Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Filsafat Islam Document, Lecture notes of History of film

All Document is filsafat study

Typology: Lecture notes

2020/2021

Available from 10/07/2022

sahrul-hidayat
sahrul-hidayat 🇮🇩

2 documents

1 / 12

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
4/9/2014
1
K U L I A H KE-5:
A M I K A W A R D A N A , P H .D
A . W A R D A N A @ U N Y . A C . I D
T E O R I SO S I O L O G I K O N T E M P O R E R
Teori Konflik I:
Marxis dan Neo Marxis
Materi:
Fungsionalisme Versus Konflik
Orientasi Umum Teori Konflik
Warisan Marx dalam Teori Konflik
Teori Konflik Marxis/Neo Marxis dan
Kritik terhadap Masyarakat
Teori Kritis Mazhab Frankfurt
Sosiologi Imaginasi C. Wright Mills
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa

Partial preview of the text

Download Filsafat Islam Document and more Lecture notes History of film in PDF only on Docsity!

K U L I A H K E - 5 : A M I K A W A R D A N A , P H. D A. W A R D A N A @ U N Y. A C. I D T E O R I S O S I O L O G I K O N T E M P O R E R

Teori Konflik I:

Marxis dan Neo Marxis

Materi:

 Fungsionalisme Versus Konflik

 Orientasi Umum Teori Konflik

 Warisan Marx dalam Teori Konflik

 Teori Konflik Marxis/Neo Marxis dan

Kritik terhadap Masyarakat

 Teori Kritis Mazhab Frankfurt

 Sosiologi Imaginasi C. Wright Mills

Fungsionalisme vs Konflik

 Fungsionalisme: Masyarakat dan Institusi Sosial

sebagai sebuah Sistem dimana masing-masing

bagiannya saling terkait dan bergantung satu

sama lain serta bekerja sama untuk

menciptakan keseimbangan sosial

 Teori Konflik: Masyarakat sebagai arena dimana

masing-masing kelompok bertarung/

berkompetisi mendapatkan kekuasaan,

ketenangan sosial terjadi ketika satu kelompok

berhasil menguasai kelompok-kelompok yang

lain secara temporer

Fungsionalisme vs Konflik …

 Fungsionalisme: menekankan aspek keseimbangan sosial ( Social Equilibrium ) berdasarkan saling ketergantungan dan kerja sama  Konflik: menekankan pada ‘Pergantian Kekuasaan’ diantara kelompok-kelompok yang saling bersaing, dan terciptanya perubahan sosial

Orientasi Umum Teori Konflik

Kedua: Kekuasaan  Menekankan Kekuasaan sebagai inti dari hubungan sosial dalam masyarakat  Kekuasaan dilihat bukan hanya sebagai barang langka yang setiap individu memilikinya, tapi juga tidak terdistribusi secara merata  Kekuasaan menjadi sumber utama konflik (perebutan/ kompetisi memperoleh kekuasaan) dan juga memiliki sifat memaksa (koersif)  Perbedaan distribusi kekuasaan menciptakan kelompok individu kuat dan berkuasa dan kelompok individu lemah dan dikuasai

Orientasi Umum Teori Konflik

Ketika: Nilai dan Ide  Nilai dan ide tidak dilihat sebagai sebuah konsensus bersama yang mengikat seluruh anggota masyarakat (kohesi),  Tapi dilihat sebagai senjata satu kelompok untuk membenarkan tindakannya dan menguasai kelompok- kelompok yang lain  Nilai dan Ide ini sering berkembang menjadi ‘Ideologi’ dan ‘Legitimasi’ yang digunakan oleh suatu kelompok untuk membenarkan semua tindakan dan pemikirannya sekaligus melemahkan argumen para lawannya (khususnya yang di kuasai)

Warisan Marx dalam Teori Konflik  Filsafat Humanisme yang menekankan bahwa setiap manusia memiliki kebebasan (kepentingan dan keinginan)  Dialektika Hegel yang menekankan adanya ketegangan yang tinggi antara Tesis dan Anti- tesis  Aplikasi Dialektika Hegel dalam melihat relasi kelas dalam masyarakat kapitalis: Ketegangan antar kelas Borjuis dan Proletar  Kajian tentang ideologi yang mempengaruhi keseluruhan masyarakat Teori Konflik Marxis/Neo Marxis dan Kritik terhadap Masyarakat  Dua tradisi dalam Teori Kritis:  Pertama: Marxis/Neo Marxis (istilah yang kurang tepat  Percaya bahwa ilmuwan sosial harus memiliki tugas moral untuk ‘Mengkritik Masyarakat’  Percaya bahwa masyarakat dapat bertahan tanpa konflik di dalamnya  Kedua: Non Marxis (Value-free)  Melihat konflik sebagai tidak bisa dihindari dalam masyarakat. Ilmuwan sosial harus mengkaji konflik secara obyektif.

Teori Konflik Marxis/Neo Marxis dan Kritik terhadap Masyarakat  Analisis Marxis melihat faktor ekonomi sebagai penentu utama pembentukan struktur sosial dan perubahan sosial (melalui konflik dalam perbedaan atau ketimpangan distribusi ekonomi)  Mode produksi berperan besar menyusun organisasi masyarakat: terciptanya dua kelas: Borjuis dan Proletar  Konflik kelas sebagai langkah dasar perubahan sosial termasuk struktur sosialnya  Masing-masing kelas memiliki kepentingan yang tidak mungkin direkonsiliasi  Kepentingan umum kelas mendorong anggotanya bersatu melakukan aksi bersama Teori Kritis Mazhab Frankfurt  Mirip dengan pemikir Marxis lainnya: Teori Kritis menekankan konflik kepentingan dalam masyarakat yang dilandasi hubungan kepemilikan modal (ekonomi)  Dua prinsip dasar dalam Teori Kritis:  Pertama: Pemikiran individu diciptakan oleh lingkungan sosial disekitar dia tinggal  Kedua: Ilmuwan sosial harus sadar peran pentingnya untuk selalu mengkritik kondisi masyarakat sekaligus menkritik hasil pemikirannya berdasarkan kontribusinya pada masyarakat

Teori Kritis Mazhab Frankfurt  KRITIK terhadap Ekonomi Kapitalisme Post Liberal  Koalisi antara Konglomerat dan Birokrat dalam mengekploitasi berbagai sumber daya  Aturan untuk membatasi aktifitas serikat buruh, standar upah yang rendah, kebijakan kredit bunga rendah untuk konglomerat, perlindungan hukum bagi investor dsb  Piramida dalam Sistem sosial kapitalis yang dikritik oleh para penganut teori kritis

Sosiologi Imaginasi C. Wright Mills

 “ The Sociological Imagination enables its possessor

to understand the large historical scene in terms of its meaning for the inner life and the external career of a variety of individuals. It enables him to take into account how individuals, in the welter of their daily experience, often become falsely conscious of their social positions … By such means the personal uneasiness of individuals id focused upon explicit troubles and the indifference of public is transformed into involvement with public issues. (Mills, 1959: 5 Cited on Wallace and Wolf, 1980: 130)

Sosiologi Imaginasi C. Wright Mills

 Sosiologi Imajinasi merupakan sebuah pendekatan dengan menempatkan kesadaran individu dalam ruang dan setting sosial tertentu (sejarah)  Dia menekankan analisis pada keterkaitan antara tingkatan masalah kepribadian dan isu-isu publik.  Hematnya: Mills melingkupi kajian Makro dan Mikro Sosiologi dalam menganalisis fenomena sosial

Sosiologi Imaginasi C. Wright Mills

 Kajian tentang Pekerja “Kerah Putih” (White Collar) Sebagai kelas baru dalam masyarakat kapitalis  Kehadirannya secara langsung merubah konfigurasi masyarakat dua kelas versi Marxis: Borjuis vs Proletar  Kehadirannya menjadi kekuatan elemen baru yang secara tidak sadar mendukung dominasi kelas borjuis dalam masyarakat

Sosiologi Imaginasi C. Wright Mills

 Studi tentang Kekuasaan (khususnya Kelompok

Elit Penguasa/ Power Elite)

 Mills melihat para politisi sukses, konglomerat

merupakan kelas masyarakat baru yang

minoritas namun menguasai seluruh

masyarakat

 Status kekuasaan mereka didapatkan dan

diwariskan dari generasi ke generasi

 Kolaborasi antara Politisi dan Konglomerat

merupakan sebuah kelas penguasa di

masyarakat kapitalis