Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

I.Hubungan Penilaian Mesin dengan Internation, Study notes of Economics

kjkjkjkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj

Typology: Study notes

2020/2021

Uploaded on 01/17/2021

muti-ara
muti-ara 🇮🇩

5

(1)

5 documents

1 / 1

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
I. Hubungan Penilaian Mesin dengan International Accounting Standards
Di dalam International Accounting Standards (IAS) 16 tentang Property,
Plant, and Equipment diatur perlakuan akuntansi untuk asset tetap. Dengan
demikian, dari suatu laporan keuangan dapat diketahui sejumlah informasi mengenai
investasi suatu entitas di aset tetap dan perubahan atas aset tersebut. Menurut IAS
16, yang dikatakan ciri aset tetap adalah aset yang digunakan untuk operasi usaha
(tidak untuk dijual), digunakan dalam jangka waktu lama dan terdepresiasi, memiliki
physical substance (memiliki ukuran dan bentuk yang jelas). Dalam mengukur mesin
dan peralatan milik suatu entitas, terapat dua kebijakan akuntansi terhaap penilaian
asset tetap yaitu model biaya (cost model) an model revaluasi. Pada model biaya,
asset tetap dicatat sebagai biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi rugi penurunan asset setelah asset diakui. Entitas usaha harus
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama untuk semua aset. Pada model biaya
(cost method), asset dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan dan rugi penurunan nilai aset. Pada model revaluasi, aset tetap yang
memiliki nilai wajar harus dicatat pada jumlah revaluasian dimana nilai wajar pada
tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan
nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
Penentuan nilai wajar dari pabrik dan peralatan menggunakan nilai pasar
yang menjadi dasar penilaian yang ditentukan oleh penilai. Jika aset bersifat khusus
dan jarang diperjualbelikan sehingga di pasar tidak ada yang bisa dijadikan dasar
penentuan nilai wajar, maka entitas bisa menggunakan pendekatan pendapatan
atau biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost
approach) untuk mengestimasi nilai wajar. Frekuensi revaluasi

Partial preview of the text

Download I.Hubungan Penilaian Mesin dengan Internation and more Study notes Economics in PDF only on Docsity!

I. Hubungan Penilaian Mesin dengan International Accounting Standards Di dalam International Accounting Standards (IAS) 16 tentang Property, Plant, and Equipment diatur perlakuan akuntansi untuk asset tetap. Dengan demikian, dari suatu laporan keuangan dapat diketahui sejumlah informasi mengenai investasi suatu entitas di aset tetap dan perubahan atas aset tersebut. Menurut IAS 16, yang dikatakan ciri aset tetap adalah aset yang digunakan untuk operasi usaha (tidak untuk dijual), digunakan dalam jangka waktu lama dan terdepresiasi, memiliki physical substance ( memiliki ukuran dan bentuk yang jelas ). Dalam mengukur mesin dan peralatan milik suatu entitas, terapat dua kebijakan akuntansi terhaap penilaian asset tetap yaitu model biaya (cost model) an model revaluasi. Pada model biaya, asset tetap dicatat sebagai biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan asset setelah asset diakui. Entitas usaha harus menerapkan kebijakan akuntansi yang sama untuk semua aset. Pada model biaya (cost method), asset dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai aset. Pada model revaluasi, aset tetap yang memiliki nilai wajar harus dicatat pada jumlah revaluasian dimana nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Penentuan nilai wajar dari pabrik dan peralatan menggunakan nilai pasar yang menjadi dasar penilaian yang ditentukan oleh penilai. Jika aset bersifat khusus dan jarang diperjualbelikan sehingga di pasar tidak ada yang bisa dijadikan dasar penentuan nilai wajar, maka entitas bisa menggunakan pendekatan pendapatan atau biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost approach) untuk mengestimasi nilai wajar. Frekuensi revaluasi