Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Biologi kelas 2 semester 1, Assignments of Biology

Buku biologi semuanya ada disini

Typology: Assignments

2021/2022

Uploaded on 02/25/2023

larasati-azzura
larasati-azzura 🇮🇩

3 documents

1 / 40

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14
pf15
pf16
pf17
pf18
pf19
pf1a
pf1b
pf1c
pf1d
pf1e
pf1f
pf20
pf21
pf22
pf23
pf24
pf25
pf26
pf27
pf28

Partial preview of the text

Download Biologi kelas 2 semester 1 and more Assignments Biology in PDF only on Docsity!

i

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah Rabb alam semesta, karena atas ridha dan hidayah-Nya sehingga saya mampu menulis buku ini dengan judul Micro Teaching untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Peningkatan kualitas mahasiswa melalui micro teaching menjadi salah satu program yang wajib bagi mahasiswa terutama pada jurusan pendidikan sebagai calon guru. Oleh karena itu, buku ini ditulis guna memenuhi materi micro teaching di perguruan tinggi khususnya pada jurusan pendidikan guru sekolah dasar.

Pembelajaran micro (Micro Teaching) merupakan salah satu rumpun mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa program studi keguruan , yang maksudnya ditujukan untuk membentuk sikap dan prilaku yang diperlukan dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai.

Mata Kuliah Micro Teaching ini sengaja di selenggarakan untuk membekali mahasiswa program studi keguruan termasuk PGSD sebelum praktik pada kelas sesungguhnya (real teaching). Dengan ini, penulis sajikan buku pedoman micro teaching sebagai bahan gambaran dalam pelaksanaan mata kuliah micro teaching baik untuk para mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini dan untuk para dosen pembimbing mata kuliah micro teaching

Semoga buku ini bermanfaat terutama bagi mahasiswa keguruan yang sedang mengembangkan dan melatih kemampuan mengajar di laboratory dan di real teaching class room SD/Madrasah.

iii

F. Kriteria Keberhasilan .............................................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 36

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu program studi pada Universitas Bhayangkara Jakarta Raya yang mengembangkan profesi keguruan adalah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Strata S1. Program Studi PGSD mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan akademik dan life skill. Pendidikan akademik diarahkan pada pembentukan bidang akademik di bidang pendidikan, sedangkan pendidikan vokasional diarahkan untuk membentuk calon pendidik yang terampil di bidang keguruan. Untuk itu, secara teoritis dalam kurikulum keguruan diprogramkan bidang studi kependidikan. Untuk menguji ketepatan teori-teori kependidikan dan untuk memberikan pengalaman yang mendalam, diselenggarakan praktek mengajar dalam kelas yang lazim disebut kuliah Micro teaching.

Pengelolaan micro teaching tidak terlepas dari pengelolaan magang dan pengembangan laboratorium yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Micro teaching dikembangkan untuk membekali siswa dengan keterampilan mengajar yang hasilnya dapat dilihat dari kegiatan hands-on teaching di sekolah/madrasah. Pengalaman yang telah ditunjukkan oleh berbagai pengawas, guru, pegawai negeri sipil dan direksi, terlihat bahwa keterampilan mengajar para profesional pada umumnya masih lemah. Sebaliknya praktikan yang terlebih dahulu mengikuti kuliah Micro teaching, dalam melaksanakan praktek keguruannya di sekolah/madrasah diperoleh informasi hasilnya lebih baik dibanding dengan mereka yang tidak mengikuti program Micro teaching.

Pengembangan Micro teaching pada jurusan/program studi keguruan termasuk kelompok pendukung pada mata kuliah Prilaku Berkarya (MPB) menjadi salah satu alternatif untuk dikembangkan agar mahasiswa memiliki keahlian terutama keterampilan mengajar didalam kelas. Melalui program ini mahasiswa dilatih praktek mengajar dalam kelas sedemikian rupa dengan menggunakan peralatan manual dan elektronik.

A. Pengertian

Pembelajaran mikro (mikro teaching) adalah suatu pendekatan atau cara melatih kinerja pedagogis yang dilakukan secara “mikro” atau disederhanakan. Penyederhanaan ini terkait dengan setiap komponen pembelajaran, misalnya dari segi waktu, materi, jumlah siswa, jenis keterampilan dasar mengajar yang akan dilatihkan, penggunaan metode dan materi pembelajaran serta unsur-unsur pembelajaran lainnya. Seperti sudah dipelajari dalam kegiatan belajar bahwa unsur-unsur pokok pembelajaran itu ada empat yaitu:

  1. tujuan atau kompetensi,
  2. materi yang harus dipelajari siswa,
  3. metode dan media,
  4. evaluasi.

satu syarat mengajar kepada siswa yang akan mengikuti praktik profesional mengajar di sekolah/madrasah.

C. Kedudukan Buku Panduan

Kedudukan Buku Panduan Buku ini adalah panduan umum yang dapat dijadikan term of reference (TOR) bagi dosen, mahasiswa, dan semua pihak dapat mengelaborasinya sesuai kebutuhan berdasarkan kondisi faktual yang menyangkut ketersediaan fasilitas, karakteristik praktikan dan latar pelaksanaan program secara kontekstual.

BAB II

PELAKSANAAN

A. Pengelolaan Tata kelola microteaching di tingkat program studi. Microteaching pada Prodi Pendidikan Matematika dengan beban 4 SKS, yang diampu oleh team teaching, yakni dosen yang memiliki kompetensi pendidikan dan dosen yang memiliki kompetensi pendidikan matematika. Mata kuliah microteaching berada pada semester 6 (enam) dan sebagai syarat mata kuliah PPL yang berada semester 7 (Tujuh). Praktik micro teaching dilaksanakan merupakan simulasi praktek PPL. Mahasiswa mengajar sesuai dengan RPP yang telah dibuat, praktik mengajar dengan keterampilan-keterampilan dasar mengajar yang sudah dimiliki, dan dievaluasi oleh tim dosen dengan menggunakan instrumen pengamatan.

B. Sistem Bimbingan Sistem bimbingan praktik micro teaching dilakukan oleh dua orang dosen dan pelaksanaannya disusun secara bertahap dan terpadu. Bimbingan bertahap artinya bimbingan dimulai dari tahap persiapan hingga praktik. Sedangkan pembinaan terpadu berarti pembinaan yang dilakukan secara terpadu mulai dari pembinaan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi menjadi satu kesatuan yang utuh.

Tahap pertama membimbing menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Tahap kedua membimbing pelaksanaan latihan keterampilan dasar mengajar meliputi: (1) keterampilan membuka pembelajaran; (2) keterampilan menjelaskan; (3) keterampilan mengadakan variasi; (4) keterampilan bertanya; (5) keterampilan membimbing diskusi kelompok; (6) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan; (7) keterampilan memberi penguatan; (8) keterampilan mengelola kelas; (9) keterampilan menggunakan media/alat; (10) keterampilan menutup pembelajaran.

Gambar 2.1. Keterampilan dasar mengajar

dimulai dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-8. Pada bagian persiapan, siswa diberikan teori tentang teknik dasar mengajar, kurikulum, dan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, pembuatan RPP, dan keterampilan mengajar. Pada tahap pelaksanaan praktik microteaching dimulai dari minggu ke-9 sampai minggu ke-15. Pada minggu ke-16, dosen menyampaikan hasil pencapaiannya.

E. Standar Oprasional Prosedur Laboratorium Microteaching adalah ruangan khusus untuk praktik di kelas. Ruangan ini terutama untuk perkuliahan dan simulasi Keterampilan Dasar Mengajar (Micro Teaching). Ruangan ini merupakan ruangan kedap udara yang dilengkapi dengan peralatan umum di ruang kelas tradisional dan modern. Alat implementasi pembelajaran modern seperti LCD proyektor, drop-down screen, kamera dokumen, komputer multimedia, papan tulis, kursi bergerak, dll disediakan di ruangan ini untuk melatih siswa mempraktikkan praktik pembelajaran modern.

F. Tujuan Standar Operasional Prosedur SOP Penggunaan Laboratorium Microteaching Universitas Bhayangkara Jakarta Raya dibuat agar setiap pengguna dapat menggunakannya sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

G. Ruang Lingkup Laboratorium Microteaching merupakan sarana penunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Seluruh jurusan di Fakultas Ilmu Pendidikan.

H. Uraian Prosedur

  1. Tata Tertib Laboratorium
    1. Mahasiswa/pengguna laboratorium wajib mentaati semua tata tertib dan ketentuan yang ada di Laboratorium.
    2. Berlaku sopan, santun dan menjunjung etika akademik.
    3. Mahasiswa yang akan menggunakan Laboratorium Magang dan Microteaching harus mendapatkan surat izin terlebih dahulu dari kepala Laboratorium. Surat izin harus masuk seminggu sebelum penggunaan.
    4. Persetujuan penggunaan fasilitas/peralatan ditanda tangani oleh kepala Laboratorium.
    5. Peminjaman alat harus terlebih dahulu membuat surat izin peminjaman laboratorium dan diketahui pembimbing dan teknisi Laboratorium (operator lab).
    6. Kerusakan/kehilangan peralatan/bahan selama waktu peminjaman menjadi tanggung jawab peminjam, dan penggantian di sesuaikan dengan peralatan/bahan yang dipinjam dalam waktu yang ditentukan oleh pihak laboratorium.
    7. Kegiatan praktikum mahasiswa harus didampingi oleh dosen pembimbing.
  1. Penggunaan Laboratorium di luar jam kerja harus sepengetahuan pihak kepala Laboratorium.
  2. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan diatur kemudian.
  3. Mekanisme Penggunaan Laboratorium
  4. Dosen koordinator mata kuliah atau dosen pembimbing praktikum menyampaikan secara tertulis kepada Ketua Jurusan bahwa mata kuliah yang bersangkutan akan melaksanakan praktikum di laboratorium. Penyampaian tersebut dilakukan terjadwal oleh Fakultas pada saat semester sebelumnya atau paling lambat pada awal semester dimana praktikum akan dilaksanakan.
  5. Fakultas segera menyampaikan secara tertulis rencana penggunaan Laboratorium Magang dan Microteaching pada mata kuliah tersebut kepada Kepala atau Sekretaris Laboratorium.
  6. Kepala atau Sekretaris Laboratorium menunjuk (disposisi) dan menyampaikan kepada operator terkait tentang rencana praktikum.
  7. Operator Laboratorium dapat dibantu dengan dosen pembimbing menentukan jadwal dan mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan.

unsur-unsur pembuka pembelajaran sepertinya tidak dibuat-buat. Sehingga proses pembukaan kegiatan pembelajaran berlangsung secara logis dan sistematis, dan pada akhirnya dapat mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.

  1. Berkesinambungan Kegiatan membuka pembelajaran bukanlah suatu hal yang berdiri sendiri, kegiatan ini tidak terlepas dari kegiatan berikut yaitu kegiatan pembelajaran dasar dan bagian ketiga dari kegiatan pembelajaran penutup Ketiga komponen tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh.

Komponen keterampilan membuka pembelajaran.

  1. Orientasi  memulai pertemuan dengan salam pembuka dan berdoa yang dipimpin peserta didik secara bergilir.  memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin  menyiapkan fisik dan psikis peserta didik didalam mengawali kegiatan pembelajaran
  2. Melakukan apersepsi  mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik sebelumnya.  mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.  mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
  3. Memberi motivasi  untuk menimbulkan rasa ingin tahu, bisa dilakukan dengan:
    • cara menunjukkan gambar, poster, model, skema, rekaman, atau alat yang sudah dipersiapkan.
    • mendemonstrasikan sesuatu alat peraga yang akan digunakan
    • menceriterakan suatu kejadian dengan ekspresi wajah yang sungguh- sungguh dan gerakan tubuh yang menarik  menarik perhatian peserta didik dengan kehangatan dan keantusiasan: bersikap ramah, antusias, bersahabat, hangat dan akrab  mengambil posisi berdiri yang bergantian.
  4. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang sedang berlangsung  tujuan pembelajaran diambil dari KD  tujuan dikaitkan dengan manfaat belajar bagi peserta didik  tujuan pembelajaran ditulis dipapan tulis (white board)
  5. Menyampaikan kompetensi dasar/indikator pembelajaran yang akan dicapai selama pembelajaran  indikator diurai dari kompetensi dasar  dirumuskan dengan spesifik dan operasional  diberitahukan kepada peserta didik
  1. Membuat kaitan  membuat kaitan antara aspek-aspek yang relevan dari mata pelajaran yang telah dikenal peserta didik sebelumnya.  guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik sebelumnya
  2. Menyampaikan lingkup penilaian proses dan penilaian akhir serta teknik penilaian yang akan digunakan.  menyampaikan batasan materi pembelajaran.  menyampaikan sistem penilaian proses dan hasil belajar  mengingatkan ketiga ranah selalu dinilai (afektif, kognitif dan psikomotorik)
  3. Memberi acuan  merumuskan dengan peserta didik langkahlangkah pembelajaran yang akan dilakukan (memperhatikan Lembar Kerja (LK) bila ada)  mengingatkan batas waktu dikusi, alat bahan yg digunakan, Lembar Kerja (LK) dan laporan hasil diskusi  mengingatkan aturan diskusi yang sebelumnya sudah disepakati  menentukan kelompok diskusi dari kelompok yang sudah disiapkan sebelumnya

B. Keterampilan Menjelaskan Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah proses penyajian informasi secara lisan yang sistematis/berurutan untuk menunjukkan adanya hubungan antara pesan yang satu dengan yang lainnya, guna mencapai pemahaman yang utuh yang diinginkan. Misalnya merumuskan definisi dari contoh-contoh kontekstual, mengaitkan suatu konsep dengan pengetahuan yang belum pernah diketahui, melihat hubungan antara sebab akibat dan kejadian lainnya. Seorang guru membutuhkan keterampilan menjelaskan untuk meningkatkan keefektifan percakapan sehingga bermakna bagi siswa, karena tidak semua siswa dapat menggali pengetahuannya dari buku atau sumber lain, dan masih ada sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah yang dapat digunakan oleh siswa. Penyajian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dalam urutan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Memberikan penjelasan merupakan salah satu aspek penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa. Dan biasanya guru mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh atau dapat mempengaruhi siswa melalui penjelasan dan kata-kata yang diberikannya, sehingga terkadang siswa menuruti apa yang guru katakan, dengan kata lain mereka. contoh memberikan fakta, ide atau pendapat. Namun, guru harus didorong untuk lebih menahan diri dalam penjelasannya, sehingga siswa dapat mengeksplorasi lebih banyak dalam pembelajaran, sebagai ciri pembelajaran yang berpusat pada siswa.

 volume suara dapat didengar semua peserta didik.  tekanan suara guru: tinggi-rendah, cepat-lambat dapat terkendali  bahasa komunikatif dengan kata-kata pujian/penghargaan: wah, hebat, bagus, pintar sekali, disampaikan sesuai dengan nada suara, bila disampaikan dengan nada yang tepat akan membuat perubahan emosional peserta didik jauh lebih baik.  tata bahasa dan makna mudah diterima peserta didik

  1. Mengadakan perubahan isyarat /mimic  ekspresi wajah guru dalam berbicara menunjukkan keseriusan, keyakinan dan ketulusan.  jangan menunjukkan perubahan wajah sampai ke dalam kelas bila ada permasalahan sebelumnya di kantor atau di rumah.  perubahan mimik disesuaikan dengan tujuan (penekanan materi, saat membaca, membujuk, memotivasi, menegur, memberi sanksi dan lainlain)
  2. Melayangkan pandangan kepada seluruh peserta didik/pandangan mata ditujukan pada peserta didik  pandangan mata kepada peserta didik, tidak ke bawah, ke tembok atau ke keluar kelas.  pandangan dilakukan berpindah-pindah ke semua peserta didik  guru menguasai dengan kontak mata, kalau ada kontak mata guru dengan peserta didik, maka kata-kata yang diucapkan oleh guru akan terasa lebih meyakinkan dan memperkuat informasi.
  3. Pemenggalan frasa tepat sehingga mendukung makna  kejelasan dalam penyampaian suku kata, kata, kalimat dan pemenggalannya  kosa kata disesuaikan dengan tahap perkembangan psikologi peserta didik  menghindari kalimat yang tidak lengkap, sehingga kurang bermakna  hindari istilah tidak jelas/meragukan misal “yang semacam itu”, “kira- kira sekian”, “ibu/bapak lupa, pokoknya lihat aja nanti”
  4. Memberi waktu senyap dalam berbicara  sengaja mengadakan diam sejenak pada saat yang tepat untuk membuat pembicaraan guru lebih jelas.  memberi waktu jedah bagi peserta didik untuk proses berpikir.  ada perlambatan bicara untuk hal-hal tetentu.
  5. Memberikan penekanan butir-butir penting pengajaran  memberikan penekanan penjelasan untuk hal-hal yang paling penting  meminta peserta didik untuk mengulang poin-poin yang penting

C. Keterampilan Mengadakan Variasi Tidak dapat disangkal bahwa dalam proses pembelajaran ada kalanya siswa, bahkan guru, merasa bosan. Ada beberapa faktor yang menjadi sumber kejenuhan, seperti: kondisi lingkungan yang tidak nyaman (ketat, pengap, sesak, bau tidak sedap mungkin dari lingkungan sekitar, pasar, sungai, pembuangan limbah dll). Bisa juga tergantung pada faktor lain seperti kinerja guru yang kurang baik kepada siswa, bahan ajar yang kurang menarik, atau kondisi siswa yang kurang termotivasi untuk belajar, sehingga untuk menghindari permasalahan tersebut perlu dilakukan. Perlu diciptakan situasi dan kondisi belajar yang berbeda.Jika guru mampu menyajikan proses pembelajaran yang bervariasi, kemungkinan besar dia tidak akan bosan. Variasi kegiatan pembelajar dipahami sebagai suatu proses perubahan belajar, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok atau komponen, yaitu: variasi metode mengajar guru, variasi penggunaan media dan alat pembelajaran, serta variasi pola interaksi dan aktivitas siswa. Pola interaksi guru dengan siswa dalam proses pembelajaran sangat beragam gayanya. Agar guru dan siswa selalu menunjukkan semangat belajar dan mengajar, ketekunan dan partisipasi penuh.

Tujuan dari kegiatan mengadakan variasi adalah:

  1. Agar memenuhi lebih banyak keinginan peserta didik, mengingat pola belajar peserta didik berbeda-beda, karena bila selalu menggunakan satu pola mengajar akan merugikan banyak peserta didik.
  2. Agar melibatkan guru dan peserta didik berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembelajaran.
  3. Agar guru menguasai berbagai macam variasi proses pembelajaran yang menarik.
  4. Untuk dapat menanggapi rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki peserta didik
  5. Untuk menumbuhkan perhatian belajar peserta didik.
  6. Untuk membentuk sikap positif peserta didik terhadap guru Prinsip dari kegiatan mengadakan variasi:
  7. Harus sudah terencana dan diberitahu sebelumnya kepada peserta didik agar proses dapat berjalan lancar.
  8. Harus memenuhi kewajaran dan keluwesan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
  9. Disesuaikan dengan tahap perkembangan psikologi peserta didik.
  10. Disesuaikan dengan tujuan, waktu, tempat, media, sarana sekolah yang ada

Komponen keterampilan mengadakan variasi:

  1. Penjelasan guru menggunakan berbagai metode pembelajaran.  metode belajar se arah (guru ke peserta didik)  metode belajar dua arah (guru ke peserta didik, peserta didik ke guru)

Melihat pentingnya bertanya dalam proses pembelajaran, keterampilan bertanya harus dipelajari, dilatih dan dikembangkan oleh guru, sehingga dengan menguasai cara mengajukan pertanyaan yang berkualitas baik jenis maupun bentuknya, siswa dirangsang untuk terus berpikir, mencari informasi, bahkan mungkin bereksperimen dengan pertanyaan, menemukan jawaban/solusi. Keberhasilan siswa dalam menemukan jawaban/solusi atas pertanyaan/masalah yang berkualitas akan menjadi kepuasan tersendiri bagi siswa, dan ketika siswa berhasil mengatasi atau memecahkan suatu masalah, umumnya mereka akan lebih termotivasi atau termotivasi untuk menghadapi pertanyaan atau memecahkan masalah berikut.

Tujuan dari kegiatan bertanya adalah

  1. Agar memusatkan perhatian dan membangun motivasi peserta didik terhadap masalah atau isu-isu pokok pembelajaran
  2. Agar membangkitkan rasa ingin tahu, sehingga dapat mendorong peserta didik untuk mencari dan menggali sumber-sumber pembelajaran yang lebih luas dan bervariasi.
  3. Agar memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mendemon-strasikan pendapat atau pemahaman yang dibentuknya
  4. Agar terbiasa menanggapi pernyataan teman atau pernyataan/ pernyataan guru
  5. Untuk menstrukturkan tugas-tugas dan kegiatan belajar sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif
  6. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, sebab pada hakekatnya berpikir sendiri adalah bertanya
  7. Untuk meningkatkan partisipasi peserta didik secara penuh pada proses pembelajaran yang diikutinya
  8. Untuk mendiagnosis kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik
  9. Untuk memberi kesempatan kepada peserta didik belajar berdiskusi

Prinsip dari kegiatan bertanya Setiap pertanyaan yang diajukan dalam proses pembelajaran merupakan alat atau perangkat pembelajaran, untuk mengkondisikan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien dan dinamis. Agar pertanyaan yang diajukan peserta didik dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka guru sangat dianjurkan untuk memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

  1. Kehangatan dan keantusiasan; Pertanyaan atau tanggapan harus dibuat dalam kondisi yang menguntungkan dan menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa tertekan, tetapi mereka merasa aman dan merasa di rumah.
  2. Berbahasa yang jelas; Pertanyaan atau pernyataan disampaikan kepada siswa agar menggunakan kalimat atau bahasa yang mudah dipahami/dipahami.
  1. Waktu berpikir; Berikan siswa waktu yang cukup untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan sehingga mereka memiliki waktu untuk menemukan dan mengomunikasikan jawabannya.
  2. Pemberian acuan; Pertanyaan yang disajikan hendaknya membantu siswa mengolah informasi pembelajaran dan menemukan jawaban, sehingga pertanyaan-pertanyaan itu sendiri harus disertai dengan referensi, agar siswa memiliki kejelasan dan memahami maksud dan tujuan dari isi pertanyaan;
  3. Pemerataan/pemindahan giliran; Pertanyaan yang diajukan hendaknya diajukan secara adil dan merata kepada setiap siswa, sehingga semua siswa memiliki kesempatan yang sama (tidak terjadi monopoli atau diskriminasi).
  4. Acak; Pernyataan harus diberikan secara acak (tidak berurutan), sehingga perhatian seluruh peserta didik terfokus pada kegiatan pembelajaran.

Kebiasaan yang harus dihindari dari kegiatan bertanya Sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan bertanya, maka setiap pertanyaan yang diajukan harus menghindari kebiasaan kurang baik seperti berikut ini:

  1. Menjawab pertanyaan sendiri, tidak akan bermakna
  2. Mengulangi pertanyaan sendiri, pertanyaan yang sudah jelas bila diulang-ulang akan mengganggu konsentrasi peserta didik
  3. Pertanyaan ganda, dapat membingungkan peserta didik untuk menjawab
  4. Mengulangi jawaban peserta didik, sebaiknya dilakukan oleh sesama peserta didik dengan tujuan penekanan dan keaktifan
  5. Memancing jawaban serentak, tidak mendorong peserta didik untuk berpikir lebih focus
  6. Menentukan peserta didik untuk menjawab sebelum pertanyaan disebutkan, akan mempengaruhi psikologi peserta didik itu sendiri. Komponen keterampilan bertanya
  7. Mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan tegas  pertanyaan singkat, padat.  pertanyaan mudah dipahami  pertanyaan tidak menimbulkan multitafsir
  8. Pertanyaan sesuai dengan tema pembelajaran  tidak menyimpang dari materi yang sedang dibahas  perincian disampaikan secara mendalam
  9. Memusatkan perhatian peserta didik