
































Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Buku biologi semuanya ada disini
Typology: Assignments
1 / 40
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
i
i
Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah Rabb alam semesta, karena atas ridha dan hidayah-Nya sehingga saya mampu menulis buku ini dengan judul Micro Teaching untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Peningkatan kualitas mahasiswa melalui micro teaching menjadi salah satu program yang wajib bagi mahasiswa terutama pada jurusan pendidikan sebagai calon guru. Oleh karena itu, buku ini ditulis guna memenuhi materi micro teaching di perguruan tinggi khususnya pada jurusan pendidikan guru sekolah dasar.
Pembelajaran micro (Micro Teaching) merupakan salah satu rumpun mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa program studi keguruan , yang maksudnya ditujukan untuk membentuk sikap dan prilaku yang diperlukan dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai.
Mata Kuliah Micro Teaching ini sengaja di selenggarakan untuk membekali mahasiswa program studi keguruan termasuk PGSD sebelum praktik pada kelas sesungguhnya (real teaching). Dengan ini, penulis sajikan buku pedoman micro teaching sebagai bahan gambaran dalam pelaksanaan mata kuliah micro teaching baik untuk para mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini dan untuk para dosen pembimbing mata kuliah micro teaching
Semoga buku ini bermanfaat terutama bagi mahasiswa keguruan yang sedang mengembangkan dan melatih kemampuan mengajar di laboratory dan di real teaching class room SD/Madrasah.
iii
F. Kriteria Keberhasilan .............................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 36
Salah satu program studi pada Universitas Bhayangkara Jakarta Raya yang mengembangkan profesi keguruan adalah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Strata S1. Program Studi PGSD mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan akademik dan life skill. Pendidikan akademik diarahkan pada pembentukan bidang akademik di bidang pendidikan, sedangkan pendidikan vokasional diarahkan untuk membentuk calon pendidik yang terampil di bidang keguruan. Untuk itu, secara teoritis dalam kurikulum keguruan diprogramkan bidang studi kependidikan. Untuk menguji ketepatan teori-teori kependidikan dan untuk memberikan pengalaman yang mendalam, diselenggarakan praktek mengajar dalam kelas yang lazim disebut kuliah Micro teaching.
Pengelolaan micro teaching tidak terlepas dari pengelolaan magang dan pengembangan laboratorium yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Micro teaching dikembangkan untuk membekali siswa dengan keterampilan mengajar yang hasilnya dapat dilihat dari kegiatan hands-on teaching di sekolah/madrasah. Pengalaman yang telah ditunjukkan oleh berbagai pengawas, guru, pegawai negeri sipil dan direksi, terlihat bahwa keterampilan mengajar para profesional pada umumnya masih lemah. Sebaliknya praktikan yang terlebih dahulu mengikuti kuliah Micro teaching, dalam melaksanakan praktek keguruannya di sekolah/madrasah diperoleh informasi hasilnya lebih baik dibanding dengan mereka yang tidak mengikuti program Micro teaching.
Pengembangan Micro teaching pada jurusan/program studi keguruan termasuk kelompok pendukung pada mata kuliah Prilaku Berkarya (MPB) menjadi salah satu alternatif untuk dikembangkan agar mahasiswa memiliki keahlian terutama keterampilan mengajar didalam kelas. Melalui program ini mahasiswa dilatih praktek mengajar dalam kelas sedemikian rupa dengan menggunakan peralatan manual dan elektronik.
A. Pengertian
Pembelajaran mikro (mikro teaching) adalah suatu pendekatan atau cara melatih kinerja pedagogis yang dilakukan secara “mikro” atau disederhanakan. Penyederhanaan ini terkait dengan setiap komponen pembelajaran, misalnya dari segi waktu, materi, jumlah siswa, jenis keterampilan dasar mengajar yang akan dilatihkan, penggunaan metode dan materi pembelajaran serta unsur-unsur pembelajaran lainnya. Seperti sudah dipelajari dalam kegiatan belajar bahwa unsur-unsur pokok pembelajaran itu ada empat yaitu:
satu syarat mengajar kepada siswa yang akan mengikuti praktik profesional mengajar di sekolah/madrasah.
C. Kedudukan Buku Panduan
Kedudukan Buku Panduan Buku ini adalah panduan umum yang dapat dijadikan term of reference (TOR) bagi dosen, mahasiswa, dan semua pihak dapat mengelaborasinya sesuai kebutuhan berdasarkan kondisi faktual yang menyangkut ketersediaan fasilitas, karakteristik praktikan dan latar pelaksanaan program secara kontekstual.
A. Pengelolaan Tata kelola microteaching di tingkat program studi. Microteaching pada Prodi Pendidikan Matematika dengan beban 4 SKS, yang diampu oleh team teaching, yakni dosen yang memiliki kompetensi pendidikan dan dosen yang memiliki kompetensi pendidikan matematika. Mata kuliah microteaching berada pada semester 6 (enam) dan sebagai syarat mata kuliah PPL yang berada semester 7 (Tujuh). Praktik micro teaching dilaksanakan merupakan simulasi praktek PPL. Mahasiswa mengajar sesuai dengan RPP yang telah dibuat, praktik mengajar dengan keterampilan-keterampilan dasar mengajar yang sudah dimiliki, dan dievaluasi oleh tim dosen dengan menggunakan instrumen pengamatan.
B. Sistem Bimbingan Sistem bimbingan praktik micro teaching dilakukan oleh dua orang dosen dan pelaksanaannya disusun secara bertahap dan terpadu. Bimbingan bertahap artinya bimbingan dimulai dari tahap persiapan hingga praktik. Sedangkan pembinaan terpadu berarti pembinaan yang dilakukan secara terpadu mulai dari pembinaan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi menjadi satu kesatuan yang utuh.
Tahap pertama membimbing menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Tahap kedua membimbing pelaksanaan latihan keterampilan dasar mengajar meliputi: (1) keterampilan membuka pembelajaran; (2) keterampilan menjelaskan; (3) keterampilan mengadakan variasi; (4) keterampilan bertanya; (5) keterampilan membimbing diskusi kelompok; (6) keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan; (7) keterampilan memberi penguatan; (8) keterampilan mengelola kelas; (9) keterampilan menggunakan media/alat; (10) keterampilan menutup pembelajaran.
Gambar 2.1. Keterampilan dasar mengajar
dimulai dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-8. Pada bagian persiapan, siswa diberikan teori tentang teknik dasar mengajar, kurikulum, dan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, pembuatan RPP, dan keterampilan mengajar. Pada tahap pelaksanaan praktik microteaching dimulai dari minggu ke-9 sampai minggu ke-15. Pada minggu ke-16, dosen menyampaikan hasil pencapaiannya.
E. Standar Oprasional Prosedur Laboratorium Microteaching adalah ruangan khusus untuk praktik di kelas. Ruangan ini terutama untuk perkuliahan dan simulasi Keterampilan Dasar Mengajar (Micro Teaching). Ruangan ini merupakan ruangan kedap udara yang dilengkapi dengan peralatan umum di ruang kelas tradisional dan modern. Alat implementasi pembelajaran modern seperti LCD proyektor, drop-down screen, kamera dokumen, komputer multimedia, papan tulis, kursi bergerak, dll disediakan di ruangan ini untuk melatih siswa mempraktikkan praktik pembelajaran modern.
F. Tujuan Standar Operasional Prosedur SOP Penggunaan Laboratorium Microteaching Universitas Bhayangkara Jakarta Raya dibuat agar setiap pengguna dapat menggunakannya sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
G. Ruang Lingkup Laboratorium Microteaching merupakan sarana penunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Seluruh jurusan di Fakultas Ilmu Pendidikan.
H. Uraian Prosedur
unsur-unsur pembuka pembelajaran sepertinya tidak dibuat-buat. Sehingga proses pembukaan kegiatan pembelajaran berlangsung secara logis dan sistematis, dan pada akhirnya dapat mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
Komponen keterampilan membuka pembelajaran.
B. Keterampilan Menjelaskan Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah proses penyajian informasi secara lisan yang sistematis/berurutan untuk menunjukkan adanya hubungan antara pesan yang satu dengan yang lainnya, guna mencapai pemahaman yang utuh yang diinginkan. Misalnya merumuskan definisi dari contoh-contoh kontekstual, mengaitkan suatu konsep dengan pengetahuan yang belum pernah diketahui, melihat hubungan antara sebab akibat dan kejadian lainnya. Seorang guru membutuhkan keterampilan menjelaskan untuk meningkatkan keefektifan percakapan sehingga bermakna bagi siswa, karena tidak semua siswa dapat menggali pengetahuannya dari buku atau sumber lain, dan masih ada sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah yang dapat digunakan oleh siswa. Penyajian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dalam urutan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Memberikan penjelasan merupakan salah satu aspek penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa. Dan biasanya guru mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh atau dapat mempengaruhi siswa melalui penjelasan dan kata-kata yang diberikannya, sehingga terkadang siswa menuruti apa yang guru katakan, dengan kata lain mereka. contoh memberikan fakta, ide atau pendapat. Namun, guru harus didorong untuk lebih menahan diri dalam penjelasannya, sehingga siswa dapat mengeksplorasi lebih banyak dalam pembelajaran, sebagai ciri pembelajaran yang berpusat pada siswa.
volume suara dapat didengar semua peserta didik. tekanan suara guru: tinggi-rendah, cepat-lambat dapat terkendali bahasa komunikatif dengan kata-kata pujian/penghargaan: wah, hebat, bagus, pintar sekali, disampaikan sesuai dengan nada suara, bila disampaikan dengan nada yang tepat akan membuat perubahan emosional peserta didik jauh lebih baik. tata bahasa dan makna mudah diterima peserta didik
C. Keterampilan Mengadakan Variasi Tidak dapat disangkal bahwa dalam proses pembelajaran ada kalanya siswa, bahkan guru, merasa bosan. Ada beberapa faktor yang menjadi sumber kejenuhan, seperti: kondisi lingkungan yang tidak nyaman (ketat, pengap, sesak, bau tidak sedap mungkin dari lingkungan sekitar, pasar, sungai, pembuangan limbah dll). Bisa juga tergantung pada faktor lain seperti kinerja guru yang kurang baik kepada siswa, bahan ajar yang kurang menarik, atau kondisi siswa yang kurang termotivasi untuk belajar, sehingga untuk menghindari permasalahan tersebut perlu dilakukan. Perlu diciptakan situasi dan kondisi belajar yang berbeda.Jika guru mampu menyajikan proses pembelajaran yang bervariasi, kemungkinan besar dia tidak akan bosan. Variasi kegiatan pembelajar dipahami sebagai suatu proses perubahan belajar, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok atau komponen, yaitu: variasi metode mengajar guru, variasi penggunaan media dan alat pembelajaran, serta variasi pola interaksi dan aktivitas siswa. Pola interaksi guru dengan siswa dalam proses pembelajaran sangat beragam gayanya. Agar guru dan siswa selalu menunjukkan semangat belajar dan mengajar, ketekunan dan partisipasi penuh.
Tujuan dari kegiatan mengadakan variasi adalah:
Komponen keterampilan mengadakan variasi:
Melihat pentingnya bertanya dalam proses pembelajaran, keterampilan bertanya harus dipelajari, dilatih dan dikembangkan oleh guru, sehingga dengan menguasai cara mengajukan pertanyaan yang berkualitas baik jenis maupun bentuknya, siswa dirangsang untuk terus berpikir, mencari informasi, bahkan mungkin bereksperimen dengan pertanyaan, menemukan jawaban/solusi. Keberhasilan siswa dalam menemukan jawaban/solusi atas pertanyaan/masalah yang berkualitas akan menjadi kepuasan tersendiri bagi siswa, dan ketika siswa berhasil mengatasi atau memecahkan suatu masalah, umumnya mereka akan lebih termotivasi atau termotivasi untuk menghadapi pertanyaan atau memecahkan masalah berikut.
Tujuan dari kegiatan bertanya adalah
Prinsip dari kegiatan bertanya Setiap pertanyaan yang diajukan dalam proses pembelajaran merupakan alat atau perangkat pembelajaran, untuk mengkondisikan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien dan dinamis. Agar pertanyaan yang diajukan peserta didik dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka guru sangat dianjurkan untuk memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
Kebiasaan yang harus dihindari dari kegiatan bertanya Sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan bertanya, maka setiap pertanyaan yang diajukan harus menghindari kebiasaan kurang baik seperti berikut ini: