



Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Laporan ini berisi oposum layang.
Typology: Study Guides, Projects, Research
1 / 5
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Kelompok 7 Balqis Syafira (A3401201033) Indah Noviana (G3401201043) Hana Ulil Azmi (G3401201055) Retno Pramudita (G3401201058) M. Ibrahim Rasid (G3401201091) DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2022
Oposum layang ( Petaurus breviceps ) merupakan salah satu hewan dari famili Petauridae yang tergolong ke dalam ordo Marsupialia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku dan adaptasi oposum layang yang didapatkan dengan me- rescue dari pemilik sebelumnya. Oposum layang diamati selama 14 hari dengan dua kali sesi dengan durasi 1 jam setiap sesinya menggunakan metode focal sampling. Oposum layang yang digunakan berusia 7 bulan dan memasuki fase kawin, maka bonding yang dilakukan akan lebih sulit. Crabbing, menggigit, dan dan membalikan badan merupakan bentuk pertahanan diri dari oposum layang. Intensitas crabbing pada oposum layang akan berkurang apabila bonding dilakukan secara intens dan konsisten. Adaptasi, Crabbing, Oposum Layang, Perilaku. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Oposum layang ( Petaurus breviceps ) merupakan salah satu hewan dari famili Petauridae yang tergolong ke dalam ordo Marsupialia. Penyebaran hewan ini meliputi Australia, Tasmania, dan Papua New Guinea, sedangkan di Indonesia oposum layang memiliki penyebaran di Irian Jaya (Farida et al. 2005) dan Halmahera Utara (Flannery 1995). Oposum layang memiliki ciri-ciri khas yaitu sebagian besar bulunya berwarna coklat keabuan dan terdapat garis hitam yang memanjang dari hidung hingga punggung, serta bagian muka dari mata hingga telinga. Hewan ini juga memiliki membran kulit di bagian samping membentang dari kaki depan hingga belakang yang sering disebut Patagium , sehingga dengan mengembangkan membran tersebut oposum layang dapat melayang dari pohon ke pohon dan sering disamakan dengan tupai terbang (Petocz 1994). Sugar glider mempunyai 5 jari yang berkuku tajam dan melengkung pada masing-masing kaki, yang berfungsi untuk menggantungkan badannya pada dahan pohon saat mencari pakan. Gigi seri bawah yang panjang dan melengkung digunakan untuk membongkar kulit kayu pohon ketika mencari serangga (Smith 1973). Hewan ini memiliki habitat berupa lubang-lubang pohon di hutan primer dan sekunder. Oposum layang adalah hewan unik yang memiliki permasalahan dalam beradaptasi pada awal pemeliharan dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam beradaptasi. Waktu adaptasi yang dibutuhkan oposum layang berkisar satu bulan atau lebih. Hewan ini akan menunjukkan perilaku tertentu sesuai kondisi yang dialami. Jika oposum layang merasa tak nyaman, maka hewan ini akan melakukan perilaku crabbing. Crabbing merupakan suara keras menyerupai terompet bising yang dikeluarkan oleh oposum layang ketika ia merasa terancam (Farida et al. 2005). Suara crabbing yang dikeluarkan oposum layang merupakan sistem pertahanan saat berada di alam liar. Crabbing berfungsi untuk mengelabui musuh dan
Tabel 2. Aktivitas oposum layang saat pengenalan dengan lingkungan baru Aktivitas Keterangan Crabbing Oposum layang mengeluarkan suara menggeram ketika merasa terancam dari dalam baju pemilik Menggigit jari pemilik Oposum layang merasa stress saat pergantian kain tidur Memunggungi pemilik Oposum layang membelakangi manusia setelah crabbing Bersembunyi Oposum layang bersembunyi di dalam kain Tabel 3. Aktivitas oposum layang saat pengenalan dengan individu lain Aktivitas Keterangan Crabbing Oposum layang mengeluarkan suara menggeram ketika merasa terancam dari dalam baju pemilik Bersembunyi Oposum layang bersembunyi di dalam kain Memunggungi pemilik Oposum layang membelakangi manusia setelah crabbing Berdiam diri Oposum layang mempertahankan diri dengan berdiam saat didekati individu lain PEMBAHASAN Aktivitas oposum layang berupa ‘ crabbing ’ merupakan aktivitas yang paling sering dilakukan. Menurut Raftery (2015), oposum layang termasuk ke dalam hewan dengan aktivitas vokal yang tinggi dan bentuk vokalisasi berupa ‘ crabbing ’ ini akan dilakukan ketika ketakutan dan merasa terancam. Bentuk aktivitas lain seperti menggigit merupakan respon yang diberikan oposum layang ketika merasa gelisah (Johnson-Delaney 2021). Oposum layang yang digunakan sebagai bahan praktikum merupakan oposum berusia 7 bulan. Oposum dengan usia yang tua memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi sehingga sulit untuk bonding dengan pemilik. Selain crabbing, oposum layang kerap membalikan tubuh dan menggigit tangan pemilik sebagai bentuk pertahanan diri. Oposum layang yang digunakan juga telah memasuki usia “kawin”, maka dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk bonding pada pemilik. Usia kawin dapat ditandai dengan kebotakan pada ujung kepala oposum. Oposum layang yang merupakan hewan nokturnal, maka akan lebih baik melakukan bonding di pagi-siang hari agar oposum lebih jinak karena karena menghemat energi. Malam hari juga dapat menjadi waktu yang baik untuk memantau aktivitas pergerakan oposum layang. Oposum layang juga cukup sensitif terhadap perubahan tempat/lokasi tempat tinggal. Dapat
ditunjukan ketika pemilik memindahkan letak kain tempat tinggal oposum, kemudian oposum memberikan reaksi agresif dengan lebih banyak crabbing dan bersembunyi di tempat lain. Kemampuan oposum untuk berinteraksi dengan binatang lain lebih mudah dibandingkan dengan manusia. Perkembangan oposum layang ditandai dengan intensitas membalikan badan, menggigit, dan crabbing. Awal pengamatan, oposum memberikan intensitas crabbing, menggigit dan berbalik arah lebih sering dibandingkan diakhir pengamatan. SIMPULAN Perilaku oposum terkait interaksi dengan pemilik dan adaptasinya dengan lingkungan dapat diketahui melalui pengamatan ini. Oposum dewasa yang telah memasuki masa kawin lebih sulit untuk beradaptasi, maka diperlukan intensitas pendekatan yang intens dan konsisten. DAFTAR PUSTAKA Farida WR, Perdana A, Diapari D, Tjakradidjaja AS. 2005. Aktivitas yang berhubungan dengan perilaku makan oposum layang ( Petaurus breviceps ) di penangkaran pada malam hari. Biodiversitas. 6(4):259-262. Flannery T. 1995. Mammals of New Guinea (Revised and Updated Edition). Sidney: Australian Museum/Reed Books. Petocz R. 1994. Mamalia Darat Irian Jaya. Jakarta: PT. Gramedia. Smith AP. 1973. Diet and feeding strategies of the marsupial sugar glider in temperate Australia. Journal of Animal Ecology. 51(1):149-66. Booth R. 2003. Sugar gliders. Avian and Exotic Pet Medicine. 12(4): 228-231. Farida WR, Sari AP, Nugroho HA, Sofyani U. 2016. Manajemen pemberian pakan, reproduksi dan bonding pada oposum layang ( Petaurus breviceps ) di penangkaran. Proceeding Biology Education Conference. 13(1): 606-610. Johnson-Delaney CA. 2021. Ferrets, Rabbits, and Rodents. Inggris: CRC Press. Raftery A. 2015. Sugar gliders ( Petaurus breviceps ). Companion Animal. 20(7): 422-426. doi:10.12968/coan.2015.20.7.