





Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Laporan Praktikum Biokimia Umum materi Karbohidrat, berisi pendahuluan, tujuan, latar belakang, metode, penjelasan pembahasan dan kesimpulan serta acuan daftar pustaka yang digunakan
Typology: Lab Reports
1 / 9
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Sampel Hasil Pengamatan Molisch Benedict Barfoed Selliwanof Osazon Tauber Glukosa 1% Ungu (+) Hijau kebiruan (+) Biru Bening, Ketosa (-) Mengkristal Tidak melakukan percobaan Fruktosa 1% Keruh (-) Endapan merah bata (+) Biru Merah, Ketosa (+) Mengkristal Tidak melakukan percobaan Sukrosa 1% Ungu (+) Biru (-) Biru Merah, Ketosa (+) Tidak Mengkristal Tidak melakukan percobaan Laktosa 1% Ungu (+) Hijau kebiruan (+) Biru Bening, Ketosa (-) Mengkristal Tidak melakukan percobaan Maltosa 1% Keruh (-) Hijau kebiruan (+) Biru Bening, Ketosa (-) Mengkristal Tidak melakukan percobaan Pati 1% Ungu (+) Biru (-) Biru Bening, Ketosa (-) Tidak Mengkristal Tidak melakukan percobaan Arabinosa 1% Tidak melakukan percobaan Tidak melakukan percobaan Tidak melakukan percobaan Tidak melakukan percobaan Tidak melakukan percobaan Tidak melakukan percobaan Gum arab 1% Tidak melakukan percobaan Tidak melakukan percobaan Tidak melakukan percobaan Tidak melakukan percobaan Tidak melakukan percobaan Tidak melakukan percobaan
Glukosa 1% Fruktosa 1% Sukrosa 1% Laktosa 1% Maltosa 1% perbesaran 10x10 perbesaran 10x10 perbesaran 10x10 perbesaran 10x10 perbesaran 10x Mengkristal Mengkristal Tidak Mengkristal Mengkristal Mengkristal Pati 1% perbesaran 10x Tidak Mengkristal Tabel 2 Fermentasi Karbohidrat Sampel Gas CO 2 (cm) Daya isap jari Glukosa 1% 5 (40 menit) + Fruktosa 1%
Sukrosa 1% 5 (36 menit) +++ Laktosa 1%
Maltosa 1% <0,5 (60 menit) +++ Pati 1% 1 (60 menit) + Keterangan : - (tidak ada isapan)
Pembahasan (Gunakan pertanyaan di bawah ini sebagai petunjuk untuk pembahasan hasil praktikum! tuliskan dalam bentuk paragraf dan sertakan referensi)
Berdasarkan hasil praktikum pada Tabel 1, apakah semua sampel positif dalam uji Molisch? Jelaskan!
gula pereduksi!
bukan gula pereduksi? jelaskan! (sertakan gambar struktur Hawort sampel tsb untuk menunjukkan sifat pereduksi dan non pereduksi) Contoh : Struktur Hawort Glukosa
asam lemah?
identifikasi ketosa? Berdasarkan hasil praktikum pada Tabel 1, sampel manakah yang termasuk ketosa dan aldosa?
fermentasi sampel?
berdasarkan kecepatan fermentasi dan jumlah monomer sampel (monosakarida, disakarida, polisakarida)!
maupun industry, sebutkan contoh aplikasi tsb!
uji iod pada Tabel 3? (Sertakan struktur tiap sampel sebagai pendukung)
gum arab, dan inulin! Gugus OH aldehid bebas (Gugus OH pereduksi)
Pembahasan Menurut Poedjiadi (2009), uji molisch dilakukan dengan sebanyak 1mL sampel hasil ekstraksi ditambahkan 3 mL H2SO4 p, kemudian tambahkan 1mL pereaksi Molisch (α-naftol dalam Etanol 96%) campur dengan baik. Jika terbentuk cincin berwarna ungu, maka sampel positif mengandung gula (Poedjiadi, 2009). Merujuk pada tabel 1, hasil uji molisch tidak semuanya mengandung karbohidrat. Uji molisch tidak spesifik untuk karbohidrat tetapi hasilnya langsung menunjukan apakah larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, untuk larutan glukosa 1%, sukrosa1%, laktosa 1%, dan pati 1% berwarna ungu yang berarti positif mengandung karbohidrat. Sementara larutan fruktosa 1% dan maltosa 1% berwarna keruh yang menunjukan kedua larutan ini negatif/tidak mengandung karbohidrat. Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas (Syafura et al 2014). Poedjiadi (2009) mengungkapkan prinsip uji benedict yaitu dengan satu mL larutan sampel hasil ekstraksi ditambahkan reagen Benedict, gojok. Kemudian larutan didihkan dengan menggunakan api kecil dan dinginkan perlahan-lahan. Hasil akhir yaitu terbentuk endapan merah bata jika sampel mengandung gula pereduksi (Poedjiadi, 2009). Merujuk pada tabel 1, dan berdasarkan prinsip uji benedict, hanya fruktosa yang mengandung gula pereduksi sebab larutan lain tidak terdapat endapan merah bata meskipun mengandung gula dengan konsentrasi rendah, tidak setinggi gula pereduksi (sekitar 2000mg/dL). Larutan glukosa 1%, laktosa 1% dan maltosa 1% berwarna hijau kebiruan yang berarti mengandung karbohidrat tetapi tidak terdapat gula pereduksi, larutan sukrosa 1% dan pati 1% berwarna biru yang berarti tidak mengandung karbohidrat. Struktur Hawort Fruktosa Struktur Hawort Sukrosa Struktur Hawort Laktosa Struktur Hawort Maltosa
Bioteknologi dibagi menjadi dua jenis yakni bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Produk bioteknologi konvensional terdiri dari kecap, keju, yoghurt, kefir, nata, tape dan tempe. Sedangkan produk bioteknologi modern antara lain seperti enzim, glukosa hasil hidrolisis enzimatis, dan beberapa bahan tambahan pangan serta produk hasil rekayasa genetika ( Genetic Modified Organism ) (Pramashinta et al. 2014). Di Indonesia banyak dijumpai berbagai produk makanan tradisional hasil olahan bioteknologi konvensional melalui fermentasi seperti tempe, tapai, dan oncom (Nuraida et al. 2014). Uji iod digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya pati dalam suatu larutan. Pati adalah polisakarida pada tumbuhan dan merupakan sumber karbohidrat pangan yang sangat penting bagi manusia. Sebanyak 15-25% pati akan terlarut dalam bentuk koloid ketika campuran pati dan air dipanaskan. Bagian itu disebut dengan amilosa, yaitu pati yang dapat larut. Larutan amilosa akan memberikan warna biru ketika ditambahakan larutan iodin. Semakin pekat larutan amilosa, maka warna biru yang dihasilkan semakin pekat. Amilosa yang ditambahkan larutan iodin akan membentuk kompleks amilosa-iodin dimana iodin akan mengisi channel pada struktu heliks amilosa. Polisakarida bercabang akan memberikan warna coklat atau merah kecoklatan jika ditambahkan larutan iodin (Risnoyatiningsih 2011). Merujuk pada tabel 3, dapat diamati bahwa hanya pada larutan pati saja yang berubah warna menjadi ungu, hal ini mengindikasikan bahwa pati positif mengandung karbohidrat, sementara untuk larutan yang lainnya negatif mengandung karbohidrat. Karbohidrat berdasarkan monomer penyusunnya diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Monosakarida adalah karbohidrar vang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrar yang lebih sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, arau heptosa, bergantung pada jumlah atom karbon; dar sebagai aldosa atau ketosa bergantung pada agugus aldehida atau keton yang dimiliki senvawa tersebut.(2) Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida, contohnya maltosa dan sukrosa.(3) Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida. Sebagian besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia. (4) Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unit monosakarida, contohnya pari dan dekstrin yang mungkin merupakan polimer linier atau bercabang. Polisakarida kadang-kadang diklasifikasikan sebagai heksosan atau pentosan, bergantung pada identitas monosakarida pembentuknya. Selain pari dan dekstrin, makanan mengandung beragam polisakarida lain yang secara kolektif dinamai polisakarida nonpati; zat ini tidak dicerna oleh enzim manusia, dan merupakan komponen utarna serat dalam makanan, contohnya selulosa dari dinding sel tumbuhan (suatu polimer glukosa) dan inulin, yaitu simpanan karbohidrat pada beberapa tumbuhan (suatu polimer fruktosa) (Murray et al 2009). Berdasarkan gugus fungsi penyusunnya karbohidrat bergantung pada jumlah atom karbon; sebagai aldosa atau ketosa bergantung pada gugus aldehida atau keton yang dimiliki senvawa tersebut (Murray et al 2009). Glukosa, dengan empat atom karbon asimetrik dapat membentuk 16 isomer. Tipe-tipe isomerisme terpenting yang ditemukan pada glukosa adalah: (1) Isomerisme D dan L: Penggambaran suatu isomer gula sebagai bentuk D atau bayangan cerminnya sebagai L ditentukan oleh hubungan spasial terhadap senyawa induk karbohidrat, yaitu gula tiga-karbon gliserosa (gliseraldehida). (2) Struktur cincin piranosa dan furanosa: Struktur cincin monosakarida menyerupai struktur cincin piran (cincin segienam) atau furan (cincin segilima) (3) Anomer alfa dan beta: Struktur cincin suatu aldosa adalah hemiasetal karena dibentuk oleh kombinasi satu gugus aldehida dengan satu gugus alkohol. Demikian juga, struktur cincin ketosa adalah hemiketal. (4)Epimer: Isomer-isomer yang berbeda akibat variasi konfigurasi - OH dan - H pada atom karbon 2, 3, dan 4 glukosa dikenal sebagai epimer. 5) Isomerisme aldosa-ketosa: Fruktosa memiliki rumus molekul yang sama dengan glukosa, tetapi rumus strukturnya berbeda karena terdapat
sebuah gugus keto potensial di posisi 2, atom karbon anomerik fruktosa (Murray et al 2009). Pati (starch) adalah karbohidrat kompleks yang mengandung dua macam polimer, yaitu amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa merupakan polisakarida, yaitu polimer yang tersusun dari glukosa sebagai monomernya. Setiap monomer terhubung dengan ikatan α-D--(1,4) glycosidik. Amilopektin merupakan polisakarida yang tersusun dari monomer α- glukosa (Meriatna 2013). Glikogen adalah polimer besar yang terdiri dari monomer glukosa dengan ikatan glikosidik1-4 α dan ikatan glikosidik 1 - 6 α antar monomer glukosa. Tepung agar-agar tersusun atas monomer galaktosa. Tepung gum arab tersusun atas monomer-monomer glukosa. Inulin adalah polimer alami yang terdiri dari fruktosa monomer, yang terhubung dengan ikatan linear β-2,1-fruktosil-fructose (Horiza et al 2017) Simpulan Karbohidrat dapat dibedakan menurut sifat dan strukturnya melalui berbagai uji seperti uji molisch, uji benedict, uji barfoed, uji fermentasi uji selliwanof, uji osazon dan uji iod. Struktur karbohidrat dapat diamati berdasarkan respons karbohidrat terhadap reagen uji seperti perubahan wanra, pengendapan, dan sebagainya.