





Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
latar belakang untuk melakukan penelitian
Typology: Schemes and Mind Maps
1 / 9
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Ridwan Sawaludin , 2013 Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemaham KonsepFisika Siswa
Dalam standar isi dinyatakan pendidikan IPA khususnya fisika diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran fisika sebagai salah satu bagian dari IPA hendaknya dikelola dengan baik untuk melatihkan berbagai keterampilan yang dimiliki siswa. Hal ini sejalan dengan fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di tingkat SMA yang menyatakan bahwa mata pelajaran fisika merupakan sarana (Depdiknas, 2006: 443-444):
Ridwan Sawaludin , 2013 Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemaham KonsepFisika Siswa
yang dapat diberikan lewat pembelajarn IPA salah satunya adalah keterampilan proses sains. Ratna Wilis Dahar (1985) mengutip pendapat Mecheling dan Oliver (1983) yang mengemukakan bahwa keterampilan-keterampilan proses yang diajarkan dalam pendidikan sains memberikan penekanan pada keterampilan berpikir yang dapat berkembang pada anak, sehingga anak dapat mempelajarinya dan ingin mengetahuinya. Pengetahuan ditandai dengan adanya kemampuan siswa dalam memahami apa yang telah ditemukan dan diperolehnya dalam pembelajaran. Pemahaman ini merupakan hal yang esensial dalam suatu pembelajaran karena merupakan salah satu tujuan dari pembelajaran yaitu untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Depdiknas, 200 3: 27). Keterampilan proses sains memiliki kedudukan yang sangat penting dalam memahami pengetahuan sains. Menurut Hill dalam Mahmuddin, ( 2003 ) mengemukakan bahwa terbentuknya pengetahuan dalam sains dilakukan melalui proses yang ilmiah. Dari paparan di atas diketahui bahwa dengan dilatihkannya keterampilan proses sains maka akan tinggi pula pemahaman konsep yang dimiliki oleh siswa. Dari hasil studi pendahuluan di salah satu SMA di Bandung yang dilakukan peneliti dengan cara memperhatikan proses pembelajaran di kelas diperoleh data sebagai berikut: Guru menjelaskan konsep mengenai pemuaian akibat pengaruh kalor dengan demonstrasi. Sebelum melakukan demonstrasi, guru bertanya :
Ridwan Sawaludin , 2013 Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemaham KonsepFisika Siswa
Analisis lebih lanjut dilakukannya terhadap tiap butir soal ditemukan bahwa dari 7 soal tes kemampuan pada tahap C2 (pemahaman), hanya 50 % siswa yang menjawab soal-soal tersebut dengan benar. Dari hasil analisis ini, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pada tahap C termasuk pada kategori rendah. Dari permasalahan di atas maka perlu adanya upaya perbaikan proses pembelajaran agar siswa lebih banyak terlibat dalam pembelajaran sehingga keterampilan siswa dapat lebih ditingkatkan. Proses pembelajaran hendaknya dapat lebih memberi pengalaman kepada siswa untuk mengajukan hipotesis dari masalah yang diamati, merancang dan melakukan penyelidikan melalui percobaan untuk memperoleh data yang dapat diinterpretasi, diolah dan dianalisis oleh siswa serta memberi pengalaman kepada siswa untuk mengkomunikasikan hasil temuannya. Beberapa keterampilan yang perlu dilatihkan dan ditingkatkan inilah yang oleh para ahli pendidikan disebut sebagai keterampilan proses sains, meliputi keterampilan mengamati, mengklasifikasikan, berkomunikasi, mengukur, memprediksi, menginferensi, mengidentifikasi dan mengontrol variabel, mengajukan hipotesis, menginterpretasi data, mendefinisikan secara operasional, merencanakan percobaan, melakukan percobaan dan mengkonstruksi model (Koes, 2003: 107). Permasalahan-permasalahan kemampuan siswa yang dikemukakan di atas merupakan permasalahan kemampuan dalam pemahaman juga. Bloom et al (1981: 221), menyatakan pemahaman terdiri atas tiga kemampuan yaitu translasi (kemampuan menerjemahkan), interpretasi (kemampuan menafsirkan), dan ekstrapolasi (kemampuan meramalkan). Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep siswa adalah metode eksperimen. Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) dalam Martiningsih (2007) menyatakan bahwa metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen
Ridwan Sawaludin , 2013 Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemaham KonsepFisika Siswa
mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya. Dalam metode eksperimen siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya, membuktikan kebenaran dari dugaan awal (verifikasi) yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, kemudian hasil pengamatan itu dikomunikasikan ke kelas. Menurut Djamarah (2002:95) dalam Martiningsih (2007) proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu. Dari literatur tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode eksperimen dapat melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan proses sains karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya melalui proses ilmiah. serta pembelajaran melalui metode eksperimen dapat diterapkan untuk meningkatkan pemahaman konsep karena materi pelajaran yang didapatkan siswa akan mudah diingat dan mudah diterapkan pada kehidupan sehari-harinya. Maka dari paparan di atas dirasa perlu dilakukan penelitian dengan judul Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa.
Ridwan Sawaludin , 2013 Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemaham KonsepFisika Siswa
E. DEFINISI OPERASIONAL
Ridwan Sawaludin , 2013 Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemaham KonsepFisika Siswa
kehidupan sehari-hari (Slameto, 2003). Pemahaman konsep adalah suatu kemampuan siswa dalam memaknai suatu fenomena atau peristiwa, kejadian, objek, kegiatan atau hubungan yang diperoleh siswa melalui tes. Kemampuan pemahaman ini meliputi : Translasi, Interpretasi, dan Ekstrapolasi (Bloom, 1978). Pemahaman yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah peningkatan perolehan nilai siswa dari tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Peningkatan ini diukur melalui perhitungan gain ternormalisasi pada setiap pembelajaran. Skor gain yang ternormalisasi yaitu perbandingan gain rata-rata aktual dengan gain rata-rata maksimum, adapun klasifikasi tingkatan gain ternormalisasi yang meliputi: g 0,7 termasuk kriteria tinggi, 0,7 > g 0,3 termasuk kriteria sedang, dan g < 0,3 termasuk pada kriteria rendah. Sehingga setelah diketahui skor pretest dan posttest dapat diketahui peningkatan pemahaman konsep siswa dengan gain ternormalisasi tersebut.
F. HIPOTESIS Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:
G. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :