Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Cost accounting overhead, Essays (university) of Cost Accounting

Cost accounting, in this essay talk about cost of overhead, how to make overhead cost

Typology: Essays (university)

2019/2020

Uploaded on 03/13/2020

moh-gofaldi
moh-gofaldi 🇮🇩

1 document

1 / 9

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Nama : MOH. GOFALDI
NIM : A031191138
TUGAS : RMK AKUNTANSI BIAYA ( ALOKASI BOP)
KELOMPOK 5
DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK
“ALOKASI BOP”
A. Pengertian
Departementalisasi biaya overhead pabrik adalah membagi pabrik ke dalam departemen
departemen atau pusat biaya untuk pembebanan biaya overhead pabrik. Manfaat departementalisasi
biaya overhead pabrik adalah :
1. Penentuan harga pokok produk lebih teliti
2. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat dipertanggung jawabkan.
Penentuan harga pokok produk lebih teliti karena penentuan tarif pembebanan biaya overhead
pabrik masing-masing departemen didasarkan pada dasar pembebanan yang relevan dengan
departemen yang bersangkutan. Ini berarti antara departemen yang satu dengan yang lain dapat
digunakan tarif pembebanan biaya overhead pabrik yang berbeda-beda.
Pengendalian biaya overhead pabrik dapat dipertanggung jawabkan, karena dengan
departementalisasi maka biaya- biaya suatu departemen secara langsung dan lengkap dapat
didefinisikan dengan mandor atau pengawasan yang harus bertanggung jawab di departemen yang
bersangkutan.
B. Departemen produksi dan departemen pembantu
Perusahan manufaktur mempunyai dua jenis yaitu departemen produksi dan departemen
pembantu.Misalnya dengan departemen produksi adalah suatu departemen yang mengelola suatu
produk dengan mengubah bentuk atau sifat suatu bahan atau merakit suku cadang menjadi produk.
Contoh departemen produksi :
Departemen pemotong
Departemen desain
Departemen perakitan
Contoh departemen pembantu
Departemen bengkel
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9

Partial preview of the text

Download Cost accounting overhead and more Essays (university) Cost Accounting in PDF only on Docsity!

Nama : MOH. GOFALDI NIM : A TUGAS : RMK AKUNTANSI BIAYA ( ALOKASI BOP) KELOMPOK 5 DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK “ALOKASI BOP” A. Pengertian Departementalisasi biaya overhead pabrik adalah membagi pabrik ke dalam departemen – departemen atau pusat biaya untuk pembebanan biaya overhead pabrik. Manfaat departementalisasi biaya overhead pabrik adalah :

  1. Penentuan harga pokok produk lebih teliti
  2. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat dipertanggung jawabkan. Penentuan harga pokok produk lebih teliti karena penentuan tarif pembebanan biaya overhead pabrik masing-masing departemen didasarkan pada dasar pembebanan yang relevan dengan departemen yang bersangkutan. Ini berarti antara departemen yang satu dengan yang lain dapat digunakan tarif pembebanan biaya overhead pabrik yang berbeda-beda. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat dipertanggung jawabkan, karena dengan departementalisasi maka biaya- biaya suatu departemen secara langsung dan lengkap dapat didefinisikan dengan mandor atau pengawasan yang harus bertanggung jawab di departemen yang bersangkutan. B. Departemen produksi dan departemen pembantu Perusahan manufaktur mempunyai dua jenis yaitu departemen produksi dan departemen pembantu.Misalnya dengan departemen produksi adalah suatu departemen yang mengelola suatu produk dengan mengubah bentuk atau sifat suatu bahan atau merakit suku cadang menjadi produk. Contoh departemen produksi :  Departemen pemotong  Departemen desain  Departemen perakitan Contoh departemen pembantu  Departemen bengkel

 Departemen tenaga uap  Departemen air conditioning  Departemen penyelesaian C. Biaya overhead pabrik per departemen Biaya overhead pabrik dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

  1. Biaya overhead langsung departemen, adalah biaya yang langsung sebagai biaya overhead departemen tertentu. Contohnya : biaya bahan penolong , gaji mandor,biaya lembur karyawan dll.
  2. Biaya overhead tidak langsung departemen, adalah biaya overhead yang dinikmati secara bersama-sama oleh dua departemen atau lebih. Contohnya : biaya overhead tidak langsung departemen adalah gaji pengawas departemen, biaya penyusutan gedung pabrik,biaya reparasi dan pemeliharaan gedung dan biaya pengangkutan. D. Penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen Tarif biaya overhead pabrik tiap-tiap departemen dapat ditentukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini :
  3. Menyusun anggaran biaya overhead langsung dan biaya overhead tidak langsung departemen untuk tiap-tiap departemen pada tingkat volume kegiatan yang ditentukan.
  4. Melakukan survey pabrik untuk menentukan biaya overhead pabrik tidak langsung kepada departemen – departemen yang menikmatinya dan menentukan dasar alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen – departemen produksi. E. Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik perlu diperhatikan sifat biaya dalam hubungannya dengan pusat biaya atau departemen (biaya overhead langsung dan biaya overhead tidak langsung departemen ). Biaya overhead tidak langsung departemen- departemen yang menikmati dengan menggunakan dasar distribusi yang relevan.Berikut ini contoh biaya overhead tidak langsung dan dasar pembebanan yang sekiranya relevan. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen Dasar distribusi  Gaji pengawas departemen

Tujuan alokasi tersebut adalah agar biaya yang dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dengan biaya yang sesungguhnya terjadi pada tiap- tiap departemen produksi dapat ditentukan apakah biaya overhead pabrik lebih dibebankan atau kurang dibebankan (over or underapplied factory overhead). Oleh karena itu metode alokasi digunakan sama seperti yang digunakan pada waktu mengalokasikan biaya dianggarkan departemen pembantu ke departemen – departemen produksi pada awal periode. Apabila alokasi biaya dianggarkan departemen pembantu ke departemen produksi pada awal periode menggunakan metode alokasi langsung, maka alokasi biaya sesungguhnya departemen pembantu ke departemen – departemen produksi pada akhir periode juga menggunakan metode alokasi langsung.Tetapi apabila pada awal periode menggunakan metode alokasi bertahap dalam mengalokasikan biaya yang dianggarkan departemen pembantu ke departemen – departemen produksi, maka pada akhir periode juga menggunakan metode alokasi bertahap dalam mengalokasikan biaya sesungguhnya departemen pembantu ke departemen – departemen produksi. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Clean Cost Concepts adalah cara mengalokasikan BOP, dimana BOP bagian Jasa secara langsung dialokasikan ke bagian produksi sesuai proporsi pemakaian jasanya.

1. Metode alokasi langsung (direct alocation method) Dalam metode ini, BOP departemen jasa dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen jasa hanya dinikmati/dimanfaatkan oleh departemen produksi, dan tidak ada departemen jasa lain yang memakai jasa tersebut (Departemen Jasa tidak memakai jasanya). Contoh kasus: Metode Alokasi langsung CV HAM mengolah produknya melalui dua departemen produksi yakni departemen proses 1 dan proses 2, dan ditunjang oleh dua departemen jasa yaitu departemen jasa listrik (X) dan departemen jasa pemeliharaan mesin (Y). Seluruh tenaga listrik dan pemeliharaan mesin sepenuhnya digunakan oleh departemen produksi dengan proporsi:

Perkiraan besarnya BOP untuk masing-masing departemen adalah Tentukan BOP Dianggarkan setelah alokasi dengan menggunakan metode alokasi langsung! Jawab Menghitung BOP dianggarkan Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah: Jasa X BOP departemen jasa X sebanyak Rp 30.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing Departemen Proses 1 = 30% x Rp 30.000.000 = Rp 9.000.000,- Departemen Proses 2 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,- Departemen Proses 3 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,- Total = Rp 30.000.000,- Jasa Y BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 60.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing: Departemen 1 = 25% x Rp 60.000.000 = Rp 15.000.000,- Departemen 2 = 40% x Rp 60.000.000 = Rp 24.000.000,- Departemen 3 = 35% x Rp 60.000.000 = Rp 21.000.000,- Total = Rp 60.000.000,-

tukar menukar jasa antara bagian jasa listrik dan bagian jasa pemeliharaan. Proporsi pemakaian jasanya adalah: Berdasarkan data tersebut, diminta:

  1. Menghitung BOP Neto masing-masing departemen jasa
  2. Menghitung BOP Neto yang dianggarkan untuk masing-masing departemen produksi Jawab 1. Menghitung BOP Neto bagian Jasa setelah alokasi Dengan menggunakan Metode Aljabar, maka biaya tiap bagian jasa dinyatakan dalam persamaan- persamaan berikut: X = a1 + b1 Y .................................. persamaan 1 Y = a2 + b2 X .................................. persamaan 2 X = 28.000.000 + 25% Y Y = 2.000.000 + 20% X Jadi X = 28.000.000 + 0,25 (2.000.000 + 0,2 X) X = 28.500.000 + 500.000 + 0,05 X X – 0,05 X = 28.500. X = 30.000. Y = 2.000.000 + 20% X Y = 2.000.000 + 0,2 (X) Y = 2.000.000 + 0,2 (30.000.000)

Y = 8.000.

Jadi BOP bagian jasa listrik setelah mendapat alokasi BOP dari bagian jasa pemeliharaan adalah sebesar Rp 30.000.000,- BOP bagian jasa pemeliharaan setelah mendapatkan alokasi BOP dari bagian jasa listrik adalah sebesar Rp 8.000.000,- Dengan demikian maka jumlah BOP Neto untuk masing-masing departemen jasa adalah: Kedua BOP Neto dari bagian jasa listrik dan pemeliharaan ini, kemudian dibebankan kepala masing-masing departemen produksi sesuai proporsi masing-masing: setelah alokasi2. Menghitung BOP Neto masing-masing Departemen Produksi Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:

  1. Jasa X (departemen listrik) BOP departemen jasa X sebanyak Rp 24.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing: Departemen Proses 1 = 30/80 x Rp 24.000.000 = Rp 9.000.000,- Departemen Proses 2 = 50/80 x Rp 24.000.000 = Rp 15.000.000,- Total = Rp 24.000.000,-
  2. Jasa Y (departemen pemeliharaan) BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 6.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing: Departemen Proses 1 = 40/75 x Rp 6.000.000 = Rp 3.200.000,- Departemen Proses 2 = 35/75 x Rp 6.000.000 = Rp 2.800.000,- Total = Rp 6.000.000,-