Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik Toksikologi, Lecture notes of Pharmacy

Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik Toksikologi, yang mempengaruhi

Typology: Lecture notes

2019/2020

Available from 02/07/2023

kaedhrea
kaedhrea 🇮🇩

5 documents

1 / 8

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
FAKTOR INTRINSIK EKSTRINSIK
ZAT BERACUN DAN MAHLUK HIDUP
FAKTOR INTRINSIK
Zat Beracun
1. Faktor Kimia
Sifat fisika-kimia
Struktur kimia
2. Kondisi Pemejanan
3. Pengolahan, Pengawetan, Pengemasan
Makhluk Hidup
1. Fisiologis
2. Patologis
3. Kapasitas fungsional cadangan
4. Penyimpanan racun
5. Genetika
6. Toleransi & Resistensi
pf3
pf4
pf5
pf8

Partial preview of the text

Download Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik Toksikologi and more Lecture notes Pharmacy in PDF only on Docsity!

FAKTOR INTRINSIK – EKSTRINSIK

ZAT BERACUN DAN MAHLUK HIDUP

FAKTOR INTRINSIK

Zat Beracun

  1. Faktor Kimia  Sifat fisika-kimia  Struktur kimia
  2. Kondisi Pemejanan
  3. Pengolahan, Pengawetan, Pengemasan

Makhluk Hidup

  1. Fisiologis
  2. Patologis
  3. Kapasitas fungsional cadangan
  4. Penyimpanan racun
  5. Genetika
  6. Toleransi & Resistensi

Contoh Sifat Fisika-kimia: Asam benzoat lebih mudah diabsorbsi dari lambung daripada usus (kaitannya dg pH

dan pKa)

Contoh aksi spesifik: paration dan metilparation ketoksikan (LD50) lebih besar paration, berkaitan dengan penghambatan enzim asetilkolinesterase lebih besar paration shg asetilkolin menumpuk

Contoh yang tak spesifik: Asam dan basa kuat mampu merusak sel, mungkin dg cara presipitasi protein yang berakibat denaturasi protein. Larutan pekat dari pelarut organik, eter, kloroform, CCl4 aksinya tak spesifik.

SIFAT FISIKA-KIMIA  Zat Beracun umumnya asam lemah atau basa lemah  Ionisasi & kelarutan → keefektifan translokasi racun  pKa racun & pH medium → ionisasi (Henderson Hasselbach)

Asam lemah : pKa – pH = log (tak terion)/(ion)

Basa lemah : pKa – pH = log (ion)/tak terion

Contoh : Asam benzoat

Lambung (pH = 2), tak terion : ion = 100 : 1

Plasma (pH = 7,4), tak terion : ion = 1 : 2512

Usus (pH = 6) → absorpsi di lambung > usus

STRUKTUR KIMIA

 Menentukan aksi atau antaraksi Zat Beracun  Zat Beracun mempunyai afinitas dan aktivitas Intrinsik

FAKTOR PENGOLAHAN

 Pemanasan : mengurangi/menghilangkan (-) ketoksikan

Contoh :

Antivitamin (antagonis vitamin)

Tiaminase (ikan, kerang, bakteri) merusak vit B1.

Pemanasan tinggi → merusak tiaminase

 Umur

 Suhu Tubuh

Hipotermi / hipertermi → mempengaruhi translokasi racun

Menentukan ketersediaan racun pada sasaran

 Kecepatan pengosongan Lambung

Menentukan keefektifan absorpsi racun

Faktor yang mempengaruhi pengosongan lambung : jenis makanan padat, jumlah cairan, kekentalan isi cairan cerna, pH, posisi tubuh, adanya tekanan (stress), antaraksi zat kimia

 Kecepatan aliran darah

Menentukan translokasi racun, karena perfusi jaringan tergantung pasok darah. Faktor yang mempengaruhi aliran darah: kondisi istirahat, hipotermi, syok, gangguan jantung → mengurangi aliran darah, olah raga → meningkatkan aliran darah

 Status Gizi

Defisiensi asam lemak & protein biasanya menekan aktivitas MFO. Heksobarbital & aminopirin didetoksikasi oleh MFO.

Tikus & mencit yang kurang nutrisi: meningkatkan toksisitas heksobarbital & aminopirin

 Kehamilan

Tikus hamil lebih rentan terhadap aktivitas karsinogenik etilnitrosourea.

 Genetika Mutasi DNA : mengubah struktur protein pembawa, reseptor, enzim pemetabolisme Mempengaruhi keefektifan ADME serta keefektifan antaraksi. INH : Slow acetylation (homozigot resesif gen) : Eskimos & Japanese (10-20%) Blacks & Eropa (40-60%) Rapid acetylation : asetilisoniazid→asetilhidrazin (kovalen dg makromolekul sel hati) → liver nekrosis Mempengaruhi target aksi racun (enzim, reseptor, protein) Mempengaruhi proses disposisi racun (metabolisme, ekskresi, distribusi)

KAPASITAS FUNGSIONAL CADANGAN

Hati, ginjal, paru → kapasitas fungsional cadangan

Dapat menutupi ketoksikan racun

Aflatoksin B1 → nekrosis sel hati

PENYIMPANAN RACUN

Metil merkuri (t1/2 = 2 bulan): dalam tubuh 6 – 10 bulan

Gudang penyimpanan tubuh : protein, lemak, tulang

Lipofil & tidak termetabolisme → ditimbun

TOLERANSI & RESISTENSI

Perbedaan daya tahan untuk mendapat tingkat toksik yang sama

Toleransi (Loomis) : kemampuan makhluk hidup untuk memperlihatkan respon yang kurang terhadap dosis khas zat kimia daripada yang diperlihatkan sebelumnya dengan dosis yang sama.

Berkurangnya respon terhadap pemejanan berulang pada dosis yang sama (adaptasi). Resistensi murni tidak berkaitan dengan peningkatan daya tahan tubuh ( sejak semula sudah kebal, pengaruh genetika), tidak melibatkan adaptasi

Contoh :

 Faktor Lingkungan dan Sosial : penanganan hewan, cara pengandangan, jenis sangkar, bahan alas

Perubahan Suhu

 Kolkisin & digitalis : lebih toksik pada tikus daripada katak.  Suhu meningkat → toksisitas terhadap katak meningkat, tetapi lama respon lebih pendek.  Pemanasan dan Pendinginan mencit meningkatkan toksisitas cafein.  Toksisitas D-amphetamin rendah pada suhu dingin dan meningkat kembali dengan kenaikan temperatur.  Nikotin, atropin, malation, sarin: toksisitas meningkat pada suhu dingin.  Paration & organofosfat : toksisitas berkurang pada hipotermia.  Tekanan Barometrik  Ketinggian > 5000 ft :

  1. Toksisitas digitalis & striknin berkurang.
  2. Toksisitas amfetamin bertambah.

Iradiasi

Mengurangi kecepatan metabolisme xenobiotik. Aktivitas Pseudocholinesterase berkurang pada usus tikus dan mencit. Meningkatkan toksisitas perangsang SSP, tetapi menurunkan toksisitas depresan SSP. Iradiasi tidak berefek pada analgesik morfin.

Cahaya

Siklus cahaya lebih berpengaruh dibanding intensitas cahaya pada metabolisme.

Diurnal rhythm :

 Hydroxyndole-o-methyltransferase (pineal gland) → aktivitas tinggi pada malam hari (gelap).  Aktivitas cytochrome P450 lebih tinggi pada awal fase gelap (tikus dan mencit).

Kelembaban

Tidak terlihat mempengaruhi vertebrata.

Berpengaruh pada Serangga (insects).

Lalat yang dibesarkan dengan diet mengandung kelembaban 40% → epoksidasi heptachlor (4X lipat) dibanding yang dibesarkan pada medium jenuh air.

Stres

 Bising (noise) :

tikus : kecepatan metabolisme 2-naphtylamine meningkat

 Cold stress + bising → additive