Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Fatigue and Ergonomics in the Workplace: A Comprehensive Guide, Lecture notes of Ergonomics

ergonomics factory atau ergonomi pada lingkungan kerja salah satunya mengenai kelelahan dalam bekerja yang dapat menghambat pekerjaan

Typology: Lecture notes

2018/2019

Available from 07/22/2023

grant-clyde
grant-clyde 🇮🇩

3 documents

1 / 4

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
1
Pengertian Kelelahan, Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan
Pengertian Kelelahan adalah Kata kelelahan (fatigue) menunjukkan keadaan yang berbeda beda,
tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh
(Suma’mur, 1996). Kelelahan merupakan suatu perasaan yang bersifat subjektif. Istilah
kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan
(Budiono, dkk., 2003). Kelelahan akibat kerja seringkali diartikan sebagai proses menurunnya
efisiensi, performansi kerja dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk
terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan (Wignjosoebroto, 2003).
Menurut Nurmianto (2005), kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah
tingkat kesalahan kerja.
Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan
peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Pembebanan otot secara
statispun (static muscular loading) jika dipertahankan dalam waktu
yang cukup lama
akan mengakibatkan RSI
(Repetition
StrainInjuries), yaitu nyeri otot, tulang,
tendon, dan lain-lain yang
diakibatkan oleh jenis pekerjaan yang bersifat berulang
(repetitive).
Kelelahan juga merupakan masalah yang dapat menimpa semua tenaga kerja dalam
melaksanakan pekerjaannya. Penyebab terjadinya kelelahan yaitu intensitas dan lamanya
kerja fisik dan
mental, iklim kerja, penerangan, kebisingan, rasa khawatir, konflik, tanggung jawab, status gizi dan
kesehatan. Kelelahan merupakan mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh menghindari
kerusakan lebih lanjut, sehingga terjadilah pemulihan (Grandjean, 1988).
Berdasar penyebab kelelahan, penyebab kelelahan dibedakan atas kelelahan fisiologis, yaitu
kelelahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan (fisik) ditempat kerja, antara lain:
kebisingan, suhu dan kelelahan psikologis yang disebabkan oleh faktor psikologis (konflik-
konflik mental), monotoni pekerjaan, bekerja karena terpaksa, pekerjaan yang bertumpuk-
tumpuk (Grandjean, 1988).
Faktor penyebab kelelahan kerja berkaitan dengan banyak hal yaitu :
Penyebab medis : flu, anemia, gangguan tidur, hypothyroidism, hepatitis, TBC, dan penyakit
kronis lainnya.
Penyebab yang berkaitan dengan gaya hidup: kurang tidur, terlalu banyak tidur, alkohol dan
miras, diet yang buruk, kurangnya olahraga, gizi, daya tahan tubuh, circadian rhythm.
Penyebab yang berkaitan dengan tempat kerja: kerja shift, pelatihan tempat kerja yang
buruk, stress di tempat kerja, pengangguran, workaholics, suhu ruang kerja, penyinaran,
kebisingan, monotoni pekerjaan dan kebosanan, beban kerja.
Faktor psikologis: depresi, kecemasan dan stress, kesedihan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi: intensitas dan durasi kerja fisik dan mental, monotoni,
pf3
pf4

Partial preview of the text

Download Fatigue and Ergonomics in the Workplace: A Comprehensive Guide and more Lecture notes Ergonomics in PDF only on Docsity!

Pengertian Kelelahan, Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan Pengertian Kelelahan adalah Kata kelelahan (fatigue) menunjukkan keadaan yang berbeda–beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh (Suma’mur, 1996). Kelelahan merupakan suatu perasaan yang bersifat subjektif. Istilah kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan (Budiono, dkk., 2003). Kelelahan akibat kerja seringkali diartikan sebagai proses menurunnya efisiensi, performansi kerja dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan (Wignjosoebroto, 2003). Menurut Nurmianto (2005), kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Pembebanan otot secara statispun (static muscular loading) jika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama akan mengakibatkan RSI (Repetition StrainInjuries), yaitu nyeri otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang diakibatkan oleh jenis pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive). Kelelahan juga merupakan masalah yang dapat menimpa semua tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Penyebab terjadinya kelelahan yaitu intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental, iklim kerja, penerangan, kebisingan, rasa khawatir, konflik, tanggung jawab, status gizi dan kesehatan. Kelelahan merupakan mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh menghindari kerusakan lebih lanjut, sehingga terjadilah pemulihan (Grandjean, 1988). Berdasar penyebab kelelahan, penyebab kelelahan dibedakan atas kelelahan fisiologis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan (fisik) ditempat kerja, antara lain: kebisingan, suhu dan kelelahan psikologis yang disebabkan oleh faktor psikologis (konflik- konflik mental), monotoni pekerjaan, bekerja karena terpaksa, pekerjaan yang bertumpuk- tumpuk (Grandjean, 1988). Faktor penyebab kelelahan kerja berkaitan dengan banyak hal yaitu :  Penyebab medis : flu, anemia, gangguan tidur, hypothyroidism, hepatitis, TBC, dan penyakit kronis lainnya.  Penyebab yang berkaitan dengan gaya hidup: kurang tidur, terlalu banyak tidur, alkohol dan miras, diet yang buruk, kurangnya olahraga, gizi, daya tahan tubuh, circadian rhythm.  Penyebab yang berkaitan dengan tempat kerja: kerja shift, pelatihan tempat kerja yang buruk, stress di tempat kerja, pengangguran, workaholics, suhu ruang kerja, penyinaran, kebisingan, monotoni pekerjaan dan kebosanan, beban kerja.  Faktor psikologis: depresi, kecemasan dan stress, kesedihan.  Beberapa faktor yang mempengaruhi: intensitas dan durasi kerja fisik dan mental, monotoni,

iklim kerja, penerangan, kebisingan, tanggung jawab, kecemasan, konflik-konflik, penyakit keluhan sakit dan nutrisi Penyebab dan Dampak Akibat Tidak Melakukan Pekerjaan Sesuai dengan Ergonomi Kerja Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam 2 kelompok :

  1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari :
  • Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
  • Lingkungan kerja
  • Proses kerja
  • Sifat pekerjaan
  • Cara kerja
  1. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia yang dapat terjadi antara lain karena:
  • Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
  • Cacat tubuh (bodily defect)
  • Keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh.
  • Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik Adapun bahaya yang akan dihadapi oleh pekerja dalam laboratorium jika kecelakaan terjadi antara lain :
  • Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak.
  • Bahan beracun, corrosive.
  • Bahaya radiasi
  • Luka bakar
  • Syok akibat aliran listrik
  • Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam
  • Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit. Adapun beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium :
  • Terpeleset, biasanya karena lantai licin yang dapat berakibat luka ringan (memar), luka berat (memar otak). Pencegahan : Dengan memakai sepatu anti slip, jangan memakai sepatu dengan hak tinggi, atau tali sepatu longgar. Kemudian hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau tidak rata konstruksinya dan juga memperhatikan pemeliharaan lantai dan tangga.
  • Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama bila mengabaikan kaidah
  1. Sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk,ukuran, susunan,dan penempatan mesin dan peralatan serta perlengkapan kerja; juga bentuk, ukuran dan penempatan alat kendali serta alat petunjuk, cara kerja mengoperasikan mesin dan peralatan yang merinci macam gerak, arah dan kekuatannya yang harus dilakukan. Untuk standarisasi bentuk dan ukuran mesin dan peralatan kerja, harus diambil ukuran terbesar (misal rerata + 2 deviasi standar) sebagai dasar serta diatur suatu cara, sehingga dengan ukuran tersebut mesin dan peralatan kerja dapat dioperasikan oleh tenaga kerja yang ukuran antropometrisnya kurang dari ukuran standar. Sebagai contoh adalah kursi yang tingginya dapat dinaik turunkan sesuai dengan ukuran antropometris tenaga kerja yang duduk pada kursi tersebut, atau tempat duduk yang dapat disetel (diatur posisinya) mundur ke belakang atau maju ke depan untuk menyesuaikannya terhadap ukuran jarak unjuk lutut ke garis belakang punggung