Download laporan praktikum kimia sangat lengkap dan jelas karena ini nilai A and more Study Guides, Projects, Research Organic Chemistry in PDF only on Docsity!
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
“ANALISIS KARBOHIDRAT”
“Disusun untuk memenuhi tugas Praktikum Kimia Organik”
DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU : ELLY JULIANA SUOTH, S.Si, M.Farm
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FARMASI
ALDY FEBRIAN 221011050041
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karen berkat kemurahan- Nya sampai saat ini masih diberikan rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum kimia organik mengenai “Analisis Karbohidrat”. Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan, materi maupun tata bahasa dalam laporan praktikum ini. Oleh, karena itu kami menerima kritik dan saran dari pembaca guna untuk memperbaiki dan membuat laporan praktikum ini menjadi lebih baik lagi. Dan semoga laporan praktikum ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Manado, Maret 2023 Aldy febrian
disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu++ dan ion Ag++ yang terdapat pada pereaksi-pereaksi tertentu. Beberapa contoh diberikan berikut ini.
- Pereaksi fehling Pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang memiliki sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B. Larutan fehling A adalah larutan CuSO4 dalam air, sedangkan larutan fehling adalah larutan garam Knnatartrat dan NAOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion Cu++ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasan basa akan diendapkan sebagai Cu2O. 2 Cu+ + 2 OH¯ Cu2O + H2O Endapan Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.
- Pereaksi benedict Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natriumkarbonat dan natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu++ dari kaprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa. Pereaksi benedict lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam urine dari pada pereaksi fehling krena beberapa alasan. Apabila dalam urine terdapat asam urat atau kreatinin, kedua senyawa ini dapat mereduksi pereaksi fehling, tetapi tidak dapat mereduksi pereaksi benedict. Disamping itu pereaksi benedict lebih peka daripada pereaksi fehling. Penggunaan pereaksi benedict juga lebih mudah karena hanya terdiri atas satu macam larutan, sedangkan pereaksi fehling terdiri atas dua macam larutan.
- Pereaksi barfoed Pereaksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat daripada disakarida. Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh monosakarida daipada oleh disakarida, dengan anggapan bahwa konsentrasi monosakarida dan disakarida dalam larutan tidak berbeda banyak. Tauber da Kleiner membuat modifikasi atas pereaksi ini, yaitu dengan jalan menggantikan asam asetat dengan asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan direaksikan dengan pereaksi warna fosfomolibdat hingga menghasilkan warna biru yang menunjukkan adanya monosakarida. Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak memberikan hasil positif. Berbedaan antara pereaksi barfoed dengan pereaksi fehling atau benedict ialah bahwa pada pereaksi barfoed digunakan suasana asam.
Apabila karbohidrat mereduksi suatu io logam, karbohidrat ini ini akan teroksidasi. Gugus aldehida pada karbohidrat akan teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam monokarboksilat. Sebagai contoh galaktosa akan teroksidasi menjadi asam galaktonat, sedangkan glukosa akan menjadi asam glukonat.
- Pembentukan furfural Dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya umumnya stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat yang pekat, monosakarida menghasilkan furfural atau derivatnya. Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa. Pentosa-pentosa hampir secara kuantitatif semua terdehidrasi menjadi furfural. Dengan dehidrasi heksosa-heksosa menghasilkan hidroksimetilfurfural. Oleh karena furfural atau derivatnya dapat membentuk senyawa yang berwarna apabila direaksikan dengan α naftol atau timol, reaksi ini dapat dijadikan reaksi pengenal untuk karbohidrat. Pereaksi molisch terdiri atas larutan α naftol dalam alkohol. Apabila pereaksi ini ditambahan pada larutan glukosa misalnya, kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat, akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan itu akan terjadi warna ungu karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural dengan α naftol. Walaupun reaksi ini tidak spesifik untuk karbohidrat, namun dapat digunakan sebagai reaksi pendahuluan dalam analisis kualitatif karbohidrat. Hasil negatif merupakan suatu bukti bahwa tidak ada karbohidrat.
- Pembentukan osazon Suatu karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yangterjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang has bagi masing-masing karbohidrat. Hal ini sangat penting artinya karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah satu cara untuk membedakan beberapa monosakarida, misalnya antara glukosa dan galaktosa yang terdapat dalam urine wanita yang sedang dalam masa menyusui. Pada reaksi antara glukosa dengan fenilhidrazin, mula-mula terbentuk D- glukosafenilhidrazin, kemudian reaksi berlanjut hingga terbentuk D-glukasazon. Glukosa, fruktosa dan manosa dengan fenilhidrazin menghasilkan osazon yang sama. Dari struktur ketiga monosakarida tersebut tampak bahwa posisi gugus – OH dan atom H pada atom karbon nomor 3, 4 dan 5 sama. Dengan demikian osazon yang terbentuk mempunyai struktur yang sama. 1. Alat dan Bahan
- Alat
- Gelas Beaker
- Gelas Ukur
- Mikroskop
- Kawat Kasa
- Lampu Spiritus
- Pipet Tetes
- Pipet Skala
- Rak Tabung
- Tabung Reaksi
- Penangas Air
D. METODE PRAKTIKUM/CARA KERJA
- Uji Molisch
- Dua tetes larutan uji dimasukan ke dalam tabung reaksi
- Kemudian ditambahkan 3 tetes pereaksi molisch dan dicampur
- Tabung reaksi dimiringkan, kemudian dialirkan dengan hati-hati 1 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur.
- Uji Iodium
- Masukkan larutan pati dan dextrin pada masing-masing tabung yang berbeda
- Masukkan 1 - 2 tetes larutan Iodium pada masing-masing tabung reaksi
- Amati perubahan warna yang terjadi pada masing masing tabung reaksi
- Uji Benedict
- 2 - 5 tetes sukrosa, amilum, laktosa dan glukosa dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Tambahkan 5 tetes reagen benedict
- Panaskan diatas pemanas air selama 2 menit
- Jika ada endapan merah bata maka mengandung gula pereduksi
- Uji Sellwanof
- Menyiapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan dengan konsentrasi 1%
- Memasukkan 1 ml pereaksi selliwanof ke dalam tabung reaksi
- Menambahkan 2 tetes larutan albumin 1%. Pada waktu bersamaan, tabung reaksi dari larutan tersebut ditempatkan ke dalam waterbath sampai terbentuk warna ( mencatat kecepatan terbentuknya warna dari masing-masing tabung reaksi).
- Melakukan pengujian dengan cara yang sama terhadap larutan karbohidrat 1% yang lainnya.
- Uji Barfoed
- 1 ml larutan karbohidrat + 1,5 ml larutan barfoed
- Panaskan selama 15 menit
- Amati terbentuknya endapan merah bata
- Uji Osazon
- Masukkan 2 ml larutan uji kedalam tabung reaksi.
- Kemudian ditambahkan seujung spatel pada fenihidrasin-hidroklorida dan kristal natrium asetat dan dicampur dengan baik.
- Lalu dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 20 menit, tujuannya agar saat larutan dipanaskan dalam penangas air mendidih akan membentuk endapan kristal.
- Kemudian didinginkan perlahan-lahan di bawah air kran.
- Perhatikan kristal yang terbentuk kemudian diidentifikasi di bawah mikroskop.
E. HASIL PRAKTIKUM
- Uji Molisch No. Zat Uji Hasil Uji Molisch Karbohidrat (+/-) 1 Amilum 1% Terbentuk cincin ungu + 2 Dekstri 1% Terbentuk cincin ungu + 3 Sukrosa 1% Terbentuk cincin ungu + 4 Maltosa 1% Terbentuk cincin ungu + 5 Galaktosa 1% Terbentuk cincin ungu + 6 Fruktosa 1% Terbentuk cincin ungu + 7 Glukosa 1% Terbentuk cincin ungu + 8 Arabinosa1% Terbentuk cincin ungu +
- Uji Iodium Bahan Pereaksi Hasil Keterangan Dextrin Reagen Iodium Kuning Kehitaman Tidak terdapat kandungan amilum. Pati Reagen Iodium Biru Kehitaman Terdapat kandungan amilum.
- Uji Benedict Bahan Perekasi Hasil Keterangan Sukrosa Reagen benedict - Tidak terdapat endapan merah bata Amilum Reagen benedict - Tidak terdapat endapan merah bata Laktosa Reagen benedict + Terdapat endapan merah bata Glukosa Reagen benedict + Terdapat endapan merah bata
- Uji Osazon No. Zat Uji Hasil Uji Osazon Gambar
- Glukosa Terdapat kristal, namun sedikit
- Fruktosa Terdapat kristal
- Sukrosa Tidak terdapat kristal -
- Laktosa Terdapat kristal, namun sedikit
- Maltosa Terdapat kristal, namun sedikit **F. PEMBAHASAN
- Uji Molish** Dasar uji ini adalah heksosa atau pentosa mengalami dehidrasi oleh pengaruh asam sulfat pekat menjadi hidroksimetilfurfural atau furfural dan kondensasi aldehida yang terbentuk ini dengan α - naftol membentuk senyawa berwarna khusus untuk polisakarida dan disakarida. 2. Uji Iodium Merupakan uji yang dapat digunakan untuk membedakan karbohidrat dengan menggunakan perbedaan warna. 3. Uji Benedict Pereaksi benedict adalah modifikasi pereaksi fehling, yang mencampurkan campuran 17,3 gram kupri sulfat, 173 gram natrium sitrat, dan 100 gram natrium karbonat dalam 100 gram air.
4. Uji Barfoed Pereaksi Barfoed bersifat asam. Pereaksi ini dibuat dengan melarutkan 13,3 gram kristal kupri sulfat netral dalam 200 ml air. Setelah disaring, filtrat ditambah dengan 1,8 ml asam asetat glasial. 5. Uji Seliwanoff Adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. G. KESIMPULAN Karbohidrat adalah senyawa karbon yang banyak ditemukan di alam. Karbohidrat sendiri memiliki keunggulan yaitu bersama dengan protein dan lemak merupakan sumber kalori utama bagi manusia. Hasil uji benedict menunjukkan bahwa glukosa dan laktosa mengandung gula pereduksi. Hasil uji karbohidrat lodio untuk golongan polisakarida menunjukkan pati (pati) Pati mengandung pati, sedangkan dekstrin tidak mengandung pati.Hasil uji molekuler menunjukkan bahwa semua zat yang diuji positif atau mengandung karbohidrat. Hasil uji barfoed sampel cabai merek ABC positif mengandung monosakarida. Pada hasil uji karbohidrat Osazone, maltosa, fruktosa dan glukosa berbentuk kristal, sedangkan sukrosa tidak berbentuk kristal. Hasil uji Seliwanof menunjukkan adanya gugus laktosa atau biasa disebut fruktosa yang berubah menjadi jingga pada bahan pati dan fruktosa sedangkan pada bahan glukosa