Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

File Teknik Sipil UNIMED, Lecture notes of Port Engineering

Beberapa kumpulan catatan dan tugas tentang materi kuliah Teknik Sipil yang ada di Universitas Negeri Medan

Typology: Lecture notes

2022/2023

Available from 07/03/2023

ts-b-kalep-bennihin-pasaribu
ts-b-kalep-bennihin-pasaribu 🇮🇩

10 documents

1 / 66

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
LAPORAN TUGAS PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
SEMESTER GENAP TA 2021/2022
DISUSUN OLEH :
NAMA : ENIA MARANATHA LIMBONG
NIM : 5203550022
KELAS: S1 TEKNIK SIPIL B 2020
PRODI: S1 TEKNIK SIPIL
PRODI S1 TEKNIK SIPIL
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14
pf15
pf16
pf17
pf18
pf19
pf1a
pf1b
pf1c
pf1d
pf1e
pf1f
pf20
pf21
pf22
pf23
pf24
pf25
pf26
pf27
pf28
pf29
pf2a
pf2b
pf2c
pf2d
pf2e
pf2f
pf30
pf31
pf32
pf33
pf34
pf35
pf36
pf37
pf38
pf39
pf3a
pf3b
pf3c
pf3d
pf3e
pf3f
pf40
pf41
pf42

Partial preview of the text

Download File Teknik Sipil UNIMED and more Lecture notes Port Engineering in PDF only on Docsity!

LAPORAN TUGAS PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

SEMESTER GENAP TA 2021/

DISUSUN OLEH :

NAMA : ENIA MARANATHA LIMBONG

NIM : 5203550022

KELAS: S1 TEKNIK SIPIL B 2020

PRODI: S1 TEKNIK SIPIL

PRODI S1 TEKNIK SIPIL

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

TUGAS PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN AIR SEMESTER GENAP TA

DISUSUN OLEH :

NAMA: ENIA MARANATHA LIMBONG

NIM: 5203550022

DISETUJUI OLEH DOSEN PEMBIMBING

Dr. Ir. Rumilla Harahap, M. T Sarra Rahmadani, ST. M. Eng PRODI TEKNIK SIPIL S JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2022

iv

DAFTAR ASISTENSI

TUGAS PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

SEMESTER GENAP TA 2021/

NAMA : ENIA MARANATHA LIMBONG

NIM : 5203550022

NO TANGGAL KETERANGAN TANDA TANGAN 1 26 Februari 2022 Penjelasan mengenai Tugas Perencanaan Sistem Bangunan Irigasi melalui google meet 2 5 Maret 2022 Asistensi Bab 1 melalui SIPDA Pada peta denah irigasi (point 1.5) perlu ditambahkan kata-kata sebelum menampilkan gambar. Tujuan dari laporan harus dibuat sesuai yang telah diarahkan 3 15 Maret 2022 Asistensi Bab 2 melaui SIPDA 4 21 Maret 2022 Tatap muka. Pertanyaan :

  1. Penggambaran Perencanaan Petak Sawah
  2. Perhitungan Dimensi Bangunan Irigasi
  3. Pertanyaannya bukankah ketersediaan debit air disungai kita sesuaikan ke petak sawah dan apakah sungai mampu mengairi sawah yang kita rencanakan? 5 25 April Penentuan nilai Ya, Yb, Xa, Xb pada elevasi tanah secara langsung didalam peta. (Tatap muka) 6 26 April Asitensi Seluruh Gambar Perencanaan Pada Peta Denah Irigasi, (Tatap Muka). 7 12 Mei 2022 Asistensi mengenai nilai :
  4. Kedalaman nilai ruang dalam pada bangunan terjun
  5. Nilai minus h2 pada bangunan gorong-gorong

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Perencanan irigasi dan bangunan air. Perencanan irigasi dan bangunan air ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem dan bangunan Irigasi. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada bu Sarra Rahmadani,S.T.,Eng dan Dr.Ir.Rumilla Harahap MT selaku dosen mata kuliah “Sistem dan bangunan Irigasi” yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Tugas ini, serta pihak-pihak lain yang telah memberikan dukungan moral maupun materil sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik. Saya sangat berharap tugas Perencanan irigasi dan bangunan air ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan bagi kita semua. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas Perencanan irigasi dan bangunan air ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya memohon maaf karna sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan dari pembaca yang sifatnya membangun demi menyempurnakan tugas ini. Atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih. Medan, 1 5 Maret 2022 Enia Maranatha Limbong

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.UMUM

Kita ketahui bahwa kriteria perenanaan jaringan irigasi ini merupakan bagaian darai standar kriteria perencanaan irigasi dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Adapun kriteria perencanaan jaringan irigasi ini khusus membahas mengenai beberapa tahap perencanaan yang mengarah kepada penyelesaian jaringan utama irigasi. Pada bagian ini nantinya akan menghasilkan semua data-data yang diperlukan, serta hasil yang didapatkan dari semua tahapan yang akan dilakukan. Kriteria perancangan ini tentu saja berlaku untuk perencanaan jaringan irigasi teknis. Pada Bab II akan kita uraikan mulai dari tinjauan Pustaka dan akan membahas mengenai bangunan irigasi utama, saluran irigasi, bangunan pembuang, bangunan pengukur debit, pengaturan muka air, hingga bangunan pelengkap nya. Pada Bab III di sini akan membahas mengenai penyajian tahapan tugas perencanaan bangunan irigasi ini, mulai dari perhitungan evapotranspirasi, pembagian petak-petak sawah, pemberi nama saluran-saluran irigasinya, serta gambar gambar perencanaaan mulai dari penampang hingga gambar talaang. Dalam tahap perencanaan, ada dua taraf perencanaan, yakni:

  • Perencanaaan pendahuluan
  • Perencanaan akhir atau detailnya Pada taraf pendahuluan, akan diputusakan mengenai daerah irigasi, ketinggian dan tipe bangunan. Hasil dari emua keputusan mengenai perencanaan ini saling mempengaruhi satu sama lain. Untuk mendapatkan hasil perencanaan yang terbaik kita memerlukan pengetahuan dan penguasaan yang mendalam mengenai semua kriteria perencanaan. Kriteria unsur-unsur perencanaan jaringan irigasi yang akan dibicarakan dalam bagian: bangunan utama, saluran, bangunan dan petak tersier. Kriteria ini khusus sifatnya yang artinyakriteria perencanaan untuk saluran hanya berlaku untuk saluran dan kaitan antara kriteria yang satu dengan yang lain kurang diperlukan atau kurang penting.

1.4. PEMBATASAN MASALAH

Di dalam laporan ini akan dibahas mengenai perencanaan bangunan jaringan irigasi yang tentunya memiliki pembatasan masalah masalah. Adapun pembatasan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana pembuatan saluran irigasi, bangunan pembuang, bangunan pengukur debit, dan bangunan-bangunan lainnya?
  2. Bagaimana perhitungan evapotranspirasi?
  3. Bagaimana perhitungan dan pembagian petak sawah?
  4. Bagaimana pemberian nama-nama saluran irigasinya?
  5. Bagaimana perhitungan elevasi tanah?
  6. Bagaimana pembuatan banagunan-bangunan irigasi dan bangunan penerus air yang dibutuhkan?
  7. Bagaimana penggambaran penampang memanjang saluran?
  8. Bagaimana penggambaran bangunan nbagi?
  9. Bagaimana penggambaran bangunan terjun?
  10. Bagaimana penggambaran gorong-gorong
  11. Bagaimana penggambaran siphon?
  12. Bagaimana penggambaran talang?

1.5. PETA DAERAH IRIGASI

Berikut merupakan gambar peta perencanaan daerah irigasi Gambar 1.1 Peta Kontur Perencanaan irigasi

  1. Pengambilan Bangunan ini berfungsi untuk mengelakkan air dari sungai atau sumber air lainnya dalam jumlah yang diinginkan. Penempatan bangunan pengambilan sebaiknya dibuat sedekat mungkin dengan pembilas sehingga memudahkan dalam pembersihan sedimen. Bangunan pengambilan dilengkapi dengan pintu air yang berfungsi untuk mengatur besarnya bukaan pengambilan serta pengendalian saat terjadi banjir.
  2. Pembilas Bangunan ini berfungsi untuk meminimalisir benda dan sedimen kasar yang terbawa masuk ke dalam saluran irigasi. Benda dan sedimen kasar akan tertampung dan mengendap pada lantai pembilas. Saat pintu pembilas dibuka maka aliran akan terkonsentrasi pada bangunan pembilas sehingga benda dan sedimen kasar akan hanyut terbilas. Gambar 2.2 Bangunan Pembilas
  3. Kantong Lumpur Bangunan ini berfungsi untuk mengendapkan sedimen halus yang terbawa masuk ke dalam saluran irigasi. Biasanya kantong lumpur ditempatkan setelah bangunan pengambilan. Kantong lumpur dibuat lebih lebar daripada saluran irigasi dengan panjang tertentu agar tercipta kecepatan aliran yang lebih lambat sehingga memberikan kesempatan kepada sedimen

halus untuk mengendap. Dasar saluran kantong lumpur juga dibuat lebih rendah yang berfungsi sebagai tempat penampungan endapan sedimen halus tersebut. Pembersihan kantong lumpur dapat dilakukan dengan membuka pintu penguras kantong lumpur sehingga endapan terbuang kembali ke sungai. Dalam kondisi tidak terdapat pintu penguras kantong lumpur maka pembersihan dilakukan dengan pengerukan baik secara manual maupun menggunakan alat. Gambar 2.3 Bangunan Kontur Lumpur

  1. Bangunan Perkuatan Sungai Adanya bangunan bendung yang melintang sungai akan mengubah pola aliran yang dapat minimbulkan sedimentasi maupun penggerusan pada dasar dan tepi sungai. Gerusan dapat membahayakan konstruksi bangunan sehingga diperlukan bangunan perkuatan sungai. Perlindungan terhadap gerusan di hulu tubuh bendung dapat dilakukan dengan membuat pasangan batu atau lantai beton di depan bangunan bendung. Selain pada hulu bendung, sisi hilir bendung juga rawan terhadap gerusan. Gerusan pada hilir dapat diatasi dengan membuat lapisan batu kosong atau menggunakan bronjong yang ditempatkan setelah kolam olak. Gerusan juga dapat terjadi terhadap tanggul sungai baik di hulu maupun di hilir bendung. Perkuatan taggul sungai dapat menggunakan bronjong, pasangan batu kosong, pasangan batu maupun beton. Dalam kondisi sungai pada hilir bendung yang lebar dan dalam dapat digunakan krib yang dibangun tegak lurus terhadap tanggul.

Gambar 2 .5 Saluran Primer, Sekunder, Bangunan bagi b. Saluran sekunder Merupakan saluran yang membawa air dari saluran primer ke petak-petak yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Saluran ini dimulai dari bangunan bagi/sadap di saluran primer dan berakhir pada bangunan sadap terakhir di saluran sekunder. Gambar 2.6 saluran sekunder c. Saluran tersier Adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier di saluran primer maupun sekunder dan mengalirkannya ke saluran kuarter serta petak tersier yang dilayani. Saluran ini dimulai dari bangunan sadap tersier dan berakhir pada boks kuarter terakhir.

Gambar 2 .7 Saluran Tersier d. Saluran kuarter saluran kuarter adalah saluran dan bngunan yang membawa air dari jaringan bagi ke petak- petak. Ke-empat jenis saluran diatas ditemui pada jaringan irigasi teknis yang memiliki debit stabil dan biasanya memiliki daerah layanan yang luas. Saluran pembawa adalah prasarana fisik yang memiliki bobot terbesar kedua setelah bangunan utama dalam rangka penilaian kinerja sistem irigasi. Terdapat beberapa indikator untuk menilai kinerja saluan pembawa menurut Permen PUPR Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi, antara lain:

  1. Profil saluran untuk memenuhi kapasitas rencana
  2. Ditemukannya sadap liar atau bocoran pada saluran
  3. Adanya endapan atau erosi di saluran
  4. Stabilitas tanggul dan tinggi jagaan yang aman agar air tidak melimpah
  5. Tanggul luar yang utuh dan tidak ada tumbuhan liar. Dalam melakukan perencanaan saluran pembawa perlu memperhatikan data topografi, kapasitas rencana, data geoteknik serta data sedimen. Data-data tersebut akan mempengaruhi pemilihan trase saluran, dimensi saluran, jenis konstruksi saluran serta kemiringan saluran. Perencanaan saluran dilakukan secara matang agar menghasilkan biaya konstruksi dan pemeliharaan yang terendah. Perencanaan saluran dapat mengacu pada Kriteria Perencanaan Irigasi (KP-03) bagian Saluran dan Kriteria Perencanaan Irigasi (KP-05) bagian Petak Tersier. Berdasarkan jenis konstruksinya, saluran pembawa dapat dibagi menjadi:
  6. Saluran Tanah

2.1.2. BANGUNAN PEMBUANG

kelompok bangunan ini dipakai untuk melindungi saluran dan bangunan terhadap kerusakan dan diakibatkan oleh jumlah air yang berlebihan. Air buangan silang kadang-kadang ditampung di saluran pembuang terbuka yang mengalir sejajar dengan saluran irigasi di sisi atas. Saluran-saluran pembuang ini bisa membawa air ke suatu saluran alamiah, melewati bawah saluran tersebut dengan gorong-gorong; atau ke suatu titik penampungan dimana air diseberangkan lewat saluran dengan overchute; atau ke saluran melalui lubang pembuang; atau diseberangkan dengan sipon.

  1. SIPON Apabila saluran irigasi kecil harus melintas saluran pembuang yang besar, maka kadang-kadang lebih ekonomis untuk mengalirkan air saluran tersebut lewat dibawah saluran pembuang dengan menggunakan sipon, daripada mengalirkan air buangan lewat dibawah saluran irigasi dengan gorong-gorong. Sipon memberikan keamanan yang lebih besar kepada saluran karena sipon tidak begitu tergantung pada prakiraan yang akurat mengenai debit pembuang di dalam saluran pembuang yang melintas. Tetapi, sipon membutuhkan banyak kehilangan tinggi energi dan jika saluran pembuang itu lebar dan dalam, maka biayanya tinggi.
  2. GORONG-GORONG Gorong-gorong merupakan bangunan yang baik unntuk mengalirkan air buangan lewat dibawah saluran itu, apabila potongan saluran terutama dibangun dalam timbunan karena potongan itu melintas saluran pembuang. Aturan dasar dalam menentukan lokasi gorong-gorong adalah memanfaatkan saluran alamiah yang pola limpasan air (runoff) aslinya hanya sedikit terganggu. Jadi bila saluran irigasi melintas pembuang alamiah pada bagian asimetris/tidak tegak lurus (skew), maka biasanya akan lebih baik untuk menempatkan gorong- gorong pada bagian yang asimetris dengan saluran, daripada mengubah garis saluran masuk atau keluar. Jika saluran alamiah berubah arahnya antara lubang masuk dan lubang keluar gorong-gorong, mungkin diperlukan tikungan horizontal dalam saluran tekan gorong-gorong. Gorong-gorong sebaiknya melewati bawah saluran dengan ruang bebas (clearance) 0,60 m untuk saluran tanah atau 0,30 m untuk saluran pasangan. Berikut ini adalah beberapa tipe gorong-gorong:
  • pipa beton bertulang
  • pipa beton tumbuk diberi alas beton
  • pasangan batu dengan dek beton bertulang
  • bentuk boks segi empat dari beton bertulang yang dicor di tempat Gambar 2.9. Tipe profil gorong-gorong
  1. OVERCHUTE Overchute dipakai untuk membawa air buangan lewat diatas saluran. Bangunan ini berupa potongan flum beton segi empat yang disangga dengan tiang-tiang pancang (lihat Gambar 7-15) atau berupa saluran tertutup, seperti pipa baja. Potongan flum beton terutama dipakai untuk aliran pembuang silang yang besar, atau untuk dipakai di daerah-daerah dimana penggunaan pipa terancam bahaya tersumbat oleh sampah yang hanyut. Bagian keluar (outlet) mungkin berupa peralihan standar, tetapi kadang-kadang berupa perendam energi, seperti misalnya kolam olak. Bagian keluar mungkin juga terdiri dari potongan boks beton melalui tanggul saluran sisi bawah (downhill) kendaraan yang lalu lalang di jalan inspeksi. Fasilitas yang sama bisa dibuat di tanggul saluran sisi atas jika diperlukan. Biasanya trase overchute mengikuti saluran pembuang alamiah. Biasanya trase saluran dibuat pendek dan ekonomis, tetapi kadang-kadang dibuat trase yang asimetris/tidak tegak lurus karena trase saluran alamiah tidak boleh banyak terganggu. Overchute mungkin juga dibuat di ujung saluran pembuang yang mejajar dengan saluran irigasi sebagai sarana penyeberangan diatas saluran. Jika di tempat itu tidak ada saluran alamiah maka harus dibuat saluran hilir. Agar saluran masuk dan bangunannya dapat dikeringkan sama sekali, kemiringan overchute paling cocok digunakan apabila saluran seluruhnya dibuat dalam galian, atau apabila permukaan tanah di sisi atas berada diatas muka air saluran. Ruang bebas minimum sebesar 0,5 kali tinggi normal jagaan harus tetap dijaga antara permukaan air saluran dan potongan