Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Laporan Magang di PDAM Kota Salatiga, Essays (university) of Business Management and Analysis

Laporan Magang di PDAM Kota Salatiga

Typology: Essays (university)

2017/2018

Uploaded on 03/26/2018

renanda-sistia-octif
renanda-sistia-octif 🇮🇩

1 document

1 / 28

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
PENDAHULUAN
Perkuliahan adalah pintu terakhir guna memasuki dunia kerja bagi mereka yang
melanjutkan jenjang ke yang lebih tinggi dari sekolah menengah atas. Ilmu dan teori baru
banyak diberikan dalam jenjang pendidikan tertinggi tersebut yang tidak mahasiswa dapatkan
selama berseragam putih abu-abu. Semakin memfokuskan diri akan apa yang ingin dilakukan
dan ingin menjadi lulusan seperti apa itulah masa perkuliahan. Meningkatnya wawasan
selama perkuliahan harus diimbangi dengan praktek yang mahaiswa dapatkan agar terjadi
sinergi antara teori dan praktek pada dunia kerja yang akan mahasiswa masuki. Salah satu
cara guna mempraktekan teori terhadap dunia kerja adalah melalui praktek kerja lapangan
atau magang. Praktek kerja lapangan atau magang merupakan suatu kegiatan dimana
mahasiswa berada pada satu perusahaan untuk melakukan kegiatan yang bertujuan untuk
membantu mahasiwa dalam mengaplikasikan teori yang sudah didapatkan selama
perkuliahan di dalam dunia kerja. Melakukan praktek kerja lapangan harus sesuai dengan
jurusan dan konsentrasi yang sedang dijalani selama berkuliah agar sebagai calon lulusan
pada jurusan dengan konsentrasi tersebut mahasiswa mampu memprediksi ingin bekerja
sebagai apa dan dibagian apa kelak. Namun tak jarang pula teori yang telah diterima dan
pelajari tak selaras dengan apa yang terjadi di dunia kerja.
Memilih mata kuliah magang manajemen dapat dijadikan peluang untuk melihat
secara langsung dunia kerja dan pengimplementasikan teori dengan praktek. Dengan waktu
selama 3 bulan, penulis memilih untuk magang di PT. BPR Cahaya Fajar Cabang Jatibarang.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.Kegiatan BPR jauh
lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum karena BPR dilarang menerima
simpanan giro, kegiatan valas, dan perasuransian. Fungsi BPR tidak hanya sekedar
menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima
simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat menggunakan
prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses kreditnya yang
relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan Nasabah.
PT BPR Cahaya Fajar Cabang Jatibarang memiliki lokasi yang merupakan cakupan
wilayah Kabupaten Indramayu. Dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai petani,
pedagang atau usaha mikro dan kecil yang relatif tinggi maka dengan adanya Bank
Perkreditan Rakyat ini mampu mengembangka UMK yang dapat memberikan manfaat secara
maksimum. Berdasarkan data yang diambil dari indramayukab.bps.go.id, Pada akhir tahun
1
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14
pf15
pf16
pf17
pf18
pf19
pf1a
pf1b
pf1c

Partial preview of the text

Download Laporan Magang di PDAM Kota Salatiga and more Essays (university) Business Management and Analysis in PDF only on Docsity!

PENDAHULUAN

Perkuliahan adalah pintu terakhir guna memasuki dunia kerja bagi mereka yang melanjutkan jenjang ke yang lebih tinggi dari sekolah menengah atas. Ilmu dan teori baru banyak diberikan dalam jenjang pendidikan tertinggi tersebut yang tidak mahasiswa dapatkan selama berseragam putih abu-abu. Semakin memfokuskan diri akan apa yang ingin dilakukan dan ingin menjadi lulusan seperti apa itulah masa perkuliahan. Meningkatnya wawasan selama perkuliahan harus diimbangi dengan praktek yang mahaiswa dapatkan agar terjadi sinergi antara teori dan praktek pada dunia kerja yang akan mahasiswa masuki. Salah satu cara guna mempraktekan teori terhadap dunia kerja adalah melalui praktek kerja lapangan atau magang. Praktek kerja lapangan atau magang merupakan suatu kegiatan dimana mahasiswa berada pada satu perusahaan untuk melakukan kegiatan yang bertujuan untuk membantu mahasiwa dalam mengaplikasikan teori yang sudah didapatkan selama perkuliahan di dalam dunia kerja. Melakukan praktek kerja lapangan harus sesuai dengan jurusan dan konsentrasi yang sedang dijalani selama berkuliah agar sebagai calon lulusan pada jurusan dengan konsentrasi tersebut mahasiswa mampu memprediksi ingin bekerja sebagai apa dan dibagian apa kelak. Namun tak jarang pula teori yang telah diterima dan pelajari tak selaras dengan apa yang terjadi di dunia kerja. Memilih mata kuliah magang manajemen dapat dijadikan peluang untuk melihat secara langsung dunia kerja dan pengimplementasikan teori dengan praktek. Dengan waktu selama 3 bulan, penulis memilih untuk magang di PT. BPR Cahaya Fajar Cabang Jatibarang. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan perasuransian. Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan Nasabah. PT BPR Cahaya Fajar Cabang Jatibarang memiliki lokasi yang merupakan cakupan wilayah Kabupaten Indramayu. Dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai petani, pedagang atau usaha mikro dan kecil yang relatif tinggi maka dengan adanya Bank Perkreditan Rakyat ini mampu mengembangka UMK yang dapat memberikan manfaat secara maksimum. Berdasarkan data yang diambil dari indramayukab.bps.go.id, Pada akhir tahun

2014 posisi pinjaman yang diberikan oleh Bank Umum dan BPR tercatat sebanyak Rp 98.515.017.000 dalam bentuk rupiah dan setara Rp. 64.811.241.000 dalam bentuk valuta asing. Jika dilihat dari jenis penggunaannya pinjaman dalam bentuk rupiah digunakan untuk modal kerja 35,91% , untuk investasi 27,41% dan sisanya sebanyak 36,65% digunakan untuk konsumsi. Dari total kredit yang diberikan 45,15% digunakan oleh usaha mikro 39,52% untuk usaha kecil dan 15,33% untuk usaha menengah. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan jumlah koperasi di Kabupaten Indramayu pada tahun 2014 sebanyak 954. koperasi dengan jumlah anggota sebanyak 151.132 anggota dan total asset sebesar Rp. 525.080.221,-. Sedangkan untuk Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang kini banyak dilirik masyarakat sebagai sarana untuk berusaha dalam menghadapi era otonomi daerah. Keadaan ini bisa terlihat dari meningkatnya jumlah perusahaan industri di Kabupaten Indramayu, jumlah perusahaan industri kecil dan menengah andalan pada tahun 2014 tercatat sebanyak 6.433 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 21.269 orang. Dalam hal ini untuk memberikan pinjaman terhadap nasabah diperlukannya analisa yang tepat agar tidak merugikan pihak bank yang menimbulkan kredit bermasalahserta dapat memberikan keuntungan nasabah yang melakukan pinjaman.Tujuan dari analisis kredit adalahmenilai mutu permintaan kredit yang diajukan oleh calon debitur ataupun permintaantambahan kredit terhadap kredit yang sudah diberikan yang diajukan oleh calon debiturlama. Pengujian kemampuan dan kesediaan calon debitur melunasi kredit dipengaruhifaktor internal dan eksternal bank yang dicakup dalam Analisis 6C, sehingga prosesanalisis dan pelaksanaan Analisis 6C ini merupakan tahap yang penting dalam kualifikasi pemberian kredit. Analisis 6C menurut Munawir (2007) ini bermaksud untuk mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak dan kejujuran dari calon debitur, kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya yang pada akhirnya akan dilihat kemampuan dalam mengangsur dari ppinjaman yang diajukan, menunjukkan posisi finansiil calon debitur secara keseluruhan yang dilihat dengan menganalisa neraca dari usaha calon debitur, meneliti mengenai pemilikan jaminan danmelihat kemapuan agunan untuk dijadikan uang dalam waktu relatif singkat tanpa terlalu mengurangi nilainya, Melihat kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sektor usaha calon debitur, dengan cara melihat keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon debitur, kondisi usaha calon debitur dan yang terakhir adalah faktor hambatan atau rintangan yang dapat menghalangi usaha calon debitur. Penulis mengambil topik mengenai analisis pemberian kredit pada PT BPR Cahaya Fajar Cabang Jatibarang untuk melihat tingkat kesehatan bank ini yang dilihat dari seberapa

dan produktivitas perusahaan. (2) Sebagai sarana mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul.

Company Profile PT BPR Cahaya Fajar PT BPR Cahaya Fajar didirikan di kota Cirebon pada tanggal 9 Maret 2006 dihadapan Notaris Suhartono Hakim Djadjadiputra Jasin, S.H. Berdasarkan akta pendirian Nomor 37 tanggal 9 Maret 2006 dan telah diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia tanggal 17 April 2007 Nomor 31 serta telah dicatat oleh Kepala Kantor Wilayah Jawa Barat atas nama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor W8-HT.01.04-278 tanggal 9 Februari

  1. Bank Indonesia telah memberikan izin usaha pada tanggal 14 Juni 2006 sesuai dengan keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor 8/48/KEP.GBI/2006. PT BPR Cahaya Fajar telah membuka cabang di Jalan Letjen S. Parman Pabuaran Kabupaten Cirebon sesuai dengan persetujuan Prinsip Pembukaan Kantor Cabang dari Bank Indonesia Nomor 12/231/DKBU/ Dad/Cr tanggal 21 April 2010, dan kantor cabang di Jalan Siliwangi No 32 Jatibarang Kabupaten Indramayu sesuai dengan persetujuan Prinsip Pembukaan Kantor Cabang dari Bank Indonesia Nomor 13/164/DKBU/IDAd/Cn tanggal 21 Maret 2011.Maksud dan tujuan perseroan adalah dalam bidang Bank Perkreditan Rakyat. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha berikut :
  2. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Deposito Berjangka, Tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
  3. Memberikan Kredit.
  4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito dan/atau pada bank lain. PT BPR Cahaya Fajar telah mengalami beberapa kali perubahan susunan Direksi dan Komisaris. Adapun susunan Direksi dan Dewan Komisaris PT BPR Cahaya Fajar berdasarkan Akta Notaris Adi Kismono Hadiwardoyo, S.H. tanggal 24 Maret 2016 dapat terlihat sebagai berikut: Tabel 1 Susunan Direksi dan Dewan Komisaris PT BPR Cahaya Fajar berdasarkan Akta Notaris Adi Kismono Hadiwardoyo, S.H. tanggal 24 Maret 2016. JABATAN NAMA Direktur Utama Tn. Robby Santoso Direktur Tn. Gunadi Direktur Tn. Nano Supriyatno Direktur Tn. Feby Fernady Masura

Komisaris Utama Tn. Karnaen Kusna Komisaris I Tn. Widodo Komisaris II Tn. Soenaryo Halim Sumber: HRD PT BPR Cahaya Fajar (info@bankcahayafajar.com) Bank Perkreditan Rakyat Cahaya Fajar sudah berdiri sejak tahun 2006. Berpengalaman dalam pemberian kredit dengan suku bunga kompetitif dan pilihan jangka waktu yang sangat fleksibel, simpanan dana deposito berjangka serta tabungan dengan suku bunga tinggi. Tabel 2 Alamat Kantor Pusat,Kantor Cabang dan Kantor Kas PT BPR Cahaya Fajar Kantor Alamat Telepon Kantor Pusat Jl. Karanggetas No. 142 - Cirebon, Jawa Barat 45117

(0231) - 248600, 248222, Fax (0231) – 204520 Kantor Cabang Pabuaran

Jl. Letjen. S. Parman - Pabuaran Kidul, Kab. Cirebon

(0231) - 663789, 663790, Fax (0231) – 663788 Kantor Cabang Jatibarang

Jl. Siliwangi No. 32 - Jatibarang, Kab. Indramayu

(0234) - 355583, 355585, Fax (0234) - 351210 Kantor Kas Jl. Ir. H. Juanda No. 22 - Desa Weru Kidul, Kab. Cirebon

Sumber: info@bankcahayafajar.com.

Visi dan Misi PT BPR Cahaya Fajar Visi: Menjadi mitra terpercaya dalam usaha. Misi:

  1. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi nasabah.
  2. Berperan dalam pengembangan usaha kecil.
  3. Mengembangkan pertumbuhan perekonomian daerah.

Struktur Organisasi PT BPR Cahaya Fajar Struktur Organisasi menurut Schermerhorn (1996) adalah sistem tugas, alur kerja, hubungan pelaporan dan saluran komunikasi yang dikaitkan secara bersama dalam pekerjaan individual maupun kelompok. Berikut adalah struktur organisasi PT BPR Cahay Fajar.

selanjutnya disebut debitur. Pengertian kredit menurut Undang - Undang Perbankan Nomor 7 tahun 1992 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Pengdefinisian secra hukum yang dijelaskan dalam UU Perbankan memberikan tambahan mengenai bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Dengan adanya UU Perbankan ini lebih memberikan kespesifikan arti dari kredit yang mampu membantu menjelaskan secara mudah bagi masyarakat.Sedangkan menurut Hasibuan (2002), kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.Sedangkan dalam definisi yang diberikan oleh Hasibuan terfokuskan pada pinjaman yang mendapatkan bungan yang selanjutnya harus dilunasi oleh penerima kredit sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dan disepakati oleh kedua belah pihak. Selain memiliki tujuan pemberian kredit adapula fungsi pemberian kredit menurut Kasmir (2010), fungsi kredit antara lain:

  1. Untuk meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut berguna untuk menghasilkan barang dan jasa oleh si penerima kredit.
  2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Uang yang disalurkan atau diberikan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit akan mendapat tambahan uang di daerah lainnya.
  3. Untuk meningkatkan daya guna barang. Kredit yang diberikan bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna dan bermanfaat.
  4. Meningkatkan peredaran barang. Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.
  5. Sebagai alat stabilitas ekonomi. Dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi karena dengan diberikannya kredit dapat menambah jumlah barang yang diperlukan masyarakat dan kegiatan kredit dapat pula membantu mengekspor barang dari dalam maupun luar negeri sehingga devisa negara bertambah.
  1. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha. Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.
  2. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan. Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal peningkatan pendapatan.
  3. Untuk meningkatkan hubungan internasional. Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan hubungan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit dan juga dapat meningkatkan kerjasama di bidang lainnya. Oleh sebab itu adanya pemberian kredit memiliki dampk positif bagi perkembangan usaha masyarakat dan pengembangan perekonomian negara. Selainitu Kasmir (2010) memberikan penjelasan megenai unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit, yaitu:
  • Kepercayaan Kepercayaan adalah suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, jasa atau barang) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa yang akan datang.
  • (^) Kesepakatan Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antarasi pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatuperjanjian dimana masingmasing pihak menandatangani hak dan kewajibannyamasing-masing.
  • Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka penjang.
  • Risiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya.
  • Balas Jasa. Merupakan keuntungan suatu pemberian atas kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.

Analisis Kredit

Demikian pula perkembangan teknologi dan perubahan kebijaksanaan pemerintah khususnya mengenai ekonomi moneter yang mungkin dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan calon debitur. f. Constrain Merupakan faktor hambatan atau rintangan berupa faktor-faktor sosial psikologis yang ada pada suatu daerah atau wilayah tertentu yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan. Untuk fungsi dari analisis pemberian kredit, Sutojo (1997) menyebutkan fungsi analisa kredit adalah:

  • Sebagai dasar bagi bank dalam menentukan tingkat suku bunga kredit dan jaminan yang disyaratkan untuk dipenuhi nasabah,
  • Sarana untuk pengendalian resiko yang akan dihadapi bank,
  • Syarat kredit dan sarana untuk struktur, jumlah kredit, jangka waktu kredit, sifa kredit, tujuan kredit, dan sebagainya,
  • Sebagai bahan pertimbangan pimpinan/direksi bank dalam proses pengambilan keputusan,
  • (^) Sebagai alat informasi yang diperlukan untuk evaluasi kredit. Ketepatan dalam melakukan analisis sangatlah penting. Berdasarkan analisis 6C atauun analisis lainnya. Aka tetapi apabila terjadi kesalahan dalam melakuka analisis pemberian kredit, dapat menyebabkan kredit macet yang berdampak negatif terhadap tingkat kesehatan bank. Oleh sebab itu menurut Sutantio (2006) bahwa kemacetan kredit suatu hal yang akan merupakan penyebab kesulitan terhadap bank itu sendiri yaitu berupa kesulitan yang menyangkut tingkat kesehatan bank, karenanya bank wajib menghindarkan diri dari kredit macet. Faktor penyebab timbulnya kredit bermasalah dapat dilihat dari beberapa kelompok, yaitu : A. Faktor internal perbankan yang meliputi kelemahan dalam analisis kredit, kelemahan- kelemahan kredit, agunan, sumber daya alam, teknologi, dan kecurangan petugas bank.
  1. Kelemahan dalam analisis kredit a. Analisis kredit tidak berdasarkan data akurat. b. Informasi kredit tidak lengkap. c. Kredit terlalu sedikit. d. Kredit terlalu banyak. e. Jangka waktu kredit terlalu lama.

f. Jangka waktu kredit terlalu pendek.

  1. Kelemahan dalam dokumen kredit. a. Data mengenai kredit tidak didokumentasi dengan baik. b. Pengawasan atas fisik dokumen tidak dilaksanakan dengan baik.
  2. Kelemahan dalam supervise kredit. a. Bank kurang pengawasan atas usaha nasabah secara kontinyu dan teratur. b. Terbatasnya data dan informasi yang berkaitan dengan penyelamatan dan penyelesaian kredit. c. Tindakan perbaikan tidak diterapkan secara dini dan tepat waktu. d. Jumlah nasabah terlalu banyak. e. Nasabah terpencar.
  3. Kecerobohan petugas bank. a. Bank terlalu kompromi. b. Bank tidak mempunyai kebijakan perkreditan yang sehat. c. Petugas bank terlalu menggampangkan masalah. d. Persaingan antar bank. e. (^) Pengambilan keputusan yang tidak tepat waktu. f. Terus memberikan pinjaman pada uasaha yang siklusnya menurun. g. Tidak diasuransikan.
  4. Kelemahan kebijaksanaan kredit. a. Prosedur kredit terlalu panjang.
  5. Kelemahan bidang agunan. a. Jaminan tidak dipantau dan diawasi secara baik. b. Nilai agunan tidak sesuai. c. Agunan fiktif. d. Agunan sudah dijual. e. Pengikatan agunan lemah.
  6. Kelemahan sumber daya manusia. a. Tebatasnya tenaga yang ahli dibidang penyelamatan penyelasaian kredit. b. Pendidikan dan pengalaman pejabat kredit sangat terbatas. c. Kurangnya tenaga ahli hukum untuk mendukung pelaksanaan penyelesaian dan penyelamatan kredit. d. Terbatasnya tenaga ahli untuk analisis kredit.
  7. Kelemahan teknologi.

b. Adanya pemogokan buruh diluar negri. c. Adanya perkembangan politik diegara lain. d. Kebijakan dari industri luar negri dengan menjatuhkan harga barangnya sehingga memukul harga produk dalam negri.

  1. Situasi alam yang merugikan. a. Faktor alam yang berakibat negatif. b. Habisnya sumber daya alam.
  2. Peraturan pemerintah yang merugikan. a. Membatasi jumlah supermarket atau mall di daerah tertentu. b. Menutup usaha tertentu untuk melindungi pengusaha kecil. D. Faktor kegagalan bisnis senantiasa muncul di luar kemampuan para pihak seperti aspek hubungan, aspek yuridis, aspek manajemen, aspek pemasaran, aspek teknis produksi, aspek keuangan, dan aspek sosial ekonomi. E. Faktor ketidakmampuan manajemen adalah pencatatan tidak memadai, informasi biaya tidak memadai, modal jangka panjang tidak cukup, gagal mengendalikan biaya, overheadcost yang berlebihan, kurangnya pengawasan, gagal melakukan penjualan, investasi berlebihan, kurang menguasai teknis, dan perselisihan antara pengurus.

Cara Menganalisis Calon Debitur yang akan dicantumkan pada Lembar Analisa Calon Debitur pada PT BPR Cahaya Fajar Pada dasarnya setiap Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dimanapun akan melakukan analisis terhadap calon debitur, baik menggunakan analisis 5C ataupun 6C. Kedua prinsip yang dapat digunakan dalam menganalisis calon debitur ini memiliki tujuan agar dalam bank dapat menentukan apakah diterima atau ditola pengajuan kredit yang diajukan oleh calon debitur. Sehingga dapat memperkecil peluang terjadinya kredit macet. PT BPR Cahaya Fajar menggunakan prinsip 6C dalam melakukan analisis. Bentuk dari hasil analisis yang dilakukan seperti yang terlampir pada lampiran I. Untuk dapat melakukan analisis tersebut, dalam hal ini Kepala Cabang Jatibarang dan ditemani oleh marketing atau supervior marketing akan melakukan survei terlebih dahulu ke rumah calon debitur. Pada saat dirumah calon debitur, calon debitur akan diwawancara mengenai usaha yang dimiliki beerta penghasilannya atau pekerjaannya beserta nominal upah yang diterima, jumlah tanggungan, aset calon debitur seperti rumah, kendaraan yang dimiliki dan lain sebagainya. Dalam prakteknya tidak semua pertanyaan akan langsung dilontarkan secara to the point melainkan akan diselingi dengan basa-basi. Hal ini berguna untuk melihat kepribadian calon debitur, apakah ramah, sopan, informatif dan lain sebagainya. Dokumentasi terhadap calon debitur

beserta aset yang dimiliki oleh calon dbitur juga dilakukan. Pada lembar Analisa Calon Debitur seperti yang terlampir di lampiran I, terdapat nama calon debitur, alamat tempat tinggal beserta tujuan pengajuan kreditnya. Selanjutnya akan dicantumkan tanggal survei yang dilakukan terhadap calon debitur dan bidang usaha calon debitur. Selanjutnya penganalisis yaitu Kepala Cabang Jatibarang akan menceritakan Karakter dan Pengenalan calon debitur yang isinya berupa penjabaran karakter calon nasabah pada saat disurvei. Berikutnya Kepala Cabang juga akan menjelaskan jenis usaha caon debitur, membuat perhitungan mengenai pendapatan nasabah yang akan dikurangi dengan semua biaya-biaya seperti biaya operasional usaha jika calon debitur mempunyai usaha, biaya karyawan jika calon debitur memiliki karyawan,serta biaya hidup lainnya.Ada juga data mengenai perhitungsn pinjaman calon debitur di bank lain jika dia mempunyai pinjaman pada bank lain. Setelah mendapatkan total pendapatan bersih, pendapatan bersih tersebut akan dibagi 2. Hal ini guna mengantisipasi untuk biaya tak terduga. Hasil pembagian inilah merupakan Kemampuan Bayar Angsuran Debitur. Selanjutnya Kepala Cabang Jatibarang membuat perhitungan Rencana Angsuran Di BPR CF yang berisis Plafon, Suku Bunga, Bulan (jangka waktu meminjam), Total Taksasi agunan, LSR, serta Maximal Plafon yang dapat diajukan. Untuk taksasi agunan akan dicantumkan merk, tipe, dan tahun kendaraan. Kepala Cabang Jatibarang juga akan membuat perhitungan mengenai Neraca Keuangan dari calon debitur mengenai Total Aktiva dan Pasiva. Jika calon debitur memiliki usaha maka akan dibuatkan perhitungan mengenai Analisa Kebutuhan Modal Kerja Debitur. Terakhir akan ditutup denga Hasil Kesimpulan Survey dan Analisa, layak atau tidak layak dan akan ditanda tangani oleh admin Kredit dan Kepala Cabang. Dan besaran pinjaman yang diterima akan dicantumkan di dalam kotak paling bawah lembar Analisa Calon Debitur beserta waktu peminjamannya. Untuk keterangan tambahan, jika pinjaman kurang dari 100 juta sampai denngan100 juta, analisis dan survey akan dilakukan oleh Kepala Cabang dan marketing cabang. Sedangkan untuk pinjaman diatas 100 juta, analisis akan dilakukanoleh Credit Analyst dan disetujui oleh Direktur Utama. Dalam melakukan penganalisisan 6C akan berkaitan dengan faktor internal dan eksternal dari calon debitur. Faktor Internal yang berkaitan dengan calon debitur yang masuk dalam kriterian penilaian analisis 6C adalah Sikap, Pengetahuan calon debitur mengenai produk dari PT BPR Cahaya Fajar, Pendapatan dan Pengeluaran yang dilihat dari usaha atau tanggungan calon debitur, Aset yang dimiliki, dan Pengalaman calon debitur dalam meminjam di tempat lain. Aspek inilah yang dijadikan penilaian dalam analisis Chracter, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economy, serta Constrains. Selanjutnya, Faktor

  • Fotokopi BPKB. Yang selanjutnya apabila nasabah diperbolehkan mendapatkan pinjaman, BPKB ini akan dipegang oleh perusahaan dan kendaraan tersebut akan diasuransikan.
  • Fotokopi Faktur.
  • Fotokopi Sertifikat Kendaraan.
  • Fotokopi Kwitansi Blanko. Jik tidak ada akan dibuatkan oleh perusahaan apabila lolos dari semua tahap pencairan pinjaman.
  • Fotokopi Pembelian. Apabila kendaraan tersebut bukan atas nama debitur/pasangan/ anggota keluarga lainnya bermateraikan 6000.
  • Fotokopi Kartu Pengawasn.
  • Surat Pelepasan Hak. Apabila kendaraan beratas namakan CV atau PT. Dalam melakukan pencairan pinjaman ada langkah-langkah atau alur pencairan kredit sebagai berikut setelah mendapatkan nomor Customer Information File (CIF):
  • Cek kelengkapan persyaratan kredit yang berupa data pribadi dan data jaminan.
  • Menentukan harga taksasi dari kendaraan yang dijadikan agunan.
  • Membuat perhitungan akan maksimal plafond yang dapat diajukan, menghitungkan angsuran per bulan dengan plafond yang diajukan tersebut, menentukan biaya-biaya seperti biaya administrasi, notaris, asuransi, legalitas kendaraan (jika kendaraan tersebut belum dilegalistas), dan biaya tabungan (jika nasabah belum memiliki tabungan di PT BPR Cahaya Fajar).
  • Samakan perhitungan yang telah dibuat oleh marketing.
  • Membuat offering letter, yaitu hasil perhitungan bagian kredit terhadap plafond yang diajukan tersebut dan plafond bersih yang akan diterima oleh debitur yang selanjutnya di tanda tangani oleh debitur. Jika debitur menyetujui hasil perhitungan tersebut selanjutnya masuk ke tahap berikutnya.
  • Penginputan data nasabah dan agunan ke dalam aplikasi KOAMEN Kredit 2007.
  • Selanjutnya Kepala Cabang akan melakukan analisis 6C terhadap nasabah dengan mensurvei rumah nasabah dan mewawamcari nasabah.
  • Setelah itu mencetak Surat Perjanjian Kredit, Tanda Terima BPKB, Surat Kuasa, Nota Debet dan Nota Kredit dan sebagainya.
  • Lalu membacakan perjanjian kredit dihadapan nasabah (suami+istri/penjamin) dan menandatangani semua perjanjian kredit.
  • Mengfax data kendaraan kepada pihak asuransi.
  • Penginputan pinjaman ke dalam aplikasi SIGMA dan minta otorisasi ke kepala cabang atau ke bagian operasional dan membuatkan Surat Penegasan Kredit.
  • Merapihkan berkas-berkas perjanjian kredit tersebut ke dalam satu map dan menuliskannya ke dalam buku besar register pencairan kredit.

Karakteristik Bank Perkreditan Rakyat Ketentuan-ketentuan Pokok BPR Sebagai salah satu jenis bank maka pengaturan dan pengawasan BPR dilakukan oleh Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Kewenangan pengaturan danpengawasan BPR oleh Bank Indonesia meliputi kewenangan memberikan izin (right to license), kewenangan untuk mengatur (right to regulate), kewenangan untuk mengawasi (right to control) dan kewenangan untuk mengenakan sanksi (right to impose sanction). Pengaturan dan pengawasan BPR oleh Bank Indonesia diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi BPR sebagai lembaga kepercayaan masyarakat yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah pedesaan. Dengan demikian pengaturan dan pengawasan BPR yang dilakukan disesuaikan dengan karakteristik operasional BPR namun tetap menerapkan prinsip kehati-hatian bank (prudential banking) agar tercipta sistem perbankan yang sehat. A. Ketentuan Kelembagaan PENDIRIAN BPR BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki dengan izin Dewan Gubernur Bank Indonesia oleh: a. Warga Negara Indonesia; b. Badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia; c. Pemerintah Daerah; atau d. Dua pihak atau lebih sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c. B. (^) Modal disetor untuk mendirikan BPR: a. Rp.5 miliar untuk BPR yang didirikan di wilayah DKI Jakarta; b. Rp.2 miliar untuk BPR yang didirikan di wilayah ibukota provinsi di pulau Jawa dan Bali dan di wilayah Kabupaten atau Kotamadya Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi; c. Rp.1 miliar untuk BPR yang didirikan di ibukota provinsi di luar pulau Jawa dan Bali dan di wilayah pulau Jawa dan Bali di luar wilayah sebagaimana disebut dalam huruf a dan b; d. Rp.500 juta untuk BPR yang didirikan di wilayah lain di luar wilayah sebagaimana disebut dalam huruf a, b dan c.

atau Konsolidasi antara BPR konvensional dengan BPR Syariah hanya dapat dilakukan apabila BPR hasil merger atau konsolidasi menjadi BPR Syariah. Merger atau konsolidasi BPR dapat dilakukan antar BPR yang berkedudukan dalam wilayah provinsi yang sama atau antar BPR dalam wilayah provinsi yang berbeda sepanjang kantor-kantor BPR hasil merger/ konsolidasi berlokasi dalam wilayah provinsi yang sama. G. PEMBUKAAN KANTOR a. Kantor Cabang BPR. Pembukaan Kantor Cabang hanya dapat dilakukan dalam wilayah provinsi yang sama dengan Kantor Pusatnya dengan mempertimbangkan tingkat kesehatan, kemampuan permodalan, teknologi informasi dan rencana pembukaan Kantor Cabang tersebut telah dicantumkan dalam rencana kerja tahunan BPR. b. Kantor Kas Pembukaan. Kantor Kas hanya dapat dilakukan dalam satu wilayah Kabupaten atau Kota dengan kantor induknya dengan mempertimbangkan tingkat kesehatan dan rencanaan pembukaan Kantor Kas tersebut telah dicantumkan dalam rencana kerja tahunan BPR. Kegiatan Kas di Luar Kantor Kegiatan Kas di Luar Kantor dengan menggunakan Kas Mobil, Kas Terapung dan Payment Point hanya dapat dilakukan dalam wilayah Kabupaten atau Kota yang sama dengan kantor induknya. Kegiatan Kas di Luar Kantor dengan menggunakan ATM yang diselenggarakan sendiri oleh BPR hanya dapat dilakukan dalam wilayah Provinsi yang sama dengan kantor induknya. Kegiatan Kas di Luar Kantor dengan menggunakan ATM melalui kerjasama dengan bank umum dapat dilakukan sampai luar wilayah Provinsi tempat kedudukan kantor induknya Bank Perkreditan Rakyat sebagai sebuah lembaga keuangan mikro (LKM) mempunyai karakteristik yang unik dan sedikit berbeda jika dibandingkan dengan Bank Umum. Beberapa karakteristik yang membedakan adalah :

  • Segmen nasabah yang berbeda. BPR lebih banyak berhubungan dengan pengusaha UKM yang bergerak dibidang informal dengan kapasitas dan permodalan yang terbatas, kemampuan pengelolaan (manajemen) yang rendah, serta pengetahuan tentang Bank yang relatif minim.
  • Proses yang lebih cepat. Usaha kecil pada umumnya lebih menitikberatkan pada perputaran usaha yang cepat dan kontinyu. Hal ini menuntut para pelaku usaha untuk mampu mengatur cash flow

dan mempersiapkan dana cadangan yang sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai modal usaha. Disinilah keberadaan BPR diperlukan untuk men-support kebutuhan dana tersebut, dengan pelayanan yang cepat dan tepat, karena proses pemberian kredit di BPR relatif lebih cepat daripada di Bank Umum.

  • Ikatan emosional / personal yang lebih kuat. Keberadaan BPR yang dekat dengan pengusaha kecil dan cukup fleksibel dalam memenuhi kebutuhan nasabahnya membuat BPR mampu menjalin ikatan emosional yang cukup kuat dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini adalah dasar tingginya loyalitas nasabah terhadap BPR.

HASIL KEGIATAN MAGANG Tempat dan Waktu Magang Lokasi : PT BPR Cahaya Fajar Jalan Siliwangi Nomor 32 Jatibarang Kabupaten Indramayu Waktu : 02 Mei 2017 – 31 Juli 2017

Departemen/Bagian : Kredit

Gambar 2. Denah PT BPR Cahaya Fajar Cabang Jatibarang Sumber: https://www.google.co.id/maps/place/PT.BPR+CAHAYA+FAJAR/ Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan yang dilakukan oleh penulis adalah Magang Manajemen/Praktek Kerja Lapangan (PKL). Magang manajemen ini merupakan salah satu mata kuliah yang dapat membantu proses pembelajaran yang dilakukan di salah satu perusahaan yang relevan