

Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
makalah singkat tentang dampak covid 19 terhadap perdagangan internasional
Typology: Study Guides, Projects, Research
1 / 3
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Nama : Dionisius Inti De Intipunku NIM : F1F Jurusan : Hubungan Internasional Dampak Covid-19 terhadap Perdagangaan Internasional Covid-19 atau corona virus adalah sejenis flu yang awalnya menyebar dari cina ini adalah salah satu virus yang berbahaya. Karena selain menyerang bagian pernapasan, virus ini juga menyerang dan melemahkan imun tubuh. Sehingga dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya. Penularan virus ini melalui sentuhan tangan, keringat, air liur, dan lainnya. Banyak negara yang warganya terkena virus ini, seperti Amerika Serikat dan Italia yang tingkat suspect nya tinggi. Karena itu beberapa negara melakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus ini. Covid-19 ini pastinya berdampak pada perekonomian internasional. Seperti, kacaunya keseimbangan penawaran dan permintaan, ketidaktersediannya barang/ pasokan, melemahnya sektor industri, menurunya kegiatan ekspor dan impor, sampai meningkatnya pengangguran. Karena beberapa negara melakukan lockdown dan pembatasan sosial berskala besar. Juga beberapa perusahaan besar menghentikan sementara kegiatan produksinya dan meliburkan pegawainya. Contoh, Ford Motor Company menghentikan seemua penjualan dan produksinya mulai 3 maret 2020 setelah 2 pegawainya positif covid-19. Setelahnya beberapa perusahaan lainnya mengikuti langkah tersebut. Industri manufaktur di Cina menemui berbagai permasalahan akibat pandemi ini. Karena pandemi ini sekarang kebutuhan akan alat- alat kesehatan meningkat, seperti permintaan masker dan APD. Beberapa perusahaan mengalihfungsikan
produksinya untuk memproduksi masker dan APD. Kebanyakan perusahaan tekstil yang melakukan ini. Disamping memenuhi kebutuhan juga mereka melakukan kerja sosial, walaupun banyak juga yang memanfaatkan hal ini untuk mencari keuntungan. Karena penularan virus ini tidak selalu ditentukan oleh jarak geografis dari Wuhan. Seperti di Italia yang disebabkan oleh perjalanan pesawat dan kapal pesiar. Menyebabkan reaksi dari beberapa negara melakukan penutupan perjalanan, baik perjalanan udara, laut, bahkan darat. Hal ini berdampak pada distribusi barang juga. Sementara karena masyarakat di haruskan untuk tetap dirumah, maka permintaan konsumen menghilang dari pasar. Bahkan walaupun dapat melakukan belanja online dari rumah. Pengirimannya juga dibatasi demi meminimalisir penularan sehingga memakan waktu lebih lama. Yang paling terkena dampak dari menurunnya permitaan ini menurut saya adalah para penjual jasa, seperti pengacara, apalagi yang pekerjaannya harus menemui kliennya. Pada sektor keuangan banyak terhambat. Peruasahaan banyak yang menunda atau terlambat membayar pinjaman/ utang dan upah pegawainya. Sektor kredit dikawatirkan akan lesu karena perubahan sistem yang terjadi. Sekor perdagangan merupakan salah satu penyebab utama di mana virus tersebar. Tentu saja, membuat arus perdagangan rentan terhadap demand shocks (pembelian turun) dan supply shocks (produksi turun). Implikasinya jelas, penutupan pabrik, larangan bepergian, penutupan perbatasan dan sejenisnya - akan mengurangi pendapatan negara-negara yang terkena covid-19. Jepang menjadi contoh yang jelas dari supply shocks. Setelah laporan Infeksi COVID-19, banyak perusahaan besar Jepang memerintahkan karyawannya untuk bekerja dari rumah. Mengingat kemacetan serius jam sibuk kereta komuter di Jepang, dikawatirkan mejadi media penularan. Harga- harga barang banyak yang melonjak naik, terutama barang kebutuhan pokok. Tetapi ada beberapa barang ada juga yang menurun, seperti minyak. Nilai tukar juga terdampak karena pasar modal mengalami penutupan sementara beberapa waktu lalu.