









Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Bagaimana memahami manajemen layanan? Untuk memahami manajemen layanan, kita dapat melakukan pengamatan proaktif pada pemberian layanan IT yang dilakukan untuk memastikan agar sebelumnya target menyepakati tanggung jawab, kualitas, dan ketersediaan secara konsisten dapat terpenuhi.
Typology: Lecture notes
1 / 15
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
COBIT ( Control Objectives for Information and related Technology ) adalah suatu panduan standar praktek manajemen teknologi informasi dan sekumpulan dokumentasi best practices untuk tata kelola TI yang dapat membantu auditor, manajemen, dan pengguna untuk menjembatani pemisah (gap) antara risiko bisnis, kebutuhan pengendalian, dan permasalahan-permasalahan teknis. COBIT pertama kali diterbitkan pada tahun 199 6, kemudian edisi kedua dari COBIT diterbitkan pada tahun 1998. Pada tahun 2000 dirilis COBIT 3.0 dan COBIT 4.0 pada tahun 2005. Kemudian COBIT 4.1 dirilis pada tahun 2007 dan saat ini COBIT yang terakhir dirilis adalah COBIT 5. 0 yang dirilis pada tahun
Objectives for Information and Related Technology (COBIT 5) secara umum memiliki 5 prinsip dasar seperti pada gambar 2 poin 2. Gambar 2.2 5 prinsip pada COBIT 5 Berikut penjelasan 5 prinsip dasar dari cobit 5: Prinsip 1. Meeting Stakeholder Needs Keberadaan sebuah perusahaan untuk menciptakan nilai kepada stakeholdernya – termasuk stakeholders untuk keamanan informasi – didasarkan pada pemeliharaan keseimbangan antara realisasi keuntungan dan optimalisasi risiko dan penggunaan sumber daya yang ada. Optimalisasi risiko dianggap paling relevan untuk keamanan informasi. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda sehingga perusahaan tersebut harus mampu menyesuaikan atau melakukan customize COBIT 5 ke konteks perusahaan yang dimiliki. Prinsip 2. Covering the Enterprise End-to-End COBIT 5 mengintegrasikan IT enterprise pada organisasi pemerintahan dengan cara:
Security membawa pengetahuan dari versi ISACA sebelumnya seperti COBIT, BMIS, Risk IT, Val IT dengan panduan dari standar ISO/IEC 27000 yang merupakan standar ISF untuk keamanan informasi dan U.S. National Institute of Standars and Technology (NIST) SP 800 - 53A. Prinsip 4. Enabling a Holistic Approach Pemerintahan dan manajemen perusahaan IT yang efektif dan efisien membutuhkan pendekatan secara holistik atau menyeluruh. COBIT 5 mendefinisikan kumpulan pemicu yang disebut enabler untuk mendukung implementasi pemerintahan yang komprehensif dan manajemen sistem perusahaan IT dan informasi. Enablers adalah faktor individual dan kolektif yang mempengaruhi sesuatu agar dapat berjalan atau bekerja. Kerangka kerja COBIT 5 mendefinisikan 7 kategori enablers yang dapat dilihat pada gambar 2 point 3. Gambar 2 .3 COBIT 5 Enabler 7 enablers yang digunakan pada COBIT 5 meliputi:
5 Optimising Process – Proses Optimasi (dua atribut); Proses di atas terus ditingkatkan secara berkelanjutan untuk memenuhi tujuan bisnis saat ini dan masa depan. Gambar 2.6 Model Kematangan Proses dalam COBIT 5 Kelebihan COBIT Kelebihan yang ada pada cobit adalah:
HITA (Head IT Administration) Sekretaris Audit Kasi Standarisasi, Monitoring dan Evaluasi Telematika Pada pengukuran variable untuk menentukan tingkat kapabilitas dari setiap nilai proses dilakukan pemetaan kondisi capability model yang ditetapkan framework COBIT 5 kedalam nilai dengan skala 0 sampai 5.
Nilai 0 Incomplete Process
Nilai 1 Performed Process
Nilai 2 Managed Process
Nilai 3 Established Process
Nilai 4 Predictable Process
Nilai 5 Optimising Process Pada tahap pelaksanaan audit menurut Sarno (200 9 :33), tahapan pelaksanaan audit teknologi informasi meliputi:
Analisis Kondisi Eksisting Tahapan analisis kondisi eksisting dalam rencana Audit SI/TI merupakan kegiatan peninjauan kondisi perusahaan saat ini terutama yang berkaitan dengan aktivitas bisnis. Mengklasifikasikan proses bisnis yang tingkat resikonya tinggi (proses bisnis utama) maupun proses bisnis pendukung. Hasil penentuan tingkat resiko tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan dalam penyusunan ruang lingkup pelaksanaan audit yang diarahkan kepada proses bisnis yang didukung oleh teknologi informasi.
Pelaksanaan Audit SI/TI Mengacu kerangkat kerja COBIT yang akan didahulukan dengan proses penentuan ruang lingkup dan tujuan audit ( scope dan objective ) berdasarkan hasil penentuan tingkat resiko pada tahapan sebelumnya.
Penentuan Rekomendasi
Setelah audit SI/TI dilaksanaka, pengudit bertanggung jawab terhadap pengkomunikasian hasil audit kepada pihak manajemen terkait. Pengkomunikasian tersebut menghasilkan kesepakatan akan hasil audit yang kemudian akan disusun dalam laporan audit. Perekomundasian tersebut membutuhkan keahlian pengambilan keputusan, kebijakan dan pengetahuan akan proses audit. Laporan akhir dari audit seharusnya mempesentasikan gambaran saat ini dari situasi kemudian memungkinkan pihak menajemen untuk mengambil langkah yang diperlukan. Hasil dari pembahasan penerapan framework cobit 5 pada audit tata kelola teknologi informasi di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU pada domain Monitor, Evaluate, and Access (MEA) terhadap keadaan tata kelola teknologi informasi di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU. Dengan menggunakan capability model yang tergambarkan ke dalam bentuk angka dan grafik, sehingga hal ini dapat memudahkan dalam menganalisa dan memperkirakan kebutuhan teknologi informasi dimasa yang akan datang. Hasil seluruh atau tingkat model capability skala penelitian penerapan framework cobit 5 pada audit tata kelola teknologi informasi di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU yaitu skala 3 ( established process ) dengan nilai 3,18, yang artinya Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU ini sudah mengimplementasikan tata kelola Teknologi Informasi dengan menggunakan proses pelatihan yang telah ditetapkan dalam renstra, dan sudah mencapai target yang diharapkan. Akan tetapi Dinas Komunikasi dan Informatika ini masih harus tetap menjalankan tata kelola Tekologi Informasi dalam batasan waktu yang telah ditentukan atau waktu yang telah diprediksikan serta harus ditingkatkan secara berkelanjutan untuk memenuhi tujuan saat ini dan masa depan. Penulis juga mengambil jurnal atau artikel tentang “Evaluasi Sistem E- Government Kota Denpasar Menggunakan Framework COBIT 5 pada Domain Monitor, Evaluate, and Assess (MEA)”, yang melatar belakangi teknologi informasi (TI) memiliki peran yang sangat penting di dalam suatu organisasi untuk mendukung fungsi bisnis di dalam organisasi tersebut. Jika pemanfaatannya
Terdapat beberapa metode yang dilakukan oleh penulis diantaranya adalah sebagai berikut: Gambar 2.7 Metode Penelitian Tahap 1 – Perencanaan Penelitian Tahap perencanaan penelitian merupakan tahap awal yang penting untuk dilakukan dalam melakukan evaluasi. Tahap ini harus dilakukan secara matang agar kegiatan evaluasi dapat berjalan dengan terarah dan sistematis. Pada penelitian ini, tahap Perencanaan Penelitian dilakukan untuk memperoleh proses- proses domain MEA COBIT 5 yang terpilih sesuai dengan kebutuhan penelitian dan sebagai ruang lingkup. Tahap ini dilakukan dengan studi pendahuluan yang terdiri dari studi pustaka dan studi kasus. Studi pustaka digunakan untuk dapat memahami teori-teori manajemen dan tata kelola teknologi informasi dan pemahaman tentang framework COBIT 5. Tahap selanjutnya adalah perencanaan penilaian, yang dimana pada tahap ini dilakukan persiapan terhadap proses
pengambilan data-data yang menjadi inputan untuk tahap selanjutnya (tahap pengambilan dan penilaian data). Langkah awal dalam perencanaan penilaian adalah melakukan pemetaan atau mapping sasaran strategis Dinas Kominfo Kota Denpasar terhadap goal objectives COBIT 5 untuk mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan oleh sasaran strategis objek. Dari hasil mapping enterprise goals terhadap sasaran strategis tersebut, terpilih beberapa Enterprise Goals yang kemudian di mapping ke IT- related Goals. IT-related Goals yang terpilih pada pemetaan tersebut, digunakan sebagai inputan proses pemetaan selanjutnya, yaitu pemetaan IT- related Process domain MEA. Hasil dari proses-proses domain yang sesuai dan mendukung digunakan sebagai acuan penyusunan pertanyaan-pertanyaan evaluasi yang tertuang dalam form assessment. Daftar pertanyaan form assessment disusun berdasarkan standar base practice dan work product output domain MEA COBIT 5 menurut ISACA 2012 [ 14 ]. Tahap 2 – Penilaian Tahap penilaian dimulai dengan pemetaan atau mapping sasaran strategis yang berkaitan dengan pengembangan E-Government oleh Dinas Kominfo Kota Denpasar terhadap Enterprise Goals pada COBIT 5 yang disusun berdasarkan empat perspektif IT Balanced Scorecard. Tahap 3 – Pengambilan dan Pengolahan Data Setelah diketahui ruang lingkup evaluasi yang didapat dari pemetaan atau mapping IT- related Process domain MEA serta sasaran evaluasi, maka tahap selanjutnya adalah pengambilan dan pengolahan data. Tahap ini dilakukan dengan menyusun form assessment berdasarkan standar Process Assessment Model COBIT 5. Tahap 4 – Pelaporan Penilaian Tahap pelaporan penilaian merupakan tahap penulisan dari temuan- temuan evaluasi. Disini dilakukan penjabaran terhadap temuan- temuan evaluasi, yaitu kondisi manajemen TI saat ini untuk setiap proses domain MEA. Pada tahap ini juga dilakukan analisis gap. Analisis gap adalah analisis yang