Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Ideologies of the World and their Comparison with Pancasila, Exercises of Economic law

The meaning of ideology and its various types in the world, including communism, liberalism, and fascism. It provides a brief comparison between these ideologies and Pancasila, the official ideology of Indonesia. the fundamental differences between these ideologies in terms of their views on state, property, religion, human rights, and democracy. It also highlights the historical context and key figures associated with each ideology.

Typology: Exercises

2021/2022

Available from 01/12/2024

a1araby04_
a1araby04_ 🇮🇩

1 document

1 / 10

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
TUGAS MK. PANCASILA
Nama : Abdullah Rosyidi Lumban Gaol
NIM : 220200001
Fakultas: Hukum / Ilmu Hukum
MK : Pancasila
Kelas : 10 MBKM
Dosen : Ance Marintan D Sitohang, S.P., M.Div., M.Th.
Tugas : Menjabarkan 10 Ideologi Yang Ada Di Dunia Dan Membandingkannya Dengan Ideologi
Pancasila
10 IDEOLOGI DUNIA
A. Makna ideologi
Ideologi berasal dari kata Yunani “idea” dan “logo”. Ide berarti gagasan, konsep, pemahaman
dasar dan ideal sedangkan logo berarti pengetahuan. Istilah ideologi sendiri pertama kali disebutkan oleh
Antonie Destutt de Tracy (1754-1836), selama Revolusi Perancis untuk mendefinisikan sains sebagai
sebuah ide. Dalam pengertian biasa, "gagasan" disamakan dengan gagasan dan/atau cita-cita. Cita-cita
tujuan adalah cita-cita tetap yang cenderung mendorong orang untuk mencapainya, sehingga cita-cita itu
sekaligus menjadi landasan, cara pandang, atau pengertian bagi seseorang untuk bertindak. Jika suatu
negara memiliki ide untuk diterapkan atau ideal. Untuk mencapai hal tersebut, pada dasarnya setiap
negara memiliki ideologi masing-masing. >>
B. Macam-macam ideologi di Dunia dan Perbandingannya dengan Ideologi Pancasila
1. Komunisme
Komunisme adalah ideologi yang tidak mendukung kepemilikan individu. Pendukung interpretasi
ini termasuk Manifesto Komunis, yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engles, manifesto politik
pertama yang diterbitkan pada 21 Februari 1848. Karl Marx (Simamora, 1986: 114) argumen bahwa
negara adalah alat yang kuat, besjouis, dan digunakan untuk menekan semua upaya reformasi proletariat
dengan paksa jika perlu. Sementara negara berjuang untuk menjadi kelas penguasa, pemerintah menjadi
alatnya dan tidak mendengarkan tuntutan kelas lain. Dengan kata lain, pemerintah negara digunakan
sebagai kelompok kekuatan untuk menindas kelas bawah lainnya. Sejak saat itu, komunisme
memantapkan dirinya sebagai ideologi dan menjadi populer di negara lain. Gelombang komunisme saat
ini tidak lepas dari kehadiran Partai Bolshevik di Rusia. Gerakan komunis yang muncul selama ini dapat
dilihat sebagai perkembangan lebih lanjut dari partai Bolshevik yang didirikan oleh Lenin.
Berikut perbandingan singkat antara keduanya:
Sumber otorisasi: Ideologi komunis berfokus pada kekuatan negara, sedangkan Pancasila berfokus
pada kekuatan rakyat yang diwakili oleh pemerintah.
Properti: Ideologi komunis menganjurkan kepemilikan kolektif atas sumber daya ekonomi,
sedangkan Pancasila menganjurkan kepemilikan pribadi yang diatur oleh negara untuk
kepentingan nasional.
Agama: Ideologi komunis cenderung mengabaikan agama dan mempromosikan ateisme,
sedangkan Pancasila memandang agama sebagai bagian penting dari kehidupan sosial.
Hak asasi Manusia: Pancasila menekankan hak asasi manusia sebagai hak yang tidak dapat dicabut
dari setiap individu, sedangkan ideologi komunis cenderung menekankan hak kolektif dan
kesetaraan sosial.
Demokrasi: Pancasila menganjurkan demokrasi sebagai prinsip utama pemerintahan, sedangkan
ideologi komunis lebih otoriter dan terpusat.
2. Liberalisme
Liberalisme berasal dari kata latin “liberalis” yang berarti bebas, merdeka, tidak terikat dan tidak
tergantung. Dalam ideologi liberalisme ada tiga hal mendasar, yaitu hidup, kebebasan dan milik. Dalam
ajaran liberalisme, manusia pada hakekatnya adalah makhluk individu yang bebas, kokoh dan utuh,
begitu terpisah dari manusia lain sehingga keberadaan individu lebih penting daripada keberadaan
masyarakat. Tujuan utama dari setiap pemerintahan adalah untuk mendukung kebebasan, kesetaraan dan
keamanan semua warga negara. Liberalisme meyakini adanya kebenaran objektif yang dapat ditemukan
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa

Partial preview of the text

Download Ideologies of the World and their Comparison with Pancasila and more Exercises Economic law in PDF only on Docsity!

TUGAS MK. PANCASILA

Nama : Abdullah Rosyidi Lumban Gaol NIM : 220200001 Fakultas: Hukum / Ilmu Hukum MK : Pancasila Kelas : 10 MBKM Dosen : Ance Marintan D Sitohang, S.P., M.Div., M.Th. Tugas : Menjabarkan 10 Ideologi Yang Ada Di Dunia Dan Membandingkannya Dengan Ideologi Pancasila

10 IDEOLOGI DUNIA

A. Makna ideologi Ideologi berasal dari kata Yunani “idea” dan “logo”. Ide berarti gagasan, konsep, pemahaman dasar dan ideal sedangkan logo berarti pengetahuan. Istilah ideologi sendiri pertama kali disebutkan oleh Antonie Destutt de Tracy (1754-1836), selama Revolusi Perancis untuk mendefinisikan sains sebagai sebuah ide. Dalam pengertian biasa, "gagasan" disamakan dengan gagasan dan/atau cita-cita. Cita-cita tujuan adalah cita-cita tetap yang cenderung mendorong orang untuk mencapainya, sehingga cita-cita itu sekaligus menjadi landasan, cara pandang, atau pengertian bagi seseorang untuk bertindak. Jika suatu negara memiliki ide untuk diterapkan atau ideal. Untuk mencapai hal tersebut, pada dasarnya setiap negara memiliki ideologi masing-masing. B. Macam-macam ideologi di Dunia dan Perbandingannya dengan Ideologi Pancasila

1. Komunisme Komunisme adalah ideologi yang tidak mendukung kepemilikan individu. Pendukung interpretasi ini termasuk Manifesto Komunis, yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engles, manifesto politik pertama yang diterbitkan pada 21 Februari 1848. Karl Marx (Simamora, 1986: 114) argumen bahwa negara adalah alat yang kuat, besjouis, dan digunakan untuk menekan semua upaya reformasi proletariat dengan paksa jika perlu. Sementara negara berjuang untuk menjadi kelas penguasa, pemerintah menjadi alatnya dan tidak mendengarkan tuntutan kelas lain. Dengan kata lain, pemerintah negara digunakan sebagai kelompok kekuatan untuk menindas kelas bawah lainnya. Sejak saat itu, komunisme memantapkan dirinya sebagai ideologi dan menjadi populer di negara lain. Gelombang komunisme saat ini tidak lepas dari kehadiran Partai Bolshevik di Rusia. Gerakan komunis yang muncul selama ini dapat dilihat sebagai perkembangan lebih lanjut dari partai Bolshevik yang didirikan oleh Lenin. Berikut perbandingan singkat antara keduanya:  Sumber otorisasi: Ideologi komunis berfokus pada kekuatan negara, sedangkan Pancasila berfokus pada kekuatan rakyat yang diwakili oleh pemerintah.  Properti: Ideologi komunis menganjurkan kepemilikan kolektif atas sumber daya ekonomi, sedangkan Pancasila menganjurkan kepemilikan pribadi yang diatur oleh negara untuk kepentingan nasional.  Agama: Ideologi komunis cenderung mengabaikan agama dan mempromosikan ateisme, sedangkan Pancasila memandang agama sebagai bagian penting dari kehidupan sosial.  Hak asasi Manusia: Pancasila menekankan hak asasi manusia sebagai hak yang tidak dapat dicabut dari setiap individu, sedangkan ideologi komunis cenderung menekankan hak kolektif dan kesetaraan sosial.  Demokrasi: Pancasila menganjurkan demokrasi sebagai prinsip utama pemerintahan, sedangkan ideologi komunis lebih otoriter dan terpusat. 2. Liberalisme Liberalisme berasal dari kata latin “liberalis” yang berarti bebas, merdeka, tidak terikat dan tidak tergantung. Dalam ideologi liberalisme ada tiga hal mendasar, yaitu hidup, kebebasan dan milik. Dalam ajaran liberalisme, manusia pada hakekatnya adalah makhluk individu yang bebas, kokoh dan utuh, begitu terpisah dari manusia lain sehingga keberadaan individu lebih penting daripada keberadaan masyarakat. Tujuan utama dari setiap pemerintahan adalah untuk mendukung kebebasan, kesetaraan dan keamanan semua warga negara. Liberalisme meyakini adanya kebenaran objektif yang dapat ditemukan

melalui aktivitas pemikiran menurut metode penelitian, eksperimentasi, dan kontrol. Oleh karena itu pemerintah diarahkan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Adanya persaingan untuk kemajuan karena fungsi keuangan diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat. Karena persaingan bebas, pendapatan tetap menjadi milik pemilik modal atau pemberi kerja. Ideologi libertarian dan ideologi Pancasila juga berbeda secara mendasar dalam pandangan mereka tentang negara, masyarakat, dan hak-hak individu. Berikut perbandingan cepat antara keduanya:  Pandangan negara: Ideologi libertarian memandang negara sebagai pihak yang perannya harus dibatasi agar tidak memaksakan kebebasan individu, sedangkan Pancasila memandang negara sebagai pihak yang harus bertindak untuk memperjuangkan kepentingan bersama. Dalam Pancasila, hak individu dibatasi oleh kepentingan negara dan masyarakat.  Demokrasi: Pancasila menganjurkan demokrasi sebagai prinsip utama pemerintahan, sedangkan ideologi liberal melihat demokrasi sebagai satu-satunya bentuk pemerintahan yang dapat menjamin hak-hak individu.  Properti: Ideologi libertarian mendukung kepemilikan pribadi bebas yang hanya dibatasi oleh undang-undang, sedangkan Pancasila menganjurkan properti yang diatur negara untuk kepentingan nasional. Perbandingan di atas menunjukkan bahwa ideologi libertarian dan ideologi Pancasila memiliki perbedaan mendasar dalam banyak hal, seperti konsep negara dan hak individu.

3. Fasisme Fasisme adalah gerakan politik penindasan, nama fasisme berasal dari kata Latin “fasces” yang berarti kumpulan batang yang diikatkan pada kapak yang melambangkan pemerintahan di Roma kuno. Fasisme adalah produk ideologi yang berusaha memerangi prinsip-prinsip moral yang diturunkan kepada umat manusia melalui agama dan menggantikannya dengan budaya pagan yang rasis, haus darah, dan kejam. Fasisme sebenarnya adalah ideologi yang dibangun menurut hukum rimba, fasisme juga berusaha menyatukan individu dan komunitas untuk berpikir dan bertindak bersama, untuk mencapai tujuan tersebut, fasisme menggunakan kekerasan dan segala cara propaganda, bahkan melakukan genosida (genosida biasa) kelompok atau bangsa. Ideologi fasisme adalah ideologi politik yang mempertahankan kekuasaan mutlak tanpa demokrasi. Ada juga yang mengartikan bahwa ideologi fasisme adalah ideologi yang mengutamakan bangsanya sendiri dan memandang rendah bangsa lain. Fasisme didirikan oleh banyak pemikir Eropa berdasarkan budaya pagan ini pada abad ke-19 dan dipraktekkan oleh Italia dan Jerman, antara lain pada abad ke-20. Menurut Darmodiharjo (Afandi, 2012: Fasisme yang berkembang menjadi Nazisme di Jerman memiliki beberapa ciri antara lain: A. Setiap orang harus tunduk pada pemikiran yang ditentukan oleh ideologi. Dogma yang ditetapkan oleh para penegak ideologi harus diikuti tanpa kritik dan kepatuhan. B. Diktator, doktrin ini menjadikan kritik sebagai kejahatan. Perlawanan terhadap ajaran dan kekuasaan pemerintah ditumpas habis-habisan. C. Imperialisme adalah kebijakan (memaksa) pemerintahan seluruh dunia untuk kepentingan pribadi, dibentuk menjadi sebuah kerajaan (hak untuk memerintah). Bagi fasisme, keyakinan fanatik dan dogmatis adalah sesuatu yang pasti benar dan tidak bisa diperdebatkan lagi. Bagi orang fasisme tidaklah setara, ketimpanganlah yang mendorong lahirnya idealisme mereka.Di bawah fasisme, pria lebih tinggi dari wanita, tentara lebih tinggi dari warga sipil, partisan adalah mayoritas, satu bangsa lebih tinggi dari yang lain, dan yang kuat harus menang atas yang lemah. Kode etik berdasarkan kekerasan dan kebohongan. Menurut fasisme, negara adalah satu, sehingga istilah "oposisi" tidak dikenal. Jika ada yang melawan kehendak negara, mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan. Menurut prinsip fasis, pemerintahan harus dijalankan oleh segelintir elit yang lebih tahu apa yang diinginkan semua anggota masyarakat. Dalam hal ketidaksepakatan, kehendak elit berlaku.Untuk mencapai tujuannya, fasisme bersifat total, meminggirkan apa yang dianggap “pinggiran”.Inilah yang dialami wanita saat ditempatkan hanya di ruang 3K, yaitu: Kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan Kirche (gereja). Kaum fasis menjalankan kontrol yang sangat ketat terhadap anggota masyarakat. Adapun lawan, tindakan kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan memicu totalitarianisme. Menurut doktrin fasis, elit di negara lebih baik daripada dukungan massa dan karena itu dapat menggunakan kekerasan terhadap rakyat. Dalam interaksi antar negara, mereka melihat bahwa bangsa

sedangkan nasionalisme cenderung mengutamakan kepentingan satu bangsa khususnya negara.  Kepemilikan: Pancasila mengutamakan harta milik negara untuk kepentingan nasional, sedangkan nasionalisme mengutamakan harta milik pribadi yang dapat bermanfaat bagi bangsa.  Hak minoritas: Pancasila menempatkan hak minoritas dalam kerangka kebebasan individu, sedangkan nasionalisme cenderung mengutamakan hak mayoritas.  Agama:Pancasila menempatkan agama sebagai aspek penting dalam kehidupan bermasyarakat, tetapi tidak memihak pada agama tertentu, sedangkan nasionalisme cenderung menempatkan agama sebagai identitas nasional yang utama.  Demokrasi: Pancasila menganjurkan demokrasi sebagai prinsip dasar pemerintahan, sedangkan nasionalisme cenderung menekankan kekuatan negara yang terkonsentrasi dan kuat. Perbandingan di atas menunjukkan bahwa ideologi nasionalis dan ideologi Pancasila memiliki kesamaan tertentu dalam hal nasionalisme dan kepentingan nasional. Namun, ada juga perbedaan mendasar dalam hal kebebasan individu, hak minoritas, agama dan demokrasi. Meskipun Pancasila menekankan kepentingan nasional, kebebasan individu dan hak-hak minoritas juga merupakan prinsip dasar dari ideologi ini.

5. Konservatisme Konservatisme adalah ideologi politik yang ingin menjaga tradisi dan stabilitas sosial, melestarikan institusi yang ada, menginginkan perkembangan yang progresif, dan menentang perubahan radikal, atau singkatnya Konservatisme adalah filosofi politik yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional. Karena budaya yang berbeda memiliki nilai yang berbeda, kurator dari budaya yang berbeda memiliki tujuan yang berbeda. Selama Revolusi Prancis 1789, konservatisme mulai muncul sebagai sikap atau garis pemikiran tertentu. Banyak yang berpendapat bahwa munculnya konservatisme bahkan lebih awal, pada masa-masa awal Reformasi. Minat yang lebih besar pada organisasi pemerintah dan gereja Agama dianggap sebagai motor penggerak utama selain upaya melestarikan tradisi dan adat istiadat dalam tata kehidupan masyarakat, sebagai perbandingan Institusi mapan seperti keluarga, gereja dan negara semuanya dianggap suci, Konservatisme juga menentang radikalisme dan skeptisisme. Konservatisme ditandai dengan gejala-gejala berikut: A. Masyarakat harus memiliki struktur (organisasi) yang stabil sehingga orang tahu bagaimana berperilaku dengan orang lain. B. Pandangan konservatif adalah bahwa pengaturan kekuasaan yang adil memastikan perlakuan yang sama untuk semua, sehingga diperlukan pemerintah dengan kekuatan yang mengikat tetapi dengan akuntabilitas. C. Pengertian ini menekankan tanggung jawab membantu yang lemah dari yang kuat dalam masyarakat. Golongan konservatif inilah yang menciptakan kesejahteraan dengan program jaminan sosial bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Edmund Burke (1729-1797) sangat menentang Revolusi Prancis dan bersimpati dengan beberapa tujuan Revolusi Amerika. Burke mengembangkan ide-ide ini sebagai tanggapan atas konsep masyarakat yang "tercerahkan" yang dijalankan oleh nalar abstrak. Ideologi konservatisme dan ideologi Pancasila memiliki kesamaan dalam pandangan mereka tentang nilai-nilai tradisional dan kekuatan negara yang kuat. Namun, ada juga perbedaan pendapat yang mendasar mengenai kemajuan sosial, kebebasan individu dan hak-hak minoritas. Berikut adalah perbandingan singkat antara keduanya:  Nilai-nilai tradisional: Konservatisme dan pancasila sama-sama menganjurkan nilai-nilai tradisional sebagai landasan kehidupan sosial dan politik.  Kekuasaan pemerintah: Konservatisme dan Pancasila sangat berpihak pada kekuasaan negara, tetapi Pancasila lebih menekankan prinsip kekuasaan rakyat yang diwakili oleh pemerintah.  Kemajuan sosial: Pancasila menganjurkan kemajuan sosial yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia, sedangkan konservatisme cenderung berpihak pada kemajuan yang dicapai oleh elit dan kelompok yang sudah kuat.  Kebebasan pribadi: Pancasila menempatkan kebebasan individu sebagai salah satu prinsip dasarnya, sementara konservatisme cenderung menekankan tatanan sosial di atas kebebasan individu.  Hak minoritas: Pancasila menempatkan hak-hak minoritas dalam kerangka kebebasan individu dan persamaan di depan hukum, sementara konservatisme cenderung berlaku dalam pandangan mayoritas.

Perbandingan di atas menunjukkan bahwa ideologi konservatif dan ideologi Pancasila memiliki kesamaan tertentu dalam hal nilai-nilai tradisional dan kekuatan negara yang kuat. Namun, Pancasila lebih menekankan kebebasan individu dan hak-hak minoritas sebagai prinsip dasar, sedangkan konservatisme cenderung lebih menekankan tatanan sosial dan pandangan mayoritas yang dominan, lebih dari itu.

6. Marxisme Ideologi ini dikembangkan oleh Karl Marx.(Wijianto, 2004:56) Ideologi Marxisme-Leninisme mencakup sistem ideologi yang dimulai dari tataran nilai dan prinsip dasar dan selanjutnya dikembangkan menjadi kegiatan praktis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ideologi Marxisme mencakup ajaran dan pemahaman tentang: A. hakikat realitas alam berupa ajaran materialisme dialektika dan ateisme B. mengajarkan makna sejarah sebagai materialisme sejarah dibandingkan dengan standar yang kaku tentang bagaimana mengatur masyarakat, bahkan pada Bagaimana seharusnya individu hidup? C. legitimasi monopoli kekuasaan oleh sekelompok orang atas nama rakyat proletariat. D. Selain itu, Profesor Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. (Wijianto, 2004: 56) juga menyebutkan bahwa titik tolak dan inti ajaran Karl Marx adalah kritik dan penindakan terhadap struktur dan sistem sosial yang eksploitatif berdasarkan ideologi kapitalis. Pemikiran Karl Marx kemudian dikembangkan oleh Engels dan Lenin dan disebut ideologi sosialis- komunis. Andi (2008) berpendapat bahwa ideologi yang dikemukakan oleh Karl Marx dan para pengikutnya merupakan ideologi yang muncul sebagai respon terhadap ideologi kapitalis. Kedua ideologi ini, Marxisme dan kapitalisme, saling bertentangan. Ideologi yang dikemukakan oleh Karl Marx menekankan kolektivisme, sedangkan ideologi kapitalis menekankan individualisme. Namun, pandangan Marx tentang konsep ideologi dan implementasinya memiliki sisi positif dan negatif. Sisi negatif pandangan Karl Marx bersumber dari kesimpulan analitis yang dibuatnya. Kesimpulan analisis yang dilakukan oleh Karl Marx menegaskan bahwa ideologi hanyalah ilusi, pandangan dunia yang menyimpang, dan kekeliruan (Heywood, 1998: 27). Selain aspek negatif tersebut, pandangan Karl Max juga memiliki sisi positif yaitu lebih menekankan pada kolektivisme dalam ideologi yang dia terapkan. Fokus pada kolektivisme sangat baik bila diterapkan pada masa kini. Hal ini disebabkan meningkatnya derajat individualisme dalam kehidupan bermasyarakat saat ini. Oleh karena itu, mengadopsi ideologi ini dapat mengurangi tingkat individualisme masyarakat.  Tokoh ideologi Marxisme, Karl Marx adalah sumber ideologi ini.  Negara-negara yang mengikuti ideologi Marxis ini adalah Inggris, Belanda, Portugal, Prancis, dan Spanyol. Ideologi marxisme dan ideologi Pancasila memiliki perbedaan yang mendasar dalam pandangan mereka tentang kepemilikan dan pemerintahan. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama untuk mencapai kesetaraan sosial dan keadilan, namun cara untuk mencapai tujuan tersebut berbeda. Berikut adalah perbandingan singkat antara keduanya:  Kepemilikan: Pancasila mengakui hak milik pribadi dan menganjurkan kepemilikan yang diatur oleh negara untuk kepentingan nasional, sementara marxisme menolak kepemilikan pribadi dan menekankan pada kepemilikan kolektif oleh kelas pekerja.  Pemerintahan: Pancasila menganjurkan demokrasi sebagai prinsip utama dalam pemerintahan, sementara marxisme mengajukan konsep negara kelas pekerja yang diwakili oleh partai komunis.  Hak asasi manusia: Pancasila menempatkan hak-hak asasi manusia sebagai prinsip dasar, sementara marxisme menekankan pada kepentingan kolektif kelas pekerja.  Agama: Pancasila menempatkan agama sebagai salah satu aspek penting dari kehidupan bermasyarakat, tetapi tidak mengutamakan satu agama tertentu, sementara marxisme menolak agama dan menganggapnya sebagai "opium bagi rakyat".  Ekonomi: Pancasila menganjurkan ekonomi campuran yang menggabungkan sistem pasar dan kontrol negara, sementara marxisme menekankan pada kepemilikan kolektif atas sumber daya dan pengelolaan ekonomi oleh negara.

Timur. Asia Tengah dan Selatan. Neoliberalisme adalah posisi politik yang menekankan kebutuhan untuk persaingan pasar bebas. Liberalisme adalah ideologi (serangkaian ide yang terorganisir) dan praktik (peraturan kebijakan). Pinsip-prinsip Neoliberalisme adalah: A. Keyakinan bahwa perkembangan ekonomi yang berkelanjutan adalah penting untuk mencapai kemajuan umat manusia. B. Kepercayaan diri bahwa pasar bebas adalah tempat alokasi sumber daya yang paling efektif. C. Penekanannya pada peran minimal intevensi Negara dalam hubungan social dan ekonomi. D. Komitmennya pada kemerdekaan perdagangan dan permodalan.  Tokoh-tokoh ideologi neoliberalisme Milton Friedman bersama Friedrich August Hayek (ekonom dari Austria) menjadi peletak dasar bangunan Neoliberalisme. Ideologi neoliberalisme dan ideologi Pancasila memiliki perbedaan yang mendasar dalam pandangan mereka tentang ekonomi, negara, dan hak asasi manusia. Berikut adalah perbandingan singkat antara keduanya:  Ekonomi: Neoliberalisme menganjurkan pasar bebas, privatisasi, dan deregulasi sebagai cara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan efisien, sementara Pancasila menganjurkan ekonomi campuran yang menggabungkan sistem pasar dan kontrol negara.  Negara: Neoliberalisme menekankan pada pengurangan peran negara dalam perekonomian dan menganjurkan privatisasi sektor publik, sementara Pancasila mengakui peran penting negara dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan ekonomi untuk kepentingan nasional.  Hak asasi manusia: Pancasila menempatkan hak-hak asasi manusia sebagai prinsip dasar, sedangkan neoliberalisme menganggap bahwa pasar bebas dapat memberikan kemakmuran dan kesejahteraan, yang dapat memperkuat hak asasi manusia.  Kesejahteraan sosial: Pancasila menempatkan kesejahteraan sosial sebagai prinsip utama, sementara neoliberalisme menganggap bahwa keuntungan dan pertumbuhan ekonomi akan menghasilkan kesejahteraan sosial.  Lingkungan: Neoliberalisme menempatkan keuntungan sebagai tujuan utama, dan seringkali mengabaikan dampak lingkungan dari kegiatan ekonomi, sementara Pancasila menganjurkan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan untuk kepentingan nasional. Perbandingan di atas menunjukkan bahwa ideologi neoliberalisme dan ideologi Pancasila memiliki perbedaan mendasar dalam pandangan mereka tentang ekonomi, negara, dan hak asasi manusia. Neoliberalisme menganjurkan pasar bebas, privatisasi, dan deregulasi, dan menekankan pengurangan peran negara dalam perekonomian, sementara Pancasila mengakui peran penting negara dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan ekonomi untuk kepentingan nasional. Pancasila menempatkan kesejahteraan sosial sebagai prinsip utama dan mengutamakan hak asasi manusia, sedangkan neoliberalisme menganggap bahwa pasar bebas dan pertumbuhan ekonomi akan menghasilkan kesejahteraan sosial dan memperkuat hak asasi manusia.

9. Demokrasi Islam Islam lahir dari proses pemikiran yang melahirkan keyakinan yang kokoh terhadap keberadaan atau eksistensi Tuhan sebagai Pencipta dan Pengatur Kehidupan, alam semesta dan segala isinya, termasuk manusia. Semenjak lahir percaya pada keadilan dan kekuatan Tuhan yang mahatahu dan totaliter, Allah telah menurunkan aturan hidup, yaitu syariat Islam yang sempurna dan untuk manusia. Syariat Islam bersumber dari Al Quran dan Al Hadits. memercayai itu adalah tumbuhnya keyakinan akan adanya seorang utusan umat manusia, seorang pemandu dan mengajar orang untuk mematuhi pencipta mereka, dan percaya pada keberadaan hari pertemuan dengan Allah SWT. Aturan hidup yang dimaksud adalah aturan hidup berasal dari wahyu Allah. Dari peraturan yang mengikat individu atau masyarakat dan sistem negara secara keseluruhan. Ciri-ciri ideologi Demokrasi islam : A. Wahyu Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Menjadi landasannya. B. Dasar kepemimpinan ideologis (menyatukan antara hukum Allah SWT dengan kehidupan).

C. Kesesuaian dengan fitrah. segala aturan apapun harus berasal dari Allah SWT melalui wahyu- Nya. D. Pembuat hukum dan aturan ( Allah SWT lewat wahyu-Nya). E. Seluruh perbuatan terikat dengan hukum syaro‟. Perbuatan bisa dilakukan bila sesuai dengan hukum syaro‟. F. Tujuan tertinggi yang hendak dicapai ditetapkan oleh Allah SWT. G. Tolok ukur kebahagiaan yaitu mencapai ridho Allah SWT, yang terletak dalam ketaatan dalam setiap perbuatan. H. Kebebasan pribadi dalam berbuat yang distandarisasi oleh hukum syaro‟. Bila sesuai, bebas dilakukan. Bila tidak, maka tidak boleh dilakukan. I.Pandangan terhadap masyarakat yang merupakan kumpulan individu yang memiliki perasaan dan pemikiran yang satu serta diatur oleh hukum yang sama. J. Dasar perekonomian yaitu setiap orang bebas menjalankan perekonomian dengan membatasi sebab pemilikan dan jenis pemiliknya. Sedangkan jumlah kekayaan yang dimiliki tidak boleh dibatasi. Pengikut ideologi Islam percaya bahwa sebelum kehidupan berasal dari Allah SWT, ketika hidup bertujuan untuk mencapai ridha-Nya, lalu mati telah kembali kepada-Nya dengan perhitungan. Ideologi Islam dimulai diwujudkan dalam sistem pemerintahan Islam sejak tahun 622 M di Madinah oleh Rosululloh SAW. Sepanjang sejarahnya, ideologi ini mampu memberikan solusi dan kemakmuran bagi rakyat. Data ideologi demokrasi Islam Ini pertama kali ditemukan oleh Jamal-al-Din Afghani atau Sayyid Muhammad bin Safdar al-Husain (1838 - 1897)  ideologi Islam telah diadopsi di Turki. Tapi tidak lagi dilakukan sejak 3 Maret 1924, hari jatuhnya Khalifah Kesultanan Utsmaniyah. Dari Saat itu, Islam sebagai ideologi sudah tidak berlaku lagi secara keseluruhan.

10. Anarchisme Ideologi anarkis ini terikat dengan Mikail Bakunin yang percaya bahwa kebebasan individu yang utuh hanya dapat dicapai setelah kehancuran negara dan lembaga pendukungnya. Pemahaman anarkisme ini mengajarkan bahwa satu-satunya otoritas dengan kekuatan moral dan legitimasi adalah otoritas yang diberikan oleh individu itu sendiri. Tidak seorang pun dapat dipaksa untuk mengambil tindakan apa pun selain tindakannya sendiri. Pengembangan aturan dan kebijakan merupakan hak prerogatif setiap individu, karena ia memiliki kepentingan dan kebutuhan. Dengan demikian, menurut kaum anarkis, tatanan sosial yang tertinggi dan paling bermoral sebenarnya datang dari siapa saja yang memiliki rasa saling ketergantungan yang besar dengan orang lain. Dan kebebasan dan kebebasan dalam saling ketergantungan adalah satu-satunya sumber otoritas yang sah bagi individu. Bisa dikatakan, selain kebebasan individu, anarkisme juga menganut persatuan dan persamaan seperti sosialisme. Pada dasarnya, penekanan ideologi anarkis bukanlah pada kekerasan dan tindakan langsung, tetapi pada pendidikan dan kesadaran umum tentang sifat manusia. Namun, sepanjang sejarah, kaum anarkis sering menggunakan kekerasan sebagai sarana ampuh untuk mempromosikan ide-ide mereka. Ideologi anarkisme dan ideologi Pancasila memiliki perbedaan yang sangat mendasar dalam pandangan mereka tentang kekuasaan, negara, dan sosialisme. Berikut adalah perbandingan singkat antara keduanya:  Kekuasaan: Anarkisme menolak segala bentuk kekuasaan atau otoritas, sedangkan Pancasila mengakui adanya kekuasaan yang diatur oleh negara demi kepentingan nasional dan masyarakat.  Negara: Anarkisme menolak keberadaan negara secara radikal dan menganggapnya sebagai sumber penindasan dan perbudakan, sedangkan Pancasila mengakui pentingnya negara dalam mengatur kehidupan masyarakat dan menjaga stabilitas nasional.  Sosialisme: Anarkisme menganggap bahwa kebebasan individu hanya dapat dicapai dengan menghapus negara dan kapitalisme, sementara Pancasila menganjurkan sistem ekonomi yang mencakup pengaturan pasar dan kontrol negara untuk mencapai kesejahteraan sosial.  Hak asasi manusia: Anarkisme menempatkan hak asasi manusia sebagai prinsip utama, sedangkan Pancasila mengakui hak asasi manusia sebagai nilai yang penting namun juga menempatkan kepentingan negara sebagai yang terutama.

 Keadilan Sosial: Kapitalisme menempatkan keuntungan dan kemakmuran individu sebagai tujuan utama, sedangkan Pancasila mengakui pentingnya mencapai keadilan sosial dan mengimbangi kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat.  Hak Asasi Manusia: Kapitalisme mengakui hak asasi individu seperti hak milik, hak kontrak, dan kebebasan berpendapat, sedangkan Pancasila mengakui hak asasi manusia yang mencakup hak atas pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, dan kebebasan beragama.  Etika Bisnis: Kapitalisme mengakui nilai-nilai seperti persaingan, keuntungan, dan pertumbuhan ekonomi sebagai bagian dari etika bisnis, sedangkan Pancasila mengakui pentingnya etika dan moral dalam bisnis untuk menjaga keadilan dan keseimbangan sosial.  Kepemilikan: Kapitalisme menganjurkan kepemilikan swasta sebagai landasan ekonomi, sedangkan Pancasila mengakui pentingnya kepemilikan yang terkendali dan diatur oleh negara untuk mencapai keadilan sosial. Perbandingan di atas menunjukkan bahwa ideologi kapitalisme dan ideologi Pancasila memiliki perbedaan mendasar dalam pandangan mereka tentang sistem ekonomi, keadilan sosial, dan hak asasi manusia. Kapitalisme menempatkan keuntungan dan kemakmuran individu sebagai tujuan utama, sementara Pancasila mengakui pentingnya mencapai keadilan sosial dan mengimbangi kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat. Kapitalisme menganjurkan kepemilikan swasta sebagai landasan ekonomi, sementara Pancasila mengakui pentingnya kepemilikan yang terkendali dan diatur oleh negara untuk mencapai keadilan sosial. Perbedaan-perbedaan tersebut menunjukkan bahwa ideologi kapitalisme dan ideologi Pancasila memiliki konsep yang sangat berbeda dalam mengatur kehidupan sosial dan ekonomi. Kesimpulan Pertama-tama, penting untuk dipahami bahwa ideologi adalah suatu pandangan atau keyakinan tentang bagaimana masyarakat harus diatur dan dikelola. Ada berbagai jenis ideologi di dunia, termasuk kapitalisme, sosialisme, dan demokrasi. Setiap ideologi memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing, serta cocok untuk konteks dan kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda. Indonesia sendiri telah memiliki ideologi yang tertuang dalam Pancasila. Pancasila dianggap sebagai ideologi dasar bagi negara Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, demokrasi, persatuan, dan ketuhanan yang maha esa. Oleh karena itu, sebelum mempertimbangkan untuk menerapkan ideologi dari luar, penting untuk memperhatikan apakah ideologi tersebut sudah sesuai dengan nilai-nilai dasar yang telah ada di Indonesia. Selain itu, Indonesia memiliki konteks sosial, politik, dan ekonomi yang unik. Faktor-faktor seperti keragaman budaya, tingkat kemiskinan, ketimpangan ekonomi, dan kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi kesesuaian ideologi yang diterapkan di Indonesia. Oleh karena itu, perlu melakukan analisis yang cermat dan terperinci terlebih dahulu sebelum memutuskan apakah ideologi yang ada di dunia cocok untuk diterapkan di Indonesia. Dalam hal ini, pendapat saya pribadi ideologi pancasila adalah ideologi yang peling relevan untuk diterapkan di Indonesia, idelogi-ideologi lain mungkin saja dapat diterapkan di Indonesia namun pada akhirnya tidak dapat mengikat seluruh WNI dalan satu kesatuan. Tentunya hal ini akan menimbulkan banyak sekali pergesekan dimana-mana.