Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Alat Tes Intelegensi, Lecture notes of Educational Psychology

dokumen berisi tugas kuliah dari kampus

Typology: Lecture notes

2020/2021

Available from 03/07/2023

sri-sulastri
sri-sulastri 🇮🇩

4 documents

1 / 16

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
MAKALAH
PEMAHAMAN INDIVIDU : TEKNIK TES
Dosen Pengampu : Andriyani E. Lay, S.Psi, M.Psikolog
Putu Agus Irawan, S.Pd, M.Pd
“ALAT TES INTEGENSI”
KELOMPOK 8
1. ELISABETH SRI SULASTRI (1801160001)
2. EMANUEL NATALIS NOLO (1801160102)
3. EMILIUS YUMELNUS LUKAS (1801160070)
4. AMBRY SJIOEN (1801160022)
5. ELFRIDA LILYOSA SENYUM (1801160082)
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
2019
1
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff

Partial preview of the text

Download Alat Tes Intelegensi and more Lecture notes Educational Psychology in PDF only on Docsity!

MAKALAH

PEMAHAMAN INDIVIDU : TEKNIK TES

Dosen Pengampu : Andriyani E. Lay, S.Psi, M.Psikolog Putu Agus Irawan, S.Pd, M.Pd “ALAT TES INTEGENSI” KELOMPOK 8

  1. ELISABETH SRI SULASTRI (1801160001)
  2. EMANUEL NATALIS NOLO (1801160102)
  3. EMILIUS YUMELNUS LUKAS (1801160070)
  4. AMBRY SJIOEN (1801160022)
  5. ELFRIDA LILYOSA SENYUM (1801160082) PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dihaturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa kerena atas berkat dan karunia-Nya penulisan makalah dengan judul “ ALAT TES INTELEGENSI” dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu jenis pengambilan nilai tugas dari proses perkuliahan. Penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik dalam segi materi maupun non-materi. Penulis menyadari akan kekurangan dari makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun penulis terima dengan senang hati. Kota Kupang, Maret 2019 Penulis

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Intelegensi dikenal sebagai kemampuan dari suatu individu untuk mengorganisasikan kelangsungan hidupnya. Saat ini ada banyak tes yang bisa kita lalui atau kita tempuh untuk mengetahui seberapa tinggi nilai intelegensi kita. Intelegensi biasanya dikenal dengan IQ. Namun, dalam intelegensi terdapat IQ, ada juga SA, dan lain-lain. Makalah ini membahas tentang pengertian, konsep dasar teori dan juga macam-macam tes yang digunakan untuk mengukur intelegensi. B. TUJUAN Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk mempelajari dan memahami pengertian, konsep dasar teori, dan macam-macam tes intelegensi sebagai salah satu materi pembelajaran dalam perkuliahan.

BAB 2

ISI

A. PENGERTIAN TES INTELEGENSI

Kata tes berasal dari bahasa latin ‘Testum’ yaitu alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Prancis kuno, kata tes berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan emas dan perak dari logam-logam yang lain. Lama kelamaan arti tes menjadi lebih umum. Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun 1890. Dan sejak itu makin popular sebagai nama metode psikologi yang dipergunakan untuk menentukan (mengukur) aspek-aspek tertentu dari pada ke pribadian (Azwar, 1987). Sedangkan intelegensi sendiri diartikan sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara aktif (Wechler, 1958). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, inteligensi adalah daya reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat, baik secara fisik maupun mental, terhadap pengalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada fakta atau kondisi baru. Oleh karena itu, pengertian dari tes intelegensi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu individu. Hasilnya akan menunjukkan secara umum kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri, belajar atau berfikir abstrak dan tidak dapat menunjukkan bidang khusus atau kemampuan khusus apa yang cenderung dikuasai.

● Kecerdasan Proksimal atau Proximal Intelligence. Leo Vygotsky berpendapat bahwa Kecerdasan kognitif seseorang dapat diuji dengan memperhatikan kronologis usia mental orang tersebut dan memperhatikan kapasitas orang tersebut. Maksud kapasitas seseorang adalah perbandingan kemampuan seseorang menyelesaikan suatu masalah seseorang diri dengan apabila mendapat bantuan orang lain dalam menyelesaikan masalah yang serupa. ● Kecerdasan yang dapat dipelajari atau Learnable Intelligence. David Perkins dari Harvard University berpendapat bahwa Kecerdasan dipengaruhi dan dioperasikan oleh beberapa faktor dalam kehidupan yaitu sistem otak, pengalaman hidup, dan kapasitas untuk pengaturan diri. ● Kecerdasan Tri Tunggal atau Triarchic Intelligence. Robert J. Sternberg berpendapat bahwa Kecerdasan manusia dapat diukur dari keseimbangan tiga kecerdasan yaitu kecerdasan kreatif, analisis, dan praktis. Kecerdasan kreatif meliputi kemampuan menemukan dan merumuskan ide serta solusi dari masalah. Kecerdasan analisis digunakan saat secara sadar mengenali dan memecahkan masalah, merumuskan strategi, menyusun dan menyampaikan informasi. Kecerdasan praktis digunakan untuk bertahan dalam hidup seperti keberhasilan mengatasi perubahan. ● Kecerdasan Moral atau Moral Intelligence. Robert Coles berpendapat bahwa Kecerdasan yang menitikberatkan pada prinsip dan nilai-nilai hidup. Kecerdasan Emosional atau Emotional Intelligence. Daniel Goleman berpendapat bahwa Kecerdasan dapat terdiri dari kombinasi 5 komponen, yaitu kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi, empati, dan mengatur hubungan atau relasi.

● Kecerdasan Spiritual atau Spiritual Intelligence. Dalam ESQ kecerdasan spiritual diartikan sebagai kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-lagkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola pemikiran integralistik (tauhidi) serta berprinsip hanya karena Allah. ● Kecerdasan Majemuk atau multiple intelligences. Howard Gardner dari Harvard University berpendapat bahwa setiap orang mempunyai lebih dari satu kecerdasan, minimal memiliki delapan kecerdasan yaitu linguistik, logika-matematika, interpersonal, intrapersonal, musikal, naturalis, visual-spasial, dan kinestestis. Setiap orang memiliki delapan kecerdasan ini dengan kadar perkembangan yang berbeda-beda. C. MACAM-MACAM TES INTELEGENSI Beberapa bentuk tes inteligensi antara lain: a. Tes inteligensi untuk anak-anak (tes Binet, WISC, WPPSI, CPM, CFIT skala 1 & 2, dan TIKI dasar). b. Tes inteligensi untuk remaja - dewasa (TIKI menengah, TIKI tinggi, WAIS, SPM, APM, CFIT skala 3).

● Kemampuan penginderaan (perceptual ability) ● Ingatan (memory) ● Penalaran (reasoning) ● Kelancaran kata-kata (word fluency) Materi yang terdapat dalam skala Stanfordbinet berupa sebuah kotak berisi bermacam-macam benda mainan tertentu yang akan disajikan pada anak-anak. Dua buku kecil yang memuat cetakan kartu-kartu. Sebuah buku catatan untuk mencatat jawaban dan skornya, dan sebuah pedoman pelaksanaan pemberian tes. Materi tes dikelompokan menurut level usia masing-masing. Alfred Binet menggambarkan inteligensi sebagai sesuatu yang fungsional, inteligensi menurut Binet atas tiga komponen yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan kemampuan untuk mengkritik diri sendiri. Tes Binet yang digunakan di Indonesia saat ini adalah Stanford Binet Intelligence Scale Form L-M, yaitu revisi ketiga dari Terman dan Merril pada tahun 1960. Terman dan Merril mengklasifikasikan inteligensi berdasarkan standardisasi tes inteligensi Stanford Binet tahun 1937, sebagai berikut :

  1. WISC, WPPSI, dan WAIS (David Wechsler) Yaitu: ● Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) untuk anak 8 – 15 tahun (1949) ● Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI) untuk anak 4 – 6, tahun (1963) ● Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) untuk remaja. Hasil tes Wechsler berupa verbal IQ, performance IQ dan full IQ, Wechsler menggunakan IQ deviasi dengan mean = 100 dan SD = 15. Wechsler mengartikan intelegensi adalah kumpulan atau keseluruhan kapasitas seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungannya dengan efektif. Materi tes Wechsler adalah sebagai berikut : ● WPPSI: Verbal (Informasi, perbendaharaan kata, hitungan, persamaan, pengertian, rentangan angka), Performance (rumah hewan, melengkapi gambar, mazes, desain geometri, rancangan balok, rumah hewan ulangan). ● WISC: Verbal (informasi, pengertian, hitungan, persamaan, perbendaharaan kata, rentangan angka), Performance (melengkapi gambar, mengatur gambar, rancangan balok, merakit obyek, simbol, mazes). ● WAIS: Verbal (informasi, pengertian, hitungan, persamaan, rentangan angka, perbendaharaan kata), Performance (simbol angka, melengkapi gambar, rancangan balok, mengatur gambar, merakit obyek).

Karena kebutuhan tes untuk anak-anak disusun Coloured Progressive Matrices (CPM) untuk anak-anak umur 5 – 11 tahun, CPM juga dikenakan pada orang tua atau lanjut usia di atas 60 tahun dengan pendidikan rendah atau menengah. Karena kebutuhan tes untuk orang-orang yang di atas normal (superior) disusun Advanced Progressive Matrices (APM).

  1. Tes Inteligensi Kolektif Indonesia (TIKI). Tes yang disusun di Indonesia ini merupakan kerjasama antara ahli Indonesia dan Belanda, bertujuan untuk mengungkap inteligensi dengan standar Indonesia. Tes ini terdiri dari tiga kelompok yaitu TIKI dasar untuk Sekolah Dasar sampai SMP kelas II, TIKI menengah untuk siswa SMP kelas III dan SMA dan TIKI tinggi untuk mahasiswa dan orang dewasa. Tes ini dapat diberikan secara individual dan kelompok. Sub tes TIKI dasar (berhitung angka, gabungan bagian, eksklusi gambar, hubungan kata, membandingkan gambar, labirin, berhitung huruf, mencari pola, eksklusi kata, mencari segitiga). TIKI menengah (berhitung angka, gabungan bagian, hubungan kata, eksklusi gambar, berhitung soal, meneliti, membentuk benda, eksklusi kata, bayangan cermin, berhitung huruf, membandingkan benda, pembentukan kata). TIKI tinggi (berhitung angka, gabungan bagian, hubungan kata, abstraksi non verbal, deret angka, meneliti, membentuk benda, eksklusi kata, bayangan cermin, analogi kata, bentuk tersembunyi, pembentukan kata).
  1. Culture Fair Intelligence Test (CFIT), Disusun oleh R. B. Cattel terdiri dari 3 bentuk yaitu Skala 1 untuk anak usia 4 tahun – 8 tahun, skala 2 untuk anak usia 8 tahun – 13 tahun atau dewasa rata-rata, skala 3 untuk murid SLTA ke atas atau dewasa superior. Tujuan tes ini untuk mengukur kemampuan umum atau general ability (G Factor). Menurut Teori kemampuan Cattel, tes CFIT ini adalah untuk mengukur Fluid Ability.

DAFTAR PUSTAKA

_https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/download/479/ http://eprints.walisongo.ac.id/1571/3/093111027_Bab2.pdf http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-rita-eka-izzaty-spsi-msi/hintelegensi -definisi-dan-sejarah-3.pdf http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND.LUAR_BIASA/195706131985031-MAMA N_ABDURAHMAN_SAEPUL_R/TES_INTELIGENSI.pdf https://www.academia.edu/30407938/Inteligensi https://www.academia.edu/24480163/Tes-inteligensii perwiradara.lecture.ub.ac.id/files/2017/02/MATERI-BINET_2017.ppt https://www.academia.edu/6217148/TES_PSIKOLOGI_Tes_Inteligensi_dan_Tes_Bakat