Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

The Importance of Education and the Issue of School Dropout (Essay), Essays (university) of Educational Psychology

This essay discusses the importance of education and its role in developing individuals and society. It explains the difference between formal and informal education and the government's efforts to improve the quality of education in Indonesia. The essay also highlights the issue of school dropout and its various causes, such as high education costs and societal stigma against education. It suggests possible solutions, including financial aid and creating a safe and supportive school environment.

Typology: Essays (university)

2022/2023

Available from 01/04/2024

Zarwaril
Zarwaril 🇮🇩

5 documents

1 / 9

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
MENILIK ALASAN SISWA PUTUS SEKOLAH
(Esai)
PENDAHULUAN
Istilah pendidikan berasal dari kosa kata Yunani, yaitu paedogagie yang akar katanya
adalah “pais” yang berarti anak dan “againyang berarti bimbingan, maka jika digabungkan
akan memiliki arti bimbingan yang diberikan pada anak. Sedangkan pada Bahasa Inggris
disebut bahwa pendidikan adalah education. Education berasal dari kata Education, yang
berasal dari Bahasa Yunani “Educare” yang memiliki arti membawa keluar yang tersimpan
dalam 2 jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang1. Sedangkan menurut
undang-undang, Pengertian pendidikan dapat dilihat pada Undang-Undang RI No 20 Tahun
2003, tentang sistem pendidian nasional yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar
menjadi manusia yang berilmu, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, kreatif, cakap, mandiri dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.2
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Upaya ini dapat
dilakukan dalam berbagai hal, seperti misal menggali bakat, mengembangkan potensi, serta
pemahaman soal karakter. Pendidikan tersebut dapat dilakukan dalam bentuk formal maupun
informal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang diberikan secara resmi oleh instansi
pemerintah pada seluruh rakyatnya. Sedangkan pendidikan informal dapat melalui keluarga
sendiri, atau kursus maupun privat yang diharuskan untuk membayar sejumlah uang untuk
mendapatkannya.
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, manusia selalu bersinggungan
dengan banyak elemen. Elemen-elemen penting yang terkandung dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara tidak muncul dengan sendirinya. Begitu pula dengan potensi
yang dimiliki oleh manusia itu sendiri, tidak akan pernah keluar jika tidak dirangsang. Maka
dari itu, peran pendidikan disini sangat penting. Untuk membangun dan mengembangkan
potensi yang ada pada diri mereka, mereka perlu untuk berusaha dan usaha yang dinilai
1 Astuti, W. U. R. I. (2017). Hakikat Pendidikan.6Over The Rim, 191-199.
2 Undang-Undang RI No 20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Cipta Jaya. hal. 7
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9

Partial preview of the text

Download The Importance of Education and the Issue of School Dropout (Essay) and more Essays (university) Educational Psychology in PDF only on Docsity!

MENILIK ALASAN SISWA PUTUS SEKOLAH

(Esai) PENDAHULUAN Istilah pendidikan berasal dari kosa kata Yunani, yaitu paedogagie yang akar katanya adalah “ pais ” yang berarti anak dan “ again ” yang berarti bimbingan, maka jika digabungkan akan memiliki arti bimbingan yang diberikan pada anak. Sedangkan pada Bahasa Inggris disebut bahwa pendidikan adalah education. Education berasal dari kata Education, yang berasal dari Bahasa Yunani “Educare” yang memiliki arti membawa keluar yang tersimpan dalam 2 jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang^1. Sedangkan menurut undang-undang, Pengertian pendidikan dapat dilihat pada Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidian nasional yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang berilmu, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, cakap, mandiri dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.^2 Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Upaya ini dapat dilakukan dalam berbagai hal, seperti misal menggali bakat, mengembangkan potensi, serta pemahaman soal karakter. Pendidikan tersebut dapat dilakukan dalam bentuk formal maupun informal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang diberikan secara resmi oleh instansi pemerintah pada seluruh rakyatnya. Sedangkan pendidikan informal dapat melalui keluarga sendiri, atau kursus maupun privat yang diharuskan untuk membayar sejumlah uang untuk mendapatkannya. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, manusia selalu bersinggungan dengan banyak elemen. Elemen-elemen penting yang terkandung dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara tidak muncul dengan sendirinya. Begitu pula dengan potensi yang dimiliki oleh manusia itu sendiri, tidak akan pernah keluar jika tidak dirangsang. Maka dari itu, peran pendidikan disini sangat penting. Untuk membangun dan mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka, mereka perlu untuk berusaha dan usaha yang dinilai (^1) Astuti, W. U. R. I. (2017). Hakikat Pendidikan. Over The Rim , 191-199. (^2) Undang-Undang RI No 20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Cipta Jaya. hal. 7

paling ampuh untuk mengembangkan hal tersebut. Selain itu, dengan pendidikan mereka akan dapat mengetahui norma-norma untuk berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan tuhannya. Menurut Anshory & Utami (2018) pendidikan dikatakan sebagai wahana pembangunan negara secara keseluruhan. Pemerintah menyadari seberapa penting peran pendidikan pada kehidupan masyarakatnya. Hal inilah yang mendasari pemerintah Indonesia mewajibkan rakyatnya untuk menempuh pendidikan yang pada awalnya dari sembilan tahun menjadi dua belas tahun. Tentu perubahan ini bukan tanpa dasar atau alasan. Pada zaman sekarang, teknologi berkembang semakin pesat setiap harinya. Teknologi berdampak sangat besar bagi kehidupan suatu negara, mulai dari segi ekonomi, kesehatan, sosial kemasyarakatan, hukum dan lain sebagainya. Semua hal itu nantinya akan berdampak pada kemajuan sebuah negara. Untuk mengikuti perkembangan ini, sebuah negara harus segera mencari sumber daya manusia yang mumpuni. Sumber daya manusia yang mumpuni tersebut dapat dimunculkan atau diperoleh dengan adanya sebuah pendidikan. Tidak hanya pada bidang teknologi saja, namun pada setiap aspek yang sekiranya dapat menunjang kemajuan sebuah negara juga diperlukan sebuah sumber daya manusia yang mumpuni. Namun pada realitanya, justru banyak sekali siswa yang akhirnya memutuskan untuk putus sekolah. Alasan mereka pun bermacam-macam, mulai dari tingginya biaya pendidikan yang harus dibayarkan, hingga pada stigma yang tersebar pada lapisan masyarakat tentang bekerja lebih baik daripada belajar. PEMBAHASAN Peran sebuah pendidikan begitu penting pada keberlangsungan hidup manusia. Tidak hanya dalam lingkup keluarga, namun juga dengan lingkup bernegara, tak bisa dipungkiri pendidikanlah yang membuat itu semua menjadi lebih sejahtera sekaligus maju. Pemerintah secara sadar terus berusaha untuk menaikkan mutu pendidikan di negaranya sendiri. Salah satu kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk memaksimalkan sumber daya manusianya adalah kebijakan wajib belajar selama 12 tahun. Dengan meninjau urgensi pendidikan yang cukup pada setiap masyarakatnya, lebijakan ini pun sudah mengalami perubahan yang dulunya wajib belajar hanya selama 9 tahun berubah menjadi 12 tahun lamanya. Akan tetapi, pada proses pelaksanaannya justru terdapat banyak kasus bermunculan mengenai pendidikan ini. Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah banyaknya kasus putus sekolah pada anak bangsa.

beberapa orang tua siswa menjadi sangat susah mengatur ekonomi mereka. UNICEF menyebutkan bahwa 74% dari kasus siswa putus sekolah pada saat pandemi adalah siswa yang tidak memiliki biaya untuk melanjutkan kegiatan belajar mereka^5. Hal ini tersebut tentu sangat disayangkan. Pemerintah seharusnya menangani hal ini dengan baik. Seperti pemberian bantuan sosial atau justru memurahkan biaya pendidikan. Tentu intervensi ini perlu adanya dukungan dari setiap komponen yaitu pemerintah itu sendiri. Dukungan tersebut dapat berupa amanah untuk melakukan pemberian dana dari pusat menuju ke daerah. Tidak boleh ada kecurangan dalam pemberian bantuan dana ini semisalnya korupsi.

  1. Lingkaran pertemanan yang kurang mendukung Lingkungan sekitar siswa sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan mental mereka, salah satunya adalah lingkaran pertemanan. Sehingga pengawasan khusus sangat dibutuhkan dalam hal ini. Perlu sebuah lingkaran pertemenanan yang mendukung untuk menumbuhkan sebuah rasa nyaman pada siswa untuk belajar. Sebaliknya, lingkaran pertemanan yang kurang mendukung akan menyebabkan siswa akan merasa tidak nyaman dan cenderung tertekan. Menurut Ruth Andriani (2023), selaku pendiri Komunitas Guru Satkaara Berbagi, meyebutkan bahwa salah satu alasan terbesar siswa untuk putus sekolah adalah pengaruh dari lingkungan yang kurang baik^6. Banyak sekali contoh dari siswa yang mendapatkan lingkaran pertemanan kurang mendukung lalu memutuskan untuk tidak lanjut sekolah atau putus sekolah. Salah satu yang paling dominan adalah bullying. Bullying adalah tindak kekerasan fisik maupun verbal yang biasanya terjadi pada anak seusia sekolah. Kekerasan ini membuat mental anak menjadi terganggu dan pada akhirnya mengalami gangguan mental lalu memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Tidak hanya peran dari pemerintah, peran dari keluarga justru lebih dibutuhkan pada hal ini. Para orang tua seharusnya dapat untuk lebih memperhatikan pergaulan anak mereka. Edukasi yang cukup mengenai lingkaran pertemanan yang buruk akan sangat membantu mereka dalam memilih atau menciptakan lingkaran (^5) Dwi Hadya Jayani, “Alasan Anak Indonesia 7-18 Tahun Tidak Sekolah Saat Pandemi”, databoks, 8 April 2021. (^6) Mardiana Makmun, “Angka putus sekolah meningkat, penyebabnya tak melulu ekonomi”, investor.id, 26 Juni 2023, online: https://investor.id/lifestyle/333349/angka-putus-sekolah-meningkat-penyebabnya-tak-melulu- ekonomi

pertemanan mereka sendiri. Selain itu, dari pihak sekolah juga seharusnya dapat untuk melakukan tahap pencegahan, yaitu dengan membuat beberapa peraturan di sekolah terkait dengan tindakan kekerasan terhadap sesama siswa. Misalnya saja, jika siswa yang terbukti melakukan tindakan kekerasan terhadap siswa ataupun warga sekolah akan dikenakan sanksi bertahap, yang pertama adalah peringatan, yang kedua adalah pemanggilan orang tua, dan yang terakhir adalah pengeluaran siswa dari sekolah. Peraturan-peraturan seperti itu cukup menekan kemungkinan terjadinya kasus kekerasan pada siswa.

  1. Pernikahan dini Pola asuh yang digunakan oleh setiap orang tua tentu beragam. Namun, perlu diketahui bahwasanya terlalu membebaskan anak dapat berdampak buruk terhadap pergaulan serta karakternya. Setiap orang tua diharuskan untuk memberi wawasan tentang batasan dalam bergaul. Tindakan ini sangat penting untuk mencegah dan menghindari hal - hal yang tidak diinginkan di kemudian hari, contohnya adalah seks bebas. Dewasa ini, seks bebas menjadi sangat marak di usia anak-anak sekolah. Seks bebas ini membuat para siswa terpaksa untuk meminta dispensasi nikah. Siswa harus dikontrol lingkungannya, jangan sampai hanya karena hasutan dari teman, siswa langsung terjerumus ke seks bebas. Selain harus mengajukan dispensasi menikah, konsekuensi yang pada umumnya harus diterima oleh setiap siswa jika terbukti melakukan seks bebas adalah dikeluarkan dari sekolah. Hal ini membuat banyak dari masyarakat merasa khawatir terhadap anak mereka masing-masing. Dari data yang didapat, permohonan dispensasi nikah sejak awal Januari hingga Agustus 2023 mencapai 523 permohonan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 497 permohonan disetujui hakim PA Banyuwangi^7. Pengajuan dispensasi tersebut dilakukan dengan maksud menghindari perzinaan. Hal ini sangat memprihatinkan, pasalnya dispensasi ini berujung dengan sebuah tindakan putus sekolah dari siswanya. Perlu sebuah regulasi hukum khusus untuk mengatur hal ini. Pengadilan agama tidak perlu menyetujui semua pengajuan pernikahan dini tersebut, karena hal itu hanya akan menjadi alasan banyaknya kasus putus sekolah. (^7) Bagus Rio Rohman, “523 Anak di Banyuwangi Ajukan Dispensasi Nikah Usia Dini”, radarbanyuwangi, Senin, 11 September 2023, online: https://radarbanyuwangi.jawapos.com/kasuistika/752953305/alasan-untuk- menghindari-zina-523-anak-di-banyuwangi-ajukan-dispensasi-nikah-usia-dini

perekonomian keluarga. Hal seperti demikianlah yang mendasari pikiran orang tua untuk lebih menyuruh anaknya bekerja ketimbang sekolah. Ada sebagian dari anak – anak tersebut yang diantaranya adalah seorang siswa. Dengan memfokuskan dirinya pada pekerjaan, ia diharuskan untuk putus sekolah. Menurut badan pusat statistic, pada 2021 ada sekitar 940 ribu penduduk berusia 10-17 tahun yang tergolong sebagai pekerja anak^8. Padahal sudah jelas tertera pada UU No. 13 Tahun 2003 yang tidak boleh memperkerjakan anak-anak dibawah usia 18 tahun. Tentu hal ini sangat merugikan bagi pemerintah. Pemerintah sedikit banyak kehilangan generasi muda mereka untuk menjadi lebih berpendidikan. Karena di kemudian hari lah peran anak muda akan sangat dibutuhkan. Dan tidak membekali diri dengan pendidikan adalah hal yang sangat disayangkan. PENUTUP Angka putus sekolah masih sangat banyak. Kasus tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai alasan pula. Perlu adanya kontribusi nyata pada setiap aspek untuk dapat menekan angka putus sekolah sehingga Indonesia emas pada tahun 2045 dapat terwujud. Hal yang pertama dan paling mungkin untuk dilakukan bagi pemerintah adalah subsidi dana pendidikan atau memperbanyak kapasitas siswa penerima KIPK/PIP. Program KIPK/PIP ini tertuju pada siswa yang sangat kurang mampu untuk membiayayi sekolah mereka sendiri. Tidak hanya siswa yang mendapatkan surat kurang mampu yang harus diberikan program bantuan, ada pula siswa yang orang tuanya PNS dan pendapatan mereka itu masih belum mampu untuk membiayai sekolah. Siswa seperti tersebut seperti tidak terlirik sama sekali oleh pemerintah. Program yang dicanangkan hanya untuk program siswa yang mendapatkan surat keterangan tidak mampu sedangkan seeorang PNS tidak akan bisa mendapatkan surat keterangan tersebut. Untuk itu, dapat dilakukan program subsidi dana pendidikan dari pemerintah. Dengan demikian, angka putus sekolah yang dilatarbelakangi persoalan biaya sekolah dapat sedikit banyak teratasi dengan baik. Kepada pemerintah setempat agar memperhatikan lagi masalah yang sedang marak terkait dengan banyaknya anak yang putus sekolah. Sebagaimana upaya-upaya dalam mencegah terjadinya anak putus sekolah agar selalu dikontrol dan diawasi agar kedepannya (^8) Monavia Ayu Rizaty, “Angka Pekerja Anak menurut Partisipasi Sekolah (2020-2021)” databoks, 09 April 2023, online: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/04/09/ada-940-ribu- pekerja-anak-di-indonesia-banyak-yang-putus-sekolah

masalah-masalah seperti ini tidak terjadi lagi, dengan cara bekerja sama dengan masyarakat setempat secara terus menerus agar memberikan laporan-laporan terkait dengan berapa banyak siswa yang putus sekolah karena keterbatasan ekonomi. Diharapkan bahwa dengan terdapatnya faktor-faktor penyebab anak putus sekolah di setiap daerah, khususnya daerah Banyuwangi, agar dapat meminimalisir lagi untuk masalah anak yang putus sekolah dengan meningkatkan ekonomi masyarakat melalui bantuan sosial dan memberikan beasiswa kepada anak-anak yang putus sekolah melalui pemerintah setempat, juga diharapkan pemerintah lebih sering memberikan edukasi kepada warga maupun anak yang putus sekolah bahwa pendidikan itu adalah hal yang sangat penting untuk ditempuh demi kepentingan masa depan serta negara yang menjadi maju, karena anak-anak adalah generasi penerus bangsa, dan orang tua diberikan motivasi tentang pengetahuan orang tua terhadap dunia pendidikan secara lebih luas.