makna dari tindakan-tindakan
kemauan manusia. Karena itu nilai-nilai yang mereka bentuk adalah sama sekali tidak
sewenang-wenang (arbitrariy), subjektif atau relatif.
Perbedaan antara ius civile dan ius gentium. Ius Civile adalah hukum yang bersifat
khusus pada suatu negara tertentu, sedangkan ius gentium adalah hukum yang berlaku
universal yang bersumber pada akal pemikiran manusia.
Perkembangan hukum alam mengalami kemunduran disekitar abad ke-16 dan muncul
kembali pada abad ke-19, oleh seorang bangsa Jerman yang bernama Rudolf Stammler.
Stammler memberikan pokok-pokok pikirannya mengenai hukum alam sebagai berikut:
Semua hukum positif merupakan usaha menuju pada hukum yang adil; Hukum alam berusaha
membuat suatu metode rasional yang dapat digunakan untuk menentukan kebenaran yang
relatif dari hukum dalam setiap situasi. Metode itu diharapkan menjadi pemandu jika hukum
itu gagal dalam ujian dan membawanya lebih dekat pada tujuannya.
Gagasan mengenai Hak Asasi Manusia bersumber dari teori hukum kodrati (natural
law theory) Thomas Aquinas. Ia membedakan hukum menjadi empat hal, yaitu: a. lex aeterna
(hukum rasio tuhan yang tidak dapat ditangkap oleh pancar indera manusia). b. lex divina
(hukum rasio tuhan yang dapat ditangkap oleh pancar indera manusia). c. lex naturalis
(hukum alam, yaitu penjelmaan lex aeterna ke dalam rasio manusia). d. lex positivis
(penerapan lex naturalis dalam kehidupan manusia di dunia).
1
Segala tindakan hukum yang diambil baik dalam melakukan tindakan hukum berupa
pembuatan peraturan perundang-undangan (regeling) maupun penerbitan ketetapan atau
keputusan (beschiking), mensyaratkan bahwa seseorang secara independen tanpa paksaan
apapun dapat menentukan pilihan terhadap agama yang diyakininya serta mendapat
perlindungan hukum atasnya.
1
Bakker. Y.W.M. Indonesia 70, Majalah Impack, jilid V No. 11, 1970
pf3
pf4
pf5

Partial preview of the text

Download Lex Aeterna dan Lex Naturalis (Ius Civile & Ius Gentium) and more Quizzes Law in PDF only on Docsity!

Dosen: Dr. Yoyon M Darusman, S.H., M.H. Anissa Marisa 01S2HM Bahkan disebutkaan bahwa di atas sistem hukum positif negara, ada sebuah sistem hukum yang lebih tinggi (lex divina), bersifat ketuhanan yang berdasarkan atas akal budi hukum alam itu sendiri, jadi hukum alam lebih superior dari hukum negara. Hal ini terjadi karena adanya keabsahan dari norma-norma yang bukan makna dari tindakan-tindakan kemauan manusia. Karena itu nilai-nilai yang mereka bentuk adalah sama sekali tidak sewenang-wenang (arbitrariy), subjektif atau relatif. Perbedaan antara ius civile dan ius gentium. Ius Civile adalah hukum yang bersifat khusus pada suatu negara tertentu, sedangkan ius gentium adalah hukum yang berlaku universal yang bersumber pada akal pemikiran manusia. Perkembangan hukum alam mengalami kemunduran disekitar abad ke-16 dan muncul kembali pada abad ke-19, oleh seorang bangsa Jerman yang bernama Rudolf Stammler. Stammler memberikan pokok-pokok pikirannya mengenai hukum alam sebagai berikut: Semua hukum positif merupakan usaha menuju pada hukum yang adil; Hukum alam berusaha membuat suatu metode rasional yang dapat digunakan untuk menentukan kebenaran yang relatif dari hukum dalam setiap situasi. Metode itu diharapkan menjadi pemandu jika hukum itu gagal dalam ujian dan membawanya lebih dekat pada tujuannya. Gagasan mengenai Hak Asasi Manusia bersumber dari teori hukum kodrati (natural law theory) Thomas Aquinas. Ia membedakan hukum menjadi empat hal, yaitu: a. lex aeterna (hukum rasio tuhan yang tidak dapat ditangkap oleh pancar indera manusia). b. lex divina (hukum rasio tuhan yang dapat ditangkap oleh pancar indera manusia). c. lex naturalis (hukum alam, yaitu penjelmaan lex aeterna ke dalam rasio manusia). d. lex positivis (penerapan lex naturalis dalam kehidupan manusia di dunia).^1 Segala tindakan hukum yang diambil baik dalam melakukan tindakan hukum berupa pembuatan peraturan perundang-undangan (regeling) maupun penerbitan ketetapan atau keputusan (beschiking), mensyaratkan bahwa seseorang secara independen tanpa paksaan apapun dapat menentukan pilihan terhadap agama yang diyakininya serta mendapat perlindungan hukum atasnya. (^1) Bakker. Y.W.M. Indonesia 70, Majalah Impack, jilid V No. 11, 1970

Aliran filsafat yang paling mempengaruhi pandangan orang Romawi mengenai hukum adalah aliran Stoa. Ide dasar Stoa ialah, bahwa semuanya yang ada merupakan suatu kesatuan yang teratur (kosmos), berkat suatu prinsip yang menjamin kesatuan itu, yakni jiwa dunia (logos). Logos itu tidak lain dari Budi Ilahi, yang menjiwai segala. Aliran ini berpendapat bahwa hidup bersama manusia mempunyai hubungan dengan logos yakni melalui hukum universal (lex universalis) yang terdapat dalam segala-galanya. Hukum universal itu terkandung dalam logos, dan sebagai demikian disebut hukum abadi (lex aeterna). Sejauh hukum abadi itu menjadi nyata dalam semesta alam, hukum itu disebut hukum alam (lex naturalis). Hukum alam ini tidak tergantung dari orang, selalu berlaku dan tidak dapat diubah. Hukum alam ini merupakan dasar segala hukum positif. Para filsuf Stoa, membedakan antara cita-cita hukum alam yang nisbi dan absolut. Pada masa kegemilangan hukum alam, tidaklah terdapat keluarga, perbudakan, hak milik, maupun pemerintahan. Tetapi lembaga-lembaga ini menjadi penting dengan merosotnya moral umat manusia. Hukum alam ”nisbi” menuntut dari pembentuk perundang-undangan, adanya undang-undang yang dituntun oleh akal, dan sedekat mungkin pada hukum alam mutlak. Sasaran tertinggi manusia ialah menjadi manusia yang adil, dengan tunduk kepada hukum alam (nomos) sebagai pernyataan Budi Ilahi (logos). Undang-undang negara ditaati karena sesuai dengan hukum alam. Bahkan pemikir- pemikir Stoa berpendapat bahwa masyarakat manusia dipertahankan dan dikembangkan karena ketaatan akan hukum alam.^2 St. Thomas Aquinas adalah filsuf terbesar dari aliran Scholastic di abad pertengahan. Ia menerima pengaruh dari Aristoteles tetapi menyatakannya dengan dogma agama Kristen sehingga merupakan suatu sistem pemikiran tersendiri. Thomas Aquinas merumuskan hukum sebagai ”peraturan yang berasal dari akal untuk kebaikan umum yang dibuat oleh seorang yang mempunyai kewajiban untuk menjaga masyarakatnya dan mengundangkannya”. Oleh karena dunia ini diatur oleh tatanan Ketuhanan, seluruh masyarakat dunia ini diatur oleh akal ketuhanan. Hukum ketuhanan adalah yang tertinggi. Thomas Aquinas membedakan empat macam hukum, yaitu: lex aeterna, lex naturalis, lex divina dan lex humana. (^2) https://edrasatmaidi2010.wordpress.com/2010/11/07/hukum-alam-dan-hukum-positif-2/, di akses 5 Oktober 2021.

Principia secundaria, yaitu asas yang bersumber dari principia prima, sebaliknya tidak bersifat mutlak dan dapat berubah pada setiap waktu dan tempat. Seringkali asas ini dikatakan sebagai penafsiran manusia dengan menggunakan rasionya terhadap principia prima. Penafsiran ini bervariasi, dapat baik atau buruk. Suatu penafsiran dapat mengikat umum jika hukum positif memberikan pada asas-asas ini kekuasaan mengikat, misalnya dalam bentuk undang-undang. Hukum yang berlaku pada kita Selama ribuan tahun, para penguasa dunia telah menyembunyikan rahasia hukum sehingga mereka dapat mengelola massa manusia dengan lebih baik. Hukum adalah peraturan yang sangat penting yang biasanya harus diketahui oleh semua warga negara. Fakta bahwa undang-undang tidak diajarkan di sekolah, fakta bahwa banyak undang- undang dibuat dan diselundupkan, fakta bahwa undang-undang tersebut sering dirumuskan dalam bahasa yang sulit diuraikan, fakta bahwa undang-undang tersebut tidak disajikan dan dijelaskan melalui sarana publik. informasi harus membuat setiap warga negara bertanggung jawab. Banyak undang-undang, baik berupa perjanjian internasional, dalam bentuk konstitusi, dalam bentuk hukum organik atau biasa, atau dalam bentuk hukum tidak tertulis (hukum tidak tertulis adalah prosedur, aturan, dan perilaku yang ditoleransi oleh sistem) yang sangat tidak adil, dan bahkan tidak masuk akal. Santo Thomas dari Aquino. Kira-kira 1225, Aquino, kerajaan Sisilia - D. 7 Maret 1274, biara biara, negara kepausan, hari ini sebuah kotamadya kotamadya, Italia) berkata:^4 "Lex iniusta non est lex." (hukum yang tidak adil bukanlah hukum). (^4) https://bintangtimur.net/lex-aeterna/, diakses 6 Oktober 2021.

Dosen: Dr. Yoyon M Darusman, S.H., M.H. Anissa Marisa 01S2HM Lex Naturalis: Aturan Orde Kedua Lex Naturalis (hukum alam, yaitu hukum alam) terdiri dari sistem hukum yang ditentukan oleh alam semesta tempat kita hidup. Hukum-hukum ini dapat disebut hukum kosmik karena berlaku di seluruh alam semesta. Ada banyak hukum kosmik. Perawatannya, dalam totalitas dan kompleksitasnya, sangat barok dan dilakukan oleh Ilmu Pengetahuan Alam: Fisika, Biologi, Kimia, Psikologi, dll. Kebanyakan orang secara intuitif memahami banyak dari hukum alam ini. Misalnya, beberapa dari mereka kita akan lebih memahami tentang apa itu. Hukum yang berlaku setiap tempat dan berlaku setiap saat. Lex naturalis merupakan perwujudan dari lex aetarna pada rasio manusia. Atas dasar ini manusia bisa membedakan/ menentukan hal yang baik dan hal yang buruk, selai itu juga bisa melakukan suatu penelitian. Hukum alam merupakan hukum yang sudah ada sejak alam ini terbentuk dan secara alami makhluk-makhluk yang ada didalamnya sudah terbentuk hukum-hukum sendiri, tatanan hidup terbentuk sendiri. Alam adalah tempat dimana setiap makhluk hidup menentukan hidup, bisa berkembang biak, mencari makan semua itu merupakan hukum alam. Hukum kodrat (bahasa Latin: ius naturale, lex naturalis) adalah sistem hukum yang berdasarkan pengamatan terhadap kodrat manusia, dan berdasarkan nilai-nilai yang melekat pada kodrat manusia yang dapat ditarik dan diterapkan tanpa bergantung pada hukum positif (hukum yang berlaku). negara atau masyarakat). Menurut teori hukum alam, semua orang memiliki hak yang melekat, yang diberikan bukan oleh undang-undang tetapi oleh "Tuhan, alam, atau akal." Teori hukum alam juga dapat merujuk pada "teori etika, teori politik, teori hukum perdata, dan teori moralitas agama." Dalam tradisi Barat itu diantisipasi oleh Pra-Socrates, misalnya dalam pencarian mereka untuk prinsip-prinsip yang mengatur kosmos dan manusia. Konsep hukum alam didokumentasikan dalam filsafat Yunani kuno, termasuk Aristoteles, dan dirujuk dalam filsafat Romawi kuno oleh Cicero. Referensi untuk itu juga dapat ditemukan dalam Perjanjian Lama dan Baru dari Alkitab, dan kemudian dijelaskan pada Abad Pertengahan oleh para filsuf