



Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Percobaan dilakukan dengan 3 kali pengulangan untuk mendapat kevalidan data. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin besar rentang perbedaan konsentrasi suatu larutan sukrosa diluar dan larutan eosin didalam waluh maka laju osmosis akan semakin cepat dan Semakin lama perendaman Waluh pada suatu Larutan yang memiliki zat terlarut yang tidak dapat melewati membran maka semakin menurunnya kecepatan (laju) Osmosis
Typology: Exercises
1 / 5
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
1,2,3,4 (^) Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jalan Ir. Sutami No.36A, Surakarta, Indonesia *Corresponding author: wardanaaditya49@gmail.com
Abstract: Waluh ( Cucurbita moschata) adalah labu kuning salah satu komoditas yang melimpah di indonesia. Tetapi umumnya memiliki ketahanan yang terbatas. Dikarenakan tergolong memiliki kandungan air yang tinggi. Salah satu penanganannya adalah dengan teknik dehidrasi osmotik. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap lama waktu proses osmosis waluh sehingga dapat diketahui seberapa banyak kadar air pada waluh yang dipengaruhi oleh larutan sukrosa ini. Peningkatan konsentrasi sukrosa dapat mengakhibatkan dehidrasi osmotic waluh. Percobaan ini menggunakan perbedaan konsentrasi larutan sukrosa sebesar 40%, 50%, dan 60% sebagai factor perlakuan. Dan Faktor Kontrolnya adalah larutan eosin 0,05%. Parameter yang diamati adalah perubahan tinggi larutan sukrosa dan larutan eosin yang berkaitan dengan lama waktu proses osmosis. Percobaan dilakukan dengan 3 kali pengulangan untuk mendapat kevalidan data. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin besar rentang perbedaan konsentrasi suatu larutan sukrosa diluar dan larutan eosin didalam waluh maka laju osmosis akan semakin cepat dan Semakin lama perendaman Waluh pada suatu Larutan yang memiliki zat terlarut yang tidak dapat melewati membran maka semakin menurunnya kecepatan (laju) Osmosis.
Keywords: Osmosis, Konsentrasi Larutan Sukrosa, Waluh, Waktu Proses Osmosis
Labu kuning adalah salah satu sayur yang mengandung berbagai zat makanan seperti karotenoid, vit K, B2, C, dan E dan jumlah serat yang banyak. Buah ini sangat rentang terhadap berbagai jenis mikroba yang merusak sehingga sering digunakan dalam bentuk olahan kering. Tetapi pengeringan dengan suhu tinggi dalam waktu lama dapat merusak mikronutrien pada waluh. Sehingga dilakukanlah penelitian tentang proses dehidrasi osmotik ini. Osmosis adalah fenomena secara fisik yang sebenarnya telah dieksplorasi sejak lama, seperti penggunaan garam untuk pengawetan makanan. Dalam konsentrasi kadar garam tinggi, kebanyakan bakteri, jamur dan organisme patogen mengalami dehidrasi dan mati atau setidaknya tidak aktif karena dehidrasi konvensional. Osmosis didefinisikan transport air melewati membran selektif semipermeabel dari daerah berkonsentrasi lebih tinggi ke daerah berkonsentrasi lebih rendah yang disebabkan oleh perbedaan tekanan osmotik (Cath, et. al.
berkurangnya aliran perpindahan zat (Cath, et. al. 2012). Adanya stress osmotic (perlakukan) dari lingkungan hipotonik atau hipertonik dapat mengakibatkan kemampuan penyerapan sel berkurang (jaya, 2012). Hal ini diduga karena perbedaan tekanan osmosis yang tidak biasa pada membran. Sehingga dapat merusak struktur permeabilitas membran dengan adanya penumpukan zat terlarut pada permukaan membran. Faktor lain adalah perbedaan ukuran molekul di lingkungan terhadap ukuran molekul yang dapat melintasi membran. Selain faktor itu, terdapat pula faktor suhu. Suhu dapat mempengaruhi mobilitas fosfolipid pada membran. Fosfolipid adalah susunan Gugus fosfat dan rantai asam lemak yang sangat bervariasi. Asam lemak inilah dapat berubah sifat menjadi jenuh jika suhu menurun dan menjadi tidak jenuh jika suhu meningkat. Sehingga jika suhu semakin rendah maka fosfolipid ini akan semakin tidak dapat berpindah, sebaliknya jika suhu semakin meningkat maka pergerakan dari fosfolipid ini akan semakin cepat. (Lyons, 2012) Kecepatan dari mobilitas fosfolipid ini berbanding lurus dengan kecepatan transer pada membran (Stein, 2012). Perlu diperhatikan bahwa suhu juga mempengaruhi Protein pada membran. Membran memiliki kandungan Protein yang berbeda-beda tiap sisinya. Seperti Protein Integral, Protein Perifer dan Glikoprotein. Protein ini juga dapat terdegradasi menjadi susunan protein yang lebih sederhana. Dan tentu saja jika hal ini terjadi maka membran tersebut akan benar-benar rusak. Membran pada waluh memiliki spesifikasi yang berbeda-beda sesuai jenis dan fungsi jaringannya. Spesifikasi itu seperti susunan fosfolipid, ketebalan fosfolipid (panjang rantai asam lemak), dan susunan Proteinnya. Waluh mengandung kepekatan19 karotenoid sampai 320 μg/g dimana 74% terdiri dari β-karoten. karotenoid merupakan pigmen larut lemak yang berwarna kuning, jingga, jingga-kemerahan. kandungan air dalam daging buah waluh yaitu 80% - 90% (magdalena,2015).
Bahan dan metode
Fig. 1 Gambar ilustrasi Penyusunan Percobaan. Gelas Beker diisi dengan Larutan eosin, dicelupkan waluh yang telah dilubangi dan lubang tersebut diisi dengan larutan sukrosa uji.
hasil dan pembahasan Pada Percobaan ini parameter yang diamati adalah tinggi larutan sukrosa dan larutan eosin pada berbagai tingkatan Konsentrasi Larutan Sukrosa dan Interval waktu dalam suhu kamar (27 0 C). Hasil yang diperoleh disajikan pada Tabel 1.
Semakin besar gradien atau perbedaan atau selisih Konsentrasi larutan sukrosa terhadap larutan isotonis sukrosa waluh maka akan semakin banyak transportasi zat yang melewati membran. Hal ini
(5x5x3)cm
Lubang waluh
Semakin lama perendaman dalam Larutan sukrosa maka semakin menurunnya kecepatan (laju) Osmosis yang mampu dilakukan oleh membran waluh. Hal ini dikarenakan aliran perpindahan zat yang melewati membran dapat menyebabkan penumpukan zat terlarut pada permukaan membran. Penumpukan zat terlarut ini berupa zat yang tidak mampu melewati membran sehingga tertahan dipermukaan membran waluh. (Cath, et. al. 2012) Jika hal ini tetap dibiarkan maka molekul zat terlarut ini akan semakin memenuhi permukaan membran dan mengurangi luas permukaan membran yang digunakan sebagai osmosis. Sehingga menyebabkan berkurangnya aliran perpindahan zat.
Fig 2 menunjukkan adanya perubahan tinggi larutan eosin dan sukrosa terhadap lama waktu osmosis. Peningkatan dan Penurunan tinggi larutan ini menunjukkan adanya perubahan aliran perpindahan zat yang melewati membran waluh. Fig 2. Pada perubahan tinggi larutan sukrosa terlihat adanya peningkatan hal ini karena sukrosa memiliki besar molekul 4,7 Å yang lebih kecil dari Glukosa 10 4 Å yang sebagai penyusun utama membran antar sel sehingga memungkinkan tidak adanya hambatan jika dibanding dengan besar molekul air 0,942 Å. Tetapi pada perubahan tinggi larutan eosin ini mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan eosin merupakan zat terlarut yang memiliki ukuran molekul yang besar sehingga molekul ini akan menumpuk pada lapisan permukaan dan akan menghalangi molekul lain untuk berosmosis. Jika semakin menumpuk pada permukaan membran maka akan
mengurangi luas penampang membran waluh dan dapat menurunkan transfer zat membran.
kesimpulan Dari hasil percobaan osmosis waluh ini dapat disimpulkan bahwa Semakin besar gradien atau perbedaan atau selisih Konsentrasi larutan sukrosa terhadap larutan isotonis sukrosa waluh maka akan semakin banyak transportasi zat yang melewati membran. Hal ini diakhibatkan semakin besarnya tekanan osmosis pada membran. Dan Semakin lama perendaman dalam Larutan sukrosa maka semakin menurunnya kecepatan (laju) Osmosis yang mampu dilakukan oleh membran waluh. Hal ini dikarenakan aliran perpindahan zat yang melewati membran dapat menyebabkan penumpukan zat terlarut pada permukaan membran. Penumpukan zat terlarut ini berupa zat yang tidak mampu melewati membran sehingga tertahan dipermukaan membran waluh.
DAFTAR PUSTAKA