Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Characteristics of AC Circuits in RLC, RC, and RL Configurations, Study Guides, Projects, Research of Physics

The practical understanding of the characteristics of ac circuits in rlc, rc, and rl configurations, both in series and parallel. It covers the analysis of voltage and current waveforms, phase differences, and the mathematical relationships between voltage, current, and circuit elements. Detailed explanations of the experiments conducted, the measurement procedures, and the comparison between the experimental results and the calculated values. It aims to help students comprehend the behavior of ac circuits and the factors that influence the voltage and current in these circuits. The document could be useful for university students studying electrical engineering, electronics, or related fields, as it provides a comprehensive understanding of ac circuit analysis and the practical application of theoretical concepts.

Typology: Study Guides, Projects, Research

2023/2024

Uploaded on 05/18/2024

faiq-ramadhan
faiq-ramadhan 🇮🇩

8 documents

1 / 28

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I
RANGKAIAN AC
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
Nama : Ananda Faiq Ramadhan
NIM : 235090800111016
Kelompok : 1
Tgl. Praktikum : 30 April 2024
Nama Asisten : Rifqi Akmal Mujahidin
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14
pf15
pf16
pf17
pf18
pf19
pf1a
pf1b
pf1c

Partial preview of the text

Download Characteristics of AC Circuits in RLC, RC, and RL Configurations and more Study Guides, Projects, Research Physics in PDF only on Docsity!

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I

RANGKAIAN AC

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

Nama : Ananda Faiq Ramadhan

NIM : 235090800111016

Kelompok : 1

Tgl. Praktikum : 30 April 2024

Nama Asisten : Rifqi Akmal Mujahidin

LEMBAR PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR I

RANGKAIAN AC

Tanggal Masuk Laporan : 12 Mei 2024 ___________________________________________

Pukul : 08. 15 ________________________________________________

Catatan:

___________________________________________________________________________

___________________________________________________________________________

___________________________________________________________________________

____________________________________

Tanggal Masuk Revisi : ______________________________________________________

Pukul : ______________________________________________________

Nilai Sementara Nilai Akhir

Korektor

...............................

......

Asisten

Rifqi Akmal Mujahidin

CO Asisten

Ferdinan Estomihi Simorangkir

Pada rangkaian AC yang hanya terdapat komponen resistor, karena saat arusnya nol tegangan

juga bernilai nol, dan arus bernilai maksimum ketika tegangan juga bernilai maksimum, maka

dapat dikatakan bahwa arus dan tegangan pada rankaian tersebut adalah sefase (Ling, et al.,

Gambar 1.2 Bentuk gelombang arus dan tegangan saat melewati resistor (Ling, et al., 2021).

Lalu pada rangkaian yang hanya terdiri dari komponen kapasitif dan generator AC,

berlaku hubungan:

V

C

(t) = V 0

sin ωt (1.4)

Diketahui hubungan bahwa Q = CV, maka diperoleh:

Q(t) = CV C

(t) = CV 0

sin ωt (1.5)

Karena definisi dari arus adalah banyaknya muatan yang mengalir per satuan waktu, maka

𝐶

𝑑𝑄(𝑡)

𝑑𝑡

0

0

Karena cos ωt = sin (ωt+π/2), maka persamaan 1.6 dapat kita tulis

𝐶

0

𝜋

2

Pada rangkaian RC, V C

mencapai maksimum setelah I C

mencapai nilai maksimum, sehingga

pada saat tegangan bernilai nol, arus yang mengalir pada rangkaian RC akan bernilai

maksimum. Perbedaan fase dari kedua gelombang tersebut sebesar seperempat siklus atau π/

rad dan gelombang arus bergerak mendahului tegangannya (Ling, et al., 2021).

Gambar 1.3 Perbedaan gelombang arus dan tegangan saat melewati kapasitor (Ling, et al.,

Sementara pada rangkaian RL (rangkaian yang hanya terdiri dari komponen induktor),

beda potensial pada induktor adalah V L

(t) = dI L

(t)/dt. Kita asumsikan bahwa tegangan di

sekitar loop adalah nol. Akibatnya, tegangan dari sumber AC harus dialirkan melalui induktor

agar hilang. Dengan menghubungkan loop ini ke sumber tegangan AC, kita akan

mendapatkan:

𝑑𝐼

𝐿

(𝑡)

𝑑𝑡

𝑉

0

𝐿

Untuk mendapatkan besar arus yang melewati induktor, kita integralkan persamaan 1.8,

sehingga diperoleh:

𝐿

𝑉

0

𝜔𝐿

𝑉

0

𝜔𝐿

𝜋

2

0

𝜋

2

Perbedaan fase gelombang tegangan dan arus pada rangkaian RL adalah π/2 rad atau

seperempat siklus. Gelombang arus tertinggal seperempat siklus dibandingkan dengan

gelmbang tegangannya. Sehingga pada saat tegangan bernilai nol arusnya akan bernilai

minimum (Ling, et al., 2021).

Gambar 1.4 Perbedaan gelombang arus dan tegangan saat melewati induktor (Ling, et al.,

Suatu rangkaian yang disusun oleh komponen resistor, induktor, dan kapasitor sering

disebut sebagai rangkaian RLC. Pada rangkaian RLC yang disusun secara seri, sesuai dengan

hukum kirchoff, maka tegangan total pada rangkaian RLC adalah:

𝑅

𝐿

𝐶

Besar tegangan total pada rangkaian RLC tersebut merupakan penjumlahan secara vektor dari

tegangan yang melalui resistor, tegangan yang melalui induktor, dan tegangan yang melalui

kapasitor. Pada diagram fasor tegangan induktor dan tegangan kapasitor tegak lurus terhadap

tegangan resistor. Dengan menggunakan rumus phytagoras, kita dapat menentukan V m

BAB II

METODOLOGI

2.1 PERALATAN PERCOBAAN

Peralatan yang digunakan pada praktikum kali ini terdiri dari voltmeter AC,

amperemeter AC, signal generator, oscilloscope, dan rangkaian uji berupa rangkaian DC,

RC, dan RL.

2.2 GAMBAR ALAT DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

(a) (b)

Gambar 2.1 (a) Amperemeter (b) Voltmeter

Gambar 2.2 Osiloskop

Gambar 2.3 Rangkaian uji

Gambar 2.4 Signal Generator

3.1.2 RANGKAIAN RLC PARALEL

Bentuk sinyal tegangan VAD di oscilloscope:

Bentuk sinyal tegangan VBD di oscilloscope:

Tegangan Nilai RMS

VAD 1,939V

VAB 1,743V

VBD 0,205V

Arus Nilai Arus

I1 1764,8 mA

I2 21,4 mA

I3 1158,9 mA

I4 2274,8 mA

3.1.3 RANGKAIAN RC SERI

Bentuk sinyal tegangan VAD di oscilloscope:

Tegangan Nilai RMS

VAD 2,018 V

VAB 0,037 V

VBD 2,015 V

Arus Nilai Arus

I1 207,4 mA

3.1.4 RANGKAIAN RC PARALEL

Bentuk sinyal tegangan VAD di oscilloscope:

3.1.5 RANGKAIAN RL SERI

Bentuk sinyal tegangan VAD di oscilloscope:

Tegangan Nilai RMS

VAD 2,014 V

VAB 0,037 V

VBC 1,999 V

VCD 0,016 V

Arus Nilai Arus

I1 209,6 mA

3.1.6 RANGKAIAN RL PARALEL

Bentuk sinyal tegangan VAD di oscilloscope:

Bentuk sinyal tegangan VBD di oscilloscope:

Tegangan Nilai RMS

VAD 1,926 V

VAB 1,806 V

VBD 0,165 V

Arus Nilai Arus

I1 1832,0 mA

I2 17,4 mA

I4 1819, 6 mA

1

√ (

1

𝑅

)

2

+(

1

𝑋

𝐿

1

𝑋

𝐶

)

2

1

√ (

1

  1. 000

)

2

+(

1

62 , 8

1

159 , 235669

)

2

3.2.3 RANGKAIAN RC SERI

XC =

1

2πfC

1

2 x π x 1000 Hz x 10

− 6

F

2

2

2

2

I

R

V

R

2 , 018

  1. 000

= 0 , 0002018 A

I

C

V

X

C

2 , 018

159 , 235669

= 0 , 012673 A

I =

V

Z

𝑅

𝐶

2 , 018

  1. 001 , 268

= 0 , 0002018 A

𝑉 =

√ 𝑉

𝑅

2

  • 𝑉

𝐶

2

=

√ 𝐼

𝑅

2

  • 𝐼

𝑋𝐶

2

= √( 0 , 0002018 )

2

  • ( 0 , 012673 )

2

= 0 , 0126746 𝑉

3.2.4 RANGKAIAN RC PARALEL

V=V

R

=V

C

V

R

= I

R

x R = 0 , 0001929 x 10. 000 = 1 , 929 V

V

C

= I

C

x XC = 0 , 01211412 x 159 , 235669 = 1 , 929 V

𝑅

𝑉

𝑅

1 , 929

  1. 000

I

C

V

X

C

1 , 929

159 , 235669

= 0 , 01211412 A

I = I

R

+I

C

= 0,0001929 + 0,01211412 = 0,01230702 A

1

√ (

1

𝑅

)

2

+(

1

𝑋

𝐶

)

2

1

√ (

1

  1. 000

)

2

+(

1

159 , 235669

)

2

3.2.5 RANGKAIAN RL SERI

𝐿

𝑅

𝑉

𝑍

2 , 014

  1. 000 , 197

= 0 , 0002014 A

V(t) = VR + VL = 0,016 + 1,999 = 2,015 V

2

2

2

2

3.2.6 RANGKAIAN RL PARALEL

V=V

R

=V

L

V

R

= I

R

x R = 0 , 0001926 x 10. 000 = 1 , 926 V

V

L

= I

L

x XL = 0 , 03066879 x 62 , 8 = 1 , 926 V

𝑅

𝑉

𝑅

1 , 926

  1. 000

I

L

V

X

L

1 , 926

62 , 8

= 0 , 03066879 A

I = I

R

+I

L

= 0,0001926 + 0,03066879 = 0,03086139 A

3.3 ANALISA PROSEDUR

3.3.1 FUNGSI ALAT

Pada praktikum kali ini digunakan beberapa alat seperti voltmeter aC,

amperemeter AC, signal generator, oscilloscope, dan rangkaian uji DC dan AC.

Voltmeter AC digunakan agar tegangan/beda potensial listrik dapat diukur,

Amperemeter AC digunakan agar arus listrik yang mengalir pada rangkaian dapat

diukur, signal generator digunakan umtuk ditampilkannya gelombang dengan frekuensi,

amplitudo dan bentuk gelombang yang bisa diatur, oscilloscope digunakan agar sinyal

listrik dalam bentuk grafik gelombang sinyal pada layar termasuk amplitudo (tegangan)

dan frekuensinya dapat ditampilkan. Rangkaian uji (rangkaian DC dan AC) berfungsi

sebagai tempat komponen-komponen listrik diuji, sehingga hasilnya nanti dapat

dihasilkan lewat osiloskop. Untuk komponennya, tahanan digunakan sebagai

penghambat dan pengatur arus listrik pada suatu rangkaian, sehingga arus dapat

disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Kapasitor digunakan agar muatan listrik dapat

disimpan dalam bentuk medan listrik untuk waktu yang singkat. Dan terakhir induktor

digunakan untuk menyimpan energi dalam bentuk medan magnet.

3.3.2 FUNGSI PERLAKUAN

Setiap alat yang digunakan pada praktikum ini terdapat caranya masing-masing

agar dapat dioperasikan. Adapun cara untuk pengoperasian alat. Percobaan yang

pertama pada rangkaian RLC seri dan paralel. Langkah pertama yang harus dilakukan

yaitu rangkaian uji, voltmeter, amperemeter, dan signal generator dinyalakan.

Kemudian keadaan saklar pada rangkaian uji diatur sehingga diperoleh rangkaian RLC

seri. Kemudian, voltmeter dan amperemeter diatur pada mode AC. Pada channel 1

amperemeter yang diposisikan di titik-titik yang sesuai. Langkah terakhir yang harus

dilakukan yaitu semua alat dimatikan.

3.4 ANALISA HASIL

Setelah dilakukannya percobaan rangkaian AC didapatkan data hasil percobaan

serta hasil perhitungan seperti pada tabel diatas. Pada rangkaian RLC seri diperoleh nilai

tegangan dan nilai arus berdasarkan data hasil percobaan. Diperoleh nilai tegangan VAD

sebesar 2,035 V, VAB sebesar 1,833 V, V BC

sebesar 2,016 V, dan V CD

sebesar 0,17 V,

serta diperoleh nilai arus I 1

sebesar 2 ,118 A. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh

nilai tegangan V R

sebesar 2118 V, V L

sebesar 13,3 V, dan V C

sebesar 33,73 V, serta

arus I Total

sebesar 0,2165 A. Besar tegangan dan arus yang diperoleh dari data hasil

percobaan dan hasil perhitungan memiliki nilai yang berbeda. Hal tersebut dapat terjadi,

karena pada perhitungan tegangan dipengaruhi oleh nilai arus dan nilai reaktansi

induktif serta kapasitif, sedangkan nilai arus pada perhitungan dipengaruhi oleh nilai

tegangan serta nilai impedansi. Sedangkan pada rangkaian RLC paralel diperoleh nilai

tegangan dan nilai arus berdasarkan data hasil percobaan. Diperoleh nilai tegangan VAD

sebesar 1,939 V, VAB sebesar 1,743 V, dan V BD

sebesar 0,205 V, serta diperoleh nilai

arus I 1 sebesar 1,7648 A, I 2 sebesar 0,0214 A, I 3 sebesar 1,1589 A, dan I 4 sebesar 2,

A. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai tegangan V R

sebesar 1,939 V, V L

sebesar 1,939 V, dan V C

sebesar 1,939 V, serta diperoleh nilai arus I R

sebesar 0,

A, I

L

sebesar 0,0308758 A, dan I C

sebesar 0,0121769 A. Besar tegangan yang diperoleh

dari data hasil percobaan dan hasil perhitungan memiliki hasil nilai yang sama. Namun,

untuk besar arus yang diperoleh dari data hasil percobaan dan hasil perhitungan

memiliki nilai yang berbeda. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kesalahan praktikan

dalam membaca nilai arus yang ditampilkan oleh amperemeter.

Pada rangkaian RC seri diperoleh nilai tegangan dan nilai arus berdasarkan data

hasil percobaan. Diperoleh nilai tegangan V AD

sebesar 2,0 18 V, V AB

sebesar 0,037 V,

dan V BD

sebesar 2,01 5 V, serta diperoleh nilai arus I 1

sebesar 0,2 074 A. Berdasarkan

hasil perhitungan, diperoleh nilai tegangan I R

sebesar 0,0002018 A, I C

sebesar 0,

A, dan I Total

sebesar 0,0002018 A, serta V Total

sebesar 0,0126746 V. Besar tegangan dan

arus yang diperoleh dari data hasil percobaan dan hasil perhitungan memiliki nilai yang

berbeda. Hal tersebut dapat terjadi, karena pada perhitungan tegangan dipengaruhi oleh

nilai tegangan pada resistor dan kapasitor, sedangkan nilai arus pada perhitungan

dipengaruhi oleh nilai tegangan serta nilai impedansi. Sedangkan pada rangkaian RC

paralel diperoleh nilai tegangan dan nilai arus berdasarkan data hasil percobaan.

Diperoleh nilai tegangan V AD

sebesar 1,9 2 9 V, V AB

sebesar 1 ,879 V, dan V BD

sebesar

0, 34 V, serta diperoleh nilai arus I 1

sebesar 1,9036 A, I 2

sebesar 0 , 0345 A, dan I 3

sebesar

1,9044 A. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai tegangan V R

sebesar 1,9 2 9 V,

dan V C

sebesar 1,9 2 9 V, serta diperoleh nilai arus I R

sebesar 0,00019 2 9 A, I C

sebesar

0,0 1211412 A, dan I Total

sebesar 0,01230702 A. Besar tegangan yang diperoleh dari data

hasil percobaan dan hasil perhitungan memiliki hasil nilai yang sama. Namun, untuk

besar arus yang diperoleh dari data hasil percobaan dan hasil perhitungan memiliki nilai

yang berbeda. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam membaca

nilai arus yang ditampilkan oleh amperemeter.

Pada rangkaian RL seri diperoleh nilai tegangan dan nilai arus berdasarkan data

hasil percobaan. Diperoleh nilai tegangan V AD

sebesar 2,01 4 V, V AB

sebesar 0,037 V,

V

BC

sebesar 1,999 V dan V CD

sebesar 0,016 V, serta diperoleh nilai arus I sebesar

0, 0002014 A. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai tegangan I R

sebesar

0,0002018 A, serta V Total

sebesar 2,015 V. Besar tegangan dan arus yang diperoleh dari

data hasil percobaan dan hasil perhitungan memiliki nilai yang berbeda. Hal tersebut

dapat terjadi, karena pada perhitungan tegangan dipengaruhi oleh nilai tegangan pada

resistor dan induktor, sedangkan nilai arus pada perhitungan dipengaruhi oleh nilai

tegangan serta nilai impedansi. Sedangkan pada rangkaian RL paralel diperoleh nilai

tegangan dan nilai arus berdasarkan data hasil percobaan. Diperoleh nilai tegangan V AD

sebesar 1,92 6 V, V AB

sebesar 1,8 06 V, dan V BD

sebesar 0, 165 V, serta diperoleh nilai

arus I 1

sebesar 1, 832 A, I 2

sebesar 0,0 174 A, dan I 4

sebesar 1 ,8196 A. Berdasarkan hasil

perhitungan, diperoleh nilai tegangan V R

sebesar 1,92 6 V, dan V C

sebesar 1,92 6 V, serta

diperoleh nilai arus I R

sebesar 0,000192 6 A, I L

sebesar 0,0 3066879 A, dan I Total

sebesar

0,0 3086139 A. Besar tegangan yang diperoleh dari data hasil percobaan dan hasil

perhitungan memiliki hasil nilai yang sama. Namun, untuk besar arus yang diperoleh

dari data hasil percobaan dan hasil perhitungan memiliki nilai yang berbeda. Hal

tersebut dapat disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam membaca nilai arus yang

ditampilkan oleh amperemeter.