



Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
ahabeyubdhdbdyevehdjdb gayhahah gddvda agagag
Typology: Thesis
1 / 5
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Ayattullah Alhusaini / 15524073 Asisten: Ahmad Mursali Tanggal praktikum: 14 Maret 2018 15524073@student.uii.ac.id Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia
Abstrak —Pengujian polaritas suatu transformator adalah suatu hal yang perlu untuk dilakukan, karena dengan mengetahui polaritas transformator tersebut maka kita dapat memparalel 2 buah transformator atau lebih. Sebuah transformator yang akan diparalel atau bagian transformator satu fase akan dihubungkan dalam rangkaian tigas fase maka polaritas transformator tersebut harus diketahui agar persambungan dapat dikerjakan dengan benar. Penentuan polaritas transformator dapat diakukan dengan salah satu terminal kumparan tegangan tinggi (TT) dihubungkan dengan terminal tegangan rendah, terminal lainnya dihubungkan dengan voltmeter (V’). Pada sisi TT diberikan sumber tegangan kemudian diukur besar tegangannya dengan volmeter (V). Jika V’ lebih besar dari pada V maka trafo ini memiliki polaritas addictive dan sebaliknya jika V’ lebih kecil dibandingkan V maka polaritas bersifat subtracktive. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa V’ lebih kecil dengan V maka polaritas transformator adalah subtractive. Dimana V = 220 dan V’ = 110. Pada percobaan perbandingan transformator, adalah untuk mengetahui perbandingan transformator tersebut dan mengetahui apakah termasuk Step-UP atau Step-Down. Pada hasil pengukuran sumber TT tanpa beban didapat Vp 220V dan Vs 110V, sehingga dapat diketahui bahwa transformator ini adalah Step-Down, dengan Is = 0,3A, karena tanpa beban untuk Is = 0. Pada percobaan dengan beban didapat Ip = 0,8A, Is = 1,15A dan lampu nyala, namun ada lampu yang redup. Pada hasil pengukuran dengan sumber tegangan rendah (TR) tanpa beban, didapat Vp = 110V dan Vs = 220V, sehingga ini adalah transformator Step-UP, dengan Ip = 1A, karena tanpa beban maka Is = 0. Kemudian untuk pengukuran berbeban didapat Ip = 4,2A dan Is = 1,75A. Dari setiap percobaan berbeban output arus (Is) tidak sesuai dengan perhitungan rumus, ini artinya adanya rugi-rugi trafo.
Kata kumci - Polaritas Transformator; Additive; Subtractive; Step-UP; Step-Down.
I. Pendahuluan Apabila sebuah transformator akan diparalelkan atau ingin membuat sambungan-sambungan pada transformator maka harus diketahui polaritasnya. Polaritas suatu transformator diketahui melalui arah lilitannya. Untuk mengetahui arah lilitannya maka diperlukan tes polaritas. Funsgi daripada polaritas transformator itu sendiri adalah untuk menentukan kutub-kutub, apakah kutub positif atau kutub negatif. Sehingga pada saat proses persambungan dapat dikerjakan dengan benar. Ada 2 metode yang dapat dilakukan untuk menentukan polaritas trafo, yaitu Additive dan Subtractive. Bersifat Additive jika pembacaan V’ (pengukuran tegangan antar terminal kumparan primer dan sekunder) lebih besar dari V. Ini artinya emf kedua kumparan saling menjumlahkan sehingga transformator ini mempunyai polaritas additive. Sebaliknya jika V’ lebih kecil dari V, maka transformator ini mempunyai polaritas Subtractive (saling mengurangi). Pada percobaan perbandingan transformator, besarnya perbandingan tegangan sisi primer (Vp) dan tegangan sisi sekunder (Vs) ternyata harganya sama dengan perbandingan antara tegangan E1 (primer) dan tegangan E2 (sekunder). Atau disebut dengan perbandingan transformator. Dari
perbandingan transformator maka dapat kita ketahui, apakah transformator step-UP atau Step-Down. Transformator Step Up atau transformator menaikan tegangan adalah tranformator yang digunakan untuk menaikkan tegangan dari tegangan rendah ke tegangan yang lebih tinggi. Transformator Step-Down atau transformator penurun tegangan adalah transformator yang digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah. Transformator step-UP mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np). Transformator Step-down mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns). Selain itu dari perbandingan transformator maka kita dapat menentukan arus sekunder. Sehingga kita dapat juga mengetahui efisiensi transformator.
II. Tinjauan Pustaka II.A. Uji Polaritas Transformator Transformator adalah peralatan listrik yang berfungsi mengubah nilai suatu tegangan (e1) menjadi nilai tegangan yang lain (e2) pada frekwensi dan daya yang tetap. Transformator memiliki 2 bagian lilitan, yaitu lilitan sekunder dan lilitan primer, trafo terdiri dari 2 jenis, yaitu trafo step up yang berfungsi menaikan tegangan dan trafo step down yang berfungsi sebagai penurun tegangan. Tegangan primer trafo disebut e1, sedangkan e2 disebut tegangan sekunder pada trafo. Menentukan polaritas transformator adalah hal yang harus dilakukan karena akan diperlukan ketika ingin memparalel transformator atau ingin melakukan persambungan pada transformator. Polaritas transformator relative terminal primer terhadap sekunder dapat diketahui dari proses test polaritas. Dimana jika hasil pengukuran antara terminal primer dan sekunder (V’) lebih besar dari V maka emf pada kedua kumparan artinya saling menjumlahkan atau disebut dengan addtive. Dan sebaliknya jika hasil V’ lebih kecil daripada V maka artinya emf pada kedua kumparan saling mengurangi, atau disebut Subtractive. II.B. Perbandingan Transformator Jika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan arus AC, maka pada kumparan primer timbul garis- garis gaya magnet yang berubah-ubah. Perubahan garis-garis gaya dari kumparan primer ini menginduksi kumparan sekunder sehingga pada kumparan sekunder timbul arus bolak-balik. Dengan memilih jumlah lilitan yang sesuai untuk tiap kumparan dapat dihasilkan GGL kumparan sekunder yang berbeda dengan GGL kumparan primer. Hubungan GGL atau tegangan primer (Vp) tegangan sekunder (Vs), jumlah lilitan kumparan primer (np) dan jumlah lilitan kumparan sekunder (ns) dapat dinyatakan dengan rumus ;
Vp 220V Vs 110V V Jala-jala 220V V’ 110V Ip 0,3A Is 0A
Pada perbandingan transformasi sumber TT, pada kumparan primer merupakan sumber tegangan tinggi, karena pada sisi ini kumparannya paling banyak dibandingan sekundernya. Dari hasil data diatas didapat bahwa Vp = 220V dan Vs = 110V. Ini artinya trafo ini bekerja sebagai trafo step-Down. Untuk Is = 0A dikarenakan tanpa beban.
B. Berbeban
Parameter Nilai Vp 220V Vs 107,6V V jala-jala 220V Ip 0,8A Is 1,15A
Pada percobaan berbeban pada tegangan Vs turun menjadi 107,6V ini artinya adanya rugi-rugi. Pada arus primer menjadi 0,8A dan Is = 1,15A. Kita dapat menentukan arus sekunder ini dengan rumus; sehingga Is = = = 1,6A. Sehingga disini adanya rugi-rugi transformator sekitar 0,45A. Rugi-rugi pada transformator sendiri ada 2 bagian, yaitu rugi-rugi inti dan rugi-rugi lilitan.
Dengan data diatas kita juga dapat menghitung efisiensi dari transformator, dengan rumus ; =
Pada beban lampu pijar, terlihat adanya lampu yang nyala redup. Ini dikarenakan arus yang tersuplai ke beban tidak cukup besar, sedangkan rangkaian
lampu yang digunakan adalah paralel sehingga arus harus dibagi-bagi untuk setiap lampunya.
A. Tanpa Beban
Parameter Nilai Vp 110V Vs 220V V jala-jala 110V Ip 1A Is 0A
Pada percobaan sumber TR, dimana bagian kumparan primer merupakan tegagan rendah. Dari data pengukuran di atas diketahui bahwa Vp<Vs ini artinya transformator bekerja sebgaai step-UP. Untuk arus Is = 0A dikarenakan tanpa beban.
B. Berbeban
Parameter Nilai Vs 110V Vs 220V V jala-jala 110V Ip 4,2A Is 1,75A
Pada percobaan berbeban didapat arus Is 1,75A. Berikut adalah perhitungan menggunakan rumus; sehingga Is = = Sehingga disini adanya rugi-rugi sekitar 0,35A. Kemudian untuk efisiensi dapat kita hitung menggunakan rumus ;
Pada beban lampu pijar terlihat lampu menyala dengan terang semua. Ini berbeda pada percobaan sebelumnya dikarena arus yang tersuplai kebeban lebih besar.
V. KESIMPULAN
▲ Pada percobaan tes polaritas didapat bahwa transformator memiliki polaritas additive (saling mnejumlahkan), karena nilai V’ hasil pengukuran lebih kecil dari nilai. ▲ Pada percobaan perbandingan transformator dengan sumber TT, dapat diketahui bahwa
transformator bekerja sebagai transformator step-Down karena Vp>Vs. Sedangkan pada sumber TR transformator beekrja sebagai step- UP karena Vp<Vs. ▲ Hasil perhitungan arus sekunder menggunakan rumus berbeda dengan hasil pengukuran, karena adanya rugi-rugi sekitar 0,45A (sumber TT) dan 0,35A (sumber TR). Selain itu menyebabkan efisiensi pada saat transformator bekerja sebagai step-UP lebih besar dari pada pada saat transformator bekerja sebagai step- Down. ▲ Pada percobaan sumber TT, ada beban lampu yang menyala redup, ini dikarenakan arus yang tersuplai ke beban tidak terlalu banyak, sedangkan pada sumber TR lampu menyala terang semua.
Daftar Pustaka
[1]https://id.wikipedia.org/wiki/Transformator diakses pada 07.30 21 maret 2018
[2]http://fismath.com/rumus-transformator-beserta- contoh-soalnya/ diakses 21 maret 2018.